Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TERMODINAMIKA

TERMODINAMIKA DAN PENGAPLIKASIAN

Dosen Pengampu :

Frastica Deswardani, S.Si., M.Sc.

Di Susun Oleh :

Nama : SUCI RAMDA RENA

NIM : F1C317015

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Termodinamika dan
Pengaplikasiannya”.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang
telah menjadi panduan saya dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga makalah ini selalu bermanfaat bagi semua pihak.

Jambi, 29 September 2018

Penyusun,

Suci Ramda Rena

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 Termodinamika ....................................................................................................................... 2
2.2 Bentuk-Bentuk Energi ............................................................................................................. 2
2.3 Hukum-Hukum Termodinamika.............................................................................................. 3
2.4 PENGAPLIKASIAN HUKUM TERMODINAMIKA ........................................................................ 4
2.4.1 Penerapan hukum ke nol termodinamika ...................................................................... 4
2.4.2 Penerapan hukum 1 termodinamika .............................................................................. 5
2.4.3 Penerapan hukum II termodinamika ............................................................................... 8
2.4.4 Penerapan hukum ke III termodinamika ...................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
B. Saran.......................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka....................................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang
dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu
ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses
ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah
tetapi tidak pada arah sebaliknya.Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat
berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel
selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan
lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium
process).
Sejarah awal dari AC (Air Conditioner) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu
dengan membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga
menurunkan suhu ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya
membangunnya sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak
biasa. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini adalah cikal bakal dari
tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau sudah meninggal
pada tahun 1855.

1.2 Rumusan Masalah


Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian termodinamika ?
2. Bagaimana pengaplikasian hukum termodinamika ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang termodinamika.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengaplikasian hukum
termodinamika.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam
alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia,
energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan
lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun
hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat
dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi
bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari
matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang
laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses
didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input
energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan
energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika
direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam
menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan
contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau
perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin
pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk
kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas, dan
refrigerators yang menggunakan prinsip dasar termodinamika. Aplikasi termodinamika yang
begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17 yang
dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan
thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke
19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu
sifat thermodinamis didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media
pembawa energi, yang disebut pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan
partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu
thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika
statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu
dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.

2.2 Bentuk-Bentuk Energi

Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi termal, mekanis, kinetis,
potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir. Di dalam termodinamika yang dipelajari

2
adalah besarnya perubahan dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung
jumlah energi dari suatu sistem.
Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:
2.1 Energi Makroskopik: Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi,
magnetik, elektrik dan tegangan permukaan.
Energi Makroskopik terdiri dari:
 Energi Kinetik ( Ek ): Energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu
referensi. Adapun besarnya dalam berntuk energi per-satuan masa dengan:
Ek = ½ m . v2 .................................................................... (2.1)
* m= satuan masa media pembawa energi * v= satuan kecepatan gerakan masa
 Energi Potensial ( Ep ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan gravitasi,
besarnya adalah:
Ep = m . g . h ............................................ (2.2)
2.2 Energi Mikroskopik: Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul.
Jumlah total energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol
U.
Energi Mikroskopik terdiri dari:
 Energi Sensibel : Berhubungan dengan energi kinetik dan gerakan (translasi, rotasi,
vibrasi) molekul sistem.
 Energi Latent : Berhubungan dengan fasa dari sistem, mencair, menguap dll.
 Energi Kimia : Berhubungan dengan ikatan atom-atom dalam sistem.
Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi
potensial dan energi dalam.

2.3 Hukum-Hukum Termodinamika

Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi
dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut.
Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi
yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara
mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan
gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel
yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat
ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan
dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi
dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan
menyebabkan perubahan energi dalam gas.
Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah
konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam
kelvin).
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

3
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor
yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
3. Hukum Kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
4. Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

2.4 PENGAPLIKASIAN HUKUM TERMODINAMIKA

2.4.1 Penerapan hukum ke nol termodinamika


Hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal antara benda
benda yang saling bersentuhan. Untuk memahami konsep keseimbangan termal secara lebih
mendalam, mari kita tinjau 3 benda (sebut saja benda A, benda B dan benda C). Benda C bisa
dianggap sebagai termometer. Misalnya benda A dan benda B tidak saling bersentuhan, tetapi
benda A dan benda B bersentuhan dengan benda C. Karena bersentuhan, maka setelah
beberapa saat benda A dan benda C berada dalam keseimbangan termal. Demikian juga
benda B dan benda C berada dalam keseimbangan termal. benda A dan benda B juga berada
dalam keseimbangan termal, sekalipun keduanya tidak bersentuhan. Benda A dan benda C
berada dalam keseimbangan termal, berarti suhu benda A = suhu benda C. Benda B dan
benda C juga berada dalam keseimbangan termal (suhu benda B = suhu benda C). Karena A
= C dan B = C, maka A = B.

Berdasarkan hasil percobaan, ternyata benda A dan benda B juga berada dalam
keseimbangan termal. Dalam hal ini, suhu benda A = suhu benda B. Jadi walaupun benda A
dan benda B tidak bersentuhan, tapi karena keduanya bersentuhan dengan benda C, maka
benda A dan benda B juga berada dalam keseimbangan termal. Hukum ke nol berbunyi “Jika
dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda
tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama lain.”

Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di gunakan.
Seperti pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi yaitu es batu
akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun, kemudian lama
kelamaan es nya mencair semua dan tinggalah air dingin. Air dingin ini menunjukkan
campuran antara es batu dan air hangat yang bersuhu sama atau kata lainnya sudah masuk
dalam keadaan kesetimbangan termal.contoh lainnya yaitu pada saat kita memasak air
didalam panci, benda pertama panci dan benda kedua air. Panci dibakar dengan api sehingga

4
temperaturnya berubah. Air yang bersentuhan dengan panci juga temperaturnya naik dan
akhirnya air mendidih.

Aplikasi lainnya yaitu pengukuran termperatur. Pengukuran temperatur ini berdasarkan


prinsip hukum termodinamika ke nol. Jika kita ingin mengetahui apakah dua benda memiliki
temperatur yang sama, maka kedua benda tersebut tidak perlu disentuhakan dan diamati
perubahan sifatnya. Yang perlu dilakukana adalah mengamati apakah kedua benda tersebut
mengalami kesetimbangan termal dengan benda ketiga. Benda ketiga tersebut adalah
termometer. Biasanya yang digunakan dalam termometer adalah benda yang mempunyai sifat
termometrik yaitu benda apapun yang memiliki sedikitnya satu sifat yang berubah terhadap
perubahan temperatur.

Termometer yang sering kita jumpai adalah termometer kaca. Termometer kaca terdiri
dari pipa kaca kapiler yang berhubungan dengan bola kaca yang berisi cairan air raksa atau
alkohol. Ruang di atas cairan berisi uap cairan atau gas inert. Saat temperatur meningkat,
volume cairan bertambah sehinggan panjang cairan dalam pipa kapiler bertambah. Panjang
cairan dalam pipa kapiler bergantung pada temperatur cairan. Jenis termometer lainnya yaitu
termometer volume gas tetap yang memiliki ketelitian dan keakuratan yang sangat tinggi,
sehingga digunakan sebagai instrumen standart untuk pengkalibrasian termometer lainnya.
Termometer ini menggunakan gas sebagai senyawa termometrik (umumnya hidrogen dan
helium), dengan memanfaatkan sifat termometrik berupa tekanan yang dihasilkan gas.
Tekanan yang dihasilkan diukur menggunakan manometer air raksa tabung terbuka. Ketika
temperatur meningkat, gas memuai sehingga mendorong air raksa dalam tabung terbuka ke
atas. Volume gas dipertahankan tetap dengan menaikkan dan menurunkan reservoir. Deteksi
temperatur lainnya yang luas digunakan adalah termokopel.

Termokopel bekerja berdasarkan prinsip apabila ada dua buah metal dari jenis yang
berbeda dilekatkan, maka dalam rangkaian tersebut akan dihasilkan gaya gerak listrik yang
besarnya bergantung terhadap temperatur. Dari semua contoh termometer yang telah
disebutkan, pada dasarnya prinsipnya sama yaitu ketika termometer menyetuh benda dengan
suhu tertentu maka akan terjadi kesetimbangan termal yang ditunjukkan oleh termometer
berupa pemuaian pada termomter kaca, perubahan tekanan pada termometer gas tetap, dan
gaya gerak listrik pada termokopel.

2.4.2 Penerapan hukum 1 termodinamika

Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi total sistem tetap konstan,
bahkan jika itu diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Misalnya, energi kinetik – energi
yang memiliki obyek ketika bergerak – diubah menjadi energi panas ketika sopir menekan
rem pada mobil untuk memperlambatnya. Ada sering menangkap frase untuk membantu
orang mengingat hukum pertama termodinamika: “Usaha adalah kalor, dan kalor adalah
usaha.” Pada dasarnya, usaha dan panas yang setara

5
Termos Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika dengan
sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air,
terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian
dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda
dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya.
Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi termodinamika dengan sistem terbuka.
Dimana ruang didalam silinder mesin merupakan sistem, kemudian campuran bahan bakar
dan udara masuk ke dalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.

a. Mesin kalor/mesin bahang (heat engine)

Jika kalor yang masuk kedalam sistem lebih besar dari pada kalor yang keluar
sistem dan usaha yang dilakukan sistem, maka sistem itu disebut mesin kalor (heat
engine). Mesin ini digunakan untuk menghasilkan usaha yang keluar secara
kontinu dengan cara melakukan siklus secara berulang-ulang. Jika Q1 adalah
kalor yang diserap sistem, Q2 adalah kalor yang dilepas sistem, dan W adalh
usaha yang dilakukan sistem (mesin), maka efisisensi mesin dinyatakan dengan
persamaan

η = x 100%

karena proses ini adalah siklik (proses siklus), maka ∆U= 0. Sesuai dengan
hukum 1 termodinamika

∆U= ∆Q-W

Dengan, ∆Q= Qmasuk – Qkeluar

∆Q= Q1 - Q2

W= Q1 – Q2

Sehingga,

η = x 100%

η = 1- x 100%

6
keterangan:

η = efisiensi mesin

Q1 = jumlah kalor yang masuk (J)

Q2 = jmlah kalor yang keluar (J)

b. Mesin uap

Cara kerja mesin uap didasarkan pada prinsip termodinamika. Prinsip ini
menyatakan bahwa ketika uap mengembang ( berekspansi ), temperaturnya
menurun dan energi dalamnya berkurang. Pengurangan energi dalam ini
disebabkan sebagian diubah menjadi energi gerak dalam bentuk penambahan
kecepatan gerak partikel uap yang berarti uap melakukan usaha. Ketika uap
berekspansi, pengurangan energi dalam sekitar 1,05 kj menyebabkan kecepatan
partikel uap menghasilkan energi yang sangat besar.

c. Metabolisme Manusia

Manusia dan hewan melakukan kerja. Kerja dilakukan dalam hampir seuruh
aktivitas manusia dan hewan. Kerja membutuhkan energi. Didalam tubuh manusia
dan hewan terjadi proses perubahan energi. Proses ini disebut metabolisme. Untuk
lebih mudahnya kita pakai diri kita, yaitu manusia. Kita dapat menggunakan
hukum 1 termodinamika, ∆U= Q-W.

Jika kita melakukan kerja terus menerus, semakin lama tubuh kita akan leleh.
Karena itu perlu tambahan energi agar stamina kita bisa pulih. Yang menjadi
sumber energi bagi tubuh kita adalah makanan. Akan tetapi energi dalam tubuh
kita tidak dipertahankan oleh aliran kalor kedalam tubuh kita. Pada suatu sistem
tertutup, energi dalam berubah serbagai hasil aliran kalor atau usaha yang
dilakukan. Pada sistem terbuka, seperti pada hewan, energi dalam dapat mengalir
secara bebas, baik kedalam maupun keluar. Karena itu, ketika suhu lingkungan
lebih tinggi dari tubuh, tubuh menyerap kalor dari lingkungan, akan tetapi tubuh
kita menggunakan kalor yang diserap tersebut aan menunjang proses vitalnya.

7
Pada saat menyantap makanan, berarti kita memasukkan membawa energi
masuk kedalam tubuh kita, yang kemudian menaikkan energi dalam pada tubuh.
Energi ini digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.

2.4.3 Penerapan hukum II termodinamika


Termodinamika sudah sangat tidak asing didalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
peristiwa termodinamika yang terjadi dalam kehidupan. Sebagai contohnya perubahan suhu
yang terdapat pada badan kita, kemudian beberapa peralatan rumah tangga yang
menggunakan konsep termodinamika dan beberapa peralatan lainnya.
Termodinamika telah merubah sistem industri didunia, dari yang mulanya menggeunakan
kayu bakar untuk memasak sampai menggunakan listrik untuk memasak. Hal ini karena
termodinamika merupakan hukum-hukum yang menyangkut banyak hal dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu contoh yang paling sederhana adalah es didalam gelas yang
menyebabkan terjadi pengembunan diluar gelas, padahal terpisahkan oleh medium gelas
(glass) yang memisahkan permukaan luar dan permukaan dalam.
Proses timbulnya air pada permuakaan gelas itu menandakan adanya suatu sistem yang
terjadi pada perstiwa ini, sistem yang terjadi adalah bahwa udara yang ada di sekeliling gelas
mengandung uap air.Ketika gelas diisi es, gelas menjadi dingin. Udara yang bersentuhan
dengan gelas dingin ini akan turun suhunya. Uap air yang ada di udara pun ikut mendingin.
Jika suhunya sudah cukup dingin, uap air ini akan mengembun membentuk tetes-tetes air di
bagian luar gelas. Hal ini merupakan peristiwa termodinamika yang sesuai dengan hukum
termodinamika yang ke dua yang berbunyi Berikut “Hukum kedua termodinamika terkait
dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya, dari hukum ini proses yang terjadi didalam gelas merupakan proses
penyerapan panas dengan kata lain udara akan berubah menjadi dingin, sementar udara
mengandung kadar air yang tinggi pda kelembaban yang tinggi, sehingga ketika udara dingin
akan membuatnya mengembun sehingga timbul air pada permukaan luar pada gelas.
Dari contoh es pada gelas diatas merupakan sistem pertukaran secara tertutup karena
terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan menggunakan media
pembatas rigid (tidak boleh mempertukarkan kerja) dengan mempertukarkan panas melalui
medium gelas.

8
Penerapan lain hukum II termodinamika dapat kita lihat pada berbagai produk
teknologi, antara lain lemari es dan penyejuk udara (AC).

a. Lemari es

Salah satu penerapan hukum II Termodinamika adalah lemari es. Prinsip kerja
lemari es berdasarkan rumusan clausius yang menyatakan bahwa untuk
memindahkan kalor (Q1) dari dalam refrigerator yang bersuhu rendah ke
refrigerator bersuhu lebih tinggi diperlukan usaha.

Prinsip kerja lemari es adalah mengambil kalor dari daerah bersuhu dingin
(bagian dalam lemari es) dan mengeluarkannya pada daerah bersuhu bersuhu
tinggi (bagian luar lemari es). Untuk mengeluarkan kalor dari tempat bersuhu
rendah ketempat bersuhu tinggi diperlukan usaha (W). Karena bagian dalam
kekurangan kalor, maka suhunya akan rendah, sebaiknya bagian luar terasa hangat
karena menerima kalor dari dalam.

Untuk lemari es atau mesin serupa, efisiensi dinyatakan dengan koefisien


pendingin (W). Koefisisen pendingin dirumuskan sebagai:

η = x 100%

berdasarkan hukum termodinamika, Q2= W+Q1, atau W= Q2 - Q1. Jadi:

η = x 100%

η = – 1 x 100%

keterangan:

η = koefisien pendingin

W = usaha luar yang dilakukan pada mesin

Q1 = jumlah kalor yang diserap dari tandon suhu rendah

Q2 = jumlah kalor yang dikeluarkan pada tandon suhu tinggi

9
b. Penyejuk udara (air conditioner =AC)

Walaupun bentuk rancangan AC dan lemari es berbeda, namun penyejuk


udara atau AC mempunyai cara kerja yang mirip dengan lemari es. AC
mengambil kalor dari ruang yang bersuhu rendah untuk dibuang kelingkungan
yang bersuhu tinggi. Rumusan koefisien pendingin pada lemari es diatas juga
berlaku untuk AC.

2.4.4 Penerapan hukum ke III termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropisistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga termodinamika memberikan dasar untuk menetapkan entropi absolut suatu zat,
yaituentropi setiap kristal sempurna adalah nol pada suhu nol absolut atau nol derajat Kelvin
(K). Pada keadaan ini setiap atom pada posisi yang pasti dan memiliki energi dalam terendah.
Kebanyakan logam bisa menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah, karena tidak
banyak keacakan gerakan kinetik dalam skala molekular yang menggangu aliran elektron.

Superkonduktor adalah suatu material yang mengalami fenomena tidak memiliki


hambatan listrik atau tanpa adanya sumber tergangan, namun memiliki arus yang mengalir
dengan energinya tetap ada. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet
dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner; menghilangkan garis
medan magnet dari interior superkonduktor karena transisi pada batas superkonduktor
tersebut. Oleh karenanya terjadinya efek ini menunjukkan bahwa superkonduktivitas yang
tidak dapat dipahami hanya sebagai idealisasi konduktivitas sempurna dalam fisika klasik.

Suatu bahan superkonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik
tanpa adanya hambatan, sehingga dapat mengalirkan arus listrik tanpa kehilangan daya
sedikitpun. Superkonduktor adalah unsur atau alloy metal yang didinginkan sampai
mendekati suhu nol mutlak (0 K), menjadi hilang tahanannya. Fenomena turunnya hambatan
listrik suatu zat padat menjadi nol jika temperaturnya diturunkan hingga temperatur tertentu
dikenal sebagai superkonduktivitas . Unsur, paduan dan senyawa yang menunukkan sifat
superkonduktivitas ini disebut material superkonduktor.

10
Medan magnet akibat pembelokan dari logam superkonduktor

Dalam superkonduktor, perlawanan turun tiba-tiba menjadi nol ketika material


didinginkan di bawah temperatur kritis. Arus listrik yang mengalir dalam loop kawat
superkonduktor dapat bertahan tanpa batas waktu tanpa sumber listrik. Superkonduktor
membutuhkan suhu yang sangat dingin, pada urutan 39 kelvin (minus 234 C, dikurangi 389
F) untuk superkonduktor konvensional.

Bahan superkonduktor adalah suatu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa
tahanan listrik sedikitpun bahan ini terdiri dari campuran unsur-unsur tertentu yang dapat
mengalirkan arus listrik tanpa tahanan pada suhu yang sangat rendah. Arus yang mengalir
pada rangkaian tertutup dari bahan superkonduktor akan terus mengalir selamanya.
Superkonduktivitas ini disebut juga sebagai “fenomena quantum makroskopis”. Suatu
fenomena yang terjadi pada suatu bahan jika berada pada suhu yang sangat rendah akan
menunjukkan ciri-ciri:

1. Resistansi menjadi nol


2. Bersifat menolak medan magnet (Efek Meissner)

Berikut ini sejarah singkat bahan Superkonduktor :

 1911. Heike Kamerlingh mendinginkan air raksa (mercury) dalam helium cair pada
suhu 4oK (-269oC) dan mendapati resistansinya nol
 1933. Walter Meissner menemukan jika benda didinginkan pada suhu yang sangat
rendah maka benda tersebut akan memiliki medan magnet sendiri yang menolak
magnet lain bila didekatkan. Hal ini disebut juga sebagai efek meissner.
 1941. Ditemukan niobium-nitride yang menjadi superkonduktor pada suhu 16oK
 1980. Ditemukan bahan superkonduktor dengan bahan dasar karbon (bahan organik)
 1986. Ditemukan bahan superkonduktor dengan bahan dasar keramik (bahan isolator)
 1993. Ditemukan paduan raksa, thalium, barium, kalsium, tembaga dan oksigen yang
menjadi superkonduktor pada suhu 138oK 138 K (suhu tertinggi)

Pada superkonduktor terdapat istilah temperatur Kritis (Tc), yaitu suatu keadaan ketika
temperature bahan diturunkan dari temperature ruang normal sampai pada batas temperature
tertentu bahan ini akan memiliki sifat superkonduktor. Selain terdapat istilah temperatur
kritis, terdapat pula Suhu Pemadaman Superkonduktor. Suhu pemadaman merupakan batas
suhu untuk merusak sifat superkonduktor. Artinya pada suhu ini superkonduktor akan rusak.

Pada grafik diatas dapat kita lihat bahwasanya makin tinggi suhu yang diberikan pada
bahan superkonduktor, maka struktur Kristal superkonduktor tidak lagi berbentuk

11
ortorombik. Maka dengan adanya perubahan struktur kristal superkonduktor, suatu bahan
akan kehilangan sifat superkonduktornya.

Grafik diatas menunjukan hubungan antara suhu kritis dengan suhu bahan
superkonduktor. Jika suhu yang diberikan pada bahan superkonduktor makin besar, maka
suhu kritis bahan akan mendekati nilai nol kelvin.

Bahan Superkonduktor terjadi pada bahan-bahan konduktor murni (aluminium),


campuran logam (alloy), semikonduktor, serta isolator (keramik). Bahan Superkonduktor
tidak dapat terjadi pada bahan-bahan yang berhubungan emas, perak, dan bahan
ferromagnetik. Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat
dibagi menjadi dua tipe yaitu :

1. Superkonduktor Tipe I

Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan
dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper). Pasangan
elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang
bermuatan positif. Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan
bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang seperti
ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner,
yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh
superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan
menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan magnet
yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan
berubah kembali ke keadaan normal. Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-
unsur tunggal.

2. Superkonduktor Tipe II

Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS. Abrisokov berhasil
memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Teori ini
merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis
superkonduktor dan magnet.

Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan
sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan
kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi
dari superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi
unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium
(In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi merupakan larutan
padatan.

Penerapan superkonduktor terdapat pada alat-alat berikut ini :

1. Generator listrik super-efisien


2. Kabel Listrik Super efisien
3. Supercomputer.

12
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Termodinamika adalah bidang ilmu yang meliputi hubungan antara panas dan jenis energi
lainnya. Termodinamika ditemukan dan diteliti awal tahun 1800-an. Pada saat itu, itu terkait
dengan dan mendapat perhatian karena penggunaan mesin uap.
Termodinamika dapat dipecah menjadi empat hukum. Meskipun ditambahkan ke dalam
hukum termodinamika setelah tiga hukum lainnya, hukum ke nol biasanya dibahas terlebih
dahulu. Ini menyatakan bahwa jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan
sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain. Dengan kata
lain, jika dua sistem adalah temperatur yang sama sebagai sistem yang ketiga, maka
ketiganya adalah suhu yang sama.

B. Saran

Perlunya kritik dan saran dari pembaca, agar dapat membangun pembuatan makalah
selanjutnya. Banyaknya literatur dapat mempermudah dan memperlancar pembuatan makalah
selanjutnya.

13
Daftar Pustaka

Andini, Putri Dwi. 2007. Dasar-dasar Fisika. Jakarta : Erlangga

Arismunandar, Wiranto. 2004. Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta : Penerbit Pradnya
Paramita

Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi Ke Empat. Jakarta : Erlangga

Ed,i Istiono. 2002. Analisis Rangkaian Listrik. Yogyakarta : FMIPAUniversitas


Negri Yogyakarta (UNY)

Giancoli. D. C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Elangga.

Amin Genda P.2001. Sejarah Fisika. Yogyakarta: FMIPA-UNY

Pandjaitan, Bonar. 1999. Teknologi Sistem Pengendalian Tenaga Listrik Berbasis SCADA.
Jakarta : Penerbit Prenhallindo

Shinta, Dewi. 2003. Kamus Lengkap Fisika. Jakarta : Erlangga

Supriyadi.2002. Penilaian Pencapaian Belajar Fisika. Yogyakarta : FMIPA UNY

14

Anda mungkin juga menyukai