Anda di halaman 1dari 3

NIKMATI WARUNG SEDERHANA NAMUN NIKMAT NASI CAMPUR MEN WETI

Nasi Campur Men Weti by dittafey

Seperti peribahasa ‘Don’t judge the book by its cover’, Jangan sekali-kali menilai rasa makanan
hanya ditentukan dari tempat makannya. Seperti contohnya nasi campur legendaris Men Weti
yang letaknya berada di pinggir jalan sekitar Pantai Sanur.
Jika dilihat sepintas, warung ini terlihat sangat sederhana. Bahkan untuk tempat makannya pun
hanya disediakan kursi sederhana di sepanjang trotoar di sekitar warung tersebut. Namun
kesederhanaan itu rupanya tidak mampu menutupi citarasa yang ada pada Nasi Campur Men
Weti tersebut.

NASI CAMPUR POPULER ALA MEN WETI

Pencinta kuliner tentu pernah mengantre di warung Men Weti di kawasan Sanur, Bali. Nasi
campurnya yang sedap menggoyang lidah banyak orang. Namun sedihnya pendiri warung
makan legendari Warung Men Weti, I Made Weti sudah tutup usia.
Men Weti adalah wanita asal Mengwi, Bali, yang mendirikan rumah makan kecil di dekat Pantai
Sindhu, Sanur, Bali, sejak 1970. Dikenal dengan nama Nasi Campur Ayam Kampung Men Weti.
Warung makannya lebih dulu populer dibandingkan Pantai Sindhu.
Nasi Campur Bali Men Weti atau yang di kenal dengan Ibu Made Weti mmg berada di pantai
sanur. Jika anda berangkat dari Kuta maka akan mudah menemukannya. Dimana lokasi nya
disebelah kanan jalan dan pasti keliatan rame pembeli atau tanya saja orang di sekitar pantai kalo
binggung, pasti semua orang sudah tahu tempat nya.

APA ENAKNYA NASI CAMPUR MEN WETI ?

Di dalam warung berukuran sekitar 3×3 meter men Weti duduk dikeliling mangkuk- mangkuk
besar berisi lauk. Dibantu dua orang asisten dan satu orang bagian minuman, seakan tak henti-
hentinya piring racikan nasi Balinya dibuat.

Nasinya boleh dipesan satu atau setengah. Lauknya terdiri dari ayam goreng, ayam betutu, telur
rebus, kuah pindang, jukut urap, sambal matah dan tekur rebus dengan sambal serta kacang
tanah. Sate lilit ayam pun bisa ditambahkan.

Sepiring nasi sudah di tangan tinggal mencari tempat duduk. Di depan warung hanya ada sekitar
20 kursi dengan meja makan. Jika semua sudah penuh terpaksa harus menyebrang dan
menempati kursi kosong yang ada di pinggir tembok.

Nasi setengah porsi ternyata lumayan banyak. Nasi ini disiram kuah pindang yang kuning gurih
sehingga terasa lebih enak. Jukut urapnya berupa kacang panjang, daun pepaya dan tauge.
Teksturnya renyah gurih.

Serutan halus tipis kelapanya terasa renyah harum karena dikupas dan dibakar. Ada aroma gurih
sangit beradu dengan bawang merah, bawang putih dan air jeruk yang segar. Suwiran ayam
betutunya gurih lembut dengan aroma kunyit yang enak.

Juga ada suwiran ayam goreng yang sedikit kecokelatan. Ayam goreng masak kuning terasa
sedikit hambar sehingga butuh dicampur dengan jukut. Sambal matahnya menjadi penyengat
yang sedap. Irisan kasar cabai rawit merah yang ditumis dengan minyak kelapa terasa renyah.
Uniknya sambal ini diaduk dengan bawang merah goreng yang renyah wangi. Wah, sekali suap,
gigitan pedasnya membuat butiran keringat mulai muncul di dahi. Tambahan kacang tanah Bali
yang mungil manis yang digoreng membuat santapan ini makin meriah.

JAM BUKA DAN HARI

Buka mulai jam 8 pagi sampai tutup sekitar setelah jam makan siang, sebelum buka saja nich
warung yg ngantri dah banyak buanget. Mesti sabar kalo beli nasi campur disini. Waktu kami
datang mesti menunggu sekitar 30 menit baru bisa menerima sepiring nasi campur.

Seporsi nasi campur di bandrol Rp. 15.000,- dan es teh manis nya Rp. 3.000,- jadi siap2 uang Rp.
18.000,- lah sepaket. Nasi Campur Men Weti memang dah kesohor sejak dulu, bahkan bukan
hanya penduduk asli bali yang menikmati nya tetapi kalangan wisatawan baik bule maupun
domestik juga ikutan ngantri.
Pengunjung warung Men Weti tidak hanya dari penduduk lokal Bali saja tetapi banyak juga turis
domestik, tak ketinggalan turis mancanegara juga ikut mengantri. Saya bertemu dengan turis
Bule dan China disana, doyan juga mereka masakan khas Bali pikir Saya.

Tak sedikit juga pengunjung yang membungkus nasi campur untuk dibawa pulang. Warung Men
Weti buka dari jam 8 pagi hingga jam 2 siang, sayangnya seringkali jam 12 sudah ludes. Jadi
kalau takut kehabisan dan malas lama mengantri datang saja lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai