Anda di halaman 1dari 2

Nata adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa) berupa lapisan tipis berbentuk gel atau benang-

benang halus berupa serat-serat. Menurut Bauer dan Petrushevka (2000), polisakarida dibentuk dari
molekul-molekul glukosa dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum. Selanjutnya menurut Piluharto
(2003), nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan Acetobacter xylinum. nata de
coco berbentuk padat, berwarna putih, transparan, bertekstur kenyal, menyerupai gel dan terapung pada
bagian permukaan cairan.

Nata de soya adalah nata berbahan baku limbah cair industri olahan kedelai seperti tahu dan
tempe. Pembuatan nata de soya merupaka teknologi bersih karena pada produksi nata de soya bhan
dasar yang digunakan adalah limbah dari proses pembuatan ahu dan tempe. Dimana limbah tersebut jika
tidak dimanfaatkan mejadi bahan pencemar lingkungan terutama air, karena limbahny merupakan limbah
cair.

Berikut ini adalah proses produksi pembuatan nata de soya dengan menggunakan bahan baku limbah
industri tempe:
a). Bahan yang diperlukan
1. 50 liter limbah cair industri tahu atau tempe yang sudah asam (dibiarkan 3 hari)
2. 150 gram ZA (ammonium sulfat)
3. 200 gram gula pasir
4. Asam asetat atau cuka 250 ml (jika diperlukan untuk menurunkan pH 3-4)
5. Bibit nata (Acetobacter xylinum)
b). Proses Pembuatan:
1. Penyiapan nampan
Siapkan nampan sejumlah yang dibutuhkan, jika kita menuang media larutan per nampan 1,2 liter,
maka dibutuhkan 42 nampan untuk satu kali perebusan per 50 liter larutan. Nampan yang akan
digunakan ditutup koran dan diikat dengan menggunakan karet ban.
2. Penyaringan media
Limbah cair industri tempe atau tahu yang akan digunakan sebagai media pembuatan nata disaring
dengan kain kasa, agar kotoran-kotoran dan partikel kasar dapat dipisahkan.
3. Perebusan
Perebusan dilakukan dengan menggunakan panci kapasitas 60 liter dengan menggunakan kayu
bakar atau batu bara. Penambahan gula pasir dan asam cuka ke dalam media larutan, sambil
dilakukan pengadukan. Jika larutan telah mendidih kemudian ditambahkan ZA.
4. Inkubasi / Fermentasi
Larutan yang mendidih kemudian dituang pada nampan-nampan yang telah ditutup dengan
menggunakan koran yang telah diikat dengan menggunakan karet ban. Kemudian disusun dalam
rak-rak. Setelah kurang lebih 8 jam sehingga larutan dalam nampan menjadi dingin kemudian
dilakukan inokulasi dengan menambahkan starter/bibit nata Acetobacter xylinum 10%.
5. Pemanenan.
Setelah pemeraman selama 7-10 hari, dilakukan pemanenan. Nata dengan kualitas baik dan nata
terkontaminasi jamur dipisahkan. Nata terkena jamur dilakukan pengguntingan dan dibuang bagian
yang terkena jamur.
6 Pencucian
Nata hasil panen kemudian dicuci dengan menggunakan air bersih. Kemudian setelah dicuci bersih
dapat disimpan dalam drum plastik dalam bentuk lembaran-lembaran atau dipotong-potong
dengan menggunakan mesin pemotong atau secara manual dengan menggunakan pisau.
7. Penyimpanan
Nata yang telah menjadi potongan kemudian disimpan dalam drum plastik dengan penambahan air
sampai permukaan nata tertutup air. Perawatan dilakukan dengan cara penggantian air tiap 3 hari
sekali.

Limbah cair industri tahu dan tempe umumnya masih dibuang begitu saja, sehingga dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan berupa bau yang tidak sedap. Limbah cair yang masih mengandung banyak
nutrisi akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Proses pembuatan
nata de soya dari limbah industri tahu dan tempe diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis limbah
cair industri tahu dan tempe, serta mengatasi pencemaran lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai