M. Mahirudin Nur PDF
M. Mahirudin Nur PDF
SKRIPSI
Oleh :
M. MAHIRUDIN NUR Z
NIM I 0105098
Oleh :
M. MAHIRUDIN NUR Z
NIM I 0105098
SKRIPSI
Disusun Oleh :
M. MAHIRUDIN NUR Z
NIM. I 0105098
Mengetahui, Disahkan,
a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Ketua Jurusan Teknik Sipil
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
Persembahan
Buat diriku sendiri (sebagai reward)
Reward atas sebuah perjuangan besar. Akhirnya perjuangan
telah sampai pada titik akhir, tetapi ini bukanlah akhir dari
sebuah mimpi, melainkan sebagai gerbang mimpi yang lain. “The
Dreams Must Comes True”
Allah Tuhan Semesta Alam
Ya Allah jadikan hambamu ini senantiasa menjadi hamba-Mu yang
mensyukuri nikmat-Mu, jangan Kau bolak-balikkan hatiku dan
jadikan aku tetap takut pada-Mu serta istiqomah di jalan-Mu.
Ibu, ibu, ibu, ayahanda atas dukungan, dan doa restunya.
Sepasang mutiara yang tak pernah bisa terbalas,
“Allahummagfirlanaa wa li walidaina warhamhuma kama
rabbayana sighoro”. Tulisan ini adalah salah satu bukti bakti
padamu
Saudara kandungku. (Mas Aris, Mbak Zeni, Dik Idin) terima
kasih atas pengorbananmu.
Keluarga Besar Bapak-Ibu Suwarjono, Mbak Zetty, Dwi, Dik
Nur, Lik Pomo atas bantuan, dukungan, rasa kebersamaan dan
kekeluargaannya selama ini yang tak bisa terlupakan.
Bapak Delan dan Ibu Fajar, terima kasih atas bimbingannya
dalam menyusun skripsi ini
Teman-temanku; Irfan, Radi, Rama, Sya’bani, Anton. You are
the best friend. Juga tim Bromo Touring Club (Kusnanto,
Hendra, Andri, Qowi). Kapan kita touring lagi.
ABSTRAK
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Studi
Kualitas Dokumen Desain dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya pada Proyek
Konstruksi di Surakarta dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan
salah satu syarat yang harus ditempuh untuk meraih gelar Sarjana Teknik pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Melalui penyusunan skripsi ini diharapkan mahasiswa mampu mempunyai daya
analisis yang tajam serta dapat memperdalam ilmu yang diperoleh selama masa
kuliah.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
sehingga dalam kesempatan ini secara khusus ingin disampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ir. Delan Soeharto, MT, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang sangat berguna bagi
penulisan skripsi ini.
2. Fajar Sri Handayani, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
banyak membantu untuk memberikan masukkan dalam penulisan skripsi ini.
3. Segenap pimpinan Fakultas Teknik dan pimpinan Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
4. Ir. Tuti Agustin, Meng dan Ir. Bambang Santosa, MT selaku Pembimbing
Akademis.
5. Tim Penguji Pendadaran pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Ibu, Ibu, Ibu dan Ayahanda tercinta yang telah memberikan kasih sayang,
dukungan, bantuan, dan pengorbanan yang tulus ikhlas dan tak terhingga
nilainya demi kelancaran kuliah penulis. Sungguh surga ada di telapak kakimu
Ibu. Aku berjanji akan membahagiakanmu kelak.
7. Keluarga Besar Bapak-Ibu Suwarjono, Mbak Zetty, Dwi, Dik Nur, Lik Pomo
atas bantuan, dukungan, rasa kebersamaan dan kekeluargaannya selama ini
yang tak bisa terlupakan.
8. Keluarga Besar Masjid “Thoriqul Jannah” Dagen Palur, Bapak Ichwanuddin,
Bpk H. Ahmad Dahlan, Bpk Shodiq Arifin, dan santri-santriku TPA yang
kusayangi
9. Irfan, Radi, Rama, Sya’bani, Anton. You are the best friend. Juga tim Bromo
Touring Club (Kusnanto, Hendra, Andri, Qowi). Kapan kita touring lagi.
10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil khususnya
angkatan 2005 atas dukungan dan kerja sama selama menempuh studi hingga
penyusunan skripsi di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
11. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tak dapat
disebutkan satu persatu.
Disadari, penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini
dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
Halaman
Halaman
Gambar 2.1. Kemampuan Untuk Mempengaruhi Biaya Selama Fase
Perencanaan dan Konstruksi......................................................... 9
Gambar 2.2. Tampilan Data View SPSS 17………………………………….. 25
Gambar 2.3. Tampilan Variable View SPSS 17……………………………… 26
Gambar 2.4. Cara Kerja SPSS………………………………………….…….. 27
Gambar 3.1. FlowChart Metodologi Penelitian……………………………… 35
Gambar 4.1. Tingkat Pemenuhan Atribut Desain.............................................. 39
Gambar 4.2 Pemenuhan Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil Engineer…42
Gambar 4.3. Tingkat Pemenuhan Atribut Dokumen…………..…………….. 45
Gambar 4.4. Pemenuhan Atribut Dokumen menurut Arsitek dan
Sipil Engineer………………………………………………….. 47
Gambar 4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen Desain… 52
DAFTAR LAMPIRAN
Dunia perencanaan (design) & konstruksi saat ini terus berkembang sejalan
dengan perkembangan kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan akan
ruang yang lebih baik, efisien dan lebih nikmat. Selain itu, perkembangan
teknologi bangunan juga memunculkan standar baru berupa produk-produk
berkualitas yang lebih instan. Produk dan jasa perencanaan konstruksi bangunan
mulai dari konsep perancangan, desain skematik, pengembangan desain, dokumen
gambar kerja/bestek dan pengawasan mutlak diperlukan di era pembangunan
seperti ini. Namun demikian, tanpa adanya perencanaan yang baik mustahil
diwujudkan suatu produk dari pembangunan tersebut yang berkualitas.
Kota Surakarta atau kota Solo merupakan kota tua, bekas ibu kota Kerajaan
Surakarta Hadiningrat sejak tahun 1745. Kota Solo sering disebut sebagai kota
pusat Budaya Jawa. Artinya sejak 265 tahun silam Kota Solo telah banyak
daerah, Kota Solo memiliki visi : terwujudnya Kota Solo sebagai Kota Budaya
yang bertumpu pada potensi pendidikan, jasa perdagangan, pariwisata, dan olah
raga. Untuk mencapai visi kota budaya tersebut, bidang – bidang potensial
tersebut harus berkembang maju dan perlu didukung sarana dan prasarana yang
memadai. Sarana dan prasarana tersebut harus didesain dan dirancang sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan tata kota baik secara geografis, ekonomi, lingkungan
dan aspek budaya, sehingga tidak menimbulkan problem atau polemik yang
kota Surakarta, dengan ikut memberikan usulan desain terutama pada proyek-
penting di dalam proses perencanaan atau desain ini. Konsultan perencana harus
Bagaimana secara efektif dan efisien hal ini terjadi, tergantung pada kualitas
desain dan dokumentasi yang disertakan. Sementara desain yang baik harus
efektif dan memastikan kesesuaian untuk tujuan, selain itu perlu dikomunikasikan
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai kualitas dokumen desain dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengukur tingkat prioritas dan
intensitas terjadinya dari faktor-faktor tersebut menurut konsultan perencana pada
proyek-proyek konstruksi di Surakarta. Selain itu akan dibandingkan penilaian
antara arsitek dan sipil engineer dalam pemenuhan atribut desain dan dokumen.
Penelitian mengenai fase desain ini penting untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhinya, sehingga diharapkan kedepannya penyusunan dokumen desain
bisa lebih baik dan berkualitas.
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat kualitas dokumen desain pada proyek konstruksi di
Surakarta menurut konsultan perencana.
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
desain dan dokumen pada industri konstruksi di Surakarta.
3. Untuk mengukur tingkat prioritas dari faktor-faktor tersebut dan intensitas
terjadinya.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil
engineer dalam pemenuhan atribut desain dan dokumen.
Penelitian mengenai kualitas dokumen desain telah banyak dilakukan baik itu di
dalam negeri maupun luar negeri.. Vlatas, 1986 menyebutkan bahwa kegagalan
desain sering kali menyebabkan terjadinya klaim terhadap kontrak kerja suatu
proyek dan juga perubahan instruksi selama proses konstruksi berlangsung.
Sementara penelitian mengenai kualitas dokumen desain di Australia diperoleh
kesimpulan bahwa kualitas dokumen desain yang buruk merupakan faktor utama
yang menyebabkan tidak efisiennya proses konstruksi (Tucker et al, 1996).
Penelitian mengenai kualitas dokumen desain di Jepang menyebutkan bahwa
kegagalan dokumen desain merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh
terhadap penundaan proyek konstruksi (Sawada, 2000). Selain itu, penelitian
serupa di Surabaya, menemukan bahwa salah satu penyebab diperlukannya
pekerjaan ulang yaitu adanya kesalahan pada dokumen desain (Hendarlim dan
Winata, 2004).
Untuk lebih mengenal apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, berikut ini
penjelasan beberapa pengertian seperti kualitas, desain dan dokumen serta kualitas
dari dokumen desain konstruksi.
a. Kualitas
Kualitas adalah kesesuaian terhadap permintaan, persyaratan atau spesifikasi
(Crosby, 1979). Sedangkan menurut Juran (1974) kualitas adalah kelayakan atau
kecocokan penggunaan. Kualitas sebuah produk atau jasa adalah kelayakan atau
kecocokan dari produk atau jasa tersebut untuk memenuhi kegunaannya sehingga
sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan.
b. Desain
Menurut majalah Engineering Council (1986) dalam skripsi S1 Chandra dan Agus
2004, disebutkan desain adalah proses yang berkelanjutan dimana setiap proses
yang dilaluinya dilakukan untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi yang
diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih baik. Proses
pengumpulan, penyimpanan, pemakaian informasi tersebut harus dikoordinasikan
dengan baik agar menghasilkan desain yang efektif.
c. Dokumen desain
Dokumen desain adalah media yang digunakan oleh konsultan perencana untuk
diwujudkan kedalam struktur fisik bangunan. Dokumen desain merupakan alat
komunikasi antara konsultan perencana dengan kontraktor berhubungan dengan
desain yang akan dibangun. Dokumen desain pada umumnya disampaikan dalam
bentuk gambar konstruksi dan spesifikasi (RKS).
- Gambar konstruksi
Gambar konstruksi kadang-kadang disebut sebagai gambar kerja. Gambar
digunakan oleh semua yang terlibat dalam sebuah proyek untuk bekerja pada
bangunan yang sebenarnya dari desain. Gambar menunjukkan aspek-aspek
fisik struktur, pengaturannya, dimensi, letaknya, detail konstruksi, dan
informasi-informasi penting lainnya untuk membangun suatu proyek.
- Spesifikasi (Rencana Kerja dan Syarat / RKS)
Spesifikasi merupakan instrumen tertulis yang berhubungan dengan
keperluan proyek. Sebagai contoh, warna cat yang akan diterapkan pada
dinding akan terdaftar dengan nama produsen, nomor telepon, nomor warna
cat dan nama, dan jenis finishing (lateks, enamel) untuk digunakan.
d. Kualitas Dokumen Desain
Mc George (1988) dalam skripsi S1 Chandra dan Agus (2004) mengatakan bahwa
desain yang berkualitas berarti bahwa desain tersebut mampu mencapai tujuan
yang diinginkan suatu proyek baik dari segi keamanan maupun teknis. Menurut
(Tilley, 1997) kualitas dari proses desain dan dokumentasinya secara sederhana
didefinisikan sebagai berikut ; ” Kemampuan untuk melengkapi kontraktor
dengan segala informasi yang diperlukan untuk memungkinkan proses konstruksi
berjalan dengan lancar”.
Pengaruh Rendah
Pengaruh tinggi
100 % Pengaluaran Rendah Pengeluaran Tinggi
Kemampuan Dalam Mempengaruhi Biaya
Pengaruh
0%
Dari gambar diatas secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pada tahap
perencanaan atau desain biaya yang dikeluarkan rendah, hanya mencapai 10 %
dari total biaya proyek. Namun kemampuan dalam mempengaruhi kelangsungan
proyek itu sendiri sangat besar sekali, bisa mencapai 100 % pada awal proyek.
Karena mereka harus mengambil pilihan, terus membangun atau tidak dan seperti
apa proyek yang akan dibangun, biayanya berapa, kualitas hasil yang diinginkan
seperti apa.
Berkebalikan dengan tahap desain, pada tahap konstruksi biaya yang dikeluarkan
besar sekali, sekitar 90 %. Biaya yang dikelurkan pada tahap konstruksi ini
nampak pada gambar diatas seperti kurva S. Namun pengaruhnya terhadap
kelangsungan proyek sudah mulai kecil dan cenderung menurun ke 0 % sampai
proyek konstruksi selesai. Oleh karena itulah jika dilakukan perubahan desain
pada tahap ini akan menghasilkan perubahan biaya konstruksi yang besar.
Mengingat besarnya pegaruh yang ditimbulkan oleh perubahan desain terhadap
biaya konstruksi, maka fase desain harus direncanakan dengan teliti dan efisien.
Untuk menilai tingkat kualitas dari dokumen desain yang dihasilkan oleh
konsultan perencana, dapat ditentukan dengan melihat seberapa besar tingkat
pemenuhan terhadap atribut-atributnya. Atribut yang dimaksud disini yaitu atribut
dari desain maupun atribut dari dokumen.
Yang merupakan atribut dari desain menurut (Andi, 2003 dalam skripsi Lidya dan
Dewayanti, 2004 antara lain :
a. Life Cycle Cost
Life cycle cost adalah perhitungan dari keseluruhan biaya meliputi
pengembangan, kepemilikan, dan pemeliharaan dari suatu proyek selama
periode tertentu (sebagai contoh 20 tahun).
b. Pemilihan dan Efisiensi Material
Perlu diperhatikan oleh konsultan perencana karena erat kaitannya dengan
anggaran dari proyek dan juga ketersediaan dan kecocokannya. Konsultan
perencana dapat mengupayakan desain yang ekonomis namun tetap memenuhi
fungsi yang diinginkan.
c. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi perlu dipertimbangkan oleh konsultan dalam menghasilkan
desain yang sesuai dengan anggaran biaya yang diajukan oleh owner.
d. Relevansi
Seorang konsultan perencana mengerjakan proses desain berdasarkan
keinginan dari owner. Karena itulah desain yang di buat hendaknya telah
memenuhi permintaan owner.
e. Kemudahan Pelaksanaan di Lapangan
Seorang konsultan perencana harus mempertimbangkan kebutuhan dari
kontraktor dimana desain yang dihasilkan dapat dipergunakan di lapangan.
f. Inovasi
Pengguanan inovasi dalam proses desain bertujuan untuk mempermudah
proses desain dan menghasilkan desain yang berkualitas. Perlunya inovasi
mengingat biaya yang akan dikeluarkan untuk penggunaan inovasi tersebut.
g. Estetika
Atribut estetika perlu diperhatikan dalam proses desain untuk menghasilkan
suatu struktur yang tidak hanya kuat namun juga indah dipandang mata.
h. Kompatibilitas Lapangan
Selain mempertimbangkan atribut dari karakteristik proyek juga perlu
dipertimbangkan kondisi lapangan, berkaitan dengan akses ke lapangan,
kendala-kendala yang ada di lapangan. Dengan demikian konsultan perencana
dapat menghindarkan diri dari mengerjakan desain yang pada akhirnya tidak
bisa dikerjakan di lapangan.
i. Fungsional
Atribut fungsional berarti bahwa desain yang dihasilkan oleh konsultan
perencana secara efektif memenuhi fungsi yang diharapkan dari fasilitas. Oleh
karena itulah konsultan perencana harus benar-benar memahami keinginan
owner.
j. Kesesuaian dengan peraturan dan standar yang berlaku
Saat memulai proses desain harus ditetapkan terlebih dahulu standar yang
digunakan dalam proyek. Tujuan penetapan standar tersebut yaitu untuk
keamanan pemakai proyek. Karena itulah dokumen desain yang berkualitas
harus sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.
2.2.5. Atribut dari Dokumen
Setelah atribut dari proses desain, kita terangkan atribut dari dokumentasi. Atribut
ini berhubungan dengan bagaimana suatu desain harus dikomunikasikan kepada
kontraktor sehingga kontraktor memahami maksud konsultan perencana dan dapat
melaksanakan desain tersebut dengan baik.
Yang merupakan atribut dari dokumen menurut (Tilley, Wyatt, Mohammed, 1997
dalam skripsi Chandra dan Agus 2004), antara lain:
a. Kelengkapan
Dokumen gambar dan lainnya memberikan semua informasi yang diperlukan
oleh kontraktor dalam mengerjakan proyek konstruksi.
b. Kejelasan
Dokumen gambar dan lainnya cukup jelas dan mudah dibaca serta dimengerti
oleh kontraktor. Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan dalam hal
menafsirkan desain yang sudah dibuat oleh konsultan perencana.
c. Konsistensi
Konsistensi berarti bahwa informasi yang disampaikan antar dokumen
konsisten, dengan demikian tidak akan terjadi perbedaan informasi dalam
suatu desain.
d. Koordinasi
Gambar dan dokumen lain untuk semua disiplin desain arsitek, struktur,
pondasi, M/E) terkoordinasi dengan baik. Dengan demikian kontraktor dapat
dengan dengan mudah memperoleh dokumen yang diinginkannya.
e. Standardisasi
Penggunaan gambar detail dan spesifikasi yang standar dalam gambar dan
dokumen yang lain. Dengan demikian kontraktor dapat mengerjakan proyek
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
f. Relevansi
Spesifikasi dan gambar detail spesifik dan relevan sesuai untuk proyek. Hal ini
sangat penting karena masing-masing proyek memiliki karakteristik yang
berbeda.
g. Ketepatan Waktu
Untuk mencapai maksud yang diinginkan dari owner maka dokumen desain
harus diberikan tepat pada saat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya
keterlambatan.
Ballard dan Koskela, 1998 dalam skripsi Chandra dan Agus, 2004menyatakan
beberapa penyebab utama dari masalah dokumen desain yaitu :
Kurangnya komunikasi
Kurangnya pengetahuan teknis dari konsultan perencana
Kurangnya kepercayaan diri dari konsultan perencana dalam
merencanakan suatu proyek
Kurangnya kerjasama dari tim desain
Sementara itu, (Cornick 1991 dalam skripsi Lidya dan Dewayanti 2004)
menyatakan beberapa penyebab dari masalah kualitas dokumen desain. Dua
penyebab utamanya yaitu :
Alokasi waktu dan sumber daya yang terbatas pada awal proyek
konstruksi
Masalah komunikasi yang terjadi karena informasi yang diperlukan untuk
mengerjakan proyek tidak cukup
Menurut Chandra (2004) yang diambil dari Al Hammad (1996) menyimpulkan
beberapa penyebab dari permasalahan yang terjadi antara owner dan konsultan
perencana yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Dokumen Kontrak dan Spesifikasi yang Tidak Memadai, yang disebabkan :
Lambatnya persetujuan pemilik terhadap desain akhir
Kurangnya ketepatan dari spesifikasi dan gambar
Persetujuan kontrak yang kurang jelas antara owner dan konsultan
perencana
Pemilihan material yang tidak tepat oleh konsultan perencana
Kurangnya kepedulian konsultan perencana terhadap ketersediaan material
Perubahan instruksi oleh owner
Pemilihan lokasi yang kurang sesuai dengan material konstruksi
2. Masalah Keuangan, yang disebabkan :
Rendahnya budget yang disediakan owner untuk keperluan desain
Perkiraan biaya yang tidak tepat
Tingginya biaya desain
3. Masalah Komunikasi, yang disebabkan :
Kurangnya komunikasi antara owner dan konsultan perencana
Kurangnya pemahaman konsultan perencana terhadap keinginan owner
Kurangnya pengalaman dari konsultan perencana
2.4.1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat yang
berkaitan dengan masalah penelitian. (Sutrisno Hadi, 1998). Sedangkan populasi
menurut (Suharsimi Arikunto, 1998) adalah keseluruhan elemen/objek penelitian.
Populasi juga bisa diartikan kelompok dimana seseorang peneliti akan
memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan/digeneralisasikan
(Sumanto, 1995).
2.4.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,
1998). Sedangkan menurut Sugiyono (1994) sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sehingga dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa agar supaya teori
kesimpulan-kesimpulan statistik mengandung kebenaran, maka sampel yang
dipilih sebagai landasan penyimpulan haruslah mewakili atau representative
untuk populasinya
Dimana :
r = Koefisien korelasi setiap variabel
N = Jumlah sampel
X = Skor masing-masing item
Y = Skor total
1
K b
r11
K 1 t 2
2) Observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung.
3) Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak kepada responden
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan bantuan salah satu program
komputer tentang statistika yaitu program berbasis Windows, Statistical Product
and Service Solutions (SPSS) versi 17.0 berbasis windows. Program SPSS banyak
dimanfaatkan dalam mengolah data-data riset pasar, pengendalian dan perbaikan
mutu (quality improvement), serta riset-riset sains. Mulai tahun 1998 SPSS
beroperasi dalam 4 operating units, yaitu : SPSS Business Inteligence untuk pasar
bisnis, Market Risearch untuk riset pasar, science untuk riset sains, dan quality
untuk peningkatan kualitas. Jadi untuk menguasai program ini diharapkan terlebih
dahulu menguasai dasar-dasar ilmu statistika sehingga lebih mudah dalam
memahami cara menganalisis dan membaca hasilnya.
Setelah SPSS dijalankan, maka akan muncul data editor. SPSS Data Editor
memiliki dua fungsi utama yaitu :
1. Pengisian data yang akan diolah oleh SPSS.
2. Proses data yang telah dimasukkan dengan prosedur statistik tertentu.
Data editor terdiri dari 2 worksheet, yaitu data view dan variable view. Data view
digunakan untuk memasukkan data, sedangkan variable view untuk
mendefinisikan nama variabel. Sebelum memasukkan data maka variabel harus
didefinisikan dahulu pada layar variable view. Pada variable view berisi identitas
dari suatu variabel yang terdiri atas :
1. Name
Name dugunakan untuk memberi nama variabel. Nama variabel harus diawali
dengan huruf dan tidak boleh diakhiri tanda titik.
2. Type
Type digunakan untuk memilih tipe data yang akan dimasukkan. Ada 8 pilihan
tipe data yaitu numeric, comma, dot, scientific notation, date, dollar, custom,
currency, dan string.
3. Width
Width digunakan untuk menentukan berapa digit atau karakter data yang dapat
dimasukkan sesuai dengan keperluan.
4. Decimal digunakan untuk menentukan jumlah desimal yang diinginkan.
5. Label digunakan untuk memberikan keterangan tambahan dari suatu variabel.
6. Value digunakan untuk menjelaskan nilai dari data suatu variabel. Biasanya
digunakan untuk menjelaskan data nominal, misalnya jenis kelamin wanita
diberi nilai nol, pria diberi nilai 1.
7. Missing
Missing digunakan untuk menjelaskan data yang hilang. Misalkan suatu
variabel tidak terdapat data yang tidak tercatat (tidak ter-entry), maka pada
kolom missing diisi tanda 0, artinya dalam variabel tersebut data yang
dimasukkan adalah tanda 0 (data tidak ada data yang terlewat).
8. Columns digunakan untuk menentukan lebar kolom
9. Align digunakan untuk mengatur dan menunjukkan posisi data rata kiri, rata
kanan dan tengah.
10. Measure digunakan untuk menentukan jenis data, apakah scale (interval dan
rasio), ordinal atau nominal.
OUTPUT DATA
Dengan Output
INPUT DATA PROSES DATA Navigator
Dengan Dengan Pivot table Editor
Data Editor Data Editor Text Output Editor
Chart Editor
Analisis berarti data yang sudah ada baik data primer maupun data sekunder
diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat
disimpulkan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Office Excell dan SPSS 17 (Statistical Product and Service Solutions)
dan akan disajikan dalam bentuk kalimat, tabel serta grafik.
Deskriptif berarti pemaparan masalah-masalah yang sudah ada atau tampak dan
mencari data-data pendukungnya, yang diperoleh dari hasil wawancara atau
kuesioner. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan dan memberikan
gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kualitas dokumen
desain, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Yang termasuk dalam analisis
ini adalah :
4. Analisis frekuensi
Analisis ini dipakai untuk mengetahui jumlah dari pemilih untuk masing-masing
jawaban dan juga dapat menunjukkan kecenderungan dari responden untuk hal
yang ditanyakan.
5. Analisis mean
Analisis ini dipakai untuk mengetahui rangking dari masing-masing item. Analisis
ini diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diberikan oleh responden pada tiap
variabel atau soal, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Semakin besar
nilai mean berarti semakin besar pula pengaruh yang diberikan. Begitu juga
sebaliknya, semakin kecil nilai mean yang didapatkan berarti semakin kecil pula
pengaruhnya. Setelah didapatkan nilai mean setiap variabel, kemudian diurutkan
dari nilai mean terbesar hingga nilai mean terkecil dengan tujuan untuk
mengetahui variabel penyebab mana yang paling besar pengaruhnya.
3.8.2 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Suatu penelitian seperti kuisioner perlu diukur validitasnya dengan tujuan
agar data yang diambil benar-benar valid, yakni benar-benar mengukur
apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan metode Product
Moment yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuisioner dengan
skor totalnya. Jika nilai koefisien korelasinya lebih dari 0.316, maka butir
pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya jika kurang, butir
pertanyaan tidak valid. Harga 0.316 didapat dengan melihat tabel nilai
Product Moment untuk jumlah N koresponden 39. Dari hasil uji ini dapat
dilihat nilai korelasi dari setiap item pertanyaan lebih besar dari 0.316,
sehingga dapat disimpulkan semua item pertanyaan pada kuisioner valid.
Ouput uji validitas dengan SPSS 17.0 for windows dapat dilihat pada
lampiran.
b. Uji Reliabilitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat, stabil, dan
konsisten apabila dilakukan kembali terhadap subyek yang sama. Uji
reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha yang
menunjukkan bagaimana butir-butir dari kuisioner berkorelasi atau
berinteraksi. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar
dibandingkan dengan nilai reliabilitas yang ditunjukkan dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Hubungan Jumlah Butir dengan Reliabilitas Instrumen
Jumlah Butir Reliabilitas
5 0.20
10 0.33
20 0.50
40 0.67
80 0.80
160 0.89
320 0.94
Sumber : Eibel, et, Al dalam Bafadal (1999)
Untuk jumlah butir pertanyaan selain yang tertera pada tabel diatas dilakukan
dengan interpolasi. Hasil pengujian menunjukkan koefisien reliabilitas uji lebih
besar daripada koefisien reliabilitas tabel, maka semua instrumen pada kuisioner
tersebut dikatakan reliabel. Output dari uji ini, dapat dilihat pada lampiran.
Mulai
Penentuan masalah
Studi Pustaka
Pembuatan Kuisioner
Analisis Data
Selesai
Data dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan data sekunder. Data
primer diambil dari wawancara dan jawaban kuesioner responden yang bekerja
sebagai konsultan perencana di Surakarta. Sedangkan data sekunder diambil dari
berbagai buku referensi, paper, jurnal maupun dari internet. Data primer dan data
sekunder itulah yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam perhitungan
analisinya.
Lain-lain 5,2 %
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui atribut yang mendapat prioritas dalam proses
desain maupun atribut yang kurang diperhatikan oleh konsultan perencana.
Atribut yang memiliki nilai mean rendah berarti bahwa konsultan perencana tidak
memprioritaskan pelaksanaan atribut ini dalam proses desain. Empat atribut yang
memiliki rating terendah yaitu :
1. Ekspresif
Konsultan perencana menempatkan atribut ekspresif di urutan pertama
dimana konsultan perencana kurang mempertimbangkannya karena
dalam proses mengerjakan desain lebih ditekankan untuk memenuhi
keinginan owner untuk menciptakan sebuah desain yang ekonomis dan
efisien sehingga tidak bisa mengembangkan ide atau kreatifitas sesuai
dengan keinginan konsultan perencana. Selain itu disebabkan karena
adanya batasan dari peraturan-peraturan yang ada sehingga atribut
ekspresif kurang bisa dipenuhi.
2. Kelangsungan Ekologi
Hal ini kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap
lingkungan. Konsultan perencana kurang memperhatikan atribut
kelangsungan ekologi karena pengaruh yang ditimbulkan oleh desain
terhadap lingkungan seringkali muncul setelah konstruksi selesai
sehingga sulit untuk mendeteksi pada saat proses desain. Selain itu
pertimbangan lingkungan atau biasa dikenal dengan uji Amdal akan
memakan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit.
3. Inovasi
Menurut jawaban dari responden konsultan perencana kurang
memperhatikan atribut inovasi ini. Hal itu dikarenakan mengingat
besarnya biaya yang harus dialokasikan untuk pemanfaatan inovasi ini.
Selain itu juga membutuhkan sumberdaya manusia yang tinggi dan
teknologi yang canggih.
4. Life cycle cost
Desain yang dihasilkan dengan pertimbangan life cycle cost akan lebih
mahal, karena menyertakan biaya kepemilikan, perawatan, pemeliharaan
selama periode waktu tertentu. Hal itulah yang menyebabkan konsultan
perencana kurang mempertimbangkan atribut life cycle cost. Selain itu
dari pihak owner sendiri kurang memahami konsep dari life cycle cost,
sehingga yang diinginkan owner adalah desain yang menghasilkan
konstruksi yang lebih ekonomis namun tetap memenuhi fungsi yang
diharapkan dari fasilitas yang mereka inginkan. Kemungkinan yang lain
untuk bangunan yang disewakan adalah owner menginginkan initial cost
(biaya awal) yang murah tanpa memperhitungkan faktor maintenance
(perawatan) dengan asumsi maintenance akan dilakukan sendiri oleh
pihak penyewa.
Sipil Arsitek
Gambar 4.2 Pemenuhan Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil Engineer
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil
engineer dalam hal pemenuhan atribut desain dilakukan dengan bantuan program
SPSS v 17. Tabel 4.3 di bawah, menunjukkan hasil dari UjiIndependent T-Test
yang dihasilkan. Dari nilai Sig.(2-tailed) yang diperoleh yakni semua lebih besar
dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara arsitek
dan sipil engineer dalam pemenuhan atribut desain.
Tabel 4.3. Tingkat Kualitas Atribut Desain Menurut Arsitek dan Sipil Engineer
Mean Nilai
Aspek dari Atribut Keterangan
Sipil Arsitek Signifikasi
Life-cycle cost 3.24 3.00 0.512 Diterima
Efisiensi material 3.71 3.53 0.513 Diterima
Ekonomi 3.57 3.53 0.854 Diterima
Relevansi 3.52 3.88 0.259 Diterima
Construktability 3.71 3.76 0.834 Diterima
Inovasi 3.14 2.88 0.456 Diterima
Ekspresif 2.57 3.06 0.185 Diterima
Estetika 3.38 3.71 0.286 Diterima
Kelangsungan ekologi 2.71 3.35 0.079 Diterima
Kompatibilitas lapangan 3.76 3.71 0.863 Diterima
Pemilihan material 3.71 4.06 0.279 Diterima
Fungsional 4.00 4.06 0.842 Diterima
Tabel 4.4 Mean Pemenuhan Atribut Desain oleh Arsitek dan Sipil Engineer
Group Statistics Design
Std.
Std. Error
Jenis Desain N Mean Deviation Mean
Life-cycle cost Sipil 21 3.24 1.179 .257
Arsitek 17 3.00 1.000 .243
Efisiensi material Sipil 21 3.71 .561 .122
Arsitek 17 3.53 1.125 .273
Ekonomi Sipil 21 3.57 .676 .148
Arsitek 17 3.53 .717 .174
Relevansi Sipil 21 3.52 .981 .214
Arsitek 17 3.88 .928 .225
Construktability Sipil 21 3.71 .717 .156
Arsitek 17 3.76 .752 .182
Inovasi Sipil 21 3.14 .964 .210
Arsitek 17 2.88 1.166 .283
Ekspresif Sipil 21 2.57 1.165 .254
Arsitek 17 3.06 1.029 .250
Estetika Sipil 21 3.38 1.071 .234
Arsitek 17 3.71 .686 .166
Kelangsungan Sipil 21 2.71 1.102 .240
ekologi Arsitek 17 3.35 1.057 .256
Kompatibilitas Sipil 21 3.76 .768 .168
lapangan Arsitek 17 3.71 1.213 .294
Pemilihan material Sipil 21 3.71 1.146 .250
Arsitek 17 4.06 .659 .160
Fungsional Sipil 21 4.00 .949 .207
Arsitek 17 4.06 .827 .201
3.949 4.103
4.5 3.615 3.641 3.641 3.667 3.718
3.513
4.0
Tingkat Kualitas 3.5 2.923 3.077 3.179
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
Sipil Arsitek
Gambar 4.4. Pemenuhan Atribut Dokumen menurut Arsitek dan Sipil Engineer
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang berarti antara arsitek dan sipil
engineer dalam hal pemenuhan atribut dokumen, dilakukan Uji Independent T-
Test dengan SPSS v 17. Tabel 4.6 dibawah, menunjukkan hasil dari Independent
T-Test yang dilakukan. Dari nilai signifikansi yang diperoleh yakni semua lebih
besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara
arsitek dan sipil engineer dalam hal pemenuhan atribut dokumen.
Tabel 4.6 Tingkat Kualitas Atribut Dokumen menurut Arsitek dan Sipil Engineer
Mean Nilai
Aspek dari Atribut Keterangan
Sipil Arsitek Signifikansi
Kelengkapan 3.81 3.65 0.538 Diterima
Kejelasan 3.90 4.06 0.517 Diterima
Konsistensi 3.48 3.59 0.602 Diterima
Akurasi 3.10 3.06 0.917 Diterima
Standardisasi 3.81 3.41 0.139 Diterima
Relevan 3.67 3.65 0.930 Diterima
Ketepatan waktu 3.19 3.18 0.967 Diterima
Koordinasi 3.67 3.71 0.884 Diterima
Kepastian 3.10 2.71 0.315 Diterima
Konfirmitas 4.05 4.24 0.486 Diterima
Representatif 3.62 3.71 0.726 Diterima
Tabel 4.7 Mean Pemenuhan Atribut Dokumen oleh Arsitek dan Sipil Engineer
Group Statistics Document
Std.
Jenis Std. Error
Desain N Mean Deviation Mean
Kelengkapan Sipil 21 3.81 .680 .148
Arsitek 17 3.65 .931 .226
Kejelasan Sipil 21 3.90 .768 .168
Arsitek 17 4.06 .659 .160
Konsistensi Sipil 21 3.48 .680 .148
Arsitek 17 3.59 .618 .150
Akurasi Sipil 21 3.10 1.091 .238
Arsitek 17 3.06 1.029 .250
Standardisasi Sipil 21 3.81 .814 .178
Arsitek 17 3.41 .795 .193
Relevan Sipil 21 3.67 .658 .144
Arsitek 17 3.65 .702 .170
Ketepatan waktu Sipil 21 3.19 .981 .214
Arsitek 17 3.18 1.074 .261
Koordinasi Sipil 21 3.67 .913 .199
Arsitek 17 3.71 .686 .166
Kepastian Sipil 21 3.10 1.300 .284
Arsitek 17 2.71 .985 .239
Konfirmitas Sipil 21 4.05 .865 .189
Arsitek 17 4.24 .752 .182
Representatif Sipil 21 3.62 .805 .176
Arsitek 17 3.71 .686 .166
4.3.
4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumen
Desain
Grafik dari Tabel 4.9 dapat dilihat pada diagram batang pada Gambar 4.5. Faktor-
faktor tersebut telah disusun dari yang memiliki IL rendah sampai tinggi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Dokumen Desain
w. Menunggu keputusan klien 2.97 3.46
a. Waktu untuk mendesain yang tidak cukup 2.95
3.38
c. Penjelasan awal klien yang tidak… 2.92
3.36
m. Klien merubah desain akhir secara… 2.87
3.15
l. Harapan klien yang tidak realistis… 2.82
3.11
k. Keuntungan (profit) tidak cukup untuk… 2.85
3.15
b. Rendahnya fee untuk jasa desain 2.79
2.90
t. Banyaknya konsultan (operator) yang… 2.90
3.38
p. Permintaan klien yang tidak stabil 2.36
2.82
i. Kurangnya budget / estimasi proyek 2.69
2.87
u. Kesulitan meyakinkan klien tentang… 2.59
2.67
e. Ketidakpastian penjelasan desain saat … 2.69
2.62
r. Klien meminta perubahan desain tanpa… 2.64
2.69
x. Kurang mengerti akan keinginan klien 2.46
2.64
o. Kesulitan untuk mencari staf yang dapat… 2.46
2.54
f. Kontraktor mengusulkan perubahan desain
2.54
2.49
g. Salah interpretasi dari permintaan klien 2.56
2.46
j. Implementasi CAD yang kurang tepat
2.59
2.46
s. Pimpinan konsultan (senior) tidak… 2.59
2.51
v. Pimpinan konsultan mengurangi servis… 2.46
2.44
q. Seringnya perubahan desain oleh… 2.54
2.38
n. Pekerjaan tambahan untuk memenuhi… 2.44
2.49
d. Permintaan desain secara gratis oleh klien 2.28
2.13
h. Tidak ada orang / pihak yang…
0.00 2.00 4.00
Intensitas Pengaruh
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa 4 faktor yang memiliki pengaruh yang
paling besar adalah :
1. Menunggu keputusan klien/owner
Faktor yang dirasakan responden paling berpengaruh dalam menentukan
kualitas sebuah dokumen desain adalah menunggu keputusan owner. Hal
ini seringkali terjadi dalam dunia konstruksi karena menurut salah
seorang responden, owner seringkali memberikan keputusan final disaat-
saat terakhir dimana sebenarnya dokumen desain tersebut sudah siap
untuk digunakan. Karena hal itulah maka seringkali dokumen desain
yang sudah siap tersebut harus mengalami perubahan besar-besaran dan
hal ini dirasakan responden sebagai faktor yang sangat mempengaruhi
kualitas dokumen desainnya. Menunggu keputusan owner juga
mengakibatkan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh konsultan untuk
mengerjakan proses desain.
2. Waktu mendesain yang tidak cukup
Sebagai dampak dari menunggu keputusan owner, menurut pandangan
responden merupakan hal yang dirasakan bisa mengakibatkan dampak
pada waktu yang diberikan untuk mendesain tidak cukup. Selain itu
keterbatasan waktu juga dirasakan oleh konsultan bila desain yang
dibuatnya harus mengikuti tender yang sudah ditetapkan sehingga bila
terlambat berakibat tidak dapat mengikuti tender. Responden merasakan
bahwa pemberian waktu yang cukup bisa memberikan dampak positif
pada kualitas dokumen desain yang dihasilkannya.
3. Permintaan owner yang tidak stabil
Permintaan owner yang sering berubah juga merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan kualitas sebuah dokumen desain karena hal ini
menyebabkan konsultan perencana sering melakukan perubahan terhadap
desain yang sudah dibuatnya. Dengan demikian desain yang dihasilkan
tidak maksimal. Selain itu hal itu juga menyebabkan kerancuan dalam
menentukan desain yang akhirnya diinginkan oleh owner.
4. Penjelasan awal owner yang tidak jelas/berubah.
Penjelasan awal owner yang tidak jelas atau sering berubah juga
dirasakan oleh responden sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas sebuah dokumen desain. Hal ini disebabkan karena apabila
konsultan perencana salah menginterpretasikan penjelasan tersebut maka
dokumen desain yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan owner
sehingga harus dilakukan perubahan terhadap desain.
Dari keempat faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan kualitas
dokumen desain tersebut ternyata tiga faktor yang dirasakan responden dapat
memberikan pengaruh yang cukup besar pada kualitas dokumen desain
berhubungan dengan penjelasan klien. Jadi keputusan atau penjelasan dari klien
dirasakan sangat mempengaruhi kualitas dokumen desain. Selain ketiga faktor
tersebut , faktor waktu yang tersedia untuk membuat desain juga seringkali tidak
cukup sehingga konsultan perencana tidak dapat menghasilkan kualitas dokumen
desain yang maksimal.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi kelancaran konsultan dalam mengerjakan proses desain dan
meningkatkan kualitas dokumen desain yang dihasilkannya.
1. Dalam membuat desain hendaknya konsultan perencana memperhatikan
semua aspek dan faktor baik dari atribut desain maupun atribut dokumen.
Dengan demikian diharapkan nantinya dapat menghasilkan suatu
dokumen desain yang baik dan berkualitas, sehingga proses konstruksi
berjalan dengan lancar.
2. Kerjasama dan komunikasi yang baik harus tercipta diantara semua pihak
yang terkait dalam proyek, hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan
rapat berkala atau minimal laporan yang teratur sehingga konsultan dan
owner dapat mengetahui perkembangan proyek dengan baik. Dengan
demikian segala bentuk kesalahan dan perubahan dapat diketahui sebelum
berlarut-larut dan berpengaruh khususnya dalam hal pemborosan waktu.
3. Owner/klien hendaknya memberikan waktu dan fee yang lebih terhadap
konsultan perencana.
4. Untuk menjaga kualitas pekerjaan dapat dibantu dengan menerapkan
standart internasional seperti ISO 9000 dalam perusahaan.
5. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan pembahasan yang lebih
spesifik supaya kualitas dokumen desain yang dihasilkan konsultan
perencana dapat digali lebih dalam lagi.