Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.
Kehidupan dunia tidak akan baik, dan agama juga tidak bisa tegak diatas kebohongan,
penghianatan serta perbuatan curang.

Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan yang amat erat dengan para rosul dan
orang-orang yang beriman. Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT bahwasannya
jujur mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga dalam pandangan islam
juga dalam pandangan islam serta dalam pandangan orang-orang beradab dan juga akibatnya
yang baik, serta betapa bahayanya berbohong dan mendustakan kebenaran.

Sungguh Rasulullah SAW telah menjelaskan di dalam haditsnya satu masalah diantara
masalah akhlaq yang sangat penting , yaitu cara mendidik akhlaq dan pembentukannya serta
cara memperkuatnya di dalam jiwa dan memantapkannya, bahkan beliau telah menjadikannya
pada urutan beberapa tabi’at, yaitu agar supaya manusia mempunyai tujuan berkata baik dan
berbuat yang terpuji serta mengerjakannya berulang-ulang, sehingga sangat berpengaruh pada
dirinya bahkan dijadikannya sebagai kebiasaan yang berjalan lancar dan agar bertambah
mendalam setiap sudah diamalkan.
Barang siapa yang ingin agar kejujuran itu menjadi kebiasaan dan akhlaqnya ingin menjadi
agama dan tabiatnya, maka hendaknya dia mempunyai tujuan jujur dalam semua ucapan, dan
jujur dalam semua perbuatannya. Jika kejujuran itu sesudah menjadi karakternya, maka yang
demikian dia menjadi orang yang paling jujur.
Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni Nabi
Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah :
Artinya: Dan Kami telah anugrahkan kepada mereka rahmat- Ku dan Kami telah ciptakan bagi
mereka lisan yang jujur, yakni pujian yang baik yang tinggi nilainya. ( QS. Maryam : 50 ).
Dan Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :

1
Artinya : “Perhatikan dalam (hal) Ismail yang tersebut dalam Al kitab (yakni Al Qur’an),
sesungguhnya dia adalah jujur dalam janjinya dan dia adalah Rasul dan Nabi”. (QS. Maryam :
54 ).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku jujur?
2. Apa pentingnya perilaku jujur ?
3. Sebutkan keutamaan perilaku jujur?
4. Tuliskan macam-macam kejujuran?
5. Apa yang terjadi saat kita berbohong?
6. Apa saja hikmah dari perilaku jujur?
7. Apa saja bentuk penerapan perilaku jujur?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan
1. Sebagai wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai keislaman,
terutama bagaiman berprilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang jelas.
3. Untuk ikut berperan serta dalam kegiatan syiar Islam.
4. Sebagai bentuk tanggung jawab siswa dalam memenuhi tugas sekolah.
Manfaat
1.Memberikan kita pengetahuan kejujuran itu penting bagi generasi muda
2.Memberikan kita pengetahuan tentang bagaimana cara meningkatkan sikap jujur dalam setipagenerasi muda.
3.Memberikan kita pengetahuan bahwa perilaku jujur dapat membangun generasi yangsempurna di Negara kita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERILAKU JUJUR

Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat
dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran.
Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar atau
sesuai dengan kenyataan.

Kejujuran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata” jujur” yang mendapat
imbuhan ke-an, yang artinya “lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus atau ikhlas”
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan
sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang berpendapat bahwa jujur
itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti
keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu berita sesuai dengan
keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.

Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan,
walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah berfirman
dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum

3
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” ( QS. An- Nisaa’ : 135 ).

Dan Rosulullah SAW pada banyak hadits menegaskan akan hal ini, diantaranya pada
hadits berikut :
‫ عليكم بالصدق فان الصدق يهدى الللى الللبر وان الللبر‬: ‫ قال رسول ا صلى ا عليه وسلم‬: ‫عن عبدا بن مسعود قال‬
‫ وايللاكم والكللذب فللان الكللذب يهللدى الللى‬.‫يهدى الى الجنة وما يزال الرجل يصدق ويتحرى الصدق حتى يكتللب عنللد الل صللديقا‬
( ‫ ) متفق عليه‬.‫الفجور وان الفجور يهدى الى النار وما يزال الرجل يكذب حتى يكتب عند ا كذابا‬
Artinya : Dari sahabat Abdillah bin Mas’ud r.a, ia menuturkan, Rasulullah SAW telah
bersabda : “ Hendaknya kalian senantiasa berbuat jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan
membimbing kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan aka membimbing kepada syurga,
dan senantiasa seseorang itu berbuat kejuuran dan senantiasa berusaha berbuat jujur, hingga
akhirnya ditulis disisi Allah SWT sebagai orang yang (Shiddiq) jujur. Dan berhati-hatilah kalian
dari perbuatan dusta, karena sesungguhnya kedustaan akan membimbing kepada kejahatan, dan
sesungguhnya kejahatan akan membimbing kepada Neraka. Dan senantiasa seseorang berbuat
dusta dan berupaya untuk berdusta hingga akhirnya di tulis di sisi Allah SWT sebagai
pendusta.” (Muttafaqun ‘alaihi ).

B. PENTINGNYA PERILAKU KEJUJURAN


Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si
pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan
selamat dari segala keburukan.

Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan,
walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah berfirman
dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
‫۞يىلأ ليَيلها ٱَللقذيلن لءالملنواا لكولنَواا قلىلوقميلن قبٱَولققوسقط لشهللداَلء قللق لوللوو لعلل ىى لأنَفلقسلك وم ألقو ٱَولىلولقلدويقن لوٱَوللوقلرقبينلن قإن يللكون لغنقييا ألوو فلققيررا فلللٱَللل ألووللللىى‬
‫ن‬
١٣٥ ‫ضواا فلإ قلن ٱَللل لكالن بقلما تلوعلمللولن لخقبيررا‬ ‫ى لأن تلوعقدللواا لوقإن تلول ىلوۥُاا ألوو تلوعقر ل‬
‫بققهلماا فللل تلتلبقلعواا ٱَولهللو ى‬

4
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.

Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya :
‫يىلأ ليَيلها ٱَللقذيلن لءالملنواا ٱَتللقواا ٱَللل لولكولنَواا لملع ٱَل ى ل‬
, ١١٩ ‫صقدققيلن‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar” ( Q.S. At-Taubah : 119 )

Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagai sesorang yang
melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yan,g ada pada batinnya. Ketika berani
mengatakan “tidak” untuk korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan malah
hanya mengatakan tetapi ia sendiri melakukan korupsi.

Kejujuran merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat
orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

Artinya : “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda “Tanda orang munafik
itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya
khianat.” (HR. Bukhari Muslim)

C. KEUTAMAAN PERILAKU JUJUR


Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni Nabi
Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah
٥٠ ‫ق لعلقرييا‬ ‫لولوهلوبلنا لللهم ممن لروحلمتقلنا لولجلعوللنا للهل وم لقلسالن ق‬
‫صود ق‬

5
Artinya : “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami
jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )

Dan Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :


٥٤ ‫ق ٱَوللووعقد لولكالن لرلسورل نَلبقرييا‬ ‫لوٱَوذلكور قفيِ ٱَولقك ىتل ق‬
‫ب إقوسىلمقعينلل إقنَلهۥُل لكانَل ل‬
‫صاقد ل‬
Artinya : “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di
dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang
rasul dan nabi” ( Q.S Maryam : 54 )

Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran
merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan,
sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya jujur itu
membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” ( HR. Bukhari )

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si
pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan
selamat dari segala keburukan. Orang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya.

Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di percaya oleh
Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad
saw akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan
mendapat kemudahan.

Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya.
Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang
diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.

Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur
membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi was-was.

6
Kegundahan hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.

D. MACAM-MACAM KEJUJURAN
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :
1. Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak dan
langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt, dan ingin mencapai rida-Nya. Jujur
sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah Saw. Bersabda,
“Ingatlah, dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh. Dan
bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR. Bukhari)

2. Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan), yaitu memberikan, yaitu memberikan sesuatu sesuai
dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti
dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan, semisalnya. Setiap hamba
berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan, dianjurkan menghindari kata-kata
sindiran Karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi
kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur
dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang diantara macam-macam
kejujuran.

3. Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga
tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan melaksanakannya
secara terus-menerus dan ikhlas.
Orang jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan sebagai penegak segala
kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke syurga, bahkan kebajikan itu sebagai
kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak lain untuk membuka syurga, sebagaimana firman Allah :
ُ‫ قخ ىتللمهلللۥ‬٢٥ ‫ يلوسقلوولن قمللن لرقحيللقق لموختلللوقم‬٢٤ ‫ضلرةل ٱَلنلقعيقم‬ ‫ تلوعقر ل‬٢٣ ‫ك لينظللرولن‬
‫ف قفيِ لولجوقهقه وم نَل و‬ ‫ لعللى ٱَولللراَئق ق‬٢٢ ‫إقلن ٱَوللوبلرالر للقفيِ نَلقعيقم‬
٢٦ ‫س ٱَوللمتل ىنلفقلسولن‬ ‫قموس كنك لوقفيِ ىلذلق ل و‬
‫ك فلليلتللنافل ق‬

7
Artinya : “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang
besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui
dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari
khamar murni yang dilak (tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu
hendaknya orang berlomba-lomba.” (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)

4. Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji yang benar
membuat kita bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah memperbanyak
janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-orang yang selalu
mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-Nya .
٩١ ‫ضواا ٱَوللويىلملن بلوعلد تلووقكيقدلها لوقلود لجلعولتللم ٱَللل لعللويلك وم لكقفي ي نل إقلن ٱَللل يلوعلللم لما تلوفلعللولن‬
‫لوألوولفواا بقلعوهقد ٱَللق إقلذا ىلعلهديَت وم لولل لتنقل ل‬
Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat” (Q.S. An-Nahl : 91)
٣٤ ‫لولل تلوقلرلبواا لمالل ٱَوليلقتيقم إقلل قبٱَللقتيِ قهليِ ألوحلسلن لحتلىى يلوبلللغ أللشلد نهۥُل لوألوولفواا قبٱَوللعوهاقد إقلن ٱَوللعوهلد لكالن لم و‍لسورل‬
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al-Israa : 34)

5. Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas
kenyataan. Dia tidak akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah memaksa
orang lain untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata lain, seorang mukmin tidak hidup berada
dibahawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai dengan keadaan diri kita
sendiri.

Merealisasikan kejujuran adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, ada kalanya pula
menjadi kuat.

8
E. PETAKA KEBOHONGAN

Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan mengantarkan pelakunya tidak


dipercaya lagi oleh orang lain.

Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran


untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah
membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.
‫ك قملن ٱَولقعولقم فلقلول تللعاللوواا نَلود ل‬
‫ع ألوبلناَلءلنَا لوألوبلناَلءلك وم لونَقلساَلءلنَا لونَقلساَلءلك وم لولأنَفللسلنا لولأنَفللسلك وم ثللم نَلوبتلقهول فلنلوجلعل‬ ‫ك قفيقه قمنن بلوعقد لما لجاَلء ل‬‫فللمون لحاَلج ل‬
٦١ ‫ت ٱَللق لعللى ٱَولىلكقذقبيلن‬ ‫للوعنل ل‬
Artinya : “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan
kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak
kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita
bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang
yang dusta” (Q.S Ali-Imran : 61)

١٦١ ‫س لما لكلسبلوت لوهل وم لل يلوظلللمولن‬ ‫و‬ ‫و ن‬ ‫لولما لكالن لقنلبقييِ لأن يللغنلل لولمن يلوغللول يلوأ ق‬
‫ت بقلما لغلل يلوولم ٱَلقق ىيللمقة ثللم تللوفلىى لكيَل نَلف ق‬
Artinya : “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.
Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia
akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi
pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak
dianiaya” ( Q.S Ali-Imran : 161 )

Dalam hadits Rasulullah Saw mengingatkan :


Artinya : “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang
kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan,
sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang
amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Beliau
menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu
Majah)

٣ ‫ لكبللر لموقيتا قعنلد ٱَللق لأن تللقوللواا لما لل تلوفلعللولن‬٢ ‫يىلأ ليَيلها ٱَللقذيلن لءالملنواا لقلم تللقوللولن لما لل تلوفلعللولن‬

9
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)

Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan


dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh
perubahan keadaan, baik susah maupun senang.

F. HIKMAH PERILAKU JUJUR

Berperilaku jujur terkadang sangat pahit pada awalnya, tetapi percayalah, buah manis akan
kita dapat di akhirnya. Perilaku tidak jujur hanya dapat menghindarkan kita dari masalah secara
sementara, bukan untuk menghilangkannya, bahkan akan menambah rumit masalah tersebut.
Sekali kita bersikap tidak jujur, maka suatu saat kita akan berada lagi dalam kondisi untuk
menambah ketidak jujuran untuk menutupi ketidak jujuran yang dilakukan sebelumnya.
Ada beberapa hikmah perilaku jujur yang dapat kita petik antara lain sebagai berikut.
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan
diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
‫لق أللل بققذوكقر ٱَللق تلوطلمئقيَن ٱَولقلللو ل‬
٢٨ ‫ب‬ ‫ٱَللقذيلن لءالملنواا لوتلوطلمئقيَن قلللوبللهم بققذوكقر ٱَ ل ل‬
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S.
Ar-Ra’d : 28)
2. Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
‫ى‬
‫ك‬‫ق بق قىهۦِ ألاوىللئق ل‬
‫صلد ل‬ ‫ لوٱَللقذيِ لجاَلء قبٱَل م‬٣٢ ‫س قفيِ لجهلنللم لموثروى لمولىلكفققريلن‬
‫صود ق‬
‫ق لو ل‬ ‫ق إقوذ لجاَلء ن ىهۥُل ألللوي ل‬
‫صود ق‬‫ب قبٱَل م‬ ‫ب لعللى ٱَللق لولكلذ ل‬‫۞فللمون ألوظلللم قملمن لكلذ ل‬
‫ لقيللكفملر ٱَللل لعونلهل وم ألوسللوأل ٱَلللقذيِ لعقملللواا لويلوجقزيللهل وم ألوجلرلهلم بقأ لوحلسلقن‬٣٤ ‫ك لجلزاَلء ٱَوللموحقسقنيلن‬ ‫ لللهم لما يللشاَلءولن قعنلد لربمقه نوم ىلذلق ل‬٣٣ ‫هللم ٱَوللمتللقولن‬
٣٥ ‫ٱَللقذيِ لكالنَواا يلوعلمللولن‬
Artinya : “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap
Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam
tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir. Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka
memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-

10
orang yang berbuat baik. Agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang
paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. az-Zumar : 32-35)

4. Dijamin masuk surga.


5. Dicintai oleh Allah Swt. Dan rasul-Nya.
Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku jujur, baik
kepada Allah Swt., orang lain, maupun diri sendiri. Jika kita sudah terbisa berperilaku jujur, kita
akan mendapatkan hikmah yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin memang sulit,
tapi harus kita lakukan agar hidup kita menjadi berkah baik di dunia maupun di akhirat.
Kita juga harus menyadari dan mengetahui akibat dari kebohongan sehingga kita bisa
menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari ketidak jujuran adalah hilangnya kepercayaan
orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak memiliki teman, susah untuk
mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya

G. PENERAPAN PERILAKU JUJUR

Memulai sikap jujur tentunya dari diri sendiri sebelum mengajak orang lain untuk bersikap
jujur. Dengan kesadaran dari hati, pasti sikap jujur akan tertanam dalam diri secara cepat, yang
didasari niat yang ikhlas karena Allah SWT. Untuk diri kita sendiri bisa berubah menjadi lebih
baik. Sikap jujur seharusnya dimulai sejak kanak-kanak karena dengan semenjak kanak-kanak
sikap jujur tersebut akan selalu melekat pada diri seseorang tersebut, karena pada dasarnya sikap
jujur itu tumbuh dengan membiasakan diri yang dibekali rasa percaya diri dan tanpa ada
keraguan sedikit pun dari dalam diri.

Cara membiasakan sikap jujur:


a. Menghindari sifat dusta
b. Yakin bahwa jujur itu perintah ALLAH SWT
c. Berteman dengan orang yang jujur
d. Mengetahui bahwa jujur itu akan mendapat pahala dan berbohong itu akan
mendapatkan dosa
e. Tahu akibat dari perbuatan tidak jujur
f. Membiasakan jujur dari hal yang kecil
11
Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai
jadwal, menaati peraturan yang berlaku di sekolah, berbicara secara benar baik kepada guru,
teman ataupun orang- orang yang ada di lingkungan sekolah.
Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberitakan hal yang
benar. Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu
masalah pada orang tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua
senang.
Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan
yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat suasana di lingkungan
tidak kondusif, tidak membuat gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang
diamanahkan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.
Berlaku jujurlah dari mulai sekarang, Insya Allah kalian akan memperoleh hikmah dari
perilaku jujur kalian tersebut.
Hikmah Perilaku Jujur - Kejujuran menyelamatkan dari murka Allah
Dalam sebuah hadis panjang yang berasal dari Syihab diceritakan bahwa ketika Rasul kan
melakukan ghazwah (penyerangan) ke Tabuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang
Kristen di Syam salah seorang sahabat yang bernama Ka'ab bin Malik mangkir dari pasukan
perang, Ka'ab menceritakan bahwa mangkirnya ia dari peperangan tersebut bukan karena ia sakit
ataupun ada suatu masalah tertentu, bahkan menurutnya hari itu justru ia sedang dalam kondisi
prima dan lebih prima dari hari-hari sbelumnya. Tetapi entah mengapa ia merasa enggan untuk
bergabung bersama pasukan Rasul sampai akhirnya ia ditinggalkan oleh pasukan Rasul.
Sekembalinya pasukan Rasul ke Madinah iapun bergegas menemui Rasul dan berkata jujur
tentang apa yang ia lakukan, akibatnya Rasul menjadi murka begitu pula shahabat-shahabat
lainnya. Iapun dikucilkan bahkan diperlakukan seperti bukan orang Islam, sampai-sampai Rasul
memerintahkannya untuk berpisah dengan istrinya. Setelah 50 hari berselang maka turunlah
wahyu kepada Rasul yang menjelaskan bahwa Allah telah menerima taubatnya Ka'ab dan dua
orang lainnya:
“Allah benar-benar telah menerima taubatnya Nabi, orang-orang muhajirin dan anshor yang
mengikutinya dalam saat-saat sulit setelah hampir-hampir saja hati sebagian mereka bermasalah
lalu Allah menerima taubat mereka dan taubat 3 orang yang mangkir dari jihad sampai-sampai

12
mereka merasa sumpek dan menderita, sesungguhnya Allah maha pengasih dan penyayang”

Ketika ia diberi kabar gembira bahwa Allah telah menerima taubatnya, dan Rasul telah
memaafkannya ia Ka'ab berkata:
“Ka'ab berkata demi Allah tidak ada ni'mat terbesar dari Allah setelah ni'mat hidayah Islam
selain kejujuranku kepada Rasulullah dan ketidak bohonganku kepada beliau sehingga saya tidak
binasa seperti orang-orang yang berdusta, sesungguhnya Allah berkata tentang mereka yang
berdusta dengan seburuk-buruk perkataan”

BAB III
PENUTUP

13
A. KESIMPULAN
1. Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan
jujur adalah dusta, yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa
yang sebenarnya.
2. Jujur merupakan sebagian dari ruh agama. Barang siapa yang berbuat jujur, ia akan
memperoleh kebaikan, dan sedang menuju surga.
3. Ada beberapa jenis jujur dilihat dari perilakunya, yaitu: jujur dalam berbuat, jujur
dalam perkataan, jujur dalam niat, jujur dalam berjanji.
4. Kejujuran bisa melemah karena melemahnya tekad, kejujuran juga bisa melemah
akibat pergaulan.
5. Jujur bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan
masyarakat.
Firman Allah dalam Al- Qur’an :
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang jujur”. ( QS. At- Taubah : 119 ).

B. SARAN
Jujur harus betul-betul kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari karena sifat jujur akan
mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita maupun orang lain dan juga akan mendatangkan
pertolongan dan kasih sayang Allah SWT.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pada penulis
sendiri. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan
penyusunan tugas-tugas berikutnya.

C. PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja.
14
Belajar Modern MAKALAH PERILAKU JUJUR '' SMABAR
''.htmhttp://nurulhidayahastronomi.blogspot.co.id/2015/11/makalah-perilaku-jujur-
smabar.html
Kumpulan Makalah Makalah Tentang Perilaku
Jujur.htmhttp://maklahku.blogspot.co.id/2017/01/makalah-tentang-perilaku-jujur.html
Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Jujur ~ M Fahri
Setiono.htmhttp://mfahrisetiono.blogspot.co.id/2016/09/makalah-pendidikan-agama-
islam-tentang.html
makalah kejujuran.htmhttps://www.scribd.com/doc/68038174/makalah-kejujuran
Berbagi Ilmu Makalah tentang
kejujuran.htmhttp://dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-
kejujuran.html

15

Anda mungkin juga menyukai