Anda di halaman 1dari 8

Topik:APPENDISITIS

Tanggal (kasus) : 22 November 2016 Presenter : dr.Fanny


Tanggalpresentasi : Pendamping : dr.Syamsidar Sp.S, dr. Nazirah, MPH
Tempatpresentasi : RSUD dr.Fauziah Bireuen
Objektifpresentasi
■Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauanpustaka
■Diagnostik■ Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi ■Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :Laki-laki, 14 tahun, mengeluh nyeriperutkananbawah. Dialami 4 hariini, nyeriterusmenerus.
Mualdanmuntah (+), muntahsetiaposmakandanberisimakanan yang dimakan. Demam (+) 3
hariinidandemamhilangtimbul. BAB cair (+) lender (-) darah (-).
Tujuan :Menegakkan diagnosis dan memberikanpenangananawalAppendisitis
Bahanbahasan : TinjauanPustaka Riset ■Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi ■Presentasidandiskusi Email Pos


Data pasien : Nama :M.A No.Rekam Medis : 21.99.05

Nama RS: RSUD dr.Fauziah Bireuen Telp : Terdaftarsejak :-

Data utamauntukbahandiskusi :
1. Diagnosis / gambaranklinis:
Appendisitis, keadaan umum sedang,pasien dalam kondisi nyeriperutkananbawah.
2. Riwayatpengobatan :
-
3. Riwayatkesehatan / penyakit :
-
4. RiwayatKeluarga: -
5. RiwayatPekerjaan :siswa
6. Kondisilingkungansosialdanfisik (Rumah, Lingkungan,Pekerjaan) : -
7. RiwayatImunisasi (disesuaikandenganpasiendankasus) : -
8. Lain-lain :
Sens : CM
Tekanandarah :130/80 mmHg RR :22 x/i
HR : 94 x/i T : 37,6 °C
Hasilpemeriksaanfisik:
Kepala : mata : Konjuntiva palpebra inferior : pucat (-), ikterik (-), isokor, D: 3 mm
Leher : Struma (-), Pembesarankelenjar (-)
Thorax :I : simetris
P : SF ka = ki
P :sonorkedualapanganbawahparu
A: SP : vesicular ST:-
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Mc Burney sign (+)
P : Timpani
A: Peristaltik meningkat
Ekstremitas : Akralhangat
Diagnosa : Appendisitis
Anjuran : Darah lengkap, KGD add random, RFT, LFT,CT,BT, HBsAg dan urinalisa
Pengobatan :
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (skin test)
- Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
- Inj. Novalgin 1amp/8 jam
- PasangKateterUrin ( keluargatidakbersediadipasangkateterurin)

HasilLaboratorium
KGD add random 145 mg%
Ureum 78,8 mg%
Creatinin 1,2 mg%
Bilirubin total 4,07 mg%
SGOT (AST) 22u/l
SGPT (ALT) 25 u/l
Total protein 7,2 gr/dl
CT 6’ BT 2’
Follow Up
S: Demam (+)
O: Sens : CM
Tekanandarah : 120/80 mmHg RR :22 x/i
HR : 82 x/i T : 37,6°C
Hasilpemeriksaanfisik:
Status Lokalisata
Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb, Mc Burney sign (+), obturator sign (+) dannyerialih (-)
P : Timpani
A: Peristaltik (+)N
A: Appendisitis
Rencana: operasiappendectomy 15:00 CITO
SIO dan puasa
Premed : inj. Ceftriaxon 1gr
Inf. Metronidazole 500mg/8j
DaftarPustaka :
1. Craig Sandy, MD, 2012. Appendicitis. Department of Emergency Medicine, University of North Carolina at
Chapel Hill School of Medicine.http://emedicine.medscape.com/article/773895-workup[Accessed on July
15, 2013]
2. Williams, NS. The Vermiform Appendix. Bailey and Love’s Short Practice of Surgery, 25th ed. p: 1204-

1218.
HasilPembelajaran :
1. DefinisiAppendisitis
2. EtiologiAppendisitis
3. Diagnosis Appendisitis
4. TatalaksanaAppendisitis

1. Subjektif :Pasienmengeluhnyeriperutkananbawah, dialamipasien 4 hriini, nyeriperutterusmenerus.


mualdanmuntahjugadirasakanpasien, muntahdialamisetiappasienselesaimakan.
2. Objektif :Dari anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik didapati Mc Burney sign (+) danobturator sign
(+).Padakasusini diagnosis ditegakkanberdasarkan:
 Gejalaklinis (nyeriperutkananbawah 4 hariiniterusmenerus dan mual muntah setiap pasien selesai
makan)
 Pemeriksaan Fisik (Mc Burney sign (+) danobturator sign (+)
3. Assesment: Nyeri abdomen adalah keluhan utama pasien dengan apendisitis akut. Sequence diagnostik
dengan nyeri kolik di sentral abdomen diikuti dengan muntah dan pergeseran rasa nyeri ke fossa iliaka kanan
pertama kali dideskripsikan oleh Murphy tetapi hanya terjadi pada 50% pasien dengan apendisitis akut.
Gambaran khasnya, pasien mendeskripsikan nyeri kolik periumbilikus, yang semakin intens dalam 24 jam
pertama, menjadi semakin konstan dan tajam, dan berpindah ke fossa iliaka kanan. Nyeri awal
menggambarkan nyeri akibat inervasi viseral midgut dan nyeri yang terlokalisasi disebabkan oleh
keterlibatan dari peritoneum parietal setelah terjadi progresi inflamasi. Kehilangan nafsu makan terkadang
menjadi keluhan subjektif yang dominan dan konstipasi serta mual sering dijumpai. Muntah yang banyak
mengindikasikan terjadinya peritonitis generalisata setelah perforasi tetapi jarang menjadi keluhan utama
pasien dengan apendisitis simple.Beberapa scoring system untukmenegakkan diagnosis
appendisitisakutsudahbanyakdibuat. Yang paling pentingdigunakanadalah Alvarado Score. Jumlahskor>7
merupakanappendisitisakut yang kuat.
4. Plan: segera dilakukan apendektomi. Hal ini disebabkan perforasi dapat terjadi dalam waktu < 24 jam
setelah onset apendisitis. Penundaan tindakan pembedahan ini sambil diberikan antibiotik dapat
mengakibatkan terjadinya abses atau perforasi.
Pendidikan :Dilakukankepadapasiendankeluarganyauntukmembantu proses penyembuhandanpemulihan,
untukitupadatahapawalpasiendiedukasi tentang pola diet, asupan cairan, dan keteraturan meminum obat.
Konsultasi :SpesialisBedah
Rujuk :Perlunyarujukanterhadappasieninijikaterdapatkomplikasiataupunpenyulit

Anda mungkin juga menyukai