Anda di halaman 1dari 13

Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

PENGEMBANGAN TRAINER INDIKATOR DENYUT JANTUNG

Pipit Utami1, Muklas Fajar2


Universitas Negeri Yogyakarta1, SELTech2
e-mail: pipitutami@uny.ac.id

ABSTRAK

Salah satu capaian pembelajaran mata kuliah instrumentasi adalah mampu menjelaskan penggunaan
konsep instrumentasi pada penerapan teknologi instrumentasi. Pengembangan media merupakan salah satu
upaya mencapai capaian pembelajaran tersebut. Penerapan teknologi instrumentasi yang diangkat dalam
penelitian ini adalah penggunaan photodioda sebagai sensor denyut jantung yang memungkinkan penggunaan
berbagai macam rangkaian pengkondisi sinyal untuk memodifikasi sinyal ke output. Artikel ini bertujuan untuk
mendeskripsikan desain media berdasarkan analisis kebutuhan dan memaparkan hasil evaluasi pengembangan
media tersebut. Media dikembangkan dengan tahapan analisis kebutuhan, desain, pengembangan dan evaluasi.
Hasil menunjukkan bahwa: (1) media berupa trainer berbentuk kotak yang berisikan titik-titik pengukuran
(sensor, pengkondisi sinyal dan output) diatas skema rangkaian sesungguhnya dan jobsheet praktik; dan (2)
evaluasi menunjukkan bahwa trainer memiliki unjuk kerja yang sesuai dan mendapat penilaian layak dari
mahasiswa. Sebagai tambahan penggunaan trainer tersebut memudahkan mahasiswa dalam memaparkan
variabel proses, sensor, pengkondisi sinyal dan output dari media pembelajaran pengukur denyut jantung yang
dikembangkan.

Kata kunci: pengembangan, pengkondisi sinyal, photodioda, instrumentasi

PENDAHULUAN pembelajaran mata kuliah instrumentasi belum


terdapat media pembelajaran yang mendukung
Dalam pasal 29 Undang-undang CPMK tersebut.
Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 Pengembangan media merupakan salah
tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa satu upaya untuk membantu mahasiswa
Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) mampu menjelaskan penggunaan konsep
menjadi acuan pokok dalam penetapan instrumentasi pada penerapan teknologi
kompetensi lulusan pendidikan akademik instrumentasi. Penggunaan photodioda sebagai
(Republik, 2012). Dari sembilan jenjang sensor untuk mengukur denyut jantung saat ini
kualifikasi pada KKNI, lulusan S1 Program banyak digunakan oleh para peneliti. Hal
Studi Pendidikan Teknik Elektronika tersebut dapat dilihat dari beberapa peneliti
(Prodi PTE) berada pada level 6. Secara lintas negara yang melakukan penelitian
terkait pengembangan perangkat pengukur
umum, kompetensi lulusan S1 dari
denyut jantung yang menggunakan sensor
deskripsi level 6 KKNI diantaranya adalah
photodioda (Comert, Istanbullu, & Turhal,
mampu mengaplikasikan bidang keahlian 2014; Verma, & Bhasin, 2014; Babiker,
dan IPTEKS, memiliki penguasaan Adbel-Khair, & Elbasheer, 2011; dan Wahyu
konsep, mampu menyelesaikan masalah dkk, 2014). Dari berbagai penelitian tersebut,
prosedural, mampu mengambil keputusan diketahui adanya perbedaan pengkondisi
dan bertanggungjawab. Merujuk pada sinyal yang digunakan setelah rangkaian
deskripsi level 6 KKNI, maka salah satu sensor.
capaian pembelajaran mata kuliah Selain tren penggunaan photodida
(CPMK) Instrumentasi sebagai mata kuliah sebagai sensor denyut jantung, hal penting
wajib prodi adalah mahasiswa mampu pemilihan perangkat pengukur denyut jantung
menjelaskan penggunaan konsep instrumentasi adalah kebutuhan akan perangkat pengukur
pada penerapan teknologi instrumentasi denyut jantung yang mudah digunakan dan
(memiliki penguasaan konsep). Pada murah. Penyakit tidak menular (PTM)

65
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

menjadi penyebab utama kematian secara biaya menjadi permasalahan pada perangkat
global. Proporsi penyebab kematian PTM pengukur denyut jantung. Penggunaan
pada orang-orang berusia kurang dari 70 photodioda sebagai sensor pada perangkat
tahun, penyakit cardiovaskular merupakan pengukur denyut jantung dinilai mampu
penyebab terbesar (Pusat Data dan Informasi menjadi solusi hal tersebut.
Kementerian Kesehatan RI, 2012:1). Jantung Beberapa riset menunjukkan bahwa
yang tidak normal bisa dilihat dari jumlah terdapat sensor lain yang berbeda dengan
denyut jantung yang tidak sesuai dengan sensor pada ECG yang dapat dijadikan
kisaran jumlah denyut jantung normal. Denyut alternatif sensor pengukur denyut nadi, yaitu
jantung adalah jumlah detak jantung per satuan sensor pulse oximetry. Sebagai tambahan,
waktu dan biasanya dinyatakan dalam denyut Valencell (2015) menyatakan bahwa perangkat
per menit atau beats per minute (bpm). Pada yang memantau denyut jantung (termasuk
orang dewasa, jantung yang normal berdetak oximetry) menggunakan metode
sekitar 60 sampai 90 kali per menit (Darwis photoplethysmography (PPG). PPG
dkk, 2008:18). Frekuensi denyut jantung merupakan teknik penyinaran cahaya pada
normal orang dewasa dalam hal ini merupakan kulit dan mengukur jumlah cahaya yang
jumlah denyut jantung yang terjadi dalam satu tersebar melalui aliran darah yang berubah
detik. Oleh karena itu frekuensi denyut jantung secara dinamis dikarenakan perubahan denyut
normal orang dewasa sekitar 1 Hz sampai darah (denyut jantung) atau perubahan volume
dengan 1,67 Hz (jumlah getaran dibagi dengan darah (cardiac output). Gambar 1
jumlah detik waktu). memperlihatkan teknik PPG.
Deteksi dini penyakit jantung dapat
dilakukan dengan melakukan pengecekkan
frekuensi denyut jantung secara teratur.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk
mendeteksi frekeunsi denyut jantung.
Perangkat pengukur denyut jantung
diantaranya adalah Electrocardiograph (ECG)
dan pulse fingertip oximeter. Penggunaan ECG
Gambar 1. Teknik PPG (Valencell, 2015)
kurang fleksibel penggunaannya karena
ukuran yang relatif besar serta memerlukan Lebih lanjut lagi Barker dkk (2002)
instalasi dan teknis pengoperasian tertentu menyatakan bahwa prinsip sensor pulse
yang cenderung rumit, sehingga terbatas oleh oxymeter bekerja berdasarkan karakteristik
tenaga medis. Selain itu ECG relatif mahal. penyerapan cahaya merah dan inframerah
Alternatif lainnya menggunakan ECG mobile (infrared/IR) dari hemoglobin yang
yang ada di smarthpone berbasis android. mengandung oksigen dan yang tidak
Namun demikian dr. Sinatra (tt) menyatakan (terdeoksigenasi). Hubungan antara
bahwa terdapat beberapa permasalahan ketika penyerapan cahaya oleh hemoglobin seperti
menggunakan ECG mobile pada smartphone, tertampil pada Gambar 2.
diantaranya mengganggu variabilitas detak
jantung, adanya waktu delay saat
pentransmisian data ke smartphone dan terkait
efek frekuensi wireless pada tubuh manusia.
Dilain pihak pulse fingertip oximeter relatif
mahal meskipun penggunaannya mudah.
Diperlukan perangkat pengukur denyut
jantung yang mudah penggunaannya dan Gambar 2. Hubungan penyerapan cahaya pada
murah. Keterbatasan penggunaan dan faktor hemoglobin (Barker dkk, 2002)

66
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Hemoglobin yang mengandung oksigen area tertentu seperti jari dan telinga (Barker
menyerap cahaya inframerah dan melewatkan dkk, 2002; dan Editors, 2007).
cahaya merah lebih banyak. Sebaliknya pada Selanjutnya yang perlu menjadi
hemoglobin terdeoksigenasi menyerap cahaya perhatian adalah adanya perbedaan penyerapan
merah dan melewatkan cahaya inframerah cahaya yang terjadi pada jari seperti pada
lebih banyak. Hal tersebut terjadi dikarenakan Gambar 4. Variasi penyerapan cahaya pada
adanya perbedaan panjang gelombang diantara jari dipengaruhi dari beberapa komponen,
cahaya merah (600 -750 nm) dan cahaya yaitu gerakan dan perfusi darah, sedangkan
inframerah (850-1000 nm). Jagdeo dkk (2012) penyerapan cahaya secara konstan terjadi pada
menyatakan bahwa transmisi cahaya kulit, jaringan, darah vena, dan darah arteri.
inframerah pada tangan manusia rendah tetapi
dapat dihitung dan lebih besar dari transmisi
cahaya merah. Sehingga pada media ini dipilih
infrared sebagai transmitter cahaya. Sensor
oximetry pada prinsipnya menggunakan
pancaran cahaya led merah dan infrared dan Gambar 4. Penyerapan cahaya karena beberapa
ditangkap oleh photodetector. Terdapat dua komponen di jari (Barker dkk, 2002)
metode dalam mengukur denyut jantung
menggunakan sensor tersebut, yaitu metode Sinyal biometrik dari PPG yang
pancaran (transmission) dan pantulan berkualitas tinggi seperti pada Gambar 5
(reflection) seperti terlihat pada Gambar 3. mendasari pengukuran frekuensi pernafasan,
VO2 max, kandungan oksigen dalam darah,
variabilitas denyut jantung,tekanan darah dan
efisiensi jantung. Meskipun demikian optical
noise, warna kulit, croossover problem (gerak
dan aktivitas tubuh), lokasi sensor dan perfusi
rendah, sehingga dibutuhkan optomekanik dan
Gambar 3. Metode Transmission (kiri) dan
Reflectance (kanan) (Editors, 2007) algoritma ekstraksi sinyal yang bagus.
Penggunaan optical heart rate monitoring
Pada metode transmisi, transmitter dan (OHRM) dengan teknik PPG saat ini
receiver cahaya diposisikan berlawanan berinovasi menjadi perangkat yang
dengan jari berada diantara keduanya. Berbeda mendukung lifestyle, in-session dan
dengan metode transmisi, pada metode refleksi pemantauan kesehatan (Valencell, 2015).
transmitter dan receiver cahaya berada Dalam penelitian ini teknik PPG terbatas pada
berdekatan dengan jari berada diatas membelajarkan mahasiswa mengenai konsep
keduanya. Pada penelitian ini dipilih metode variabel besaran, sensor dan pengkondisi
refleksi dengan mempertimbangkan sinyal. Diharapkan dengan penguasaan konsep
kemudahan pemasangan komponen. tersebut, mahasiswa mampu berkontribusi
Penggunaan metode tersebut hanya pada area- dalam memberikan inovasi OHRM.

Gambar 5. Sinyal PPG (Valencell, 2015)

67
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Berdasar pada beberapa penelitian khususnya mengenai konsep variabel besaran,


sebelumnya, dalam penelitian ini, photodioda sensor, dan pengkondisi sinyal. Menurut
digunakan untuk mengukur aliran darah di Azhar (2007: 75) kriteria yang diperhatikan
ujung jari (fingertip), dimana Infrared (IR) adalah sesuai dengan tujuan; tepat untuk
sebagai transmitter dan photodioda sebagai mendukung isi pelajaran bersifat fakta,
receiver. Adanya penggunaan IR dan konsep, prinsip; praktis, luwes dan bertahan;
photodioda sebagai sensor aliran darah denyut guru terampil menggunakannya;
jantung di ujung jari menambah khasanah pengelompokkan sasaran; dan mutu teknis.
keilmuan di bidang instrumentasi elektronika. Kriteria tersebut dijadikan dasar dalam
Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran melakukan evaluasi media. Evaluasi dilakukan
pendidikan vokasional menurut Prosser dengan memperhatikan aspek materi, teknis
(Wardiman, 1998:38), menyatakan bahwa dan tampilan.
pembelajaran vokasional harus memperhatikan
permintaan pasar dalam hal ini penggunaan METODE
teknologi yang efektif dan efisien. Dengan
demikian khasanah yang mengandung unsur Metode penelitian ini menggunakan
inovasi dan penyiapan lulusan yang kompeten, model pengembangan yang terdiri dari analisis
maka perlu difasilitasi dosen dalam pengajaran kebutuhan, desain pengembangan, implemen-
di kelas. Tujuan diadakannya penelitian ini tasi dan evaluasi. Langkah-langkah pengem-
adalah diperolehnya trainer pengkondisi sinyal bangan media ditunjukkan pada Tabel 1.
yang dapat menunjukkan adanya penguatan
sinyal tegangan terhadap input sinyal tegangan Tabel 1. Capaian tahapan pengembangan media
dari sensor IR dan photodioda saat mendeteksi Tahapan Capaian
aliran darah (denyut jantung) pada ujung jari. Analisis - Rincian tugas peserta didik
kebutuhan - Materi yang diakomodasi media
Pembelajaran merupakan usaha - Tujuan media
sadar dari pendidik untuk membelajarkan - Jenis media, kebutuhan umum,
peserta didiknya dengan berinteraksi kelebihan, keterbatasan dan
pengemasan media
dengan sumber belajar lain dalam rangka - Manfaat pengembangan media
mencapai tujuan yang diharapkan. Media Desain - Isi media (blok diagram dan titik
pembelajaran adalah sesuatu yang digunakan pengem- pengukuran)
bangan - Skema dan layout rangkaian
untuk menyampaikan informasi pembelajaran - Desain kemasan perangkat
agar dapat merangsang pikiran dan perhatian - Layout jobsheet
peserta didik (Yusuf, 2009: 458; Arief dkk, Implemen- - Implementasi skema pada PCB
2009:7; dan Azhar, 2007: 6-7). Terkait tasi - Packaging
Evaluasi - Uji unjuk kerja perangkat
pemilihan media berbentuk hardware dipilih - Uji penggunaan
dikarenakan memprioritaskan capaian tujuan
pembelajaran (Yusuf, 2009: 461). Azhar Analisis kebutuhan dilakukan dengan
(2007: 26–27) menyatakan bahwa salah satu melakukan beberapa analisis yang terdiri dari:
manfaat penggunaan media dalam proses (1) task analysis untuk mendapatkan gambaran
belajar mengajar yaitu memperjelas penyajian awal mengenai rincian tugas yang akan
informasi sehingga dapat memperlancar dan diberikan kepada peserta didik; (2) critical-
meningkatkan proses dan hasil belajar. insident analysis untuk menganalisis materi
Manfaat tersebut memliki kesesuaian dengan yang diakomodasi media; (3) objective
tujuan pembelajaran mata kuliah analysis untuk menganalisis tujuan media; (4)
Instrumentasi. Tujuan tersebut adalah mampu media analysis untuk membuat kesimpulan
menjelaskan penggunaan konsep instrumentasi awal mengenai jenis media yang paling tepat
pada penerapan teknologi instrumentasi digunakan, kebutuhan umum, kelebihan,

68
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

keterbatasan serta pengemasan media; dan (5) konsep variabel besaran, sensor dan
benefit analysis untuk menganalisa pengkondisi sinyal mengenai pengukur denyut
manfaat/keuntungan yang dapat diperoleh nadi pada media. Kelayakan media dinilai
dengan adanya dukungan media yang mahasiswa menggunakan angket. Teknik
dikembangkan. Analisis tersebut merujuk pada analisis deskriptif digunakan untuk
Front End Analysis menurut Lee & Owens menentukan kelayakan media dalam fungsinya
(2004: 15), dimana analisis disesuaikan dengan melakukan konversi skor rerata ke
dengan kebutuhan pengembangan media. dalam tingkatan kelayakan. Kriteria sangat
Analisis ini dilakukan dengan melakukan layak apabila skor rerata 3,25 s.d. 4; layak
wawancara dengan dosen pengampu. Setelah apabila skor rerata 2,5 s.d. 3,25; kurang layak
analisis dilakukan maka diperoleh bahan untuk apabila skor rerata 1,75 s.d. 2,5; dan sangat
melakukan desain blok diagram, titik kurang layak apabila skor rerata 1 s.d. 1,75.
pengukuran, skema dan layout rangkaian serta
kemasan perangkat. Desain dilanjutkan dengan HASIL
implementasi skema pada PCB dan packaging
perangkat. Tahapan terakhir adalah evaluasi Hasil analisis kebutuhan secara umum
yang terdiri dari: (1) uji unjuk kerja perangkat menunjukkan bahwa media yang dibuat tidak
berdasarkan indikator keberhasilan dan berbasis mikrokontroler agar mahasiswa tidak
penilaian ahli mengenai materi (kesesuaian, memiliki overlap materi. Meskipun demikian,
kelengkapan dan memberikan kesempatan output disesuaikan dengan kebutuhan
belajar), teknis (fleksibel, keamanan dan pemrosesan di mikrokontroler. Hal tersebut
kemanfaatan) dan tampilan (bentuk, dikarenakan beberapa mata kuliah menerapkan
keserasian, keterbacaan dan kerapian); dan (2) pembelajaran berbasis proyek dan semua
uji penggunaan terbatas pada mahasiswa proyek yang ditugaskan berbasis
mengenai kelayakan dan kemampuan media mikrokontroler. Sebagai tambahan, rangkaian
untuk membantu mahasiswa menguasai dibangun dari rangkaian yang sebenarnya.
konsep instrumentasi dari variabel besaran, Paparan hasil analisis kebutuhan ditunjukkan
sensor dan pengkondisi sinyal menggunakan pada Tabel 2.
tes lisan dengan menjelaskan alur berfikir
Tabel 2. Hasil analisis kebutuhan
Indikator capaian Hasil
Rincian tugas peserta didik - Pengukuran tegangan dan bentuk sinyal pada titik-titik pengukuran
Materi yang diakomodasi media - Konsep variabel besaran, sensor, pengkondisi sinyal dan output
Tujuan media - Menjelaskan penggunaan konsep instrumentasi pada penerapan teknologi
instrumentasi (penggunaan sensor photodioda untuk mengukur denyut
jantung), khususnya konsep variabel besaran, sensor dan pengkondisi sinyal
Jenis media yang paling tepat - Jenis media berbentuk objek hardware disertai jobsheet praktik
digunakan, kebutuhan umum, - Kebutuhan umum pengembangan: blok sensor, blok pengkondisi sinyal
kelebihan, keterbatasan serta (band pass filter, penguat non inverting, dan comparator) dan output
pengemasan media (tampilan, - Kelebihan media ini diantaranya: (1) dibuat terstruktur dimulai blok input,
bentuk, ukuran, bahan) proses dan output; (2) dibuat dari rangkaian yang sebenarnya dan sesuai
dengan skema yang tertampil; dan (3) titik-titik pengukuran disusun
berurutan dan besar
- Keterbatasan media ini diantaranya: (1) tidak dikonfigurasikan ke
mikrokontroler, hal tersebut berdasarkan analisis mengenai fokus pada
instrumentasi analog; (2) metode yang dipakai hanya satu (refleksi); (3)
tidakdapat memodifikasi pengkondisi sinyal; dan (4) sinyal output belum
berkualitas bagus untuk dapat menampilkan semua pengukuran biometrik,
sehingga terbatas pada representasi denyut jantung
- Media dikemas dalam bentuk boks dengan ukuran menyesuaikan
keterbacaan skema dan penempatan titik-titik pengukuran, bokd media dari
bahan acrylic warna putih.

69
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Indikator capaian Hasil


Manfaat pengembangan media - Diharapkan media ini dapat bermanfaat untuk memberikan pemahaman
konsep instrumentasi terkait variabel besaran, sensor dan pengkondisi
sinyal pada penerapan photodioda sebagai sensor denyut jantung

Jenis media berupa media objek hardware terdiri dari penguat non inverting, band pass
yaitu berupa rangkaian yang dikemas dalam filter, dan comparator; dan (3) blok output
boks perangkat dan didukung jobsheet. berupa led. Sehingga didapatkan output
Jobsheet praktik disusun untuk memandu tegangan yang telah dikuatkan dan siap
mahasiswa mengerjakan praktik (tugas) dan diproses pada blok output. Dari blok diagram
berisi materi mengenai konsep variabel tersebut tiik pengukuran yang diperlukan
besaran, sensor, pengkondisi sinyal dan output. adalah: (1) titik pengukuran output sensor
Keterbatasan media terkait tidak sebagai masukan pada pengkondisi sinyal; (2)
dikonfigurasikan ke mikrokontroler adalah titik pengukuran output rangkaian penguat non
agar tidak overlap dengan materi inverting; (3) titik pengukuran output
mikrokontroler dan memfokuskan mahasiswa rangkaian band pass filter dan (4) titik
kepada materi instrumentasi dari variabel pengukuran output rangkaian comparator.
proses, sensor hingga pengkondisi sinyal. Dengan demikian dapat di breakdown
Sehingga output diumpankan pada led yang kebutuhan komponen pada Tabel 3.
mengindikasikan terdapat/tidak terdapatnya
denyut jantung, meskipun sebenarnya output Tabel 3. Kebutuhan komponen rangkaian
pengkondisi sinyal
sudah dapat diproses dengan mikrokontroler.
Adanya keterbatasan-keterbatasan media No. Blok Komponen
1 Sensor Photodioda, IR, R
diharapkan tetap dapat mencapai capaian (470R dan 1K)
pembelajaran yang diharapkan yaitu 2 Penguat LM356, R (68K;
mahasiswa mampu menjelaskan konsep 680K;),
instrumentasi pada penerapan teknologi 3 Filter C(1uF,100nF),
R(68k,6.8k)
instrumentasi (penggunaan sensor photodioda 4 Comparator LM2903, Trimpot
untuk mengukur denyut jantung), khususnya 10k, R10k
konsep variabel besaran, sensor dan 5 Boks Acrylic Susu
pengkondisi sinyal. Dengan kesederhanaan perangkat 3mm,2mm.
rangkaian diharapkan konsep instrumentasi
Agar tujuan media tercapai, terdapat
dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa
alur berfikir yang ditanamkan melalui
dikarenakan kelebihan media berupa
pembelajaran. Alur berfikir tersebut adalah
pembuatan yang terstruktur dimulai blok input,
konsep how, what dan why. Dimana alur
proses dan output mampu mengkonstruksi
berfikir dimulai dari mempertanyakan
pemahaman dengan baik.
indikator variabel besaran, sensor sampai
Blok diagram rangkaian seperti pada
dengan pengkondisi sinyal secara berurutan.
Gambar 6, terdiri dari: (1) blok rangkaian
Alur berfikir tersebut seperti disajikan pada
sensor yang terdiri dari rangkaian IR dan
Tabel 4.
photodioda; (2) blok pengkondisi sinyal yang

Tabel 4. Alur berfikir konsep variabel besaran, sensor dan pengkondisi sinyal
No. Indikator Hasil analisis
1 Variabel besaran Darah pada ujung jari: memiliki variasi penyerapan cahaya karena
Bagaimana karakteristik variabel kadar oksigen dalam hemoglobin sebagai akibat dari perubahan
besaran? (how) denyut dan volume darah dari jantung. Memiliki faktor
pengganggu diantaranya: warna kulit, jaringan, pembuluh darah
vena, pembuluh darah arteri, optical noise, croossover problem
(gerak dan aktivitas tubuh), lokasi sensor dan perfusi rendah.

70
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

No. Indikator Hasil analisis


2 Sensor Sensor yang dibutuhkan adalah sensor yang mendeteksi cahaya
Bagaimana metode sensor yang bisa dengan metode photoplethysmography (PPG). Metode tersebut
digunakan untuk mendeteksi variasi terdiri dua teknik yaitu transmisi dan refleksi. Metode refleksi
besaran? (how) dipilih dikarenakan faktor kemudahan pemasangan dalam media.
Apa saja sensor yang dapat Sensor-sensor tersebut diantaranya adalah: photodioda,
mengukur variabel besaran? (what) phototransistor dan LDR. Dalam media ini dipilih photodioda
(Comert, Istanbullu, & Turhal, 2014; Verma, & Bhasin, 2014;
Babiker, Adbel-Khair, & Elbasheer, 2011; dan Wahyu dkk, 2014)
(why). Sensor tersebut membutuhkan transmitter cahaya.
Apa saja komponen yang dapat Transmitter cahaya diantaranya LED (merah, kuning, biru, hijau,
digunakan sebagai transmitter ungu dan sebagainya), laser diode, dan infrared. Infrared dipilih
cahaya? (what) karena transmisi cahayanya lebih besar dari cahaya merah (why).
3 Pengkondisi sinyal Output LED dipilih berdasarkan penampilan indikator yang
Apa output yang diharapkan dari sederhana dan cukup merepresentasikan denyut jantung dari
rangkaian pada media? (what) frekuensi nyala/mati LED. Selain itu output juga dapat
dihubungkan sebagai input mikrokontroler untuk mengakomodasi
minat bereksplorasi mahasiswa. (why)
Apa saja kebutuhan agar output Untuk mengakomodasi output akhir berupa kondisi nyala/mati
sensor dapat dikondisikan sesuai LED dan input mikrokontroller, maka dibutuhkan rangkaian yang:
harapan? (what) a. dapat melewatkan sinyal tertentu akibat salah satu karakteristik
Rangkaian apa yang digunakan? metode PPG berupa adanya optical noise dan frekuensi denyut
(what) jantung yang rendah (1 Hz sampai dengan 1,67 Hz), sehingga
diperlukan rangkaian low pass filter (LPF). Namun menimbang
bahwa rangkaian penguat sinyal tidak boleh ada sinyal DC yang
dilewatkan, sehingga rangkaian LPF tidak bisa diterapkan
dibagian awal rangkaian, akan tetapi membutuhkan rangkaian
high pass filter (HPF). Dimana kapasitor pada HPF berfungsi
menahan tegangan DC. Oleh karena itu rangkaian filter yang
digunakan adalah rangkaian band pass filter (BPF) .(why);
b. memerlukan penguatan dikarenakan output sensor dalam orde
mV, sedangkan kebutuhan sebagai input LED adalah 2 V – 3V,
sehingga dibutuhkan sekitar 10 sampai dengan 100 kali
penguatan. Dari kebutuhan tersebut, maka dibutuhkan rangkaian
penguat non inverting agar polaritas output yang sama dengan
polaritas input, dan memiliki fasa yang sama. (why);
c. hanya memiliki dua logika yaitu logika high dan low agar nilai
output bisa diteruskan ke mikrokontroler, sehingga dibutuhkan
Rangkaian komparator dibutuhkan tepat sebelum rangkaian
output LED dan atau output ke mikrokontroler. (why).

.
Alur berfikir seperti pada Tabel 4 akan tiga blok, yaitu blok sensor, blok pengkondisi
memudahkan mahasiswa untuk memahami sinyal dan blok output. Dalam blok
konsep instrumentasi dari variabel besaran, pengkondisi sinyal terdapat rangkaian filter,
sensor dan pengkondisi sinyal. Alur berfikir penguat dan komparator. Gambar 6
tersebut digunakan untuk penyusunan blok menunjukkan diagram blok dari rangkaian
diagram dari perangkat. Blok diagram pada perangkat media ini.
perangkat media secara umum yang terdiri dari

B. SENSOR BLOK PENGKONDISI SINYAL B. OUTPUT


IR dan Band pass Penguat non
Comparator LED
Photodioda filter inverting
Gambar 6. Blok Diagram Sensor-Pengkondisi Sinyal-Pemroses

71
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Secara umum cara kerja rangkaian adalah band pass filter. Penggunaan filter
adalah variabel besaran berupa aliran darah di tersebut merujuk pada Nguyen & Horjus
ujung jari di konversi menjadi besaran listrik (2011) yang menggunakan band pass filter
oleh blok sensor yaitu infrared sebagai (BPF). BPF digunakan untuk menghilangkan
transmitter dan photodioda sebagai receiver interferensi yang disebabkan oleh cahaya dan
cahaya. Output dari sensor selanjutnya melalui distorsi, serta membatasi frekuensi yang sesuai
proses pengkondisian sinyal oleh filter, dengan frekuensi denyut jantung. Filter
penguat dan komparator sampai dengan dirancang dengan frekuensi cut off sebesar
didapatkan output yang sesuai untuk 2Hz. Komparator digunakan untuk
mengkondisikan led. Digunakan rangkaian mengkomparasi nilai tegangan yang masuk
penguat dikarenakan output sensor berada antara tegangan referensi, sehingga keluaran
pada orde mV, sedangkan diharapkan output komparator dapat memberikan tegangan yang
sensor dapat digunakan untuk menyalakan led. sesuai baik untuk led maupun untuk input
Standard LED (red) memerlukan tegangan 2 V mikrokontroler.
– 3 V (Vishay, 2015). Filter yang digunakan

A B C

D E

GND

Gambar 7. Skema rangkaian dan titik-titik pengukuran

Setelah mendesain skema, tahap Tahapan desain terdiri dari pembuatan


berikutnya adalah menentukan titik-titik skema dan layout rangkaian, pembuatan desain
pengukurn. Untuk mendukung pembelajaran, packaging berbentuk kotak dari bahan acrylic,
maka terdapa lima titik pengukuran, yaitu (1) dan sistematika jobsheet. Jobsheet disusun
Titik A merupakan output sensor photodioda; untuk mendukung pelaksanaan praktik
(2) titik B merupakan output BPF yang terdiri menggunakan media. Secara umum
dari rangkaian HPF dan LPF; (3) titik C sistematika jobsheet terdiri dari: identitas
merupakan output rangkaian penguat non jobsheet, capaian pembelajaran praktik, kajian
inverting; (4) titik D merupakan pengukuran teori, alat dan bahan, langkah kerja, data
nilai RV1 sebagai tegangan referensi untuk praktikum dan analisis, bahan diskusi,
mengatur output komparator; dan (5) titik E simpulan dan daftar rujukan. Tahapan
merupakan output komparator. Selain lima implementasi dilakukan dengan
titik pengukuran, pada media terdapat titik mengimplementasikan skema pada PCB dan
ground yang dibedakan dengan warna. Dimana dilanjutkan dengan packaging. Gambar 8
lima titik pengukuran berwarna merah, menunjukkan trainer dari media yang
sedangkan titik ground berwarna hitam. dikembangkan.

72
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Gambar 8. Trainer denyut jantung

Setelah diimplementasikan, media sesuai dengan tujuan. Data hasil unjuk kerja
dievaluasi tahap awal dengan melakukan uji ditampilkan pada Tabel 5. Secara umum hasil
unjuk kerja. Uji unjuk kerja ini disusun unjuk kerja sesuai dengan harapan, dimana
berdasarkan indikator-indikator yang disusun semua unjuk kerja sesuai dengan kajian dan
oleh peneliti untuk menghasilkan media yang indikator ketercapaian/ hasil yang diharapkan.

Tabel 5. Data hasil unjuk kerja


Hasil Sim-
Test case Skenario pengujian Hasil yang diharapkan
pengujian pulan
01 pemberian input Menghubungkan Terukur tegangan input pada jalur VCC Sesuai Valid
tegangan dengan sumber harapan
tegangan
02 pengukuran titik - Meletakan jari Sinyal masih lemah dan ada noise Sesuai Valid
pengukuran A tangan diatas harapan
03 pengukuran titik blok sensor Sudah terlihat bentuk sinyal berbeda Sesuai Valid
pengukuran B (Infrared dan dengan sinyal di titik A, dikarenakan harapan
photodioda). terjadi filter.
- Menyambungkan
04 pengukuran titik Sudah terlihat bentuk sinyal berbeda Sesuai Valid
titik pengukuran
pengukuran C dengan sinyal di titik A dan B, harapan
A, B, C dan E ke
dikarenakan terjadi penguatan, nilai output
CRO.
siap untuk men-drive led.
- Menyambungkan
05 pengukuran titik titik pengukuran Nilai tegangan referensi dapat diatur untuk Sesuai Valid
pengukuran D D ke multimeter. menghasilkan output komparator sesuai. harapan
06 pengukuran titik Sudah terlihat bentuk sinyal berbeda Sesuai Valid
pengukuran E dengan sinyal di titik A, B dan C, harapan
dikarenakan terjadi sudah ada modifikasi
dari komparator. Nilai output siap
diteruskan ke mikrokontroler.

Sebagai tambahan, Tabel 6 menyajikan Tabel 6. Hasil pengukuran tegangan


informasi hasil pengukuran tegangan pada No. Blok Tegangan
input, penguat non inverting, blok band pass 1 Output sensor 90.6 mV
filter dan comparator. Sinyal dari titik 2 Output Bandpass filter 81.4 mV
3 Output Penguat non inverting 2.44V
pengukuran A, B, C dan E diperlihatkan pada 4 Output Comparator Tergantung
Gambar 9 sampai dengan Gambar 12. supply
(0/5V)

73
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

sebagai penahan tegangan DC agar tidak


masuk ke rangkaian. Perhitungan frekuensi cut
off pada rangkaian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Perhitungan frekuensi pada BPF


HPF LPF
𝑓𝑐𝐻𝐼𝐺𝐻 𝑓𝑐𝐿𝑂𝑊
1 1
= =
2 ∗ 𝜋 ∗ 𝐶1 ∗ 𝑅3 2 ∗ 𝜋 ∗ 𝐶2 ∗ 𝑅4
1 1
= =
2 ∗ 𝜋 ∗ 1𝑢𝐹 ∗ 68𝑘 2 ∗ 𝜋 ∗ 100𝑛𝐹 ∗ 680𝑘
= 2.34 𝐻𝑧 = 2.34 𝐻𝑧
... (perhitungan ke-1) ... (perhitungan ke-2)

Gambar 9. Sinyal padaoutput sensor photodioda Dari hasil perhitungan didapati


frekuensi cut off-nya adalah 2.34 Hz. Hasil ini
Tegangan output sensor yang terukur didapat dari pemilihan nilai resistor dan
adalah 90,6 mV dan terlihat dari Gambar 10 capasitor agar hasil Fc nya mendekati
bahwa sinyal masih memiliki noise dan lemah. frekuensi denyut nadi. Penguatan sinyal hasil
Sinyal tersebut belum dapat langsung pengamatan menggunakan bantuan
diteruskan baik pada LED maupun pada Oscilloscope seperti pada perhitungan ke-3
mikrokontroler. Oleh karena itu diperlukan berikut.
pengkondisian sinyal. Gambar 10
menunjukkan sinyal pada titik pengukuran B. 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐵 81.4 𝑚𝑉
𝐴𝑣 = = = 0,8 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑉𝑖𝑛 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐴 90.6 𝑚𝑉
... (perhitungan ke-3)

Penguatan tersebut didapatkan dari hasil


perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan
penguatan yang tidak jauh berbeda. Hasil
perhitungan seperti berikut.

𝑉𝑜 𝑅1 𝑅3 ||𝑅7 𝐶4 1 + (𝑅1 ||𝑅2 )𝐶1


= 1+ 𝑥 𝑥
𝑉𝑖 𝑅2 1 + 𝑅3 ||𝑅7 𝐶4 1 + 𝑅1 𝐶1
680𝑘 68𝑘||10𝑘 . 1𝑢𝐹 1 + (680k||6.8k)100nF
= 1+ 𝑥 𝑥
6.8𝑘 1 + 68𝑘||10𝑘 . 1𝑢𝐹 1 + 680k . 100nF
686800 0.0087 1 + (6732.67)100nF
= 𝑥 𝑥
Gambar 10. Sinyal setelah rangkaian band pass 6.8𝑘 1.0087 1 + 680k . 100nF
pertama 686800 0.0087 1.00067
= 𝑥 𝑥
6.8𝑘 1.0087 1.068
Output dari rangkaian BPF tidak terjadi = 101 𝑥 0.00864 𝑥 0.937
penguatan, malah justru adanya penurunan 𝐴𝑣 = 0,82 𝑘𝑎𝑙𝑖 ... (perhitungan ke-4)
menjadi 81,4mV. Hal ini terjadi, karena pada
rangkaian band pass pertama impendansinya Pada hasil perhitungan dan
terpengaruh juga dengan R7. Pada rangkaian pengamatan nilainya relatif tidak jauh berbeda.
band pass pertama difokuskan pada penentuan Selanjutnya setelah melewati rangkaian band
batas frekuensi yang dapat dilewatkan. Band pass, pengukuran dilakukan pada titik C untuk
pass terdiri dari rangkaian High pass dan Low mengetahui hasil penguatan setelah rangkaian
pass. High pass diletakkan didepan agar bisa penguat kedua. Gambar 11 menunjukkan
melewatkan frekuensi, fungsi High pass juga sinyal pada titik pengukuran C.

74
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

toleransi komponen. Tetapi dilihat dari


pencapaian output yang diukur pada titik C
sudah sesuai harapan. Output pada titik C ini
dimasukkan pada rangkaian LED sehingga
setiap ada denyut nadi LED menyala.
Kemudian jika mengamati pada
rangkaian terakhir, yaitu rangkaian
komparator. Rangkaian komparator ini
adalah rangkaian terakhir untuk
mempertegas gelombang olahan menjadi
Gambar 11. Hasil gelombang pada titik C setelah gelombang kotak (squarewave) yang
rangkaian penguat kedua
berlogika 1 dan 0. Tegangan output
rangkaian komparator mengacu pada
Dari hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa tinggi gelombang adalah 2.44 V,
tegangan referensi yang diatur melalui
sehingga dapat disimpulkan bahwa output RV1. Output dari rangkaian komparator
rangkaian penguat kedua telah meningkat ke berupa squarewave yang siap digunakan pada
dalam rentang yang dapat digunakan untuk rangkaian mikrokontroler. Besar output logika
menghidupkan LED. Sehingga setelah 1 (High) mengikuti supply tegangannya,
rangkaian penguat kedua, ditambahkan sedangkanlogika 0 (Low) adalah 0 V. Gambar
rangkaian LED sebagai penanda atau indikator 12 menunjukkan sinyal output pada titik
adanya sinyal denyut jantung. Perhitungan pengukuran E.
penguatan dari hasil pengamatan pada
oscilloscope ditunjukkan pada perhitungan
berikut ini.

𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐷 2.44 𝑉


𝐴𝑣 = = = 29,9 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑉𝑖𝑛 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐶 81.4 𝑚𝑉
... (perhitungan ke-5)

Penguatan tersebut didapatkan dari hasil


perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan
penguatan seperti berikut ini.
Gambar 12. Hasil gelombang output rangkaian
𝑉𝑜 𝑅5 𝑅4 . 𝐶2 1 + (𝑅5 ||𝑅6 )𝐶3 komparator pada titik D
= 1+ 𝑥 𝑥
𝑉𝑖 𝑅6 1 + 𝑅4 . 𝐶2 1 + 𝑅5 𝐶3
680𝑘 68𝑘 . 1𝑢𝐹 1 + (680k||6.8k)100nF
= 1+ 𝑥 𝑥 Uji unjuk kerja berikutnya adalah
6.8𝑘 1 + 68𝑘 . 1𝑢𝐹 1 + 680k . 100nF
686800 0.68 1 + (6732.67)100nF menghitung denyut jantung dengan melakukan
= 𝑥 𝑥 pengaturan pada komparator dan menghitung
6.8𝑘 1.68 1 + 680k . 100nF
686800 0.68 1.00067 tegangan referensi pada titik pengukuran D.
= 𝑥 𝑥
6.8𝑘 1.68 1.068 Tabel 8 menunjukkan hasil pengukuran jumlah
= 101𝑥 0.404𝑥0.937 denyut jantung dengan beberapa kali
𝐴𝑣 = 38,3 𝑘𝑎𝑙𝑖... (perhitungan ke-6) pengukuran. Pembanding menggunakan
pengukuran manual oleh tenaga ahli yang
Dari data perhitungan ke-5 dan ke-6, maka berlatar belakang memiliki wawasan mengenai
dapat dilihat selisih antara hasil pengamatan pengukuran denyut jantung secara manual.
dan perhitungan. Hal ini terjadi karena adanya

75
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Tabel 8. Perbandingan hasil pengukuran denyut SIMPULAN


jantung manual oleh ahli dan pada media
Jumlah Jumlah Hasil menunjukkan bahwa: (1) media
No. denyut frekuensi Selisih Error berupa trainer berbentuk kotak yang berisikan
jantung led output
1 83 83 0 0% titik-titik pengukuran (sensor, pengkondisi
2 66 66 0 0% sinyal dan output) diatas skema rangkaian
3 90 90 0 0% sesungguhnya dan jobsheet praktik; dan (2)
Catatan: jumlah denyut nadi teraba jari pada area evaluasi menunjukkan bahwa trainer memiliki
nadi radialis dengan pengambilan jangka waktu
yang berbeda. unjuk kerja yang sesuai dan mendapat
penilaian layak dari mahasiswa. Sebagai
Setelah uji unjuk kerja, selanjutnya tambahan penggunaan trainer tersebut
dilakukan penilaian dengan ahli yang memudahkan mahasiswa dalam memaparkan
menunjukkan bahwa media telah bekerja variabel proses, sensor, pengkondisi sinyal dan
sesuai dengan yang diharapkan dan terdapat output dari media pembelajaran pengukur
kesesuaian penugasan dan materi yang denyut jantung yang dikembangkan.
diberikan pada jobsheet. Simpulan penilaian
ahli dari sisi materi adalah: (1) isi materi pada DAFTAR RUJUKAN
media sesuai dengan tujuan yang akan dicapai;
(2) materi yang ada pada jobsheet lengkap dan Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran.
membantu penguasaan konsep; (3) kegiatan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
praktikum diuraikan secara jelas dalam Arief Sadiman dkk. 2009. Media Pendidikan:
jobsheet; dan (4) media memberikan fitur Pengertian, Pengembangan dan
untuk pengembangan materi yang lebih tinggi. Pemanfaatannya. Jakarta: PT
Simpulan penilaian ahli dari sisi teknis adalah: RajaGrafindo Persada.
(1) penggunaan media cukup fleksibel; (2) Babiker, S.F., Adbel-Khair, L.E., & Elbasheer,
media aman dan terdapat prosedur K3 dalam S.M. 2011. Microcontroler Based Heart
jobsheet; (3) media dapat mempercepat Monitor Using Fingertip Sensors.
pembelajaran; dan (4) mempermudah dosen UofKEJ 1, no. 2 hal: 47-51.
menyampaikan materi. Simpulan penilaian Barker, Steven J., Hay, Bill., Miyasaka,
ahli dari sisi tampilan adalah: (1) kualitas boks Katsuyuki., & Poets, Christian. 2002.
baik; (2) pengaturan tata letak komponen dan Principles of Pulse Oximetry
titik pengukuran sesuai dengan skema Technology. Oximetry.org. Diakses dari
http://www.oximetry.org/pulseox/princi
sesungguhnya memudahkan alur berfikir; (3) ples.htm
ukuran media sesuai dengan kebutuhan; (4)
skema pada media jelas; dan (5) format, Comert, B., Istanbullu, A., & Turhal, U. 2014.
Low Cost and Portable Heartbeat Rate
ukuran, warna, teks dan ilustrasi pada jobsheet
Measurement From The Finger.
jelas. Penilaian ahli tersebut dilanjutkan Proceedings The 5th International
dengan melakukan penilaian kelayakan kepada Symposium on Sustainable
mahasiswa yang mendapatkan perolehan skor Development hal. 197-204.
rerata 3,13 sehingga termasuk dalam kategori Darwis dkk. 2008. Pertolongan pertama
layak. Selanjutnya evaluasi penggunaan media palang merah remaja tingkat wira.
terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa Palang Merah Indonesia Pusat: Jakarta.
perolehan skor rerata ujian lisan adalah 82. Editors. 2007. Reflectance pulse oximetry from
Dengan demikian penggunaan trainer tersebut SPO medical. Medgadget. Diakses dari
memudahkan mahasiswa dalam menjelaskan http://www.medgadget.com/2007/11/ref
variabel proses, sensor, pengkondisi sinyal dan lectance_pulse_oximetry_from_spo_me
output dari media pembelajaran pengukur dical.html
denyut jantung yang dikembangkan.

76
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), Volume 1, Nomor 1, November 2015

Jagdeo JR, Adams LE, Brody NI, & Siegel Valencell, Team. 2015. Optical heart rate
DM. 2012. Transcranial Red and Near monitoring: what you need to know.
Infrared Light Transmission in a Valencell. Diakses dari
Cadaveric Model. PLoS ONE 7(10): http://valencell.com/blog/2015/10/optica
e47460. l-heart-rate-monitoring-what-you-need-
doi:10.1371/journal.pone.0047460. to-know/
Diakses dari
Verma, D., & Bhasin, M. 2014. Real Time
http://journals.plos.org/plosone/article?i
Optical Heart Rate Monitor.
d=10.1371/journal.pone.0047460
International Journal of Computer
Lee, W. & Owens, D. (2004). Multimedia- Science and Information technologies
Based Instructional Design. San (IJCSIT) 5, no. 6 hal. 7265-7269.
Francisco: Jossey-Bass/Pfeiffer
Vishay. 2015. High Efficiency LED in Ø 5 mm
Nguyen, Wesley., & Horjus, Ryan. 2011. Tinted Diffused Package. Diakses dari
Heart-Rate Monitoring Control System www.vishay.com/docs/83219/tlhg640.pd
Using Photoplethysmography (PPG). f
Senior Project. California Polytechnic
Wahyu dkk. 2014. FPGA Based Heartbeats
State University: San Luis Obispo.
Monitor With Fingertip Optical Sensor.
Pusat Data dan Informasi Kementerian International Journal of Computer
Kesehatan RI. 2012. Penyakit Tidak Science, Engineering and Information
Menular. Buletein Jendela Data dan Technology (IJCSEIT) 4, no. 5 hal: 1-
Informasi Kesehatan. Kementerian 9Wardiman Djojonegoro. 1998.
Kesehatan RI: Jakarta. Pengembangan sumber daya manusia
melalui sekolah menengah kejuruan
Republik. 2012. Undang-undang Republik
(SMK). Jakarta: PT Jayakarta Agung
Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang
Offset.
pendidikan tinggi. Jakarta
Yusuf Hadi Miarso. 2009. Menyemai Benih
Sinatra. tt. Your smartphone is a protable ecg
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
machine. Dr.Sinatra. Diakses dari
Prenada Media group atas kerjasama
http://www.drsinatra.com/your-
Pustekkom-DIKNAS.
smartphone-is-a-portable-ecg-machine/

77

Anda mungkin juga menyukai