Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terkait


Sistem Operasi Android dikembangkan pada tahun 2007, dan dalam rentang
waktu enam sampai tujuh tahun, menjadi pemain terkemuka di pasar sistem
operasi perangkat telepon bergerak. Seiring perkembangan smart phone, sistem
operasi, dan aplikasi Instant Messaging dengan berbagai fitur yang ditawarkan
menjadi tantangan baru dalam bidang mobile forensics. Beberapa penelitian
terkait mobile forensics dan aplikasi Instant Messaging yang sedang populer
penulis jadikan referensi dalam tesis ini.

Data dan jejak yang dihasilkan oleh aplikasi WhatsApp Messenger pada
smart phone berbasis android telah di decode dan dianalisis. Disamping itu
hubungan percakapan antara pengirim dan penerima termasuk group chat juga
telah dianalisis (Anglango, 2014).
(Karpisek et, al 2015) mendekripsi lalu lintas jaringan yang berhubungan dengan
fitur WA call pada smart phone berbasis android yang meliputi nomor telepon
WhatsApp, IP WhatsApp server, media stream , durasi panggilan, dan terminasi
panggilan.

Perbandingan hasil ekstraksi dan analisis data pada aplikasi WhatsApp dan
Viber yang terinstal pada smart phone android untuk beberapa fitur yang ada pada
kedua aplikasi menggunakan UFED Physical Analyzer telah dipresentasikan
(Mahajan et, al 2013).
Akuisisi dan analisis forensik pada aplikasi Instant Messaging dan VOIP dari
aplikasi WhatsApp, Skype, Viber, dan Tango pada smart phone berbasis android
dan IOS diperbandingkan. Data apa yang dihasilkan dan disimpan pada perangkat
smartphone untuk masing-masing IM, dimana data disimpan, dalam format apa
data disimpan, bagaimana data dapat diambil dan dianalisa diperbandingkan

4
5

(Sgaras et, al 2015). Penelitian terkait aplikasi LINE (Iqbal et, al 2016)
menganalisis data pada perangkat smart phone android menggunakan Android
Debug Bridge (ADB) dan DD linux tool untuk mengekstraksi data. Informasi
terkait dengan Reguler Artifacts dan Hiden Message Artifacts berhasil
didapatkan. Perbandingan beberapa jurnal sebagai referensi dalam penulisan
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tesis ini memfokuskan bagaimana mendapatkan informasi dari data yang


dianalisis terkait lalu lintas data melalui messanges maupun Voice Call pada
android smart phone dengan beberapa teknik ekstraksi. Yang kemudian dilakukan
analisis forensik menggunakan logical analysis dan membandingkan hasil dari
tiga teknik yang dilakukan. Hasil akhir dari penelitian ini berupa informasi yang
bisa dipresentasikan dan menjadi bukti terkait dengan masalah hukum.

2.2. Digital Forensics


Digital forensics didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang menggabungkan
unsur hukum dan ilmu komputer untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari
sistem komputer, jaringan, komunikasi nirkabel, dan perangkat penyimpanan
dengan cara yang dapat diterima sebagai bukti di pengadilan.(US-CERT 2008)

Menurut Ruby Alamsyah, digital forensik atau terkadang disebut komputer


forensik adalah ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat
dipertanggungjawabkan di pengadilan. Barang bukti digital tersebut termasuk
handphone, notebook, server, alat teknologi apapun yang mempunyai media
penyimpanan dan bisa dianalisa.

Definisi lain sebagaimana yang terdapat pada situs Wikipedia yaitu :


Komputer forensik yang juga dikenal dengan nama digital forensik, adalah salah
satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan bukti legal yang ditemui pada
komputer dan media penyimpanan digital.
6
7

Ilmu digital forensik mempunyai lingkup luas dalam objek penelitian dan
pembahasan, sehingga ilmu digital forensik dibagi kedalam beberapa bagian
yaitu : Computer Forensics, Network Forensics, Forensic Data Analysis,
Database Forensics, dan Mobile Device Forensics.

2.2.1. Computer Forensics


Computer forensics merupakan cabang dari ilmu forensik digital yang
berkaitan dengan bukti yang ditemukan dalam sistem komputer atau media
penyimpan digital. Tujuan dari computer forensics adalah untuk memeriksa media
digital secara forensik dengan tahapan mengidentifikasi, menjaga, memulihkan,
menganalisis dan menyajikan fakta terkait informasi digital pada kasus yang akan
diungkap.

Biasanya Computer forensics dikaitkan dengan penyelidikan dari berbagai


kejahatan computer seperti pornografi, penipuan, mata-mata, pembunuhan dan
pemerkosaan. Dalam dekade terakhir ini kasus-kasus yang melibatkan computer
forensics untuk mengungkap kasus kejahatan meningkat dengan cepat seiring
dengan perkembangan teknologi perangkat dan aplikasi. Tools yang digunakan
untuk membantu menganalisis data digital juga sangat beragam, baik yang
berbayar maupun gratis dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

2.2.2. Network Forensics


Network forensics adalah cabang dari ilmu digital forensics yang terkait
dengan pemantauan dan analisis lalu lintas jaringan komputer untuk keperluan
pengumpulan informasi, bukti hukum, atau deteksi gangguan. Tidak seperti dalam
digital forensics yang lain, informasi dalam jaringan yang mudah hilang dan
dinamis, sehingga network forensics membutuhkan penyelidikan yang proaktif.
8

Network forensics umumnya memiliki dua fungsi, yaitu :


1) Terkait keamanan dengan melakukan pemantauan lalu lintas data yang
tidak wajar dan identifikasi terhadap gangguan.
2) Terkait dengan penegakan hukum yang mencakup analisa lalu lintas data
yang dikirim, membuka kata kunci (password), dan mengurai percakapan
melalui email atau chatting.
Ada dua sistem yang digunakan dalam pengumpulan data terkait dengan network
forensics, yaitu :
1) Catch it as you can, yaitu sistem di mana semua paket yang melewati titik
(node) ditangkap dan disimpan ke media penyimpan dan selanjutnya
dilakukan analisis.
2) Stop, look and listen yaitu sistem dimana setiap paket dianalisis dengan
cara yang belum sempurna di dalam memory dan hanya informasi tertentu
yang disimpan untuk analisis ke depan.
Dalam network forensics ada empat bagian/lapisan yang dapat dieksploitasi
mendapatkan data, yaitu ethernet, TCP/IP, internet, dan wireless.

2.2.3. Forensics Data Analysis


Forensics data analysis merupakan cabang dari Digital Forensics yang
mengkaji data terstruktur terkait dengan kejahatan keuangan. Forensics Data
Analysis mempunyai tujuan menemukan dan menganalisis pola dari kegiatan
penipuan dari sebuah data sistem aplikasi atau database yang merupakan data
terstruktur. Sedangkan data tidak terstruktur biasanya disebut Computer
Forensics. Untuk menganalisa data terstruktur yang besar dan mendeteksi
kejahatan keuangan dibutuhkan tiga orang ahli, yaitu :
1) Seorang ahli analisis data yang bertugas melakukan langkah-
langkah teknis dan menulis query.
2) Seorang ahli yang mempunyai pengalaman luas dari sebuah proses
dan pengendalian internal pada bidang yg relevan dari masalah
yang diselidiki.
3) Seorang ilmuwan forensik yang ahli dengan pola perilaku kasus.
9

2.2.4. Database Forensics


Database Forensics adalah cabang digital forensics yang terkait dengan
database dan metadata. Database forensics hampir sama dengan computer
forensics yang menerapkan proses forensic yang normal dan teknik investigasi
untuk isi database dan metadata. Pemeriksaan forensik fokus pada identifikasi
transaksi dalam suatu sistem database atau aplikasi yang menunjukkan bukti
kesalahan seperti penipuan atau penggelapan.
Komponen database yang harus diketahui dalam investigasi adalah :
1) Struktur direktori data
2) Informasi skema
3) Status MySQL dan Log Files

2.2.5. Mobile Device Forensics


Mobile Device Forensics merupakan cabang digital forensics yang terkait
dengan data digital dari perangkat mobile. Perangkat mobile yang dimaksud
adalah ponsel, PDA, dan komputer tablet. Ilmu Mobile Device Forensics masih
relatif baru dan berkembang pada awal tahun 2000 ketika pertumbuhan perangkat
ponsel terutama smartphone meningkat dengan pesat.

Perangkat mobile dapat digunakan untuk menyimpan beberapa jenis


informasi pribadi seperti kontak, foto, kalender dan catatan, pesan SMS dan
MMS. Smartphone juga dapat berisi video, email, informasi penjelajahan web,
informasi lokasi, dan pesan jejaring sosial dan kontak. Ada beberapa alasan
kenapa kebutuhan akan mobile device forensics semakin dibutuhkan :
1. Penggunaan ponsel atau smartphone untuk menyimpan dan mengirimkan
informasi pribadi dan perusahaan.
2. Penggunaan ponsel dalam transaksi online.
3. Penegakan hukum terkait dengan tindak kejahatan.
10

2.3. Komponen Digital Forensik


Komponen pada digital forensik pada umumnya hampir sama dengan bidang
yang lain. Komponen ini mencakup manusia (people), perangkat/peralatan
(equipment). dan aturan (protocol) yang dirangkai, dikelola dan diberdayakan
untuk mencapai tujuan akhir yang layak dan berkualitas. Keterkaitan ke tiga
komponen digital forensik dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Komponen dalam digital forensik

Ada tiga kelompok sebagai pelaku dalam digital forensik:


1) Investigators
Investigator bertanggung jawab untuk menyelidiki dugaan penyimpangan
dan segera mengambil alih penyelidikan atas peristiwa yang diduga
melibatkan aktivitas kriminal.

2) IT Professionals
IT Profesionals terdiri dari technical support staff dan system, network,
and security administrators. Dalam bekerja mereka menggunakan teknik
forensik dan alat khusus sesuai keahlian mereka (misalnya : monitoring,
troubleshooting, data recovery).
11

3) Incident Handlers
Tugas dari Incident Handlers adalah merespon berbagai kejadian terkait
keamanan komputer, seperti unauthorized data access, inappropriate
system usage, malicious code infections, dan denial of service attacks.
Penangan biasanya menggunakan berbagai macam teknik dan alat (tool)
khusus forensik dalam penyelidikan.

2.4. Tahapan Proses Mobile Forensics


Ada berbagai tahapan dan model dalam digital forensik, tapi semua model
mempunyai dasar dan tujuan yang sama. Menurut NIST (National Institute of
Standard and Technology dalam NIST.SP.800-101r1) tahapan dalam mobile
forensics dibagi menjadi empat tahapan yang meliputi :
1) Preservation
Tahap pertama dalam proses ini adalah melakukan pencarian,
pengumpulan barang bukti dan dokumentasi. Dalam tahap ini bukti
diidentifikasi, diberi label, catatan, dan menjaga integritas data. Kegagalan
dalam tahap ini akan berpotensi kehilangan informasi berharga terkait
dengan kasus yang sedang diselidiki.
2) Acquisition
Pada tahap ini pemeriksaan forensik dimulai dengan mengindentifikasi
perangkat mobile, sistem operasi, pemilihan tools menentukan teknik dan
target data yang akan diekstrak di dalam proses penyelidikan.
3) Examination dan Analysis
Tahap berikutnya dari proses ini adalah melakukan pemeriksaan dan
menganalisis data, menggunakan metode yang dibenarkan secara hukum
dan teknik, untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat
dipresentasikan sebagai bukti di pengadilan.
4) Reporting
Tahap akhir adalah laporan hasil analisis, termasuk menggambarkan
tindakan yang digunakan, menjelaskan bagaimana alat dan prosedur yang
dipilih, menentukan apa tindakan lain yang perlu dilakukan (misalnya,
12

pemeriksaan forensik dari sumber data tambahan, perbaikan kontrol


keamanan yang ada), dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
kebijakan, pedoman, prosedur, alat, dan aspek lain dari proses forensik.

Examination Reporting
Preservation Acquisition
and Analysis

Media Data Information Evidence


n

Gambar 2.2. Tahapan proses mobile forensics

2.5. Metode dalam Forensic Analysis


Ada dua metode standar untuk mendapatkan informasi dengan melakukan
analisis forensik dari smartphone, yaitu : logical analysis dan physical analysis
(Hoog, 2011). Sedangkan (Brothers, 2009) membagi menjadi 5 level analisis,
yaitu manual, logical, Hex Dump, Chip-Off, dan Micro Read (Gbr 2.3).

Gambar 2.3. Cellular Phone Tool Leveling Pyramid – (Brothers 2009)


13

2.5.1. Manual Analysis


Analisis fisik dari telepon secara manual menggunakan tombol dan layar
ponsel untuk mendokumentasikan data yang ada di ponsel. Ini adalah metode
cepat, dapat diaplikasikan pada hampir setiap ponsel dan tidak perlu kabel untuk
menghubungkan PC atau laptop ke ponsel. Kelemahan dari metode ini tidak akan
mendapatkan semua data, rentan terhadap kesalahan, dan kemungkinan pemeriksa
akan menghilangkan bagian penting dari bukti seperti data atau file yang dihapus.
Hal ini bisa berdampak serius ketika membawa bukti tersebut ke pengadilan.
Metode ini hanya cocok dalam situasi di mana integritas data tidak begitu penting
dan terbatasnya waktu untuk mencari bukti. Salah satu alat yang digunakan untuk
pemeriksaan handphone dengan cara manual adalah Fernico ZRT. Alat ini
sebenarnya sebuah kamera resolusi tinggi yang akan mengcapture tampilan layar
handphone dan dapat dihubungkan ke komputer dengan perangkat lunak yang
sudah disediakan.

Gambar 2.4. Salah satu alat untuk metode manual analysis (level 1)
14

2.5.2. Logical Analysis


Metode ini dilakukan dengan menghubungkan handset ke host melalui
kabel data. Perintah-perintah untuk ekstrak data diketikkan melalui host seperti
pada arsitektur client-server dengan menggunakan perangkat lunak (tools).
Metode ini paling direkomendasikan untuk ekstraksi data. Banyak data yang
dapat diekstrak dari aktifitas messaging maupun voice call dengan menggunakan
tools seperti AFLogical, Cellebrite UFED (Universal Forensic Extraction Device),
MOBILedit, EnCase, XRY Forensic, ViaExtract.

Gambar 2.5. Contoh tampilan tool MOBILedit (level 2)

2.5.3. Physical Analysis


1) Hex dump
Hex dump melibatkan proses mengupload dan mengganti boot loader ke
perangkat dan melakukan proses booting dari bootloader yang baru
dimuat. Metode ini hampir serupa dengan membuat image forensik. Hex
dumping perangkat mobile mirip dengan booting komputer menggunakan
CD boot untuk memperoleh image hard disk saat komputer berjalan. Hex
15

dumping membutuhkan tingkat keahlian teknis yang tinggi khususnya saat


berinteraksi dengan akses level sistem operasi. Dalam metode ini
dibutuhkan suatu interface untuk menghubungkan computer host dengan
flash memory handphone yang disebut JTAG (Joint Test Action Group).
JTAG merupakan standar IEEE 1149.1 yang mengatur Standard Test
Access Port and Boundary-Scan Architecture.

Gambar 2.6. Metode Hex Dump menggunakan JTAG (level 3)

2) Chip-Off
Metode ini dilakukan dengan cara melepas chip memori dari perangkat
kemudian memasang pada perangkat lain yang sejenis atau membaca
memori tersebut menggunakan EEPROM reader. Teknik ini terutama
digunakan bila perangkat rusak dan atau diproteksi dengan passcode.
Proses ini termasuk proses yang sangat merusak dan dipilih sebagai pilihan
terakhir ketika tidak ada lagi yang bisa dikerjakan selain melepas chip
memori.
16

Gambar 2.7. Perangkat untuk membaca flash RAM dgn metode Chip off (level 4)

3) Micro-Read
Metode Micro-Read merupakan pilihan terakhir dari lima metode analisis
dalam melakukan analisa forensik dari ponsel. Metode mikro-read
menggunakan mikroskop elektron untuk melihat keadaan memori pada
perangkat. Namun metode ini mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi,
biaya besar dan waktu lama untuk melakukan analisis. Proses dari
penggunaan micro read adalah :

1) Menggunakan proses kimia untuk menghapus lapisan atas dari


chip.
2) Menggunakan mikroskop untuk membaca gerbang secara manual.
3) Dari pembacaan gerbang kemudian diterjemahkan ke bilangan
biner yang kemudian diubah ke hexadecimal.
4) Menterjemahkan hexadecimal ke data.
17

Gambar 2.8. High Power Microscope dan flash memory (level 5)

2.6. Android
Android adalah platform dari perangkat mobile open source berbasis pada
Linux kernel 2.6 yang dikelola oleh Open Handset Alliance, sebuah kelompok
operator, perangkat mobile, produsen komponen, dan vendor perangkat lunak
(Hoog 2011). Awalnya dikembangkan oleh Android, Inc, yang dibeli Google pada
tahun 2005. Android diresmikan pada tahun 2007, bersama dengan Open Handset
Alliance. Munculnya Android telah membuat dampak yang signifikan khususnya
di pasar smartphone dan membuka peluang di bidang forensik.

Berdasar survey Gartner Januari 2015, perangkat yang menggunakan OS


berbasis android tahun 2016 diperkirakan akan mencapai 1,6 milyar pengguna.
Sedangkan market share untuk smartphone, berdasar survey IDC (International
Data Corporation Agustus 2015) android mengusai 82,8%.
18

Tabel 2.2. Data Pengguna Mobile Phones berdasarkan OS

Operating System 2014 2015 2016

Android 1,156,111 1,454,760 1,619,030

iOS/Mac OS 262,615 279,415 298,896

Windows 333,017 355,035 393,256

Others 626,358 380,545 261,155

Total 2,378,101 2,469,755 2,572,338

Shipments include mobile phones, ultramobiles (including tablets) and PCs


Source : Gartner (January 2015).

Tabel 2.3. Market Share smart phone 2015

Windows
Period Android iOS BlackBerry OS Others
Phone

2015Q2 82.8% 13.9% 2.6% 0.3% 0.4%

2014Q2 84.8% 11.6% 2.5% 0.5% 0.7%

2013Q2 79.8% 12.9% 3.4% 2.8% 1.2%

2012Q2 69.3% 16.6% 3.1% 4.9% 6.1%

Source: IDC, Aug 2015


19

2.7. Arsitektur Android


Standar arsitektur Android terdiri dari software stack, yang
menggabungkan OS, middleware dan application frame work. Software stack
dibagi dalam empat lapisan yaitu :
(1) Linux Kernel
(2) Libraries
(3) Application framework
(4) Application
Platform Android didasarkan pada Dalvik virtual Machine. Aplikasi pada Android
dikodekan menggunakan Java dan kemudian kode byte yang dihasilkan
kemudian dirubah menjadi file Dex yang menyediakan penyimpanan yang efisien
dan dioptimalkan untuk eksekusi di Dalvik VM. Dalvik merupakan komponen
yang sangat penting dalam analisis forensik dari perangkat android.

Gambar 2.9. Arsitektur Android OS


20

2.7.1. Arsitektur Memori Android


Perangkat Android memiliki dua jenis memori utama, yaitu : volatile
(RAM) dan non volatile (NAND flash) memori. Masing-masing mempunyai tugas
dan fungsi berbeda terhadap data pada perangkat.

2.7.1.1. Random Access Memory.


Random Access Memory termasuk volatile memory yaitu jenis memory
yang datanya akan hilang jika perangkat ponsel dimatikan atau reboot.
RAM digunakan oleh sistem untuk memuat dan mengeksekusi aplikasi dan
beberapa bagian penting dari sistem operasi. RAM merupakan memori yang dapat
diakses langsung oleh sistem operasi dan dengan demikian sangat penting dalam
studi forensik. Perubahan kecil dalam perangkat mobile bisa mengubah isi RAM
yang bisa menyebabkan analisa dan perkiraan data yang salah. Akuisisi data
secara langsung dilakukan dengan dumping RAM sebelum perangkat digunakan
untuk proses ekstraksi data lainnya.

Kapasitas RAM pada android versi baru yang terus ditingkatkan


menambah kemampuan perangkat android untuk menjalankan banyak aplikasi
pada waktu yang bersamaan tanpa system crash atau memory dump.

2.7.1.2 NAND Flash.


NAND Flash termasuk jenis non-volatile memory, yaitu jenis memori yang
akan mempertahankan data yang tersimpan meskipun perangkat ponsel dimatikan
atau reboot. Saat ini NAND Flash merupakan media yang populer untuk
menyimpan data pengguna dalam jumlah besar. Berbeda dengan media magnetik
pada hard drive, NAND Flash menjadi media penyimpan baru yang cukup
menantang untuk penyelidikan. Pada perangkat Android, lapisan yang dipilih
untuk fungsi managing NAND Flash adalah sistem MTD (Memory Technology
Device). Pada perangkat android, partisi dapat dilihat dengan perintah cat / proc /
mtd untuk melihat sistem file dari perangkat Android.
21

2.8 Aplikasi Line


Line muncul sebagai respon terhadap bencana gempa dan sunami Tohoku
Jepang Maret 2011. Rusaknya infrastruktur telekomunikasi nasional, mewajibkan
karyawan NHN Jepang yang merupakan operator layanan konten internet
(Internet content service operator) yang berpusat di Korea Selatan mengandalkan
sumber daya berbasis internet untuk berkomunikasi.

Para Enginer perusahaan mengembangkan Line untuk memfasilitasi hal ini,


dan pada Juni 2011 perusahaan ini merilis aplikasi mereka untuk kepentingan
umum. Perkembangan Aplikasi Line begitu pesat, hanya dalam waktu 1 tahun
telah mencapai 50 juta pengguna. Sedangkan Facebook butuh waktu tiga tahun
untuk mencapai 58 juta pengguna. (reuters, Aug 2012).

Aplikasi Line dapat digunakan pada perangkat smartphone maupun PC


dengan didukung sistem operasi iOS, Android, Windows Phone, BlackBerry OS,
Mac OS X, dan Windows 8. Menurut survei we are social Singapore yang
dirkeluarkan Januari 2016 aplikasi Line masuk 5 besar penyedia Instant
Messanging di Indonesia. (Gambar 2.10)

Sedangkan laporan survei JAKPAT mobile survey Februari 2016 Line telah
menjadi tiga besar disamping BBM dan Whatsapp berdasarkan pemanfaatan
messenger di Indonesia. Line menempati urutan ke dua setelah BBM untuk
berkomunikasi dengan teman sekolah. Sedangkan untuk berkomunikasi dengan
teman kerja dan keluarga, Line menempati peringkat ke tiga setelah aplikasi BBM
dan WhatsApp. (Gambar 2.11).

Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 216 juta pengguna line di seluruh dunia.
Pesatnya pertambahan jumlah pengguna membuktikan bahwa line merupakan
aplikasi pesan instan yang banyak digemari. Empat Negara yang tercatat memiliki
pengguna line terbanyak adalah Jepang, Thailand, Taiwan, dan Indonesia.
22

Sumber : we are social 2106

Gambar 2.10. Prosentase pengguna sosial media dan messenger di Indonesia

Sumber : Jakpat Mobile Survey, Feb 2016

Gambar 2.11. Prosentase pemanfaatan messenger di Indonesia


23

2.9 Fitur Aplikasi Line


Satu lagi layanan messenger yang tak kalah boomingnya dari BBM dan
WhatsApp adalah Line. Line merupakan layanan aplikasi messenger gratis yang
dapat digunakan oleh para pengguna Smartphone. Line dapat digunakan tak hanya
untuk berkirim pesan teks saja, tetapi juga dapat berkirim gambar, pesan suara,
video, dan lain sebagainya. Beberapa fitur Line yang bisa dinikmati, antara lain :

1) Pesan teks, gambar, suara, dan video


Line menyediakan fitur pesan teks, gambar, suara maupun video kepada
pengguna lain atau ke group. Stickers dan emotions dapat ditambahkan agar pesan
lebih menarik.

2) Panggilan Suara dan Video


Saat ini, layanan panggilan suara dan video dapat dinikmati dengan aplikasi
Line. Pengguna dapat memanfaatkan layanan ini untuk menelepon kerabat,
sahabat, keluarga, teman kantor, bahkan untuk kepentingan bisnis dengan gratis.

3) Berbagi Foto,Video, dan Pesan Suara


Dengan fitur ini pengguna bisa berkirim dan berbagi foto, video, atau pesan
suara ke sesama pengguna atau ke group. Dan masih banyak fitur menarik yang
ditawarkan oleh line.

2.9.1 Kelebihan Aplikasi Line


Sama dengan aplikasi pesan instan yang lain, aplikasi line juga terus
dikembangkan untuk menarik pengguna. Fitur-fitur baru terus ditawarkan,
sehingga memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna. Kelebihan
dari aplikasi line antara lain :
1) Fitur line memungkinkan user membuat akun korporasi, toko, atau
organisasi
2) Menawarkan stiker yang lucu dan bervariasi.
24

3) Fitur timeline berfungsi seperti sosial media untuk berinteraksi dengan


teman atau keluarga.
4) Fitur line call dan video call.
5) Dapat terhubung dengan berbagai macam permainan dan hiburan.
6) Banyak menawarkan voucher, diskon, dan informasi menarik lewat
line channel.

2.9.2 Kekurangan Aplikasi Line


Selain kelebihan yang dimiliki, aplikasi line juga mempunyai beberapa
kekurangan, antara lain :
1) Tidak ada fitur broadcast
2) Banyak spam atau iklan dari official line yang kadang mengganggu
pengguna.

Anda mungkin juga menyukai