Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot
seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-otot
rangka (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, 1996 : 474).
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping, berukuran 2 - 5 X 0,4
- 0,5 millimikron. Kuman ini berspora termasuk golongan Gram positif dan hidupnya
anaerob. Spora dewasa mempunyai bagian yang berbentuk bulat yang letaknya di ujung,
penabuh genderang (drum stick). Kuman mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik.
Toksin ini (tetanospasmin) mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer
setempat. Toksin ini labil pada pemanasan, pada suhu 65 0 C akan hancur dalam 5
menit.Di samping itu dikenai pula tetanolisin yang bersifat hemolisis, yang perannya
kurang berarti dalam proses penyakit (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, 1996 :
474).
Tetanus dapat menyerang semua go longan umur, mulai dan bayi (tetanus
neonatorum), dewasa muda (biasanya pecandu narkotik) sampai orang-orang tua Dari
Program Nasional Surveillance Tetanus di Amerika Serikat diketahui rata-rata usia
pasien tetanus dewasa berkisar antara 50-57 tahun (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 3, 1996 : 474.)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi tentang tetanus?
2. Bagaimana etiologi dari tetanus?
3. Bagaimana patofisiologi dari tetanus?
4. Bagaimana diagnosa pada penderita tetanus?
5. Bagaimana intervensi yang tepat diberikan kepada penderita tetanus?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi tentang tetanus
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari tetanus
3. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari tetanus
4. Untuk mengetahui dan memahami diagnosa pada penderita tetanus
5. Untuk mengetahui dan memahami intervensi yang tepat diberikan kepada penderita
tetanus

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot
seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-otot
rangka (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, 1996 : 474)
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai
gangguan kesadaran (Huda,Amin: 2016 : 286 )

2.2 Etiologi
1. Kuman Clostridium tetani
2. Perawatan luka yang kurang baik
3. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
4. Luka dalam misalnya luka tusuk karena paku
5. Luka karena tabrakan
6. Luka-luka ringan seperti luka gores (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3,
1996 : 474)

2.3 Patofisiologi
Perubahan morfologi amat minimal dan tidak spesifik. Jaringan Iuka biasanya
hanya menampakkan reaksi radang non-sposifik dengan nekrosis jaringan. Jaringan saraf
juga menampakkan reaksi nonspesifik,dan terdiri atas pembengkakan sel-sel ganglion
motorik yang berhubungan dengan pembengkakan dan lisis inti sel (Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi 3, 1996 : 475)
Berbagai keadaan di bawah ini dapat menyebabkan keadaan anaerob yang disuka
untuk tumbuhnya kuman tetanus :

a. Luka dalam misalnya luka tusuk karena paku, kuku pecahan kaca atau kaleng,dan
benda tajam lainnya.
b. Luka karena tabrakan, kecelakaan kerja ataupun karena perang.

3
c. Luka-luka ringan seperti luka gores lesi pada mata, telinga atau tonsil, gigitan
serangga juga merupakan tempat masuk kuman penyebab tetanus (Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi 3, 1996 : 474)

2.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan terkumpulnya liur di
dalam rongga mulut (adanya spame otot pernafasan).
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme
otot-otot pernafasan.
3. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan efek toksin (bakterimia).
(Huda,Amin: 2016 : 291 )

2.5 Intervensi Keperawatan


a. Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spame otot
pernafasan).
Intervensi :
1. Bebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi kepala ekstensi.
2. Pemeriksaan fisik dengan cara auskultasi mendengarkan suara nafas (adakah
ronchi) tiap 2-4 jam sekali.
3. Bersihkan mulut dan saluran nafas dari sekret dan lendir dengan melakukan
suction.
4. Pemberian oksigen secara adequat.
5. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
6. Observasi timbulnya gagal nafas.
7. Kolaborasi dalam pemberian obat mukolitik.

b. Diagnosa 2 : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu


akibat spasme otot-otot pernafasan.
Intervensi :
1. Monitor irama pernafasan dan respiratory rate.
2. Atur posisi luruskan jalan nafas.
3. Observasi tanda dan gejala sianosis.

4
4. Pemberian oksigen secara adequat.
5. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
6. Observasi timbulnya gagal nafas.
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah.

c. Diagnosa 3 : Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan efek toksin


(bakterimia).
Intervensi :
1. Atur suhu lingkungan yang nyaman.
2. Pantau suhu tubuh tiap 2 jam.
3. Berikan hidrasi atau minum yang cukup adequate.
4. Lakukan tindakan teknik aseptik dan antiseptik pada perawatan luka.
5. Berikan kompres dingin bila tidak terjadi ekternal rangsangan kejang.
6. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik dan antipieretik.
7. Kolaborasi dalam pemeriksaan lab leukosit.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan
otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-
otot rangka .
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, berspora, dan hidupnya
anaerob.Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik. Toksin ini
(tetanospasmin) mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat.
Perawatan luka yang kurang baik juga dapat menimbulkan tetanus.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah Asuhan Keperawatan Tetanus ini, diharapkan
nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang
berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami tetanus.
Namun penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini
bisa bermanfaat bagi penyusun atau pihak lain yang membutuhkannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Tjokronegoro,Arjatmo et al.1996,Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 3, Jakarta : Balai


Penerbit FKUI.

Huda,Amin.2016.Asuhan Keperawatan Praktis.Yogyakarta : Mediaction

Anda mungkin juga menyukai