Laporan Fitokim
Laporan Fitokim
Laporan Fitokim
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu
campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan
untuk memisahkan campuran. Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai
melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi
diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi
komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah, dilakukan melalui teknik
pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik
pemisahan elektroforesis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk
memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan ternyata menghasilkan
materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Farmakope Indonesia Edisi V,
2014). Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara
perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan
tekanan, agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas.
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain
pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia
yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan
dan disaring atau bagian yang bening diuapkan. Beningan yang diperoleh memenuhi
persyaratan Farmakope. Adapun macam-macam ekstraksi, yaitu :
1. Ekstraksi dingin
Maserasi
Perkolasi
2. Ekstraksi panas
Infusa & dekokta
Reflux
Soxhlet
Destilasi : air, uap
3. Ekstraksi dipercepat (accelerated)
Ultrasonikasi (ultrasound)
Gelombang mikro (microwave)
Ekstraksi superkritik (SCE)
Pada praktikum kali ini kelompok kami mengfokuskan pada metode ekstraksi dingin
dengan Maserasi. Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam)
adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam
menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol
encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian
(Farmakope Indonesia, 1995).
Metode maserasi dipilih karena metode ini murah dan mudah dilakukan,selain itu
dikhawatirkan senyawa yang terkandung dalam buah pepino merupakansenyawa yang tidak
tahan terhadap panas. Maserasi biasanya dilakukan denganperbandingan 1:2, seperti 100 Kg
sampel diekstrak dengan 200 L pelarut. Guna mendapatkan ekstrak dalam waktu yang relatif
cepat dapat dilakukan pengadukan dengan menggunakan shaker berkekuatan 120 rpm selama
24 jam.
1.3 Tujuan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrales
Suku : Mytaceae
Marga : Psidium
Jenis : Psidium guajava L. (Anonim, 1986)
2.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia tumbuhan obat merupakan bahan baku proses pembuatan
ekstrak baik sebagai bahan obat atau produk. Berdasarkan hal tersebut, maka simplisia dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau
mineral. Untuk menghasilkan simplisia yang bermutu dan terhindar dari cemaran. Pada
umumnya melakukan tahapan kegiatan seperti sortasi basah, pencucian, peranjangan
pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang
semula berada di dalam sel tanaman ditarik oleh cairan hayati. Metode ekstraksi dipilih
berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah tanaman dan daya penyesuaian
dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak dari
tanaman. Sifat dari bahan mentah tanaman merupakan faktor utama yang harus
dipertimbangkan dalam memperoleh metode ektraksi ( Harbone.J.B,1999 ). Pada umumnya
peyarian akan bertambah baik apabila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan
penyari luas. Metode penyarian yang umum digunakan yaitu maserasi, perkolasi, soxhcletasi,
dan sebagainya. Pemilihan disesuaikan dengan kepentingan dalam memperoleh sari yang
baik ( Anonim, 1986 ).
2.4 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia
menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya langsung. Ekstrak kering harus mudah
digerus menjadi serbuk. Penyari dengan etanol dengan cara maserasi atau perkolasi (Anonim,
1979). Ekstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati dapat dipandang sebagai
bahan awal, bahan antara atau bahan produk jadi. Ekstrak sebagai bahan antara masih perlu
diproses lagi menjadi fraksi-fraksi, isolat tunggal atau campuran ekstrak lain. Ekstrak sebagai
produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat yang siap digunakan oleh
konsumen (Anonim, 2000).
BAB 3 PROSEDUR KERJA
3.1 Bahan :
Ditambahkan etanol 96% sebanyak 187,5 ml (7x bobot serbuk ) aduk sampai
homogen
Biarkan termaserasi selama 5 hari didalam maserator tertutup, aduk setiap hari
Kemudian panaskan pada penangas air hingga diperoleh ekstrak yang kental
BAB 4 PEMBAHASAN
Dalam proses ekstraksi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin
kecil ukurannya, semakin besar luas permukaan antara padat dan cair; sehingga
laju perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk
berdifusi yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.
2. Zat pelarut
Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut
pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat dapat
bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada
awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan
naik dan laju ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi akan
berkurang dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.
3. Temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di
dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk
memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
4. Pengadukan fluida
Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses
difusi, sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat
pelarut. Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair
misalnya, dapat dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi
5.1 KESIMPULAN
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut.
5.2 SARAN
Untuk metode penyarian dengan cara maserasi, pengadukan atau pengocokan yang
dilakukan sebaiknya dilakukan dengan goncangan dan kecepatan yang konstan.Suhu pada
saat pemanasan harus sesuai dengan pedoman yang ada agar hasil yang didapatkan bisa
optimal. Dan ikuti pedoman yang tertera pada buku panduan. Dalam pengerjaannya harus
tetap dijaga dan diperhatikan, agar dapat mencatat data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, peyne, 2000. Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Pusat
Penelitian. Universitas Negeri Andalas.
Depkes RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan Pertama. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1994. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta: Depkes RI
Ditjen POM, (1986). Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Sulaiman, T.N.S. (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Mitra Communications Indonesia.
Hasil Ekstraksi dengan Metode Maserasi
Dari hasil praktikum ekstraksi simplisia X dengan menggunakan metode maserasi yang telah
dilakukan selama 5 hari, setelah dievaporasi menggunakan rotary evaporator didapatkan ekstrak
sebanyak 5,2 gram.
= 5,2 gram
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
% rendemen hasil ektraksi : 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 x 100%
5,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
: 25 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100%
= 20,8%