PENDAHULUAN
Salah satu penyakit yang memiliki sebab khusus dan penanganannya harus secara
khusus yaitu kanker, tuberculosis, dan diabetes militus.
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan
mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pad arganisme
seluler. Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah
mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-
mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen.
Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline)
Dinegara yang telah maju berhasil membasmi penyakit infeksi , kanker merupakan
penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. Kesembuhan hampir
seluruhnya terjadi pada pasien yang penyakitnya belum menyebar pada saat
pembedahan.
Tuberkulosis atau lebih sering disebut dengan TBC adalah suatu penyakit
infeksi kronis menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
lama untuk mengobati infeksinya. Bakteri Tuberkulosis dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,
kelenjar getah bening dan lain-lain. Meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena adalah paru-paru. Di seluruh dunia kejadian Tuberkulosis meningkat
secara drastis dalam beberapa tahun ini. Berdasarkan data laporan organisasi dunia
WHO, setiap tahun, sekitar 8 juta orang di seluruh dunia mengalami Tuberkulosis dan
hampir 2 juta diantaranya meninggal dunia. Dan menurut laporan Organisasi
Kesehatan Dunia WHO tahun 1998, penyakit ini merupakan salah satu penyakit
rakyat penting, yang tiap tahun mengambil banyak korban. Jumlah penderita di
Indonesia sebanyak 583.000 orang, menduduki peringkat ketiga terbesar setelah Cina
dan India.
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya di masa mendatang. Diabetes sudah merupakan salah satu
ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad 21. Perserikatan Bangsa-Bangsa
(WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap Diabetes diatas
umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian.
Pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang.
Mengingat hal tersebut di atas maka penulis membahas ketiga penyakit khusus
tersebut beserta pengatasan interaksinya.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari penyakit kanker, tuberculosis, dan diabetes
militus.
2. Dapat mengetahui mekanisme kerja dari obat-obatan kanker, tuberculosis,
diabetes militus.
3. Dapat mengetahui interaksi obat yang terjadi pada penyakit-penyakit khusus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi obat adalah peristiwa di mana aksi suatu obat diubah atau
dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan. Kemungkinan terjadinya
peristiwa interksi harus selalu dipertimbangkan dalam klinik, manakala dua obat atau
lebih diberikan secara bersamaan atau hampir bersamaan.
1. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah oleh
obat lain. Umumnya adalah obat-obat yang memenuhi ciri:
a. Obat-obat di mana perubahan sedikit saja terhadap dosis (kadar obat) sudah
akan menyebabkan perubahan besar pada efek klinik yang timbul. Secara
farmakologi obat-obat seperti ini sering dikatakan sebagai obat-obat dengan kurva
dosis respons yang tajam (curam; steep dose response curve). Perubahan,
misalnya dalam hal ini pengurangan kadar sedikit saja sudah dapat mengurangi
manfaat klinik (clinical efficacy) dari obat.
b. Obat-obat dengan rasaio toksis terapik yang rendah (low toxic:therapeutic
ratio), artinya antara dosis toksik dandosis terapetik tersebut perbandinganya (atau
perbedaanya) tidak besar. Kenaikan sedikit saja dosis (kadar) obat suda
menyebabkan terjadinya efek toksis. Kedua ciri obat obyek di atas, yakni apakah
obat yang manfaat kliniknya mudah dikurangi atau efek toksiknyamudah
diperbesar oleh obat presipitan, akan saling berkaitan dan tidak berdiri sendiri-
sendiri. Obat-obat seperti inijuga sering dikenal dengan obat-obat dengan lingkup
terapetik yang sempit (narrow therapeutic range).
2. Obat presipitan (precipitan drug), yakni obat yang mempengaruhi atau mengubah
aksi atau atau efek obat lain. maka obat presipitan umumnya adalah obat-obat
dengan ciri sebagai berikut:
a. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, oleh karena dengan demikian akan
menggusur ikatan-ikatan yang protein obat lain yang lebih lemah. Obat-obat yang
tergusur ini (displaced) kemudian kadar bebasnya dalam darah akan meningkat
dengan segala konsekuensinya, terutama meningkatnya efek toksik. Obat-obat
yang masuk di sini misalnya aspirin, fenilbutazon, sulfa dan lain lain.
Pada beberapa kasus, interaksi terkadang memberikan efek pada kedua obat sehingga
obat mana yang mempengaruhi dan mana yang dipengaruhi, menjadi tidak jelas.
Diperkirakan, insidensi terjadinya interaksi obat sekitar 4%. Contoh interaksi obat
dengan kasus khusus yaitu:
Kadar Pada
Levotiroksin hipotiroid,dos
plasma
Meningkatnya is
menurun
metabolisme levotiroksin
levotiroksin perlu di
tinkatkan
Efek Hindari
3. ETHAMBUT Antasida pengunaan
ethambutol
OL Absorbsi menurun bersama
menurun jika antasida.
di gunakan Pemberian
bersama lebih baik di
.
dengan beri jarak
antasida minimal 4
jam setelah
pemberian
ethambutol.
Etionamid Etionamid
Isoniazid
4 Isoniazid meningkatkan Jangan
dapat
sementara diberikan
mempotensit
kadar serum secara
as efek yang
isoniazid bersamaan
tidak
diinginkan
Asam amino Absorpsi oral
5 Digoksin digoksin dapat Efek Monitoring
salisilat digoksin
berkurang bila pemberian
diberikan menurun digoksin
bersama
dengan asa
Kemungkinan Efek
Azatioprin
6 Alopurinol terjadi efek azatriopin Jangan
samping meningkat diberikan
merugikan bersama-
akibat terlalu sama dengan
banyak garam besi
azatioprin dan obat
diuretik
golongan
Tiazida
Merkaptopurin Terjadi efek Efek
7 samping Jangan
Alopurinol merkaptopuri
merugikan diberikan
n dapat
karena terlalu bersama-
berkurang
banyak sama dengan
merkaptopurin garam besi
dan obat
diuretik
golongan
Tiazida
1. Pembedahan (Operasi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
3. Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostatika/khemoterapi)
4. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
5. Pengobatan dengan hormon
BAB IV
KESIMPULAN
Interaksi obat adalah modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang
diberikan pada awalnya diberikan secara bersamaan sehingga keefektifan atau
toksisitas satu obat atau lebih berubah. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau
mengurangi aktivitas. Penyakit yang sedang diobati ataupun kronis dapat
memepengaruhi interaksi obat. Faktor- faktor yang mempengaruhi interaksi obat
yaitu faktor usia, faktor polifarmasi, faktor penyakit, faktor genetik. Interaksi obat
melibatkan 2 jenis obat, yaitu :
1. Obat obyek, yakni obat yang aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah
oleh obat lain.
2. Obat presipitan (precipitan drug), yakni obat yang mempengaruhi atau
mengubah aksi atau atau efek obat lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Fakultas Kedokteran-
Universitas Indonesia, Jakarta.
2. Syamsudin, 2011. Interaksi Obat Konsep Dasar dan Klinis, UIP, Jakarta.
3. http ;//www.Info penyakit.com/2007/12/penyakit-Tuberkulosis-TBC.html
4. http ;//www.pdf.com/2009/19/interaksi obat pada antidiabetes.html