Anda di halaman 1dari 46

BAB I.

CIKAL BAKAL KONSORSIUM

PT Gunung Madu Plantations (GMP), adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan yaitu tebu. PT Gunung Madu

Plantations yang didirikan pada tahun 1975, merupakan pelopor usaha perkebunan

dan pabrik gula di luar Jawa, khususnya Lampung. Kantor pusat PT Gunung Madu

Plantations (GMP) terletak di Jl. Gatot Subroto No.108, Sukaraja, Bumi Waras, Kota

Bandar Lampung, Lampung 35226. Berdasarkan Keputusan Gubernur Lampung

Nomor : 540/2472/KEP/II.07/2016. KW 21.18015.5.15.2015.017 tentang Izin Usaha

Perkebunan Operasi Perkebunan dan Pengolahan Hasil Perkebunan yang berada di

Desa Gunung Batin, Lampung Tengah. Perusahaan ini berstatus PMA. Areal

perkebunan tebu dan pabrik gula PT GMP terletak di Desa Gunung Batin, Lampung

Tengah—sekitar 90 km arah utara kota Bandar Lampung. Luas areal GMP yang

dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi sekitar 25.000 ha. Sisa lahan di luar

kebun produksi merupakan jalan, sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan

pabrik, perkantoran dan permukiman karyawan. Selain itu ada sekitar 4.000 ha areal

tebu rakyat yang bermitra dengan PT GMP. Luas areal tebu rakyat ini masih akan

terus berkembang. Topografi wilayah pada umumnya datar. Sepanjang bentang darat

dijumpai adanya lebung yang potensial sebagai tandon air dan beberapa sungai cukup
besar melintas di wilayah timur. Jenis tanah termasuk ultisol (podsolik merah kuning)

dengan lapisan top soil sangat tipis. Sifat fisik dan kimia tanah mengharuskan

diterapkannya teknologi budidaya yang tepat dan bijaksana. Curah hujan tahunan

sekitar 2.700 mm. Musim tebang dan giling dilaksanakan dari bulan April sampai

Oktober, bersamaan dengan periode yang relatif kering. Musim tebang dan giling

pertama dilaksanakan tahun 1978. Pabrik mengikuti proses sulfitasi ganda untuk

menghasilakan gula SHS. Kapasitas giling terpasang mula-mula sebesar 4.000 TCD

(ton tebu per hari), kemudian mulai tahun 1994 diperbesar secara bertahap menjadi

12.000 TCD. Sejak 2007 mulai dikembangkan lagi menuju 16.000 TCD. Teknologi

maju diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan alat mesin pertanian

secara luas serta otomatisasi di beberapa stasiun di pabrik. Sekalipun demikian

sejumlah 8.000 – 10.000 pekerja tetap terserap setiap harinya selama musim tebang

dan giling. Tingkat produksi kini mencapai rata-rata 2 juta ton tebu dan sekitar

180.000 ton gula per tahun. Kualitas gula secara rutin diuji dan disertifikasi oleh

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia sebagai laboraturium Komite Akreditasi

Nasional.

Teknologi dan Produksi

Musim tebang dan giling pertama dilaksanakan di tahun 1978. Pabrik mengikuti

proses sulfitasi untuk menghasilkan gula kristal putih (GKP). Kapasitas giling

terpasang mula-mula sebesar 4,000 TCD (ton tebu per hari), kemudian diperbesar

secara bertahap hingga mencapai 12,000 TCD (sejak tahun 1994). Teknologi maju

diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan alat mesin pertanian secara

luas di kebun, serta pemanfaatan teknologi instrumentasi di pabrik. Sekalipun


demikian sejumlah 8,000 orang lebih tenaga kerja masih dapat diserap setiap harinya

selama musim tebang dan giling. Tingkat produksi kini mencapai rata-rata 2.0 juta

ton tebu dan sekitar 180,000 ton gula per tahun. Sebelum memiliki instalasi hilir yang

terintegrasi, hasil samping berupa tetes (molasses) dijual langsung ke sektor industri

hilir di luar. Ampas tebu atau bagasse dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan

bakar ketel, yang selanjutnya menghasilkan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan

internal di sektor produksi dan domestik hampir di sepanjang tahun (di dalam

maupun di luar musim giling). Jaringan distribusi listrik internal ini telah menjangkau

hampir seluruh sentra kegiatan di kawasan perkebunan hingga radius 30 km dari

pusat pembangkit di pabrik. Sebagian dari kelebihan ampas kemudian dicampur

blotong (buangan dari stasiun penjernihan nira) dan abu ketel, untuk dikembalikan ke

kebun sebagai pemulih kandungan bahan organik tanah, baik setelah melalui proses

pengomposan ataupun melalui aplikasi secara langsung.

Asal Mula Kerjasama

Dengan produksi gula sekitar 180.000 ton per tahun PT Gunung Madu Plantations

memiliki ide untuk membangun sebuah pelabuhan guna meningkatkan pemasaran

produk perusahaan dan untuk memperlancar pendistribusian gula di pulau Jawa.

Kapal yang akan digunakan adalah kapal dengan kapasitas 20.000 ton. Namun hasil

produksi yang akan diangkut hanya 5000 ton per bulan dan ruang kosong di kapal

terlalu besar sehingga PT Gunung Madu Plantations mengajak perusahaan-

perusahaan lain untuk bekerjasama dalam pembangunan pelabuhan ini Perusahaan-

perusahaan tersebut bergerak di berbagai bidang yang sebagian hasil produksi nya

akan dipasarkan di luar Pulau Sumatra. Perusahaan-Perusahaan-perusahaan tersebut


adalah PT Gunung Madu Plantations, PT Perkebunan Nusantara VII, PT Great Giant

Pinaple, PT Semen Baturaja Persero.

Profil Perusahaan

1. PT. Gunung Madu Plantations

a. Deskripsi Umum

PT Gunung Madu Plantations (GMP), yang didirikan pada tahun 1975,

merupakan pelopor usaha perkebunan dan pabrik gula di luar Jawa,

khususnya Lampung. Kantor pusat PT Gunung Madu Plantations (GMP)

terletak di Jl. Gatot Subroto No.108, Sukaraja, Bumi Waras, Kota Bandar

Lampung, Lampung 35226. Berdasarkan Keputusan Gubernur Lampung

Nomor : 540/2472/KEP/II.07/2016. KW 21.18015.5.15.2015.017 tentang

Izin Usaha Perkebunan Operasi Perkebunan dan Pengolahan Hasil

Perkebunan yang berada di Desa Gunung Batin, Lampung Tengah.

Perusahaan ini berstatus PMA. Areal perkebunan tebu dan pabrik gula PT

GMP terletak di Desa Gunung Batin, Lampung Tengah—sekitar 90 km arah

utara kota Bandar Lampung. Luas areal GMP yang dikelola 36.000 ha,

dengan luas kebun produksi sekitar 25.000 ha. Sisa lahan di luar kebun

produksi merupakan jalan, sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan

pabrik, perkantoran dan permukiman karyawan. Selain itu ada sekitar 4.000

ha areal tebu rakyat yang bermitra dengan PT GMP. Luas areal tebu rakyat

ini masih akan terus berkembang. Topografi wilayah pada umumnya datar.

Sepanjang bentang darat dijumpai adanya lebung yang potensial sebagai

tandon air dan beberapa sungai cukup besar melintas di wilayah timur.Jenis
tanah termasuk ultisol (podsolik merah kuning) dengan lapisan top soil

sangat tipis. Sifat fisik dan kimia tanah mengharuskan diterapkannya

teknologi budidaya yang tepat dan bijaksana. Curah hujan tahunan sekitar

2.700 mm. Musim tebang dan giling dilaksanakan dari bulan April sampai

Oktober, bersamaan dengan periode yang relatif kering. Musim tebang dan

giling pertama dilaksanakan tahun 1978. Pabrik mengikuti proses sulfitasi

ganda untuk menghasilakan gula SHS. Kapasitas giling terpasang mula-mula

sebesar 4.000 TCD (ton tebu per hari), kemudian mulai tahun 1994

diperbesar secara bertahap menjadi 12.000 TCD. Sejak 2007 mulai

dikembangkan lagi menuju 16.000 TCD. Teknologi maju diterapkan di

kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan alat mesin pertanian secara luas

serta otomatisasi di beberapa stasiun di pabrik. Sekalipun demikian sejumlah

8.000 – 10.000 pekerja tetap terserap setiap harinya selama musim tebang

dan giling. Tingkat produksi kini mencapai rata-rata 2 juta ton tebu dan

sekitar 180.000 ton gula per tahun. Kualitas gula secara rutin diuji dan

disertifikasi oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia sebagai

laboraturium Komite Akreditasi Nasional.

b. Visi dan Misi

1) Visi

Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN

dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan

peluang usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk

(diversifikasi)
2) Misi

 Mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada

gula nasional.

 Membantu pengembangan daerah sekitar

 Meningkatkan kesejahteraan karyawan

 Meningkatkan keuntungan pemegang saham

c. Teknologi dan Produksi

Musim tebang dan giling pertama dilaksanakan di tahun 1978. Pabrik

mengikuti proses sulfitasi untuk menghasilkan gula kristal putih (GKP).

Kapasitas giling terpasang mula-mula sebesar 4,000 TCD (ton tebu per hari),

kemudian diperbesar secara bertahap hingga mencapai 12,000 TCD (sejak

tahun 1994). Teknologi maju diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk

pemanfaatan alat mesin pertanian secara luas di kebun, serta pemanfaatan

teknologi instrumentasi di pabrik. Sekalipun demikian sejumlah 8,000 orang

lebih tenaga kerja masih dapat diserap setiap harinya selama musim tebang

dan giling. Tingkat produksi kini mencapai rata-rata 2.0 juta ton tebu dan

sekitar 180,000 ton gula per tahun. Sebelum memiliki instalasi hilir yang

terintegrasi, hasil samping berupa tetes (molasses) dijual langsung ke sektor

industri hilir di luar. Ampas tebu atau bagasse dimanfaatkan secara

maksimal sebagai bahan bakar ketel, yang selanjutnya menghasilkan energi

listrik untuk memenuhi kebutuhan internal di sektor produksi dan domestik

hampir di sepanjang tahun (di dalam maupun di luar musim giling). Jaringan
distribusi listrik internal ini telah menjangkau hampir seluruh sentra kegiatan

di kawasan perkebunan hingga radius 30 km dari pusat pembangkit di

pabrik. Sebagian dari kelebihan ampas kemudian dicampur blotong

(buangan dari stasiun penjernihan nira) dan abu ketel, untuk dikembalikan ke

kebun sebagai pemulih kandungan bahan organik tanah, baik setelah melalui

proses pengomposan ataupun melalui aplikasi secara langsung.

d. Kesejahteraan sosial dan pengelolaan lingkungan

Perusahaan telah membangun lebih dari 1,700 unit rumah-dinas untuk para

karyawan beserta keluarganya di dalam kawasan perkebunan. Perumahan ini

dibangun terpencar di enam lokasi strategis, sehingga setiap karyawan dapat

menjangkau tempat kerjanya dengan mudah. Di samping itu dibangun pula

bedeng pemukiman yang dapat menampung sekitar 10,000 orang pekerja

harian. Seluruh pemukiman ini dilengkapi dengan fasilitas listrik dan air

bersih secara cuma-cuma. Perusahaan menyediakan pula fasilitas umum

seperti rumah-sakit, poliklinik, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, dan juga masjid, gereja, sarana olahraga (termasuk satu

kolam renang), toko-toko koperasi, warung, pasar, serta gedung-gedung

pertemuan serba-guna. Masyarakat sekitar dapat ikut memanfaatkan

fasilitas-fasilitas ini. Perusahaan memfasilitasi kepemilikan rumah pribadi

oleh para karyawannya, melalui suatu paket kredit khusus yang diatur

bersama koperasi karyawan dan perbankan, juga dengan Jamsostek khusus

untuk tipe kecil. Kompleks-kompleks perumahan pribadi karyawan GMP

telah berdiri di desa dan kecamatan terdekat di seputar lokasi perkebunan


(tipe kecil dan menengah), juga di kota Bandar Lampung (tipe menengah

dan besar). Program kepemilikan rumah pribadi ini mampu memberi

ketenangan kepada para karyawan di hari tua mereka. Keberadaan

Perusahaan telah memberikan dampak posiif yang besar kepada daerah

setempat, terutama melalui penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan

berbagai kegiatan ekonomi. Adanya kelompok besar masyarakat yang

berpenghasilan tetap telah meningkatkan perputaran dana secara cepat. Dana

yang berputar tersebut berasal dari peningkatan berbagai kegiatan transaksi

yang dilakukan langsung oleh Perusahaan beserta karyawan dan

keluarganya, juga dari tumbuhnya berbagai kegiatan ikutan yang menyangga

kehidupan suatu komunitas yang sedang berkembang. Perusahaan aktif

mengambil peran dalam program-program peningkatan mutu pendidikan

tingkat dasar dan menengah di wilayah setempat (Kabupaten Lampung

Tengah). Berdasarkan perencanaan dan jadwal yang baik maka Perusahaan

secara teratur menyediakan dana dan fasilitas bagi berbagai program

pelatihan untuk para kepala sekolah, pengelola sekolah, dan guru. Para

pengajar profesional dari luar secara rutin diundang untuk memimpin

pelatihan-pelatihan tersebut. Sejak tahun 2004 Perusahaan merespon positif

keinginan masyarakat petani di desa-desa sekitar untuk bermitra menanam

dan memasok tebu bagi pabrik. Dengan terealisasikannya program kemitraan

ini maka para petani mempunyai pilihan tanaman budidaya yang lebih

beragam, sehingga berpeluang memperbaiki pendapatan mereka. Program

rintisan ini diharapkan dapat berkembang dengan baik. Perusahaan juga ikut
membantu pembangunan berbagai prasarana umum dan sarana fisik di desa-

desa sekitar. Secara keseluruhan, tanggungjawab sosial perusahaan dan

hubungan kemasyarakatan dengan lingkungan sekitar diperhatikan dan

dijalankan dengan baik.Perusahaan beberapa kali memperoleh penghargaan

di bidang pengelolaan lingkungan dan limbah di tingkat kabupaten dan

provinsi. Pendekatan sistem produksi bersih memang secara konsisten

diterapkan di pabrik. Budidaya tebu juga dilaksanakan dengan selalu

mengikuti asas konservasi, sumberdaya lahan dan air dikelola dengan baik.

Organisme pengganggu tanaman dikelola secara terpadu, dengan

penggunaan pestisida yang minimal. Perusahaan memiliki program

pengendalian hama secara hayati (biological control) yang dikenal luas

secara nasional. Pada intinya Perusahaan bertekad terus mengembangkan,

merakit, dan menerapkan teknologi yang efisien dan efektif, sekaligus

ramah-lingkungan, baik di pabrik maupun di kebun. Perusahaan memberi

beasiswa kepada siswa berprestasi yang bersekolah di lingkungan

Perusahaan, dan memberi beasiswa penuh kepada anak karyawan yang

menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri (program S-1 dan

D-3). Perusahaan juga memberikan berbagai fasilitas bagi mahasiswa

(seperti on-the-job training dan pengaitan tugas penelitian), sehingga

menjadi tujuan favorit bagi para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi

dalam menyelesaikan tugas akhir mereka guna memperolah derajad

akademik yang didambakan (diploma hingga S-3).


e. Hasil Produksi yang Akan Didistribusikan Ke Luar Pulau Sumatera

Hasil produksi PT Gunung Madu Plantations adalah 180.000 ton per tahun.

Dimana hasil produksi perusahaan tersebut per bulan adalah 15.000 ton.

Hasil produksi tersebut sebagian akan didistribusikan ke luar pulau

Sumatera. Hasil produksi yang akan dipasarkan ke luar pulau Sumatera

adalah 5.000 ton per bulan.

2. PT. Perkebunan Nusantara VII

a. Deskripsi Umum

PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) memiliki Kantor Direksi yang

bertempat dijalan Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung. PT Perkebunan

Nusantara VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.12 Tahun

1996, yang merupakan konsolidasi dari PT Perkebunan X (Persero) di

Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, PT Perkebunan XXXI (Persero)

Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, Proyek Pengembangan PT

Perkebunan XI (Persero) di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, dan

Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Provinsi

Bengkulu seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di

hadapan Notaris Harun Kamil,S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah

memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

melalui Surat Keputusan No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus

1996 dan Tanggal 11 Maret 1998 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI

dengan keputusan No. C – 28335 H.T.01.01 tanggal 8 Agustus 1996. Telah

dimaklumkan pada Berita Negara No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. PTPN VII
(Persero) melakukan usaha dalam bidang prkebunan dengan komoditi utama

yang dibudidayakan yaitu, karet, kepala sawit, teh, tebu dan kakao. Wilayah

kerja PTPN VII (Persero) meliputi wilayah Lampung, Sumatera Selatan, dan

Bengkulu. Pada tahun 2014 berdasarkan PP Nomor 72
 Tahun 2014tanggal

17 September 2014, tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perkebunan Nusantara III maka PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

yang semula merupakan BUMN Perkebunan telah beralih menjadi PT

Perkebunan Nusantara VII yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas. Anggaran Dasar perusahaan telah

mengalami beberapa kaliperubahan dan perubahan Anggaran Dasar

perusahaan terakhir adalah mengenaiPernyataan Keputusan Para Pemegang

Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:

KPJAK/Hold/AD.NVII/06/2016; No: SK47/MBU/03/2016 tentang

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas yang telah dituangkan

melalui Notaris Nanda Fauz Iwan dalam Akta Notaris No:8 tanggal 14 Maret

2016. Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat

Keputusan No.AHU-0006225.AH.01.02.2016 tanggal 01 April 2016 . Saat

ini,wilayah kerja Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri atas 5

Distrik, 9 Unit di Provinsi Lampung, 10 Unit di Provinsi Sumatera Selatan,

dan 5 Unit di Provinsi Bengkulu. Sejak awal, Perseroan didirikan untuk


ambil bagian dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan

Program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada

umumnya serta sub-sektor perkebunan pada khususnya.

Ini semua bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang agribisnis dan

agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya Perseroan untuk

menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdayasaing kuat

untuk mendapatkan keuntungan dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan

melalui prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

b. Visi, Misi dan Tujuan

1) Visi

PT Perkebunan Nusantara VII menjadi perusahaan agribisnis yang

tangguh dengan tata kelola yang baik.

2) Misi

 Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan

tebudengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan

yang berkelanjutan,lestari dan ramah lingkungan.

 Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk

industriyang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor.

 Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata

kelolausaha yang efektif guna menumbuhkembangkan perusahaan.


 Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis

inti(karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi

terbaru.

 Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumberdaya

yangdimiliki perusahaan.

 Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk

menciptakanlingkungan bisnis yang kondusif.

3) Tujuan

Sesuai Akte Pendirian Perusahaan,tujuan Perusahaan adalah :

 Melaksanakan pembangunan danpengembangan agribisnis sector

perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat,kuat dan tumbuh 


berkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis. 


 Menjadi perusahaan yang berkemampulabaan, makmur (wealthy) dan

berkelanjutan (sustainable),sehingga dapat berperan lebih jauh dalam

akselerasi pembangunan regional dannasional. 


c. Tata Nilai Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara VII mempunyai tata nilai yang dikenal dengan The

Spirit of Change “ProMOSI”, yang merupakan singkatan dari 5 (lima) nilai

dasar, yaitu : Produktivitas, Mutu, Organisasi, Servis dan Inovasi. The Spirit of

Change “ProMOSI“ ditetapkan menjadi tata nilai PT Perkebunan Nusantara VII


dengan Surat,Keputusan Direksi Nomor: 7.6/Kpts/477/2008 tanggal 19

Desember 2008.

Tata nilai ini merupakan landasan dalam membangun budaya perusahaan.

Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjiwai setiap sikap dan perilaku

insan Perseroan dalam aktivitas sehari-hari, baik sebagai pekerja maupun

sebagai pribadi. Dalam tata nilai The Spirit of Change “Promosi” perlu

dibentuk adanya suatu komite yang dikenal dengan Komite Implementasi

(merupakan organisasi fasilitator). Adapun sasaran tugas dibentuknya

Komite Implementasi (organisasi fasilitator) The Spirit of Change “Promosi”

adalah sebagai berikut :

 Tersosialisasinya maksud dan tujuan pencanangan the Spirit of Change

’ProMOSI’ kepada seluruh insan Perseroan

 Terinternalisasinya nilai-nilai yang terkandung dalam the Spirit of

Change ’ProMOSI’ pada seluruh insan Perseroan

 Terbentuknya sistem evaluasi implementasi the Spirit of Change

’ProMOSI’

 Terbangunnya kesadaran insan Perseroan untuk dapat memberikan

kontribusi dan mengoptimalkan potensinya guna pencapaian tujuan

Perseroan.

Sedangkan yang menjadi tugas pokok Komite Implementasi the Spirit of

Change’ProMOSI’ adalah :

 Merumuskan panduan the Spirit of Change ’ProMOSI’


 Melakukan sosialisasi the Spirit of Change ’Promosi’ melalui berbagai
bentuk kegiatan baik sosialisasi

 secara tatap muka langsung, penggunaan jaringan teknologi informasi,


dan bentuk-bentuk lain yang memungkinkan,

 Menyebarluaskan artefak-artefak peningkatan motivasi pekerja untuk


menerapkan the Spirit of Change ’ProMOSI’ dalam rangka pelaksanaan

tugas

 Merumuskan sistem evaluasi implementasi the Spirit of Change


’ProMOSI’

 Melaporkan kemajuan program the Spirit of Change ’ProMOSI’ kepada


Direksi.

d. Semangat Perubahan

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Perseroan serta mencapai tujuan

perusahaan dengan hasil luar biasa, dituntut semangat kerja yang tidak

sekadar ”biasa-biasa saja”. Diperlukan suatu semangat yang kuat dan luar

biasa yang memotivasi dan menuntun insan Perseroan. Semangat perubahan

”ProMOSI” diharapkan mampu menjadi pendorong bagi setiap insan

Perseroan untuk berubah menuju kondisi yang semakin baik, sehingga

Perseroan dapat menjadi perusahaan yang tangguh dan terus tumbuh dengan

mengimplementasikan nilai-nilai Produktivitas, Mutu, Organisasi, Servis dan

Inovasi.

1) Produktivitas
Produktivitas adalah upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya

yang dimiliki dan dikelola Perseroan secara transparan, akuntabel, adil

dan bertanggungjawab, untuk mencapai hasil optimal semua sasaran

Perseroan yang dilaksanakan dengan cara Sigap, Maju, Antusias, Rajin

dan Terampil (SMART ).

2) Mutu

Mutu dipahami sebagai sikap lahir dan batin untuk menghasilkan

kinerja yang terbaik kepada pemangku kepentingan sebagai perwujudan

kemuliaan diri. Mutu ditandai dengan sikap berpegang teguh pada

kualitas kerja dalam upaya merebut pangsa pasar dan menjaga

kelangsungan hidup perusahaan.

3) Organisasi

Organisasi mengandung pengertian sadar akan posisi, peran dan

tanggung jawab dalam satu sistem dinamis yang utuh serta menjunjung

tinggi etos kerja dan nilai-nilai kekeluargaan. Memandang organisasi

sebagai wadah insan yang utuh dan unggul, bercipta, berkarsa dan

berkarya.

4) Servis

Servis diartikan sebagai panggilan untuk memberikan pelayanan yang

terbaik kepada pemangku kepentingan demi pertumbuhan Perseroan

secara berkesinambungan.

5) Inovasi
Inovasi adalah tindakan kreatif dalam melakukan upaya perbaikan dan

penyempurnaan terus menerus untuk mengembangkan proses kerja dan

produk dalam rangka menciptakan nilai tambah. Semangat Perubahan

tersebut dirumuskan dengan memperhatikan aspek-aspek dominan

sesuai dengan jenis, karakteristik, lingkungan serta proses bisnis, dan

digali dari nilai-nilai yang berasal dari budaya insani perkebunan PT

Perkebunan Nusantara VII.

e. Produksi dan Produktifitas

1) Karet

Pemasaran produksi karet dilaksanakan dengan penjualan lokal (27 %)

dan ekspor (73 %) produksi karet PTPN VII telah mempunyai brand

image dipasar Intenasional. Komoditi karet didukung oleh 4 (empat)

unit pabrik pengolahan RSS, 11 (sebelas) unit pengolaha Crumb Rubber

dan 1 (satu) unit pengolahan latex pakat. Total produksi karet PTPN VII

mencapai 85.186 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 21.916 ton atau

25,7% dan kebun plasma/pihak III sebesar 63.270 ton atau 74,3%.

Realisasi produksi hasil jadi Karet adalah 85.186 ton per tahun.

2) Kelapa Sawit

Sebagai salah satu penghasil kelapa sawit di dunia, pemerintah

Indonesia telah mencanangkan industri minyak kelapa sawit sebagai

industri unggulan dalam perolehan devisa negara. Komoditi kelapa

sawit didukung oleh 7 (tujuh) unit pabrik minyak kelapa sawit . Total
produksi TBS kelapa sawit PTPN VII per tahun mencapai sekitar

800.000 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 383.637 ton atau 49,0%

3) Teh

Tingkat komsumsi teh di dunia sampai saat ini masih cukup tinggi.

Ekspor teh PTPN VII saat ini sudah merambah pasar Internasional

antara lain : Malaysia, Pakistan, Timur Tengah, Eropa, Rusia dan negara

lainnya. Selain itu untuk memenuhi komsumsi lokal telah diproduksi teh

celup baik diproduksi sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain.

Realisasi produk teh segar tahunsebesar 15.500 ton, kapasitas olah teh

kering per tahun mencapai 8.000 ton.

Produk yang dihasilkan PT.Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah

sebagai berikut :

Komoditi Produk Olahan

SIR 3 C, 3L, 3WF, SIR 10 dan SIR 20 RSS I, II,


Karet
III

Minyak sawit, inti sawit, minyak inti sawit,


Kelapa Sawit
bungil sawit

Tebu Gula dan tetes

MUTU I : BOP, BOFT, PF, BT, BP, DUST


Teh
MUTU II : BP-II, BT-II, PF-II,DUST -II
3. PT Great Giant Pinaple

a. Sejarah Perusahaan

PT Great Giant Pineapple pertama kali didirikan pada pada tanggal 14 Mei

1979 secara yuridis formal dengan Akte Notaris No. 48. PT.Great Giant

Pineapple berdiri melalui beberapa tahapan. Pada awal berdirinya PT Great

Giant Pineapple dipelopori oleh PT Umas Jaya Farm (UJF). PT Umas Jaya

Farm bergerak dalam bidang usaha perkebunan singkong dan pabrik tepung

tapioka yang secara hukum telah berdiri sejak tahun 1973 dan memulai

usahanya di Terbanggi Besar dengan dipelopori oleh 20 orang sebagai

perintis. Tahun 1979 PT Great Giant Pineapple memulai penanaman nanas.

Nanas yang ditanam adalah jenis Smooth cayenne (nanas tanpa duri). Pada

tahun 1983-1984 PT Great Giant Pineapple memulai pembangunan pabrik

dan memulai ekspor perdana nanas kalengan sebanyak 4 kontainer pada

tahun 1984. Saat ini PT Great Giant Pineapple memiliki luas areal kurang

lebih 32.200 ha dengan luas efektif penanaman 25.595 ha. Awalnya PT

Great Giant Pineapple hanya memiliki luas 9.118 ha. Perkembangan luas

areal PT 61 Great Giant Pineapple selama 35 tahun mengalami peningkatan

yang cukup besar. Pada bulan Februari 1996 PT Great Giant Pineapple telah

mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari Lyod Register yang berarti sistem

kualitas yang diterapkan telah memenuhi Standar Internasional. Sertifikat


sistem manajemen mutu lainnya seperti Sertifikat SMKS (Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan kerja) dari Sucofindo (1999), Sertifikat SA 8000

(Social Accountability) dari Bureau Veritas Quality Assurance (2001), serta

Sertifikat ISO 14001, versi 2004 Tentang Pengelolaan Lingkungan Tahun

2006.

b. Keadaan Umum PT Great Giant Pineapple

PT Great Giant Pineapple berlokasi di Jalan Raya Arah Menggala KM 77

Terbanggi Besar Lampung Tengah. Secara geografis PT Great Giant

Pineapple terletak pada 490 Lintang Selatan dan 1050 Bujur Timur pada

ketinggian 46 m dari permukaan laut sehingga PT Great Giant Pineapple

terletak pada daerah tropis. Saat ini PT Great Giant Pineapple memiliki luas

areal kurang lebih 32.200 ha dengan luas efektif penanaman 25.595 ha.

Jumlah tenaga kerja di PT Great Giant Pineapple tahun 2013 jumlah tenaga

kerja di PT Great Giant Pineapple adalah 18.069 orang dengan jumlah

terbesar pekerja PKWT Lepas yaitu sebanyak 10.059 orang. 62 Struktur

organisasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting. Dalam struktur

organisasi akan terlihat jelas kedudukan dan jabatan maka akan menjadi

kerangka yang menunjukkan hubungan kerja satu dengan yang lain,

sehingga akan jelas kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing-

masing. PT Great Giant Pineapple menerapkan struktur organisasi dengan

tipe lini dan staf. Struktur organisasi lini dan staff merupakan kombinasi

dari organisassi lini, tugas pimpinan dibantu oleh para staff, dimana staff

berperan memberi masukan, bantuan pikiran dan saran, serta data informasi
yang dibutuhkan. Organisasi lini dan staf merupakan organisasi besar dan

kompleks dengan jumlah karyawan yang banyak, hubungan antara atasan

dan bawahan tidak bersifat langsung. Dalam struktur ini, yang berperan

sebagai pimpinan adalah pimpinan dari kelima departemen yaitu Production,

Marketing, Corp Development Finance, dan General Administration.

Masing-masing departemen memiliki staff yang berbeda sesuai bidang kerja.

Pemegang kekuasaan tertinggi pada PT Great Giant Pineapple adalah dewan

komisaris namun yang menjalankan perusahaan adalah dewan direksi.

Dewan direksi terdiri dari President Director yang dibantu oleh Managing

Director. Managing Director membawahi beberapa departemen.

Departemen tersebut adalah Production, Marketing, Corp Development

Finance, dan General Administration. Setiap departemen dipimpin oleh

seorang manajer. Masing-masing departemen memiliki beberapa bagian

yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan

bidangnya. Direktur produksi mengepalai beberapa bagian, yaitu Factory,

Plantation I, Plantation II, Plantation III, Service, Forcing & Sprayer,

Technical Engineering, Research & Development, PP & C. Plan (Production

Planning & Control), QA & NPD. Masing-masing bagian dipimpin oleh

seorang manajer. Tugas Production Director bertanggung jawab dalam hal

produksi. Kegiatan produksi dimulai dari pengolahan lahan, pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Masing-masing Plantation yang

menangani kegiatan produksi yang berbeda.

c. Keadaan Umum Plantation Grup II di PT Great Giant Pineapple


Plantation Grup II merupakan salah satu plantation di PT Great Giant

Pineapple. Lokasi Plantation Grup II sebelah utara berbatasan dengan

Tulang Bawang Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Terbanggi Besar,

sebelah barat berbatasan dengan Abung Semuli, dan sebelah timur

berbatasan dengan Jalan Lintas Timur Km 77.

PT Great Giant Pineapple memiliki luas efektif penanaman 25.595 ha. PT

Great Giant Pineapple terbagi menjadi tiga Plantation. Luas areal

perkebunan PT Great Giant Pineapple di sajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 menunjukkan luas areal perkebunan PT Great Giant Pineapple tahun

2013 pada masing-masing Plantation Grup. Luas areal Plantation Grup II

adalah 8.179 hektar (ha). Plantation Grup II merupakan plantation dengan

luas terbesar kedua setelah Plantation Grup III.

4. PT Semen Baturaja Persero

a. Deskripi Umum

PT Semen Baturaja (Persero) didirikan 14 Nopember 1974 oleh PT Semen

Gresik dengan saham 45% dan PT Semen Padang 55%. Pada tanggal 9

Nopember 1979 status perusahaan berubah dari Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham Pemerintah


Republik Indonesia 88%, PT Semen Padang 7% dan PT Semen Gresik 5%.

Sejak tahun 1991 diambil alih secara keseluruhan oleh Pemerintah Republik

Indonesia. Produksi yang dihasilkan oleh PT Semen Baturaja (Persero)

adalah Semen Portland Type I dengan lokasi pabrik di Baturaja, Palembang

dan Panjang. Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu produksi terak.

Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen selain dilaksanakan

di Pabrik Baturaja sendiri juga dilaksanakan di Pabrik Palembang dan

Panjang yang selanjutnya siap untuk didistribusikan ke daerah-daerah

pemasaran. Untuk penyempurnaan peralatan yang sudah ada dalam rangka

pencapaian kapasitas terpasang yaitu sebesar 500.000 ton semen per tahun,

sekaligus persiapan untukmeningkatkan kapasitas terpasangPT Semen

Baturaja (Persero) melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek ini

dimulai tahun 1992 dan selesai tahun 1994 dengan kapasitas terpasang

meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun. Sebagai tindak

lanjut proyek OPT I, pada tahun 1996 perseroan melaksanakan Proyek

Optimalisasi II (OPT II), untuk meningkatkan kapasitas menjadi sebesar

1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II selesai tahun 2001 dan telah

berproduksi sampai dengan sekarang. Bahan baku produksi berupa batu

kapur dan tanah liat diperoleh dari pertambangan batu kapur dan tanah liat

milik perseroan yang berlokasi hanya 1,2 km dari pabrik di Baturaja.

Sedangkan bahan baku pendukung seperti pasir silika diperoleh dari tambang

rakyat di sekitar Baturaja, pasir besi diperoleh dari tambang rakyat di

provinsi Lampung, gypsum dibeli dari Petro Kimia Gresik dan impor dari
Thailand, sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi di

dalam negeri. Pada tanggal 20 Juni 2004 PT Semen Baturaja (Persero)

menerbitkan Obligasi I sebesar Rp.200 milyar. Emisi obligasi ini merupakan

program lanjutan Restrukturisasi keuangan dalam rangka meningkatkan

profitabilitas sekaligus likuiditas perusahaan. Daerah pemasaran utama PT

Semen Baturaja (Persero) adalah Sumatera Bagian Selatan, yaitu Sumatera

Selatan dan Lampung. Sumatera Selatan dan Lampung merupakan wilayah di

Indonesia yang menikmati petumbuhan ekonomi yang cukup baik dan

stabil. Pada tahun 2009, pertumbuhan nasional mencapai 0,9 %, sedangkan

rata-rata pertumbuhan Sumbagsel mencapai 2,3 % hal ini memberi peluang

bagi Semen Baturaja untuk meningkatkan penjualan dan mencapai kapasitas

terpasang. Setelah diselesaikannya penambahan kapasitas produksi pada

tahun 2001, peluang untuk meningkatkan pendapatan di masa datang terbuka

lebar. Selain itu secara historis kemampuan perusahaan dalam mengelola

masalah operasional dan menjaga profitabilitas operasi terbukti cukup baik.

Dalam menyalurkan produknya perusahaan menggunakan distributor dengan

jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi,

Bengkulu, Banten dan sekitarnya. Sebagian besar penjualan atau transaksi

perusahaandilakukan dalam bentuk tunai, sedangkan untuk penebusan semen

secara kredit para distributor diwajibkan untuk menyediakan jaminan dalam

bentuk bank garansi dan/atau bentuk jaminan lainnya. Keberadaan PT Semen

Baturaja (Persero) banyak memberikan manfaat baik langsung maupun tidak

langsung, berupa pajak dan retribusi kepada Pemerintah Pusat dan Daerah,
dividen kepada Pemegang Saham, kesempatan kerja, maupun dalam bentuk

kemitraan dan bina lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.

b. Visi dan Misi Perusahaan

1) Visi

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menjadi produsen semen yang efisien,

mempunyai daya saing dan tumbuh.

2) Misi

 Memproduksi semen yang berkualitas, efisien dan memasarkannya

dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta berwawasan

lingkungan.

 Membangun Sumber Daya Manusia yang profesional.

 Memaksimalkan nilai tambah Perusahaan bagi Stakeholder.

Badan Usaha Pelabuhan

Provinsi Lampung yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera merupakan pintu

masuk yang strategis untuk menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa

yang merupakan pusat perekonomian Indonesia. Daerah Panjang merupakan

persimpangan antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa yang dapat menjadi

pelabuhan yang sangat prospektif dalam perkembangan transportasi maupun

perekonomian di masa depan. Terdapat hinterland yang dapat memudahkan

transportasi dan distribusi berbagai komoditi hasil pertambangan baik untuk


keperluan ekspor, impor maupun domestik. Jenis pelabuhan yang akan di bangun

adalah Pelabuhan Umum. Dimana pelabuhan tersebut dapat mengembangkan potensi

maritim, perdagangan, dan meningkatkan perekonomian di Provinsi Lampung.

Sangat pentingnya pelabuhan dalam membantu perkembangan di suatu daerah dan

pentingnya pendistribusian barang-barang hasil produksi yang ada di Lampung

mendorong perusahaan-perusahaan yang bergerak di berbagai bidang untuk

membagun sebuah pelabuhan guna memperlancar pendistribusian hasil produksi ke

Pulau Jawa yang merupakan pusat ekonomi di Indonesia.

Pelabuhan yang akan dibangun digunakan untuk mendistribusikan hasil produksi

mereka ke berbagai tempat. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut yang di

kepalai oleh PT Gunung Madu Plantations menunjuk sebuah Badan Usaha Pelabuhan

yang dimana BUP tersebut akan menangani segala hal yang berurusan tentang

pelabuhan tersebut. Badan Usaha yang ditunjuk adalah PT Harapan jaya dimana

perusahaaan ini bergerak di bidang kepelabuhan yang berpusat di Kelurahan Karang

Maritim, Kec. Panjang, Kota Bandar Lampung. Perusahaan didirikan pada tanggal 02

Februari 2013 melalui akta notaris yang berkedudukan di Bandar Lampung yang

memiliki disahkan melalui surat keputusan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0007841.AH.01.01. Perusahaan juga

telah memiliki Surat Ijin Badan Usaha Pelabuhan yang disahkan oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia. Proses pembuatan Surat Ijin Badan Usaha Pelabuhan harus

memenuhi beberapa syarat dan dokumen, yaitu :


1. Surat Permohonan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan yang ditujukan kepada

Kepala BKPM

2. Surat kuasa/penunjukan dari pimpinan perusahaan

3. Untuk Penanaman Modal Asing memiliki izin prinsip dari BKPM

4. Akta Pendirian Perusahaan atau koperasi dilampiri surat keputusan pengesahan

akta pendirian perseroan dari instansi yang berwenang

5. Memiliki modal :

a. Modal dasar paling sedikit Rp 500.000.000,00 (Lima ratus miliar rupiah)

untuk pelabuhan utama

b. Modal dasar paling sedikit Rp 100.000.000,00 (Seratus miliar rupiah), untuk

pelabuhan pengumpul

c. Modal dasar paling sedikit Rp 10.000.000,00 (Sepuluh miliar rupiah), untuk

pelabuhan pengumpan

6. Berbentuk badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau perseroan

terbatas yang khusus didirikan di bidang kepelabuhanan

7. Surat keterangan domisili perusahaan

8. Laporan keuangan perusahaan minimal 1 (satu) tahun terakhir yang diaudit oleh

kantor akuntan publik terdaftar dan

9. Proposal rencana kegiatan kepelabuhanan

10. Melengkapi persyaratan teknis sebagaimana dimaksud diatas :


a. Menguasai dan atau mengoperasikan sarana dan prasarana di bidang

kepelabuhanan antara lain : Lahan dan Peralatan

b. Bukti memiliki paling sedikit 2 (dua) pegawai tetap yang memiliki sertifikat

kepelabuhanan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal atau diakui oleh

Direktur Jenderal dan memiliki Surat Keterangan atau Rekomendasi dari

Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Setempat untuk kegiatan

jasa kepelabuhanan dan/atau kegiatan jasa terkait kepelabuhanan

Lokasi PT. Harapan Jaya yang strategis, yaitu berdekatan dengan jalan lintas utama

Bandar Lampung dan berada di pantai laut lepas, menjadikan hal tersebut sebagai

bagian dari keunggulan komparatif perusahaan.

Untuk menangani kekosongan kapal saat kembali ke pelabuhan, maka konsorsium

melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dari Pulau Jawa yang ingin

mendistribusikan hasil produksinya ke Pulau Sumatera. Kerjasama ini dilakukan

dengan cara barang yang akan didistribusikan diangkut dengan kapal yang sudah

disediakan oleh pihak konsorsium. Berikut adalah profil perusahaan yang

bekerjasama dengan konsorsium.

Profil Perusahaan

1. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk

a. Sejarah Perusahaan

PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk ("Perseroan") adalah sebuah

perusahaan tekstil terpadu berkedudukan di Bandung yang didirikan pada


tahun 1972. Saat ini bidang usaha Perseroan meliputi industri pemintalan,

pertenunan dan texturizing, dengan fokus utama di pemintalan. Produk yang

dihasilkan Perseroan antara lain : benang dan kain tenun dari bahan 100%

katun, TC, CVC, TR dan PE, serta benang polyester DTY. Selain

memasarkan produknya di pasar domestik, Perseroan juga melakukan

penjualan ekspor ke negara-negara di Asia, Eropa,Amerika dan Afrika. Pada

bulan Agustus 1997, Perusahaan melakukan penawaran umum sebanyak

80.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang ditawarkan

dengan harga Ro 850 per saham. Pernyataan pendaftaran untuk penawaran

umum saham tersebut telah dinyatakan efektif oleh Bapepam dalam surat

No. S-1709/PM/1997 tanggal 28 Juli 1997. Pada tanggal jatuh temponya 10

Oktober 1997, obligasi konversi Perusahaan berjumlah USD 18.000.000

dikonversi menjadi saham sebanyak 68.047.500 saham Perusahaan dengan

nilai nominal Rp 500 dengan nilai konversi Rp 576,90 per saham.

Perusahaan mencatatkan kembali seluruh saham pada Bursa Efek Jakarta

pada tanggal 24 Oktober 1997 dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 23

Oktober 1997. Dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham pada

tanggal 10 Agustus 1999 yang dinyatakan dalam akta Notaris Nanny

Sukarja, SH No. 6 dan 7 tanggal 10 Agustus 1999, Para Pemegang Saham

Perusahaan antara lain menyetujui perubahan nilai nominal saham (stock

aplit) dari Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Perdagangan SKS

dengan nominal baru dilakukan mulai tanggal 27 September 1999.


b. Visi dan Misi

1) Visi

Menjadi salah satu produsen benang yang terkemuka dan paling

menguntungkan di Indonesia.

2) Misi

Menjadi salah satu produsen benang yang terkemuka dan paling

menguntungkan di Indonesia.

c. Tata Kelola Perusahaan


Perseroan menyadari pentingnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Perseroan akan terus berusaha meningkatkan penerapan prinsip- prinsip

Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Perusahaan. Untuk itu Perseroan

telah memiliki perangkat-perangkat sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham

untuk jangka waktu 5 tahun. Dewan Komisaris bertugas melakukan

pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta

memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam melaksanakan tugas

pengawasannya, Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang dibentuk dan

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris terdiri

atas sekurangnya 4 orang anggota Komisaris.Pada akhir tahun 2009 Dewan

Komisaris memiliki 6 orang anggota. Uang jasa dan tunjangan lainnya (jika
ada) dari para anggota Dewan Komisaris diputuskan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham. Selama tahun 2009 Dewan Komisaris telah mengadakan

tiga kali pertemuan dengan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan

Komisaris.

Dewan Direksi

Direksi bertugas mengurus dan memimpin Perseroan. Direksi bertanggung

jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan

dalam mencapai maksud dan tujuannya. Anggota Direksi diangkat oleh

Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu 5 tahun. Dewan

Direksi terdiri dari sekurangnya 3 orang anggota Direksi. Pada akhir tahun

2009 Dewan Direksi memiliki 3 orang anggota. Para anggota Direksi

adalah orang yang berpengalaman di bidangnya. Bila dirasa perlu, anggota

Direksi dapat mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan bidangnya

masing-masing untuk meningkatkan kompetensinya. Gaji, uang jasa dan

tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota Direksi ditentukan dalam

Rapat Umum Pemegang Saham. Selama tahun 2009 Dewan Direksi telah

mengadakan rapat sebanyak tujuh kali dengan dihadiri oleh seluruh

anggota Dewan Direksi.

Komite Audit

Perseroan juga telah membentuk Komite Audit untuk memenuhi ketentuan

dalam Peraturan BAPEPAM No.IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM, No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 dan

Peraturan Bursa Efek Jakarta I-A No: Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19


Juli 2004 point C1 untuk membantu pelaksanaan tugas- tugas Dewan

Komisaris. Komite Audit Perseroan memiliki 3 orang anggota, dimana

seorang diantaranya adalah Komisaris Independen yang merangkap sebagai

Ketua Komite Audit. Susunan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Ali Senitro : Ketua

2. Haditjipto Yuwono : Anggota

Lahir di Bandung,

lulusan Universitas Kristen Maranatha, Bandung

3. Luciana Setiati Harsono : Anggota

Lahir di Bandung,

lulusan Indiana University, Amerika Serikat

Tugas dan tanggungjawab Komite Audit:

1. Melakukan penelaahan terhadap kredibilitas dan obyektivitas Laporan

Keuangan

2. Melakukan penelaahan terhadap kepatuhan perusahaan, peraturan-

peraturan terkait dan etika perusahaan

3. Melakukan penelaahan terhadap pelaksanaan manajemen resiko

4. Memberdayakan fungsi audit internal dan melakukan pengawasan atas

pekerjaan audit eksternal.

5. Memastikan independensi auditor eksternal dalam melaksanakan

tugasnya.
6. Memberikan masukan yang profesional dan independen yang dapat

membantu pengambilan keputusan Dewan Komisaris.

Selama tahun 2010 Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak empat

kali dan dihadiri oleh seluruh anggota Komite Audit. Seluruh keputusan

yang diambil dalam Rapat Komite Audit dilakukan dengan cara

musyawarah untuk mufakat.

Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit:

Komite Audit dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan tata

kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) melalui

penguatan fungsi Dewan Komisaris. Hal tersebut dilakukan melalui

pemberian bantuan KomiteAudit guna menunjang pelaksanaan tugas dan

fungsi Dewan Komisaris. Manajemen bertanggungjawab atas proses

akuntansi, pengendalian internal dan pelaporan keuangan, termasuk

penyusunan Laporan Keuangan Perseroan sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan. Auditor Eksternal Perseroan

bertanggungjawab untuk mengaudit Laporan Keuangan sesuai dengan

standar pemeriksaan yang berlaku umum dan memberikan opini apakan

Laporan Keuangan tersebut telah menyajikan secara wajar, dalam hal-hal

yang material, posisi keuangan, hasil usaha, Laporan Perubahan Ekuitas

serta arus kas Perusahaan sesuai dengan StandarAkuntansi Keuangan

(SAK).
Kegiatan yang telah dilakukan meliputi:

 Pertemuan rutin dengan divisi akuntansi guna membahas sistem

pencatatan dan pelaporan Perusahaan, ketaatan pada peraturan, serta

masalah-masalah akuntansi dan keuangan yang terjadi

 Melakukan review Laporan Keuangan auditan Desember 2009 dan

Laporan Keuangan interim Maret, Juni dan September 2010.

Berdasarkan penelaahan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

selama tahun 2010 tidak ditemukan penyimpangan dan pelanggaran

oleh Perseroan berkenaan dengan informasi keuangan, fungsi internal

audit maupun ketaatan terhadap peraturan hukum dan perundang-

undangan yang berlaku.

Sekretaris Perusahaan

Tugas utama Sekretaris Perusahaan antara lain mengikuti perkembangan

pasar modal dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, memberi pelayanan

informasi kepada masyarakat mengenai kondisi Perseroan, memberi

masukan kepada Direksi dalam mematuhi ketentuan pasar modal,

sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam, Bursa Efek dan

masyarakat.

Sekretaris Perusahaan saat ini adalah :


Edduardus Gunawan

 - Lahir tahun 1947

 - Pendidikan Fakultas Teknik Unpar, Bandung

 - Bergabung di Perseroan sejak thn 1990, menjabat Sekretaris

Perusahaan sejak tahun 2009.

Pengendalian dan Pengawasan Intern

Bagian Pengendalian dan Pengawasan Intern melakukan pengawasan

dan post audit terhadap pelaksanaan Standard Operating Procedure yang

ada. Selain itu, secara berkala melakukan peninjauan dan perubahan

terhadap system dan prosedur yang ada untuk menyesuaikannya dengan

kondisi terkini.

2. Coca-Cola Amatil Indonesia

SAMBUTAN

Lebih dari 80 tahun yang lalu, Coca-Cola diproduksi untuk pertama kalinya di

Indonesia pada tahun 1932. Sejak saat itu, The Coca-Cola System telah

memberikan kontribusi penting bagi perkembangan negara—baik sebagai

penyedia lapangan kerja, investor, ataupun sebagai anggota masyarakat yang

perduli. Kami bangga akan jejak kami di Indonesia dan sangat optimis dengan

masa depan negara,serta industri dan bisnis kami. Hal inilah yang mendorong

kami untuk terus memberikan komitmen jangka panjang kepada Indonesia. Di

tahun 2016, Coca-Cola Amatil Indonesia mempekerjakan lebih dari 12,000


karyawan orang di 8 pabrik pembotolan dan di lebih dari 200 pusat penjualan dan

distribusi di seluruh negeri. Coca-Cola Amatil Indonesia adalah mitra

pembotolan utama untuk Coca-Cola System dan bisnis investasi Australia

terbesar di Indonesia, yang beroperasi sejak tahun 1992. The Coca-Cola System

juga terdiri dari Coca-Cola Indonesia, kantor layanan lokal Coca-Cola yang

bertanggung jawab atas pemasaran merek dagang kami, dan juga Commercial

Product Supply, pembuat sirup dan bahan baku produk The Coca-Cola Company

untuk Indonesia dan negara-negara lain di wilayah sekitar. Kami memproduksi,

menjual dan mendistribusikan lebih dari 10 merek di Indonesia termasuk

minuman ringan berkarbonasi, jus, teh, minuman isotonik, air minum dalam

kemasan, minuman berenergi, dan masih banyak lagi—dengan lebih dari 100

format kemasan dan ukuran. Kami juga melayani lebih dari 600.000 outlet ritel

besar dan kecil secara langsung. Filosofi ‘sustanability’ (keberlanjutan) telah

melekat pada peninggalan kami, dan keyakinan bahwa kami bergantung pada

masyarakat yang kuat untuk memiliki bisnis yang kuat. Tanggung jawab kami

kepada masyarakat di tempat kami beroperasi meliputi kualitas tak tertandingi

dari produk kami, filosofi pemasaran yang bertanggung jawab, praktik

manufaktur yang bersinergi dengan lingkungan, serta kontribusi untuk

pendidikan, kehidupan yang sehat dan aktif, pemberdayaan ekonomi perempuan.

TIMELINE

1927: Coca-Cola dijual pertama kali di Indonesia. Botol pertama diimpor oleh

seorang insinyur Belanda bernama de Koenig


1932: Diproduksi secara lokal oleh pembotolan De Water Nederlands Indische

Mineral Fabriek, di Batavia, Indonesia

1945: Hari Kemerdekaan Indonesia

1956: Setelah Perang Dunia ke-II, dioperasikan kembali oleh The Indonesia

Bottler Limited (IBL)

1971: Djaja Beverage Bottling memulai produksi kembali setelah era

revolusioner di tahun 1960-an dan memperkenalkan Sprite

1973: Fanta diperkenalkan di Indonesia

1977: Pabrik Commercial Product Supply (CPS) didirikan untuk memenuhi

pasokan bahan dasar minuman

1986: Diet Coke diperkenalkan, menandakan kehadiran produk kaleng untuk

pertama kalinya di Indonesia

1992: Coca-Cola Amatil Indonesia mulai beroperasi di Indonesia

1996: Coca-Cola Amatil memulai produksi dalam botol plastik (PET) untuk

pertama kalinya

2002: Frestea diperkenalkan di Indonesia. Merk lokal air minum dalam kemasan,

Ades, diakuisisi

2008: Minute Maid dan Coke Zero diperkenalkan di Indonesia

2011: Ades dalam kemasan botol plastik ramah lingkungan diperkenalkan

2012: CCAI mengakuisisi pabrik baru di Cikedokan, Bekasi

2013: Aquarius diperkenalkan di Indonesia

2014: Nutriboost diperkenalkan di Indonesia

SEJARAH COCA-COLA DI INDONESIA


Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan

diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi

pada tahun 1942, Coca-Cola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler

Limited (IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang

Nana, dan Harry Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1,000-1,500 cases

Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7

truk untuk pendistribusian. Sejak tahun 1960-an, berbagai produk The Coca-Cola

Company telah diperkenalkan ke pasar Indonesia. Dan pada tahun 2000, 10

operasi pembotolan dikonsolidasikan di bawah Coca-Cola Amatil Indonesia.

COCA-COLA KINI

MERK DAN PORTFOLIO PRODUK

Saat ini kami memproduksi dan memasarkan 6 kategori minuman siap minum

dengan 13 merek. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) telah beroperasi di

Indonesia sejak tahun 1992 dan menyediakan semua varian produk perusahaan,

termasuk air minum dalam kemasan botol di seluruh bagian negara, kecuali

Sulawesi Utara. CCAI memiliki dan mengoperasikan 8 pabrik pembotolan yang

terletak di Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan,

dan Lampung. Dalam sistem kami juga terdapat Commercial Product Supply

Indonesia (CPS), yang berfokus pada produksi bahan dasar minuman untuk

pabrik pembotolan. Selain Indonesia, CPS juga mengekspor produknya ke

negara-negara tetangga seperti Singapura, Australia, New Zealand, Kamboja,

Vietnam, dan Thailand. Selain itu, ada pula The Coca-Cola Company, pemilik

merek dagang dan penyedia konsentrat produk-produk Coca-Cola bagi mitra


pembotolan lokal. Sedangkan kantor layanan lokal, Coca-Cola Indonesia (CCI),

berfokus pada pemasaran merek perusahaan di Indonesia.

TENTANG COCA-COLA AMATIL INDONESIA

Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor

minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia

sejak tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah

lisensi The Coca-Cola Company. Kantor pusat Coca-Cola Amatil(CCA) terletak

di Sydney, Australia, dan telah terdaftar di Bursa Efek Australia. Induk

perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari 20 perusahaan unggulan di Australia.

CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan terbesar minuman non-alkohol

siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu dari perusahaan pembotolan

Coca-Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan hampir 16,000 orang dan

memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari 690,000

pelanggan aktif. CCA memiliki sejarah yang kaya dan beragam karena telah

beroperasi lebih dari 100 tahun. Saat ini CCA beroperasi di enam negara, yaitu

Australia, Selandia Baru, Fiji, Indonesia, Papua Nugini, dan Samoa. CCA di

Indonesia mempekerjakan lebih dari 12.000 pekerja. Sejumlah besar pihak

eksternal seperti pelanggan, pemasok, dan penyedia layanan juga memperoleh

pendapatan dari hasil berbisnis dengan CCAI. Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik

di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya,

Bali, Medan, dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 200 pusat penjualan

dan distribusi di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa
dan barang yang tidak terkait dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800

pemasok.

TENTANG COMMERCIAL PRODUCT SUPPLY (CPS)

Commercial Product Supply beroperasi di bawah Coca-Cola Indonesia dan

memfokuskan kegiatan usahanya pada produksi bahan dasar minuman untuk

dipasok ke berbagai pabrik pembotolan. Didirikan pada tahun 1977 di Cibinong,

Jawa Barat, CPS mempekerjakan 35 karyawan dan memainkan peran penting

dalam pasokan bahan dasar minuman untuk CCAI dan BWBC di Indonesia serta

pelanggan lainnya di Singapura, Thailand, Kamboja, Vietnam, Australia dan

Selandia Baru.

INVESTASI DAN DAMPAK EKONOMI

The Coca-Cola System di Indonesia telah melakukan investasi yang signifikan

untuk membangun dan terus meningkatkan usahanya, termasuk fasilitas produksi

baru, pabrik pengolahan air limbah, sistem distribusi dan peralatan pemasaran.

Beberapa studi independen menyatakan bahwa dengan memberikan kesempatan

bagi usaha lokal, Coca Cola juga menghasilkan pekerjaan dengan "multiplier

effect”—di mana The Coca-Cola System bertindak sebagai katalis; menghasilkan

pendapatan, pekerjaan dan know-how untuk beragam bisnis lokal baik yang

menjual barang dan jasa kepada The Coca Cola System (pemasok), atau menjual

produk perusahaan (pengecer). Di Indonesia, kami melayani lebih dari 600.000

pelanggan ritel di daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri secara


langsung—menyediakan sarana penting pendapatan dan dukungan untuk

sejumlah usaha kecil dan keluarga.

KEGIATAN PEMASARAN

Kegiatan marketing adalah cara kami untuk berkomunikasi dengan konsumen.

Dengan misi untuk menyegarkan dunia dan menginspirasi saat-saat kebahagiaan

dan optimisme, kami berhubungandengan konsumen melalui cara yang kreatif,

menyenangkan, dan bertanggung jawab.

SALES OPERATIONS

Market Share

Coca-Cola merupakan pemimpin pasar minuman berkarbonasi dan jus, serta teh

siap minum. Tak hanya sukses di pasar tradisional melalui distribusi langsung,

grosir, dan ‘Managed Third Party', Coca-Cola juga suksesdi pasar modern

dengan distribusi melalui Hypermarket, Supermarket dan Mini Mart.

Pelanggan dan Distribusi

Produk kami dijual di sekitar 1,5 juta gerai minuman di seluruh Indonesia. Kami

mendukung perekonomianmelalui 600.000 pelanggan dan 2.800 pemasok Lebih

dari 310.000 kulkas pendinginmilik kami ditempatkan di pasar. Semua pendingin

dilengkapi dengan EMS, yaitu perangkat untuk mengurangi konsumsi listrik

hingga 35%.

AKTIFITAS MANUFAKTUR DAN PRODUKSI

Kualitas Produk
Kualitas tinggi yang konsisten pada setiap minuman kami merupakan salah satu

aset utama bisnis kami. Di setiap negara di mana kami berproduksi, The Coca

Cola System tidak hanya mematuhi undang-undang tentang pengolahan makanan

dan pelabelan, namun juga mematuhi standar kami sendiri yang lebih tinggi dan

ketat untuk memastikan kualitas terbaik. Dalam setiap hal yang kami lakukan--

mulai dari pemilihan bahan-bahan untuk produksi sampai pengiriman produk ke

pasar,kami menggunakan sistem quality management khusus—The Coca-Cola

Quality System—untuk memastikan bahwa kami selalu menawarkan produk

dengan kualitas terbaik kepada konsumen. Kami juga berinvestasi dalam

membangun laboratorium quality assurance pada setiap pabrik untuk memastikan

bahwa semua produk kami memenuhi standar yang dibutuhkan. Semua produk

kami sudah bersertifikat Halal. Di Indonesia, produk Coca-Cola diproduksi

secara lokal dan telah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia

sejak tahun 1994.

Manajemen Air Limbah & Pengurangan Jejak Karbon

Tujuan kami secara global adalah mengembalikan kembali kepada masyarakat

dan alam, jumlah air, setara dengan apa yang kami gunakan di semua produk

minuman kami. Di semua pabrik milik kami, kami memastikan bahwa 100% air

limbah hasil operasi manufaktur kami diolah kembali secara ketat sehingga dapat

dikembalikan lagi ke alam secara aman—hingga pada tingkat yang dapat

mendukung kehidupan akuatik. Kami juga berinvestasi dengan teknologi yang

disebut "blow-fill” yang memungkinkan kami untuk mendesain ulang dan

mengurangi berat kemasan botol plastik (PET) untuk minuman bersoda dan air
minum dalam kemasan. Blow-fill juga memungkinkan botol-botol untuk

diproduksi dengan PET resin yang lebih sedikit atau dengan resin daur ulang.

TEMPAT KERJA

Salah satu tujuan utama kami adalah untuk menjaga lingkungan kerja agar dapat

dikelola dengan baik. Kami percaya bahwa pekerjaan harus menjadi tempat

eksplorasi, kreativitas dan pertumbuhan profesional—di mana setiap orang dapat

terinspirasi dan termotivasi untuk mencapai hasil yang luar biasa. Itulah

sebabnya mengapaPeople Developmentmenjadi salah satu fokus manajemen

kami untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, berdedikasi, dan

dinamis. Tujuan kami adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan

memuaskan kepada ratusan ribu pelanggan.

Program ‘Graduate Trainee’

CCAI telah menjalankan program Nasional Graduate Trainee, di mana lebih dari

470 orang telah bergabung dan ditargetkan untuk membangun kemampuan

manajemen dan menjadi pemimpin perusahaan di masa depan. Kami menentukan

pengembangan individu dari 70% pada pengalaman kerja, 20% exposure (studi

kasus, pelatihan, role model, dan mentoring) dan 10% kehadiran dalam

pengajaran.

Pengembangan Kompetensi

Kami percaya bahwa kompetensi yang baik akan mendukung kinerja bisnis

secara keseluruhan. Hal ini dapat dicapai dengan memperjelas apa yang
diharapkan, serta bagaimana mengembangkan dan mengukurnya. Kompetensi

menjadi prinsip dasar pengembangan karyawan dalam membangun pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku. Untuk itu, penting bagi kami untuk menjaga semua

karyawan agar dapat terinformasi dengan baik. Antarkita, Majalah internal

bulanan kami, telah memenangkan penghargaan Gold untuk majalah Internal

Terbaik di 2013 dari Serikat Pers

ACTIVE-HEALTHY LIVING

Meskipun memiliki pasar yang berbeda di setiap negara, kami tetap konsisten

dalam memperhatikan kesejahteraan konsumen. Kami sadar, bahwa kesehatan

bisnis terjalin erat dengan kesehatan dan kesejahteraan konsumen, mitra,

dan masyarakat di mana kami beroperasi. Karena itu, kami mempromosikan

program hidup sehat dan aktif kepada masyarakat melalui program marketing

dan programuntuk komunitas yang dapat menginspirasi orang untuk hidup aktif.

PEMASARAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

Kami memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan konsumen dengan

informasi bahan dan gizi dalam setiap kemasan produk, sehingga masyarakat

dapat membuat pilihan minuman yang sejalan dengan diet seimbang dan gaya

hidup aktif. Kami juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati konsumen

dan masyarakat dengan iklan dan pemasaran yang jujur dan bertanggung jawab.

Kami telah melakukan berbagai program demi mewujudkan komitmen ini.

Front Pack Labeling

Coca-Cola memiliki komitmen global untuk memberikan penjelasan terkait

jumlah kalori per porsi hampir di seluruh kemasan produk. Hal ini
dilakukanuntuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai kandungan kalori

di dalam produk kami. Dengan label baru, kami berusaha untuk mempermudah

konsumen dalam membuat keputusan tepat tentang minuman yang mereka

minum berdasarkan selera dan kebutuhan gizi. Pada tahun 2010, Coca-Cola

Indonesia merupakan perusahaan pertama di industri minuman Indonesia yang

melaksanakan inisiatif ini. Pada akhir 2012, semua produk kami sudah memiliki

informasi kalori pada kemasan depan.

Program Pendidikan Gizi

Dalam upaya untuk mendidik konsumen tentang produk Coca-Cola, Coca-Cola

di Indonesia menyediakan informasi berbasis ilmu pengetahuan kepada

konsumen dan stakeholder melalui sebuah situs webyang disebut Beverage

Institute of Health and Wellness Indonesia (BIHW) di

www.beverageinstituteindonesia.org. Dalam lingkup global, BIHW merupakan

bagian dari komitmen Perusahaan Coca-Cola untuk memajukan pengetahuan

ilmiah, kesadaran dan pemahaman minuman, dan pentingnya gaya hidup sehat,

aktif, dan seimbang.

Marketing untuk Anak-Anak dan Kebijakan di Sekolah

Sebagai perusahaan minuman terbesar di dunia, kami menyadari peran produk

kami dalam kehidupan konsumen. Kami adalah perusahaan yang bertanggung

jawab, maka dari itu kami hanya memasarkan produk kami kepada masyarakat di

atas umur 12 tahun. Anak di bawah usia 12 tahun tidak akan langsung menjadi

target marketing kami di media iklan. Mereka juga tidak akan ditampilkan

meminum salah satu produk tanpa kehadiran orang tua atau pengasuh.

Anda mungkin juga menyukai