Anda di halaman 1dari 5

Tanda-Tanda Hari Kiamat Lengkap

dengan Dalil dan Urutannya


Tanda-tanda Kiamat – Kiamat pasti akan terjadi. Orang-orang yang beriman wajib
meyakini akan terjadinya hari kiamat. Akan tetapi berkenaan dengan kapan
terjadinya, (hari, tanggal, bulan dan tahun) hanya Allah subhanahu wata’ala saja yang
tahu.
Tiada keraguan tentang kepastian akan terjadinya kiamat. Banyak dalil (dari al-
Qur’an dan al-Hadits) yang menguatkan tentang kepastian hari kiamat.
Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi
kebanyakan manusia tiada beriman." (Ghafir: 59).
“Dan sesungguhnya Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (Al-Hajj: 7).
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan." (Al-Qamar: 1).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shalla allahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku diutus, sedangkan aku dan Hari Kiamat adalah seperti ini,’ beliau menyandingkan
antara jari telunjuk dan jari tengah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ilmu agama sudah tidak dianggap penting lagi. Hal ini sudah nampak jelas bahwa tahun-tahun
setelah melinium 2000-an ilmu pengatahuan ataupun teknologi berkembang sangat cepat. Bahkan
teknologi masa kini yang semakin tak terbendungkan. Ditambah lagi semakin banyak masjid-masjid
yang bermegah-megahan tetapi para jama’ahnya tidak banyak. Contoh kecil ini mengambarkan
bahwa tanda-tanda itu semakin nampak.

TANDA-TANDA HARI KIAMAT;


Hilangnya Orang Sholeh, Al-Quran
dan Islam
Mei 31, 2009komunitasamam
Penulis Lukman Hakim Zuhdi
Islam, Al-Quran dan orang-orang sholeh adalah rangkaian yang tidak bisa dipisahkan.
Ketiganya akan hilang sebagai tanda semakin mendekatnya hari kiamat. Kehidupan manusia pun
kelak benar-benar bebas.
Ketika penulis masih berusia 14 tahun, para orang tua yang tinggal di kampung kerap berujar
sewaktu ada orang sholeh yang meninggal dunia. Katagori orang sholeh dalam pandangan
mereka adalah ulama besar yang ahli dalam segala bidang ilmu agama dan memiliki pengaruh
kuat dalam kehidupan masyarakat. Tanda-tanda akhir zaman sudah mulai bermunculan satu per
satu, begitu kata mereka. Bila disimak sepintas, ada benarnya ucapan mereka.
Rasulullah SAW menyatakan, salah satu tanda-tanda kiamat ialah Allah SWT mengangkat ke
langit segala ilmu dengan matinya ulama yang sholeh. Sosok ulama bukanlah semata-mata ahli
ilmu. Di samping menguasai ilmu-ilmu yang membawa manusia ke arah takwa, mereka juga
konsisten (istiqomah) mengamalkan ilmunya. Sehingga terbina generasi yang mampu bersikap
takwa pada masa mendatang.
Dalam keterangan lain yang ditulis Ibnu Katsir lewat kitab An-Nihayah, Rasulullah menjelaskan
kepada umatnya bagaimana orang-orang sholeh bisa hilang di akhir zaman. Imam Bukhari
meriwayatkannya dengan sanad dari Mardas Al-Islami bahwa Rasulullah bersabda; “Orang-
orang sholeh akan hilang satu per satu, sehingga tinggallah orang-orang sampah seperti
gandum dan kurma serta Allah SWT sama sekali tidak mempedulikan keberadaan
mereka.” Maksudnya yang tersisa hanyalah manusia yang tidak berguna.
Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat dalam buku Tazkirah; Melihat Kiamat dari Jendela Al-
Quran mengemukakan, apabila ulama yang bertakwa wafat, berarti terangkat ilmu disebabkan
Allah SWT tidak mendatangkan penggantinya. Demikian pula dengan terangkatnya ayat-ayat Al-
Quran ke langit. Allah SWT akan mengangkat ayat serta surat Al-Quran bukan saja dengan
hilangnya ayat-ayat itu dari mushaf. Namun dengan segala ayat-ayat yang terekam di dalam hati
manusia juga akan hilang. Apabila mereka yang hafidz (hafal) Al-Quran sudah lupa dengan
segala surat-surat yang dihafalnya, berarti Allah SWT telah mengangkat Al-Quran dari dada
manusia.
Islam Menjadi Agama Asing
Seperti tercatat dalam sejarah, Islam hadir secara perlahan. Setelah Islam tersebar ke berbagai
penjuru, pada akhir zaman Islam kembali redup. Pada saat yang bersamaan, kejahatan merajalela,
Al-Quran hilang, ilmu (agama) lenyap, dan Allah SWT mencabut nyawa orang-orang yang dalam
jiwanya masih ada iman. Pun orang yang setia pada sunah nabi akan surut jumlahnya. Sementara
orang yang melanggarnya secara terbuka bertambah banyak, ada dimana-mana.

‘Abdullah Ibnu Mas’ud meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW bersabda; “Islam muncul sebagai
sesuatu yang dianggap asing dan ia akan kembali dianggap asing seperti awal kemunculannya.
Maka beruntunglah orang-orang yang dianggap asing.” (HR. Muslim) Hadis tersebut
menunjukkan sedikitnya jumlah kaum muslimin dan orang yang menyambut serta menerima
seruan dakwah, sehingga mereka dianggap aneh oleh masyarakat lain.
Lebih lanjut dipaparkan, orang-orang terasing terbagi menjadi dua kelompok. Pertama,mereka
yang membenahi diri ketika orang-orang telah menjadi rusak. Kedua, orang yang memperbaiki
sunah yang telah dirusak orang-orang. Menurut penafsiran para ulama, kelompok kedualah yang
lebih tinggi kedudukannya dan lebih sholeh. Imam Al-Awza’i berkata, itu tidak berarti Islam
seketika punah, namun ahlussunnah akan kian menghilang hingga di sebuah negara tinggal
seorang penganut saja.
Ahlussunnah atau lebih lengkapnya ahlussunnah wal jamaah adalah semua orang Islam yang
mengikuti jalan hidup sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya
serta mayoritas umat Islam. Mereka mempelajari jalan itu, bertindak sesuai dengannya dan
mengajarkannya kepada orang lain. Mereka terdiri atas ulama, murid-murid mereka dan orang-
orang yang mengikuti jejak langkah mereka.
Dalam pernyataan kaum salaf, kita bisa mendapati banyak pujian terhadap sunah dan
penggambaran bahwa sunah akan menjadi sesuatu yang dirasa aneh dan jumlah para penganutnya
akan menyusut hingga tinggal beberapa saja. Sebab itulah mengapa disebutkan, merekalah orang-
orang sholeh yang dikelilingi orang-orang yang kerap berbuat jahat. Pendeknya, orang yang
menampik mereka jauh lebih banyak daripada orang yang menaati.

Jika pada masa lalu pendidikan Islam secara umum diarahkan untuk mempelajari Al-Quran,
hadis, syariat dan sebagainya, namun kelak hanya ada sedikit pelajaran formal tentang agama
Islam, selain minimnya guru agama yang berkualitas. Implikasinya banyak hal yang tidak
dipahami secara utuh, sehingga ketidaktahuan generasi muda mengenai agama Islam semakin
merajalela. Di samping itu, mereka juga dididik dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan
ajaran Islam.
Diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad bahwa ‘Ubadah Ibn Al-Shamit berkata kepada salah
seorang sahabatnya; “Akan segera tiba suatu masa yang sekiranya kamu masih hidup, kamu akan
meyaksikan seseorang yang membaca Al-Quran dengan bahasa Muhammad SAW, mengulang-
ulang bacaan, memerintahkan yang dihalalkan dan melarang yang diharamkannya. Statusnya
kemudian akan direndahkan dan kedudukannya akan diabaikan oleh kalian. Ia akan dianggap
seperti keledai yang sudah mati.”
Memang benar, pada akhir zaman seseorang yang beriman akan direndahkan karena sikapnya
yang dipandang aneh oleh orang-orang yang berperilaku buruk. Semua orang akan membenci
dan memaki-makinya, karena diangap berani menentang jalan hidup mereka. Orang yang teguh
memegang agama akan disebut sebagai pendusta dan orang-orang akan memandangnya seolah-
olah ia telah mengkhianati Islam. Orang bukan saja akan menolak kebenaran dan menampik
orang jujur, tetapi mereka akan menaruh kepercayaan dan nasib umat Islam di tangan seorang
pendusta.

Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi Muhammad SAW bersabda; “Sebelum kiamat tiba, akan
muncul tahun-tahun penuh penipuan. Ketika itu orang yang jujur akan dicap pendusta,
sedangkan seorang pendusta justu akan dipercaya dan orang-orang bodoh akan angkat
bicara.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah). Dalam bahasa sederhana, ketika ilmu agama
diangkat ke langit dan hilang untuk selamanya, manusia akan mengangkat orang-orang bodoh
sebagai pemimpin mereka yang akan menghadapi persoalan dan menjawabnya tanpa dasar
pengetahuan agama.
Tanda Hapusnya Islam
Bagaimana Islam dihapuskan? Adalah Ibnu Majah dan Al-Hakim yang menyampaikan dari
Hudzaifah bin Al-Yaman bahwa Rasulullah bersabda; “Islam dihapuskan seperti hilangnya
warna baju sampai tidak diketahui apa itu puasa, shalat, haji dan sedekat. Kitabullah
dimusnahkan dalam satu malam sampai tidak tersisa satu ayat pun dan yang tersisa adalah
kakek-kakek serta nenek-nenek yang mengatakan, ‘kami melihat orang tua kami mengatakan la
ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), maka kami pun mengatakannya’.”
Al-Hakim dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah mengemukakan, hadits di atas shahih,
sesuai syarat Imam Muslim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. Imam Al-Bushairi menambahkan,
sanadnya shahih dan perawinya terpercaya. Orang-orang yang tersisa ini tidak mengetahui Islam
kecuali kalimat tauhid yang sudah hilang. Bisa dibayangkan, Al-Quran yang ketika diturunkan
kepada Rasulullah melewati masa lebih dari 22 tahun hilang dalam satu malam. Yang dimaksud
hilang berarti tidak ada lagi orang yang membaca dan mengetahui isi, apalagi menghapalnya.
Perlu disadari, hakekatnya semua peristiwa tersebut tentunya atas kehendak Yang Maha Kuasa.
Kitab Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir mencatat, di antara contoh terhapusnya Islam saat itu
terputusnya rukun Islam yang kelima. Maksudnya tidak ada lagi orang yang melakukan ibadah
haji dan umrah di Tanah Suci. Dalam Musnad Abu Ya’la dan Mustadrak Al-Hakim diriwayatkan
dengan sanad yang shahih dari Abu Said bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Kiamat tidak akan
terjadi sampai Kota Mekkah tidak didatangi orang lagi untuk berhaji.” Dari Anas diriwayatkan –
seperti tercatat dalam kitab Misykat Al-Mashabih—, Rasulullah bersabda; “Tidak akan terjadi
kiamat sampai di bumi Allah tidak disebut-sebut lagi nama ‘Allah’.” (HR. Muslim).
Berkurangnya keberadaan orang-orang sholeh di tengah kehidupan masyarakat, bertambah
sedikit jumlah orang yang mempelajari kitab Al-Quran dan terus menurunnya penyebaran Islam
menjadi pertanda akan segera berakhirnya umur dunia. Keadaan selanjutnya digambarkan hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Jami’ Al-Ushul dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah bersabda; “Allah mengirimkan angin yang lebih lembut dari sutera dari arah Yaman.
Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang dihatinya terdapat iman walau sebesar atom.”
Sementara dalam kitab Shahih Muslim –Bab Fitnah, sub bab Penyebutan Dajjal—yang
disampaikan An-Nawwas bin Sam’an, saat mereka dalam keadaan demikian, Allah SWT
mengirimkan angin yang sejuk. Angin itu melewati bagian bawah ketiak mereka, mencabut
nyawa setiap mukmin dan muslim. Sehingga tinggallah orang-orang jahat yang bersuka ria
seperti keledai. Pada merekalah kiamat terjadi.
Adapun yang dimaksud dengan bersuka ria seperti keledai adalah seorang lelaki bersenggama
dengan perempuan di hadapan orang lain (terbuka), sementara mereka tidak merasa jengah akan
hal itu. Keadaan ini sesungguhnya menggambarkan tidak adanya tata kaidah yang mengatur
perangai masyarakat. Pola hidup manusia layaknya binatang yang mengutamakan nafsu liar
daripada akal sehatnya. Nilai agama, moral dan etika kehidupan sudah tidak diindahkan lagi.

Hemat penulis, ini tidak jauh berbeda dengan kondisi manusia sekarang yang banyak terjadi pada
masyarakat Barat. Mereka melakukan kontak fisik dengan cara membuat klub atau kelompok
tertentu. Semisal klub telanjang atau klub tukar pasangan yang melakukan pesta seks di pantai,
kebun, taman atau fasilitas umum lainnya. Ini sebagai fakta bahwa perilaku kemanusiaan akan
kembali kepada watak kejahiliyahan, bahkan lebih dahsyat daripada itu. Wallahu a’lam bis
shawab.***
12. Allah Swt. akan mencabut atau mengangkat ilmu-ilmu agama dipermukaan bumi ini dengan
jalan mematikan satu persatu para alim ulama', sehingga tidak akan atau sulit bagi para
penuntut ilmu agama untuk mencari ulama' yang mengajarkan ilmu-ilmu agama yang diridhai
Allah, karena ajarannya benar tidak menyesatkan umat.
Dari sahabat Abdullah bin 'Amr ra. Rasulullah saw. bersabda:</>
"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan mencabut ilmu agama itu dengan sekaligus dari
seluruh hamba-hamba-Nya (manusia), tetapi Allah Ta'ala mencabutnya itu dengan
mengambil nyawanya para alim 'ulama, sehingga apabila sudah tidak ada lagi orang alim,
sekalipun hanya seorang saja di dunia ini yang ketinggalan, maka sekalian manusia itu
akan mengangkat kepala-kepala (pemimpin-pemimpin) yang bodoh-bodoh, kemudian
pemimpin-pemimpin itu ditanya dan memberikan fatwa penerangannya tanpa
menggunakan ilmu pengetahuan yang benar. Orang-orang tersebut benar-benar tersesat
dan menyesatkan orang lain pula." (HR. Imam Bukharidan Muslim)

4. Ilmu diangkat dari permukaan bumi, maksudnya ilmu agama sudah tidak dianggap penting
lagi, sudah tidak ada lagi yang memperhatikan masalah keagamaan, umat Islam hanya
mementingkan dirinya sendiri dan hanya memperhatikan masalah dunia saja. mereka hanya
mempelajari ilmu-ilmu dunia dan enggan mempelajari ilmu agama, sehingga kebanyakan dari
umat Islam menjadi bodoh. Dengan demikian hal tersebut akan menciptakan para pemimpin
yang tidak berakhlak serta buruk kelakuannya. Tanda-tanda ini sudah tampak dan kita saksikan
saat ini, dimana mereka para pemimpin hanya mementingkan diri mereka dan kelompoknya
yang sama haluannya, banyak para pemimpin yang menipu rakyatnya, banyak para pemimpin
yang hanya memperkaya diri sendiri dengan jalan melakukan korupsi uang negara. hal ini
disebabkan tidak ada atau minimnya tentag ilmu-ilmu agama dan hukum-hukum Allah, serta
keimanan pada diri mereka sangatlah lemah.
Kalau sudah tidak ada lagi yang mau mempelajari ilmu agama, maka tunggulah kerusakan atau
kehancuran sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang bodoh.

15. Ilmu Agama Akan Secara bertahap Hilang


Daripada Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda; – “Sesungguhnya Allah swt tidak mencabut
(menghilangkan) akan ilmu itu dengan sekaligus dari (dada) manusia.
Tapi Allah swt menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama.
Maka ketika sudah ditiadakan alim ulama, masyarakat akan memilih
orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka ketika pemimpin
yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan.
Mereka sesat dan menyesatkan orang lain. “; – (Riwayat Muslim)

27. Al-Quran Hanya Tinggal Tulisannya Sahaja


Dari Ali ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Hampir datang suatu zaman,
di mana agama Islam hanya tinggal namanya saja, dan dari Al-Quran
hanya tinggal huruf dan tulisannya saja. Masjid-masjid indah dan megah,
tetapi sunyi dari petunjuk. Ulama mereka adalah yang paling jahat di
antaranya yang ada di bawah langit. Dari mereka (ulama) itu akan
muncul berbagai fitnah dan fitnah itu akan kembali ke lingkungan mereka
sendiri (umat Islam); – (Riwayat Baihaqi).

14. Islam Yang Benar Malah Menjadi Asing


Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Islam mulai berkembang dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali
asing pula. Maka beruntunglah orang-orang yang asing." (HR. Muslim).
Islam mulai tersebar di Mekkah dalam keadaan sangat asing. Sangat sedikit
penganut dan pendukungnya kalau dibandingkan dengan penentangnya. Kemudian
setelah itu Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia sehingga dianut oleh dua pertiga
penduduk dunia. Kemudian Islam kembali asing dan dirasa ganjil dari pandangan
dunia, bahkan dari pandangan orang Islam sendiri. Sebagian dari orang Islam
merasa ganjil dan aneh bila melihat orang Islam yang iltizam (komitmen) dengan
Islam dan mengamalkan tuntutan Islam yang sebenamya.

7. Islam Tinggal Nama Dan Tulisannya Saja


Dari Ali bin Abi Thalib Ra. ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam: “Sudah hampir tiba suatu zaman, kala itu tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya
namanya, dan tidak ada dari al-Qur’an kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka
indah, tetapi kosong dari hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di
bawah kolong langit. Dari merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka fitnah itu akan
kembali." (HR. al-Baihaqi).
Dewasa ini manusia berlomba-lomba membangun masjid dengan berbagai
kemewahannya, namun kegiatannya kosong. al-Qur’an hanya dijadikan bacaan dan
pajangan tanpa dipahami makna dan kandungan isinya. Banyak ulama dan ustadz
yang seharusnya menentramkan umat malah menimbulkan perpecahan dan
permusuhan diantara sesama umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai