PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lingkungan yang sehat pula. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan harus
limbah infeksius yang berasal dari kegiatan medis yang bersifat berbahaya
dan beracun dan dalam jumlah besar, limbah tersebut harus dibuang dengan
2002). Limbah yang dihasilkan oleh klinik gigi diantaranya : bahan balutan
(kain kassa, kapas, cotton roll, cotton pellet, dan tampon), spuit dan ampul,
2016).
bahwa jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 1.632 unit. Sementara itu,
bahwa pengelolaan limbah cair belum sesuai standar karena RSU tersebut
uji limbah cair selama empat bulan di RSU Cut Meutia, menunjukkan bahwa
limbah cair tersebut tidak sesuai dengan peraturan kualitas baku mutu atau
batas jumlah suatu unsur pencemar didalam air limbah yang telah ditetapkan.
menunjukkan bahwa proses pengolahan limbah medis padat dan cair telah
2004 sehingga kualitas air limbah dari rumah sakit Harapan Kita telah
Apabila limbah tidak ditangani dengan tepat dan baik maka limbah
dapat menjadi ancaman serius bagi kehidupan dan lingkungan. Oleh karena
hal yang sangat penting, baik bagi pusat pelayanan kesehatan maupun bagi
masyarakat pemakai jasa pelayanan kesehatan rumah sakit maupun
masyarakat sekitar.
akibat tertusuk jarum suntik, diperoleh bahwa tahun 2013 lalu terdapat 7.000
Februari 2017 disalah satu praktek mandiri dokter gigi di Kota Bandung,
non infeksius.
Bandung.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai masukan dan saran agar pengolahan limbah yang
benar wajib dilakukan pada tempat praktek mandiri dokter gigi dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Medis
kegiatan rumah sakit dalam bentuk, padat cair, dan gas (Kemenkes RI
laboratorium. Selain itu, termasuk limbah yang berasal dari sumber kecil
a. Limbah Medis
1) Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut
terinfeksi, ekskreta.
janin.
4) Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat
mengandung sitotoksis.
dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
3. Manajemen Limbah
untuk limbah infeksius dan warna hitam untuk limbah non infeksius.
bands, pecahan instrumen metal dan bur pada kontainer yang tepat
e. Darah, cairan suction atau limbah cair lain dibuang ke dalam drain
kepada keluarga.
4. Pengelolaan Limbah
pelestarian lingkungan.
3) Pemisahan limbah
pembuangan akhir).
yang tinggi.
dalamnya.
yang aman.
a) Topi/helm;
b) Masker;
c) Pelindung mata;
Padat
desinfeksi.
infeksius lainnya.
b. Limbah Cair
1204/Menkes/SK/X/2004).
Tabel 2.1. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai
Kategorinya
Sumber : Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan Rumah Sakit. Direktorat Jenderal pemberantasan penyakit
menular&penyehatan lingkungan; 2004.
Limbah layanan kesehatan yang terdiri dari limbah cair dan limbah
limbah mengandung zat kimia atau obat – obatan berbahaya atau baracun,
c. Melalui pernafasan
d. Melalui ingesti
hepatitis B dan C karena ada bukti kuat yang menunjukan bahwa virus
darah manusia.
Contoh lain infeksi akibat terpajan limbah infeksius adalah infeksi
infeksi saluran pernafasan melalui sekret yang terhirup atau air liur dan
lain – lain. Benda tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores
maupun luka tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi luka jika benda itu
2005).
keracunan sebagai akibat pajanan secara akut maupun kronis dan cedera
kimia atau bahan farmasi melalui kulit atau membaran mukosa, atau
pada jenis dan intensitas pajanan. Kesakitan yang muncul dapat berupa
sakit kepala, pusing, dan muntah sampai masalah lain yang lebih serius.
atau karena cara serta durasi penyimpanan limbah tidak layak. Tenaga
Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau alat yang
digunakan petugas untuk melindungi diri dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang
2012).
a. Topi/helm
c. Masker
d. Sarung tangan
D. Praktek Mandiri
diantaranya :
b. Klinik
e. Rumah sakit
jalan dan rawat darurat. Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
(STR) dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi. Setelah mempunyai
STR, setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki Surat Izin Praktik (SIP). Hal ini disebutkan
E. KERANGKA TEORI
PENANGANAN LIMBAH
1. Pemilahan, Pewadahan,
Pemanfaatan Kembali dan
Daur Ulang
2. Pengolahan, Pemusnahan,
dan Pembuangan Akhir
Limbah Padat
(Kepmenkes No.1204, 2004)
Keterangan:
: yang diperiksa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
belum tepat dan tidak dilakukan pemilahan antara limbah infeksius dan
non infesius sehingga antara limbah infeksius dan limbah non infeksius
dibuang pada tempat yang bersamaan. Limbah benda tajam pun sebagian
2. Penanganan limbah medis non infeksius pada praktek dokter gigi di Kota
tepat dan tidak dilakukan pemilahan antara limbah infeksius dan non
B. Saran
limbah medis secara tepat yaitu dengan memilah limbah antara limbah
mengenai cara menangani limbah medis dan non medis yang tepat agar