Anda di halaman 1dari 48

asuhan keperawatan pada pasien ca colorektal

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Kanker kolon dan rektum adalah kanker yang menyerang usus besar dan rektum. Penyakit
ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan.
Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus),
lambung, usus halus (duodenum, jejunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di
dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus
sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas
(kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang
merupakan saluran di atas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut
caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa
saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di
rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker
kolorektal.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan
relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta
merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke
organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
2. RUMUSAN MASALAH

1. Anatomi dan fisiologi system pencernaan


2. Gangguan system pencernaan
3. Pengkajian Ca kolorektal beredasarkan riwayat kesehatan, pola fungsional Gordon, dan
pemerikasaan fisik,
4. Rumusan diagnose NANDA, NIC, NOC
3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system pencernaan


2. Untuk mengetahui gangguan system pencernaan
3. Untuk mengetahui pengkajian Ca kolorektal beredasarkan riwayat kesehatan, pola fungsional
Gordon, dan pemerikasaan fisik,

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


4. Untuk mengetahui rumusan diagnose NANDA, NIC, NOC

Laporan pendahuluan
Kanker Kolon

1. ANATOMI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-
zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan
dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar
dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian
media bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior bagian yang sama tinggi
dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan
sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah saluran berotot yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian
mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
 bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
 bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
 serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
 Kardia.
 Fundus.
 Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
* Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
* Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
* pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler),
lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar)
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
* Kolon asendens (kanan)
* Kolon transversum
* Kolon desendens (kiri)
* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada
mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang
besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya
digantikan oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ
ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga
abdomen).
Pada orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2
sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda –
bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
I. Rektum dan anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan
material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus
besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode
yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi yang merupakan fungsi utama anus.
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
* Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke
dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia
juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan
zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
L. Kandung empedu
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml
empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati
dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
· Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
· Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

b. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

1. MULUT
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Di dalam mulut terdapat :
a. Lidah.
Lidah adalah organ muskular yang melekat pada tulang hioid dan mandibula.
Fungsi lidah yaitu :
 Sebagai organ pengecap.
Pengecapan relatif sederhana terdiri dari manis,asam, asin, dan pahit.
 Membantu dalam mengunyah makanan.
 Membantu dalam menelan.
 Membantu bicara.

b. Gigi.
Terdapat dua kelompok gigi, yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan gigi tetap.
Terdapat 20 gigi sulung, 10 setiap rahang. Gigi tetap lebih banyak, yaitu 23, 16 pada setiap

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


rahang. Gigi berfungsi sebagai pemotong makanan, yaitu oleh gigi depan dan dikunyah oleh gigi
belakang menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.

c. Kelenjar saliva.
Terdapat tiga pasang kelenjar saliva. Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang paling
besar, dan merupakan kelenjar yang dipengaruhi oleh penyakit, yang umumnya disebut
gondongan. Kelenjar submandibular dan kelenjar submaksilaris, keduanya terbuka dalam lantai
mulut. Saliva disekresi secara refleks akibat adanya makanan di dalam mulut atau oleh refleks
yang dikondisikan, yang memungkinkan saliva disekresi akibat penglihatan, bau, atau pikiran
tentang makanan. Saliva mengandung air dalam jumlah besar yang melembabkan dan
melunakkan makanan, lendir mengombinasi makanan dan melumasinya sehingga dapat
disalurkan kebawah esofagus, dan enzim amilase saliva, yang bekerja pada saat karbohidrat dan
mengeluarkannya kedalam maltosa dan dekstrin. Saliva juga membersihkan mulut dan gigi dan
mempertahankan bagian lunak fleksibel. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim) yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Selama dalm proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang
dapat diresap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi
karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat
ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak
mempunyai pengaruh terhadap jenis zat lainnya.

Ptialin (enzim amilase) misalnya bekerja hanya atas gula dan tepung, sedangkan pepsin
hanya ats protein. Satu jenis cairan pencerna, misalnya cairan pankreas, dapat mengandung
beberapa enzim dan setiap enzim bekerja hanya atas satu jenis makanan.

2. TENGGOROKAN ( FARING)

Sementara makanan dikunyah dengan baik dan dilembabkan, lidah menggulungnya


kedalam bolus dan membawanya kearah bagian oral faring. Palantum mole naik untuk
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


menyumbat naso faring dan epiglotis bergerak keatas dan kedepan, sehingga bolus berjalan ke
pintu masuk faring yang tertutup dan kedalam bagian laring dari faring dan kemudian ke
esofagus. Ini adalah contoh koordinasi muskular yang sangat baik dan bila tidak dicapai dengan
benar, maka akan tersedak.

3. KERONGKONGAN ( ESOFAGUS)

Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas dimulai dari
faring sampai pintu masuk kardiak lambung dibawah. Esofagus berdinding 4 lapis. Disebelah
luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot yang terdiri atas dua
lapis serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan yang lain sirkuler, sebuah lapisan
submukosa dan di paling dalam terdapat selaput lendir (mukosa). Lapisan muskular dua pertiga
bagian atas esofagus adalah otot lurik volunter. Peristaltik mengandung makna gelombang
dilatasi yang diikuti oleh gelombang kontraksi, dimana serat otot rileks dan berkontraksi. Proses
ini memerlukan waktu kira-kira 9 detik untuk satu gelombang peristaltik melewati bolus
makanan dari faring ke lambung.

4. LAMBUNG

Lambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan terletak diantara ujung
esofagus dan pangkal usus halus. Makanan masuk kedalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter) yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung kedalam kerongkongan.
Fungsi lambung:
 Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek.
 Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidrokhlorida. Dan dengan cara
ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
 Protein diubah menjadi pepton.
 Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
 Pencernaan lemak dimulai didalam lambung.
 Faktor antianemi dibentuk.
 Khime, yaitu isi lambung yang cair, disalurkan msuk duodenum.
 Melanjutkan pencernaan makanan dengan bantuan getah lambung.
 Mengaduk makanan.
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Sel-sel yang melapisi lambung, menghasilakn 3 zat penting :
 Lendir.
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
 Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suaasana yang sangat asam yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan senagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Manfaat asam lambung :
- Memberi reaksi asam yang diperlukan oleh enzim lambung.
- Membunuh bakteri.
- Mengontrol piulorus.
- Menghentikan kerja ptialin.
- Mengubah pepsinogen menjadi pepsin.
 Prekursor pepsin (enzim yang mememcahkan protein).
Proses mekanik pada lambung, yaitu gerakan peristaltik dimulai tinggi di fundus, berjalan
berulang-ulang, setiap menit tiga kali dan merayap perlahan-lahan ke pilorus.

Proses kimianya yaitu terdapat beberapa enzim pencerna dalam getah lambung :
- Pepsin, yang dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklhorida dan bekerja
atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, yang disebut pepton.
- Rennin, ialah ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen yang dapat
larut. Kasein ialah protein susu dan setelah dipisahkan nya dapat dipengaruhi oleh fermen
pepsin.
- Lipase lambung, sebuah enzim yang memecahkan lemak. Supaya dapat dibedakan dari
lipase dari getah pankreas, terdapat dalam jumlah lebih kecil dalam lambung, dan pencernaan
lemak mulai disini.

5. USUS HALUS

Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung. Isinya yang cair
(khime) dijalankan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Setiap gerakan lamanya satu
sekon dan antara dua gerkana ada istirahat beberapa sekon. Terdapat dua gerakan lain,

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


- Gerakan segmental ialah gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus satu dari yang
lain karena diikat oleh gerakan konstriksi serabut sirkuler. Hal ini memungkinkan isis yang cair
ini sementara bersentuhan dengan dinding usus untuk digesti dan absorpsi. Kemudian segmen
yang berisis itu hilang untuk timbul lebih jauh lagi dalam usus tadi.
- Gerakan pendulum atau ayunan, menyebabakna isis usus bercampur. Dua cairan pencerna
masuk duodenum melalui saluran-saluran mereka, yaitu empedu melalui hati dan getah pankreas
dari pankreas.
Tiga fase pencernaan.
 Fase sefalik.
Fase kita terjadi ketika kita berfikir,melihat atau mencium makanan dan hal ini menstimulai
pelepasan getah lambung dan pergerakan lambung. Ini adalah alasan mjengapa lambung kita
keroncongan ketika kita lapar.
 Fase gastrik.
Terjadi ketika makanan ada didalam lambung dan keberadaan makanan ini merangsang
pelepasan getah dan gerakan lambung.
 Fase usus/intestinal terjadi ketika makanan memasuki duodenum dan sekresi serta gerakan
didalam lambung dihambat oleh mekanisme yang digambarkan, yang melibatkan baik
mekanisme hormonal dan neural.
Getah pankreas mengandung air, garam alkalin, tiga enzim yang bekerja pada tiga jenis
makanan yang berbeda.
Kandungan getah pankreas.
 Tripsinogen.
Mengubah pepton dan protein menjadi asam amino kletika di ubah menjadi tripsin aktif oleh
enterokinase. Bila tripsin aktif disekresi oleh pankreas dia akan mampu mencerna protein dari
sel-sel aktif yang membentuk kelenjar dan duktus-duktus nya. Tripsin menjadi aktif hanya biula
tercampur dengan makanan dan getah usus halus di dalam usus.
 Amilase.
Mengubah zat pati, masak dan tidak masak menjadi maltosa.
 Lipase.
Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu mengemulsi lemak, untuk
meningkatkan area permukaan.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Kelenjar Usus Halus

Nama Sifat Kedudukan Fungsi


Krip lieberkuhn Kelenjar tubeler Diseluruh selaput Menegluarkan
sederhana lendir usus halus getah usus,
sukus enterikus.

Kelenjar Kelenjar bertandan Dilapisan submukosa Sekresi zat


brunner kecil usus, terutama di pelindung alkali
duodenum untuk duodenum

Kelompok folikel Diseluruh selaput Pelindung usus


Kelenjar soliter atas nodul jarinag lendir mukosa usus terhadap
limfe halus serangan
bakteri.
Kelompok kelenjar
Kelenjar peyer soliter Di permukaan
mukosa ileum.

Uus halus tediri dari 3 bagian :


a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. Makanan masuk kedalam duodenum melalui sfinter pilorus dalam
jumlah yang bisa dicerna oleh usus kecil. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk kedalam
duodenum pada satu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika atau ampula vateri. Ketika
makanan dari lambunh masuk ke duodenum, hormon-hormon dilepaskan dan secara simulan
merangsang pelepasan empedu dari kandung empedu dan getah pankreas dari pankreas.
Hormon-hormon ini, kolesistokinin, sekretin, dan hormon lain yang disebut peptida inhibisi

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


gastrik, juga menghambat gerakan di dalam lambung dan sekresi getah lambung. Selain itu,
masuknya makanan ke dalam duodenum juga merangsang saraf refleks enterogastrik yang
mempunyai efek iunhibitor pada lambung.
b. Usus kosong (jejunum)
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Fungsi usus kosong ini adlah penyerapan bahan-bahan
makanan, penyerapan kembali zat-zat yang di hasilkan oleh tubuh sendiri.
c. Usus penyerapan (illeum)
Illeum menempati tiga perlima akhir. Jejunum dan ileum dihubungkan kedinding abdomen
oleh lipatan peritoneum yang disebut mesentrik. Fungsi usus ini adalah sebagai penyerapan dan
sebagai perlindungan imunologis.
i. Pankreas.
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi :
Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
 Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
 Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan kedalam duodenum dan melepaskan hormon
kedalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein kedalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara meneeetralkan asam lambung.
ii. Hati.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia
juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap
kedalam dinding usus yang akan kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler
ini mengalirkan darah kedalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk kedalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil didalam hati, dimana darah yang mauk diolah. Hati juga mengubah zat buangan
dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk eksresi kedalam empedu dan urine.
iii. Kandung empedu.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan 50 ml empedu
yang dibutuhkan untuk sistem pencernaan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
 Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
 Berperan dalam pembunagan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Fungsi kholeretik nya ialah menambah sekresi empedu. Fungsi kholagogi menyebabkan
kandung empedu mengosongkan diri.

6. USUS BESAR

Usus besar membentang dari ujung ileum sampai ke anus.


Fungsi usus besar :
 Absorpsi air, garam dan glukosa.
 Pencernaan zat putih telur
 Pencernaan hidrat arang
 Pencernaan lemak
 Menyekresi feses
Banyak nya bakteri yang terdapat didalam usus besar bverfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-
zat penting, seperti Vitamin K. bakteri ini npenting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, terjadilah diare.
Bagian- bagian usus besar :
- Sekum
Pada sekum terdapat katup ileo-sekum. Katup ini merupakan sfinter dan mencegah isis
sekum masuk kembali kedalam ileum. Dengan masuknya makanan kedalam lambung, kontraksi
duodenum dimulaidan usus halus beristirahat, diikuti pasase isi ileum kedalam sekum melalui
katup ilo-sekum. Hal ini disebut refleks gastro-ileum.
- Kolon asenden.
Kolon ini naik disisi kanan abdomen kepermukaan bawah hati, tempat ia menekuk kedepan
dan kekiri pada fleksura kolik kanan.
- Kolon transversum.
Kolon ini berjalan menyilang abdomen kepermukaan baweah limpa pada arkus terinversi.
Disini, kolon menekuk dengan tajam kearah bawah pada fleksura kolik kiri.
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


- Kolon desenden.
Kolon ini berjalan kebawah pada sisi kiri abdomen ke pintu masuk pelvis minor, dimana ia
menjadi kolon sigmoid.
- Kolon sigmoid
Kolon ini membentuki lengkung yang panjang dan berdada dalam pelvis minor.
7. REKTUM

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar ( setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk kedalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
didalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasitidak terjadi, seringkali material dikembalikan ke usus besar, dimana
[penyerpan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

8. ANUS
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah dikeluarkan
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh sphinkter.feses dibuang dari tubuh melaui proses
defekasi, yang merupakan fungsi utama anus.

2. GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

Salah satu gangguan sistem pencernaan adalah ca kolorektal.


Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan (digestive system) dimana materi yang
dibuang (sampah) disimpan. Rektum adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus) dimana
mereka saling membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar.
Tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari
dinding dalam dari usus besar.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Kanker Ca Kolorektal dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ
yang berdekatan dimana sel-sel kanker dapat pecah dan keluar menyebar pada bagian-bagian lain
tubuh (seperti hati dan paru-paru dimana tumor-tumor baru terbentuk).
Secara global tumor ini adalah pemimpin ketiga penyebab kanker pada pria dan keempat
penyebab kanker pada wanita.

 Etiologi
Penyebab dari Ca Colorektal tidak diketahui secara pasti, namun terdapat factor-factor
predisposisi yang terdiri dari:
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Riwayat keluarga
3. Riwayat kanker di bagian tubuh yang lain
4. Polip Benigna, Polip Kolorektal, Polip Adematosa atau adenoma Villus
5. Kolitis ulseratif lebih dari 20 tahun
6. Sedentary Life style, merokok, Obesitas.
7. Kebiasaan makan tinggi kolesterol/lemak dan protein (konsumsi daging) serta rendah serat /
Karbohidrat Refined yang mengakibatkan perubahan pada flora feses dan perubahan
degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak yang bersifat
karsinogenik.
Tanda-tanda Ca Kolon (tergantung pada letak tumor)
1. Pendarahan pada rektal
2. Anemia
3. Perubahan feses
Adapun hal pertama yang ditunjukan oleh Ca Kolon adalah
1. Teraba massa
2. Pembuntuan kolon sebagian atau keseluruhannya
3. Perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri.

C Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi, pasase
darah dalam feses, anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan
dan keletihan. Selain itu gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah nyeri

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


dangkal abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Sedangkan lesi sebelah kanan adalah
nyeri abstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi, dan distensi) serta adanya
darah merah dalam feses.
Gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak spesifik. Bisa dijumpai tanpa keluhan sampai
adanya keluhan berat dan tergantung pada lokasi / besarnya tumor. Pada karsinoma kolon kanan,
klien datang dengan keluhan ada masa di abdomen kanan, obstruksi akan timbul bila tumor
sudah besar. Tumor kolon kiri lebih cepat terjadi obstipasi dan tanda-tanda obstruksi.
Pada penderita Ca Colorektal umumnya Asymptomatis atau relative bergejala ringan
pada saat penyakit ditemukan. Gejala yang muncul dapat berkaitan dengan saluran cerna. Tanda
dan gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat
kanker berlokasi. Rasa tidak enak di perut atau Nyeri abdomen merupakan keluhan paling sering
disampaikan penderita. Perdarahan Peranal sebagai keluhan pertama penderita dengan gejala
berupa perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai tinja. Perubahan pola defekasi dapat
berupa; diare/ konstipasi, bentuk tinja seperti pensil, serta perut masih terasa penuh meskipun
sudah buang air besar. Adapun gejala lain yaitu: Anemia idiopatik, Nausea, malaisea,
Haemoroid, Anoreksia, dan Perubahan Berat badan (BB menurun) akibat iritasi dan respon
refluks
D Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapt menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan, meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar ke bagian tubuh yang lain (sering ke hati).
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polyp
adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi di
rektum dan kolon sigmoid. Pertumbuhan tumor secara tipikal tidak terdeteksi, menimbulkan
beberapa gejala. Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar kedalam lapisan
lebih dalam dari jaringan usus dan oragan-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal menyebar
dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus.
Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus,
pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini
tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih
normal (Way, 1994). Sel-sel kanker dari tumor primer dapat juga menyebar melalui sistem
limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal.
“Penyemaian” dari tumor ke area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas
melalui serosa atau selama pemotongan pembedahan.
Awalnya sebagai nodul, kanker usus sering tanpa gejala hingga tahap lanjut. Karena pola
pertumbuhan lamban, 5 sampai 15 tahun sebelum muncul gejala (Way, 1994). Manifestasi
tergantung pada lokasi, tipe dan perluasan, dan komplikasi. Perdarahan sering sebagai
manifestasi yang membawa klien datang berobat. Gejala awal yang lain sering terjadi perubahan
kebiasaan buang air besar, diarrhea atau konstipasi. Karekteristik lanjut adalah nyeri, anorexia,
dan kehilangan berat badan. Mungkin dapat teraba massa di abdomen atau rektum. Biasanya
klien tampak anemis akibat dari perdarahan
Prognosis kanker kolon tergantung pada stadium penyakit saat terdeteksi dan
penanganannya. sebanyak 75 % klien kanker kolorektal mampu bertahan hidup selama 5 tahun.
Daya tahan hidup buruk / lebih rendah pada usia dewasa tua (Hazzard et al., 1994).
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal : (1) obstruksi usus diikuti dengan
penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi
dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke organ-organ yang
berdekatan.

 Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan abstruksi usus parsial/lengkap. Pertumbuhan dan
ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemologi.
Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. Peritanitis dan atau sepsis dapat
menimbulkan syok.

Gangguan Pada Rektal


Prolapsus rektum adalah turunnya rektum melalui anus, prolapsus yang hanya bersifat
sementara dan hanya mengenai lapisan rektum (mukosa), sering terjadi pada bayi normal, hal ini
disebabkan karena bayi mengedan selama buang air besarnya dan jarang berakibat serius.
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Sedangkan pada orang dewasa, prolapsus bagian lapisan rektum cenderung menetap dan bisa
memburuk, sehingga lebih banyak bagian dari rektum yang turun.
Adapun penyebabnya yaitu,
1. Enterobiasis
2. Trikuriasis
3. Fibrosis kistik
4. Malnutrisi dan malabsorsi
5. Sembelit.
Gejalanya, prolapsus rektum menyebabkan rektum berpindah keluar, sehingga lapisan
rektum terlihat seperti jari berwarna merah gelap dan lembab yang keluar dari anus.
3. PENGKAJIAN CA KOLOREKTAL

Pengkajian Ca Colorektal
Tahap pengkajian keperawatan pada klien dengan Ca Colorektal sama seperti kasus
keperawatan lainnya :
a. Identitas klien:
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnose
medis, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian.
b. Riwayat kesehatan klien :
 Alasan masuk perawatan :
Menggambarkan tentang hal-hal yang menjadikan pasien dibawa ke rumah sakit dan dirawat.
 Keluhan utama:
Keluhan utama ini diambil dari data subjektif atau objektif yang paling menonjol yang
dialami oleh klien.
 Riwayat kesehatan sekarang:
Pengembangan dari keluhan utama dan data yang menyertai menggunakan pendekatan
PQRST, yaitu paliatif, qualitas, region, severity, dan time.
 Riwayat kesehatan masa lalu
Pada kesehatan masa lalu ini dikaji tentang factor resiko penyebab masalah kesehatan
sekarang serta jenis penyakit dan kesehatan masalah lalu. Pada klien post operasi Ca
Colorektal perlu dikaji mengenai riwayat penyakit saluran pencernaan seperti : ( ) dan
riwayat pembedahan sebelumnya.
 Riwayat kesehatan keluarga
Pada riwayat kesehatan keluarga ini dikaji tentang penyakit yang menular atau penyakit
menurun yang ada dalam keluarga.
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


c. Pola fungsional Gordon:
 Persepsi dan penanganan kesehatan
 Gambaran umum kesehatan saat ini
 Alasan kunjungan dan harapan
 Gambaran terhadap sakit, penyebabnya dan penanganan yang dilakukan
 Kepatuhan terhadap pengobatan
 Pencegahan/ tindakan dalam menjaga kesehatan
 Penggunaan obat resep dan warung
 Penggunaan produk/ zat dalam kehidupan sehari-hari
 Penggunaan alat keamanan di rumah dan factor resiko timbulnya penyakit
 Gambaran kesehatan keluarga
 Nutrisi dan metabolic:
 Gambaran komposisi makanan
 Tipe dan intake cairan
 Kondisi nafsu makan, kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi nafsu makan
 Penggunaan obat diet
 Makanan kesukaan, pantangan, dan alergi
 Penggunaan suplemen makanan
 Gambaran BB, perubahan BB dalam 6-9 bulan
 Perubahan pada kulit
 Proses penyembuhan luka
 Factor resiko terkait ulcer kulit
 Eliminasi
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin
 Apakah ada masalah dalam proses miksi, penggunaan alat bantu untuk miksi
 Gambaran pola defekasi, karakteristik
 Penggunaan alat bantu
 Bau badan, keringat berlebihan, lesi, dan pruitus
 Aktivitas dan latihan
 Gambaran tingkat aktivitas, kegiatan sehari-hari, dan olahraga
 Aktivitas saat senggang/ waktu luang
 Apakah ada kesulitan dalam bernafas, lemah,batuk, nyeri dada, palpasi, nyeri pada tungkai
 Gambaran dalam pemenuhan ADL
-level fungsional (0-IV)
-kekuatan otot (1-5)
 Tidur dan istirahat

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


 Berapa lama tidur dimalam hari
 Jam berapa tidur-bangun
 Apakah ada kebiasaan sebelum tidur
 Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
 Kognitif-persepsi
 Kemampuan menulis dan membaca
 Kemampuan berbahasa
 Kesulitan dalam mendengar
 Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
 Bagaimana visus
 Apakah ada keluhan pusing, bagaimana gambaran
 Apakah mengalani sensitivitas terhadap dingin, panas, nyeri
 Apakah merasa nyeri
 Persepsi diri-konsep diri
 Bagaiman gambaran diri klien
 Apakah ada kejadian yang mengubah gambaran diri klien
 Apa yang membebani pikiran
 Apakah sering merasa marah, cemas, depresi,takut
 Peran- hubungan
 Gambaran pengaturan kehidupan
 Apakah mempunyai orang dekat? bagaimana kualitas hubungannya?
 Perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterkaitan?
 Bagaimana dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik
 Keadaan keuangan
 Apakah mempunyai kegiatan social?
 Seksualitas dan reproduksi
 Apakah kehidupan seksual aktif?
 Apakah menggunakan alat bantu?
 Apakah mengalami kesulitan / perubahan dalam memenuhi kebutuhan seks
 Khusus wanita: gambaran pola haid, usia menarche/ menopause, riwayat kehamilan,
masalah terkait dengan haid
 Koping – toleransi stress
 Apakah selalu mendapatkan apa yang diinginkan
 Apakah ada tujuan, cita-cita, rencana dimasa yang akan datang
 Nilai dan kepercayaan
 Apakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


 Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup

d. Pemeriksaan fisik
 Auskultasi bising usus
 Palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan masa padat
 Inspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah.

4. PERUMUSAN DIAGNOSA NANDA


DIAGNOSA NANDA,NIC,NOC PREOPERATIF

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


NANDA NOC NIC
1. Nyeri kronika. Kontrol Nyeri a. Manajemen nyeri
Definisi : Tindakan pribadi
berhubungan Definisi : Penanggulangan nyeri
untuk mengontrol nyeri.
dengan proses atau penurunan nyeri sampai tingkat
Indikator:
penyakit kenyamanan yang dapat diterima
Definisi: Pengalaman -Mengenali faktor penyebab
oleh pasien.
emosional dan pencegahan
Aktivitas :
sensori yang tidak -Menggunakan metode
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
menyenangkan yang nonanalgetik untuk
komprehensif termasuk lokasi
muncul dari mengurangi nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi,
kerusakan jaringan -Menggunakan analgetik
kualitas, dan factor presipitas
secara aktual dan sesuai kebutuhan 2. Observasi reaksi non verbal
potensial atau -Mencari bantuan tenaga dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
menunjukkan adanya kesehatan
terapeutik untuk mengetahui
kerusakan -Melaporkan gejala pada
pengalaman nyeri pasien
tenaga kesehatan
- Do : pasien 4. Kaji budaya yang
-
tampak mempengaruhi respion nyeri
-Melaporkan nyeri sudah 5. Determinasi akibat nyeri
meringis
terkontrol terhadap kualitas hidup
karena nyeri
6. Bantu pasien dan keluarga
perutnya.
untuk mencari dan menemukan
- Nadi :110 dukungan
b. Tingkat nyeri
x/mnt 7. Control ruangan yang dapat
Defenisi : Seberapa besar
- anorexia mempengaruhi nyeri
seseorang melaporan dan 8. Kurangi factor presipitasi
- Ds: pasien
mendemontrasian nyeri nyeri
mengatakan 10. Pilih dan lakukan penanganan
indikator:
nyeri hebat di nyeri
-melaporkan adanya nyeri
11. Ajarkan pasien untuk
perut bahkan
-luas bagian tubuh yang
memonitor nyeri
ke
terpengaruh 12. Kaji tipe dan sumber nyeri
punggungnya
-frekuensi nyeri untuk menentukan intervensi
. 13. Berikan analgetik untuk
-panjangnya episode nyeri
- Pasien mengurangi nyeri
-pernyataan nyeri
14. Evaluasi keefektifan control
mengatakan -ekspresi nyeri pada wajah
nyeri
tidak bisa -posisi tubuh protektif 15. Tingkatkan istirahat
tidur karena 16. Kolaborasikan dengan dokter
Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018
nyeri yang jika ada keluhan dan tindakan nyeri
Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada
dirasakannya tidak berhasil
b.Pemberian analgetic
Defenisi: menggunakan agen
J. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas) (Aktual – Risiko - Promosi Kesehatan)
 Diagnosa Aktual ( Problem + Etiologi + Data (Sign & Symptom))
 Risiko (Problem + Faktor Risiko)
 Promosi Kesehatan (Problem + Data (Sign & Symptom))

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fiiologisi peningkatan tekanan vaskuler cerebral
ditandai dengan :
DS : Nyeri Kepala

DO : - Ekspresi wajah meringis saat nyeri

- Nyeri skala 5

- Saat sakit kepala pasien memegang kepalanya

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskular ditandai dengan :


DS : Kaki dan tangan lemah,terutama kanan

DO : - Ekstremitas dextra lemah

- Kekuatan otot

- ADL dibantu

3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber informasi ditandai


DS : Pasien sering bertanya tentang penyakitnya

DO : - Pasien nampak cemas

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


K.Intervensi Keperawatan

Ruang Perawatan :Neurologi No. Rekam Medis :


Nama : Ny. T.A Diagnosa Medis :Hipertensi

N Tujuan Intervensi
Dx. Kep
o (Kriteria NOC) (Kriteria NIC)

1. Nyeri akut/ kronis Setelah dilakukan1.1.Lakukan pengkajian nyeri secara


berhubungan dengan tindakan keperawatan komprehensif termasuk lokasi,
2x24 jam pasien akan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Agen pencedera
menunujukan kriteria dan faktor presipitasi
fisiologis,(peningkatan Hasil :
Tekanan vaskuler  2.Observasi reaksi nonverbal dari
Pain Level, ketidaknyamanan
cerebral )
 3.Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri
 Mampu mengontrol nyeri
pasien
(tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan 4. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
tehnik nonfarmakologi dan menemukan dukungan
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)  5. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
 Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan dan kebisingan
berkurang dengan
menggunakan  6.Ajarkan tentang teknik non farmakologi
manajemen nyeri
 7.Berikan analgetik untuk mengurangi
 Mampu mengenali nyeri nyeri.
(skala, intensitas,
8. Tingkatkan istirahat
frekuensi dan tanda
nyeri)  9.Kolaborasikan dengan dokter untuk
 Menyatakan rasa nyaman therapi
setelah nyeri berkurang

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


 Tanda vital dalam rentang
normal

Se

2. Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan
dengan kelemahan
Setelah dilakukan 1.Monitoring TTV sebelum/sesudah latihan
tindakan keperawatan dan lihat respon pasien saat latihan
3x24 jam
2. Konsultasikan dengan tim fisioterapi
Kriteria Hasil : tentang rencana ambulasi yang sesuai

- Klien meningkat dalam 3. Latih pasien dalam pemenuhan


aktivitas fisik kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
- Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas 4.Dampingi dan Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
- Memverbalisasikan
ADLs ps.
perasaan dalam

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


tingkatkan kekuatan dan 5.Berikan alat Bantu jika klien perlu
kemampuan berpindah
6.Ajarkan pasien bagaimana merubah
- Memperagakan posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
penggunaan alat Bantu

Defisit Pengetahuan
berhubungan dengan
ketidaktahuan
menemukan sumber
informasi ditandai

1.Berikan penilaian tentang tingkat


pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 2.Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
2x24 jam diharakan muncul pada penyakit, dengan cara yang

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Kriteria Hasil : tepat

§ Pasien dan keluarga 3.Sediakan informasi pada pasien tentang


menyatakan
kondisi, dengan cara yang tepat
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
4.Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
prognosis dan program
pengobatan tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
§ Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
5.Diskusikan perubahan gaya hidup yang
prosedur yang dijelaskan
secara benar mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
§ Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan atau proses pengontrolan penyakit
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim 6. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
kesehatan lainnya. gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat

L.Implementasi

Ruang Perawatan :Neurologi No. Rekam Medis :


Nama : Ny. T.A Diagnosa Medis :Hipertensi

No. Hr / Tgl/ Jam Tindakan Paraf

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Dx.
Kep

1. 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif


termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
Hasil: nyeri kepala masih
Skala nyeri 4

 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan


Hasil: Saat pasien sakit kepala ,pasien memegang
kepalanya

 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk


mengetahui pengalaman nyeri pasien. Hasil:
Nyeri masih

 4. Menciptakan ruangan tenang denga cara mengurangi


pengunjung diwaktu istirahat pasien
Hasil : Pasien tenang

5. Mengajarkan tehnik non farmakologi untuk


mengurangi nyeri,Memberi masase ringan pada
kepala

Hasil:Pasein tenang,nyeri agak berkurang

6. Menganjurkan pasien tingkatkan istirahat


Hasil:Pasien tidur siang 1 jam

 7. Kolaborasikan dengan dokter :

- Ketorolac 1 ampul injeksi jam 15.00


- Captopril 12,5 mg telah diberikan jam 13.00

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


1. Monitoring TTVsebelum/sesudah latihan dan lihat


respon pasien saat latihan
Hasil : TTV: 140/90 sebelum
160/90 sesudah

2. Konsultasikan dengan tim fisioterapi tentang rencana


ambulasi sesuai dengan kebutuhan

Hasil : Mobilisasi tidur-duduk

 3. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL

Secara mandiri sesuai kemampuan

Hasil : Pasien dapat duduk dan minum bila tidak

pusing

 4. Mendampingi dan membantu pasien saat pasien

Makan dan BAK

Hasil : Kebutuhan pasien terpenuhi

5.Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan

Berikan bantuan jika diperlukan

Hasil : Saat butuh pertolongan pasein


memanggil perawat



Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


1.
2. 1.Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
pasien tentang proses penyakit yang spesifik
3. Hasil :Pasien tidak mengerti kenapa Ia sakit
2.Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
penyakit, dengan cara yang tepat

Hasil : Pasien masih belum mengerti,tetapi anak pasien


sudah mengerti

3..Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan


cara yang tepat

Hasil : Diberikan leaflet tentang penyakit hipertensi

4.Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin


diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan
datang dan atau proses pengontrolan penyakit

Hasil: Memberikan penjelasan dan motivasi kepada pasien


agar makan kurangi garam serta istirahat yang
cukup,pasien paham dan berjanji akan melakukannya

6. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk


melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat

Hasil: pasien dan keluarga mengerti dan akan


melaksanakannya.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


M. Evaluasi

Ruang Perawatan : Neurologi No. Rekam Medis :


Nama : Ny.T.A Diagnosa Medis : Hipertensi

No. Hr/
Dx. Tanggal / Evaluasi Paraf
Kep Jam

1. S:
- Kepala masih sakit
- Merasa tergantung dengan anak-anak
- Sudah mengerti sedikit tentang pola makan nanti
O:
- Nyeri skala 1
- Ekspresi wajah tenang
- Kebutuhan makan sudah dapat dilakukan oleh pasien
- Toileting masih dibantu
- Pasien dan keluarga sudah dapat memahami tentang
penyakit yang dialaminya
A:
1. Nyeri teratasi
2. Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
3. Defisit pengetahuan teratasi

P: Lanjutkan intervensi
1) .Monitoring TTV sebelum/sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
2) Konsultasikan dengan tim fisioterapi tentang rencana
ambulasi yang sesuai
3) Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai kemampuan
4) .Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs ps.

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


DIAGNOSA NANDA,NIC,NOC POST OPERATIF
NANDA NOC NIC
1. Resiko infeksi b.d
a. Pengetahuan :Kontrol
a. Pengontrolan infeksi
jaringan trauma, kulit infeksi Definisi: meminimalkan
rusak, dan prosedur Definisi : meminimalisir/ mendapatkan infeksi dan transmisi
invasif mengurangi perpindahan agen- agen infeksi.
Definisi : peningkatan agen penyebab infeksi
resiko masuknya (bakteri, mikroba dan lain- Aktivitas :
orgaanisme patogen. lain) - Ciptakan lingkungan ( alat-alat,
DO : Indikator: berbeden dan lainnya) yang nyaman
- Klien memperoleh Mendeskripsikan tanda-tanda dan bersih terutama setelah
tindakan Infasif. dan gejala digunakan oleh pasien
Mendeskripsikan tampilan
- Kerusakan jaringan - Gunakan alat-alat yang baru dan
prosedur-prosedur
karena luka operasi berbeda setiap akan melakukan
Mendeskripsikan
tindakan keperawatan ke pasien
pengontrolan prosedur-
DS: - Tempatkan pasien yang harus
prosedur
Klien mengeluh nyeri Mendeskripsikan aktivitas- diisolasi yang sesuai dengan
pada daerah sekitar aktivitas meningkatkan daya kondisi pasien
operasi. tahan terhadap infeksi - Batasi jumlah pengunjung sesuai
Mendeskripsikan cara
Klien mengatakan kondisi pasien
pengobatan untuk diagnosa
lukanya sulit mengering - Instruksikan kepada pengunjung
Mendeskripsikan tingkat
untuk selalu mencuci tanagn
keberhasilan diagnose infeksi
b. Kontrol resiko sebelum dan sesudah memasuki
Indikator: ruangan pasien
Mengetahui resiko - Gunakan sabun antimikroba untuk
Memperhatikan factor resiko
proses cuci tangan
lingkungan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
Perhatikan factor resiko
melakukan tindakan kepada pasien
perilaku individu
Kembangkan strategi - Gunakan selalu handscoon sebagai

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


pengawasan factor resiko yang salah satu ketentuan kewaspadaan
efektif universal
Tentukan strategi kontrol
- Gunakan baju yang bersih atau
resiko yang dibutuhkan
gown ketika menangani pasien
Menjalankan strategi
Mengikuti strategi yang infeksi
dipilih - Gunakan sarung tangan yan g steril,
Mengubah gaya hidup untuk
jika memungkinkan
mengurangi resiko
- Jaga dan lindungai area atau
ruangan yang diindikasikan dan
digunakan untuk tindakan invasive,
operasi dan gawat darurat
b. Proteksi infeksi
Defenisi : menghindari dan
mendeteksi secara dini adanya
resiko infeksi pada pasien.
Aktivitas :
- Monitor tanda-tanda dan gejala
sistemik dan local dari infeksi.
- Monitor daerah yang mudah
terinfeksi.
- Monitor jumlah granulosit, WBC,
dan perbedaan nilai.
- Ikuti kewaspadaan neutropenic.
- Batasi pengunjung.
- Pertahankan teknik asepsis untuk
pasien yang berisiko.
- Inspeksi kulit dan membran
mukosa yang memerah, panas, atau
kering.
- Inspeksi kondisi dari luka operasi

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


- Tingkatkan intake nutrisi yang
cukup.
- Anjurkan intake cairan.
- Anjurkan istirahat.
- Monitor perubahan tingkat energi /
malaise.
- Anjurkan peningkatan mobilitas
dan latihan.
- Beri agen imun.
- Instruksi pasien untuk mendapatkan
antibiotik sesuai resep.
- Ajari pasien dan keluarga tentang
tanda dan gejala dari infeksi dan
kapan mereka dapat melaporkan
untuk mendapatkan perawatan
kesehatan.
- Ajari pasien dan anggota keluarga
bagaimana menghindari infeksi.
- Berikan ruangan privasi jika
dibutuhkan.
- Laporkan kemungkinan adanya
infeksi dalam upaya pengendalian
infeksi.
- Laporka kebiasaan positif dalam
mengendalikan infeksi.

c. Perawatan luka
Definisi : Pencegahan komplikasi
pada luka dan mengajarkan
perawatan luka

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


- Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang longgar
- Jaga kulit agar tetap bersih dan
kering
- Mobilisasi pasien (ubah posisi
pasien) setiap dua jam sekali
- Monitor kulit akan adanya
kemerahan
- Monitor aktivitas dan mobilisasi
pasien
- Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun
dan air hangat
- Kaji lingkungan dan peralatan yang
menyebabkan tekanan
- Observasi luka : lokasi, dimensi,
kedalaman luka, karakteristik,warna
cairan, granulasi, jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi lokal, formasi
traktus
- Ajarkan pada keluarga tentang luka
dan perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi pemberian diet
TKTP, vitamin
- Lakukan tehnik perawatan luka
dengan steril
- Berikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


2.kerusakan integritas a. Penyembuhan luka a. Perawatan luka
Indikator: - Bersihkan luka dan pasang perban
kulit bd insisi
- Pengamatan luka - Pantau karakteristik luka
bedah,pemasangan - Pengeluaran nanah - Bersihkan luka dengan cairan Nacl
- Pengeluaran racun pada luka
stoma dan kontaminasi atau antibiotik
- Mengatasi eritema disekitar
- Berikan perawatan didaerah insisi
fekal terhadap kulit
kulit - Jaga kesterilan ketika melakukan
periostoma - Mengatasi peningkatan suhu
perawatan luka
Defenisi :kerusakan kulit - Ganti balutan sesuai jumlah dainase
- Mengatasi bau busuk pada - Bandingkan dengan teratur dan
membran
luka catat banyaknya perubahan pada
mukosa,corneal,jaringan
- M Engatasi kulit yang
luka.
pembungkus atau
mengelupas - Ajarkan pasien dan keluarga
jaringan subkutan. b. Perawatan ostomy
tentang bagaimana tanda dan gejala
- Menjelaskan fungsi ostomy
- Menjelaskan tujuan ostomy infeksi pada luka
DO: adanya bekas - Tindakan yang tepat pada alat - Catat lokasi,ukuran dan bentuk luka
b. Perawatan ostomy
jahitan pada kulit stoma
- Ajarkan pasien dan keluarga dala
- Memelihara perawatan kulit
Adanya kemerahan
penggunaan peralatan dan
di sekitar ostomy
didekitar luka
- Menggunakan teknik irigasi perawatan ostomy
DS:klien mengatakan - Ajarkan pasien dan keluarga dalam
yang benar
daerah disekitar luka - Memantau untuk komplikasi melakukan demonstrasi
masih berair dan nyeri yang berhubungan dengan penggunaan ostomy
- Bantu pasien melengkapi peralatan
Klien mengeluh daerah stoma
- Memantau jumlah konsistensi yang dibutuhkan
di sekitar luka terasa
- Berikan posisi yang tepat pada
untuk stoma
hangat dan kemerahan
peralatan ostomi sesuai kebutuhan
klien
- Monitor penyembuhan luka
- Monitor komplikasi post operatif
- Monitor penyembuhan stoma
- Tukar atau kosongkan kantiung
ostomy dengan tepat
- Periksa perawatan pasien terhadap
ostomi
- Monitor pola eliminasi
- Ajarkan pasien dalam

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi eliminasi.
b. pengawasan kulit
- Inspeksi kulit dari kemerahan
sensasi hangat atau pengeringan
- Observasi keparahan
warna,sensasi,panas,pembengkakan
dan berdenyut,tekstur
- Inspeksi kondisi insisi bedah
dengan tepat
- Gunakan peralatan dalam
pengkajian untuk mengidentifikasi
kerusakan pada kulit
- Monitor warna dan tempeatur kulit
- Monitor kulit dan membran mukus
pada area perubahan warna,memar
dan kerusakan
- Monitor klit terhadap ruam dan
luka
- Monitor kulit terhadap kekeringan
dan kelembaban
a. Citra Tubuh
- Monitor infeksi
Defenisi: Persepsi positif
- Melatih dan mengajarkan anggota
terhadap penampilan dan
keluarga tentang gejala dan tanda
fungsi pribadi tubuh
kerusakan kulit
Indicator:
a. Perbaikan Citra Tubuh
- Mengenal diri secara Defenisi : Peningkatan persepsi
mendalam sadar dan ketidaksadaran dan sikap
- Kesesuaian antara keadaan ke depan terhadap tubuhnya
Aktivitas:
tubuh yang sebenarnya dan
- Menentukan dugaan citra tubuh
tubuh yang ideal
pasien, sesuai dengan
- Menggambarkan bagian tubuh
perkembangannya
yang dipengaruhi - Membantu pasien untuk
- Kepuasan terhadap mendiskusikan perubahan yang

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


penampilan tubuh terjadi akibat penyakit dan
Kepuasan terhadap fungsi pembedahan
-
- Membantu pasien memelihara
tubuh
perubahan tubuh
- Penyesuaian terhadap
- Membantu pasien untuk
perubahan penampilan fisik
membedakan penampilan fisik dari
- Penyesuaian terhadap
perasaan yang beharga
2. Gangguan citra tubuh perubahan fungsi tubuh - Membantu pasien untuk
b.d pemasangan stoma - Penyesuaian terhadap menentukan akibat dari persepsi
Defenisi : perubahan status kesehatan yang sama penampilan tubuh.
- Monitoring pandangan diri secara
Kebingungan tentang
b. Harga diri
berkala
gambaran mental fisik Defenisi : kemampuan untuk
- Montoring pernyataan tentang
pribadi membedakan pribadi awal dan
persepsi identitas diri sehubungan
DS : akhir dan
denagn bagian tubuh dan berat
-Klien mengatakan mengkarakteristikkannya
badan
merasa kurang percaya Indikator: - Menentukan apakah perubahan
diri dengan keadaanya - mengatakan penerimaan diri citra tubuh berkontribusi dalam
yang sekarang apalagi - menerima keterbatasan diri isolasi social
- Membantu pasien dalam
dengan terpasang nya - menjaga postur yang terbuka
mengidentifikasi penampilan yang
stoma - menjaga kontak mata
akan meningkat
- Kilen - mampu mendeskripsikan
mengatakan malu dan keadaan dirinya b. Peningkatan Koping
tidak nyaman dengan - komunikasi terbuka Defenisi : membantu pasien untuk
keadaannya - menghormati orang lain beradapatasi terhadap stressor
- secara seimbang dapat tertentu, perubahan, atau, ancaman
DO: berpartisipasi dan yang mengganggu.
-Klien telah menjalani mendengarkan dalam Aktivitas :
operasi dan dibentuk kelompok - Menghargai/menilai penyesuaian
adanya stoma dan - menerima kritik yang diri pasien terhadap perubahan citra
telihat risih dengan konstruktif tubuh,sesuai dengan kebutuhan.
stoma yang terpasang - menggambarkan keberhasilan - Menghargai/menilai pengaruh

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


tersebut. dalam bekerja situasi kehidupan pasien terhadap
- Raut wajah klien - menggambarkan keberhasilan peran dan hubungan
tampak sedih dalam kelompok sosial - Menilai pemahaman pasien
- menggambarkan kebanggaan terhadap proses penyakit
terhadap diri - Menggunankan pendekatan yang
menenangkan dan menentramkaan
hati
- Memberikan sebuah suasana
penerimaan
- Membantu pasien membangun
sebuah penilaian yang objektiv
terhadap penyakit
- Membantu pasien untuk
mengidentifikasi informasi yang
menarik dan dibutuhkan
- Memberikan fakta informasi
mengenai diagnosis, penyembuhan,
dan prognosis
- Mendorong pasien untuk
berinteraksi dengan orang lain
- Memperkenalkan pasien dengan
seseorang yang telah berhasil
mengatasi masalah dengan
pengalaman yang sama
- Mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan,
pendapat, dan ketakutan
- Mendorong pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


- Menilai kebutuhan/keinginan
pasien terhadap dukungan sosial
- Mendorong keikutsertaan keluarga
- Membantu pasien untuk
memperbaiki gambaran/konsep
yang salah
c. Dukungan Emosional
Aktivitas :
- Diskusikan dengan pasien
pengalaman emotional
- Membuat pernyataan dukungan
atau empati
- Rangkul atau sentuh pasien dengan
penuh dukungan
- Mendorong pasien untuk
mengekspresikan perasaan
takut,marah atau sedih
- Mendiskusikan akibat dari rasa
bersalah dan malu
- Memberikan dukungan sepanjang
fase menolak,marah,menawar,dan
penerimaan dari duka cita
- Mendorong klien berbicara atau
menangis dengan maksud
mengurangi respon emosi
- Memberikan bantuan dalam
pembuatan keputusan

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya,baik dengan pertumbuhan
langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang
jauh(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Gale,2000).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001). K a n k e r k o l o n / u s u s b e s a r
a d a l a h t u m b u h n y a s e l k a n k e r yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum
(Boyle& Langman, 2000). Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000).

J.Masalah Keperawatan

N Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem


o

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


1. DS :
Agen pencedera Nyeri
- Nyeri Pada anus fisiologis
DO :

2 - Ekspresi wajah
meringis saat nyeri
muncul
- Nyeri skala 4

DS:
- Pasien lemah
DO:
Kerusakan
neurovaskuler Gangguan mobilitas fisik
- Sebagaian
kebutuhan pasien
dilakukan di
tempat tidur

- ADL:
makan,berpakaian
toileting dibantu

3
DS:

- Pasien sering
bertanya tentang
kondisinya
DO:

- Pasien nampak
cemas

Ketidaktahuan
menemukan sumber
Defisit pengetahuan
informasi

Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada


Panduan Praktik Profesi Ners-Departemen Keperawatan Medikal Bedah Tahun 2018

Program Studi Profesi Ners STIKes Maluku Husada

Anda mungkin juga menyukai