Anda di halaman 1dari 4

Nama : Wardatus Sholikhah

Offering :I
NIM : 160332605836
Tugas Prespektif 4

C60 Fullerena dan Nanochemistry

C60 fullerena merupakan jenis dari cluster karbon, Cluster karbon sendiri adalah senyawa gerombol
atom-atom karbon. Buckminsterfullerene adalah cluster karbon yang pertama ditemukan, yang memiliki
bentuk geometri seperti bola. Molekul ini ditemukan pada tahun 1985 oleh Richard E Smalley, Robert F Curl,
yang merupakan keduanya dari Rice University, Houston, Amerika Serikat, dan Sir Harold W Kroto dari
University of Sussex, Brighton, Inggris, yang mengantar mereka meraih hadiah Nobel Kimia pada tahun 1996.
Buckminsterfullerene ditemukan secara tidak sengaja. Awalnya, ketiga ilmuwan itu ingin mempelajari
pembentukan molekul karbon berantai panjang. Ini untuk membuktikan hipotesis Kroto mengenai molekul
karbon dan nitrogen berantai panjang yang banyak terdapat di atmosfer bintang besar merah.

Pada tanggal 1 September 1985, bertempat di Houston, ketiga ilmuwan ini bersama JR Heath dan SC
O’Brein melakukan percobaan penguapan grafit dengan alat yang telah dibuat oleh Smalley, yaitu laser-
supersonic cluster beam apparatus. Grafit disinari langsung dengan sinar laser. Atom-atom karbon yang
terionisasi kemudian dicampur dengan aliran gas helium, dikombinasikan, dan didinginkan dalam wadah
vakum sampai beberapa derajat di atas suhu nol mutlaknya. Selanjutnya dianalisis dengan spektrometer massa.
Mereka terkejut, sebab dari data spektrometer massa menunjukkan terbentuknya cluster karbon yang terdiri
dari 60 dan 70 atom karbon. Cluster 60 karbon yang lebih melimpah. Dari percobaan yang dilakukan mereka
mempedisksi bahwa molekul tersebut berbentuk seperti bola sepak. Tetapi tidak diketahui secara pasti
bagaimana 60 karbon bisa membentuk dirinya seperti bola. Setelah berselang beberapa tahun akhirnya Kroto
mengingat tentang bentuk bangunan berkubah seperti bola rancangan arsitek R Buckminster Fuller, yang
dipamerkan di World Exhibition 1967 di Montreal, Kanada.

Penemuan struktur unik C60 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada tanggal 14 November
1985, tentu saja ada pro dan kontra dengan penelitian mereka. Sebelumnya tidak ada fisikawan dan kimiawan
yang memperkirakan bahwa karbon murni mempunyai bentuk lain. Sebagaimana diketahui hanya terdapat
dua bentuk karbon murni, yaitu grafit yang terdiri dari lembaran dua dimensional, dan yang kedua adalah
intan, yang terdiri dari jaring- jaring atom tiga dimensi. Untuk memperoleh kejelasan, dari tahun 1985-1990,
Curl, Kroto, dan Smalley lebih lanjut meneliti C60. Mereka mencoba mereaksikannya dengan hidrogen,
karbon monoksida, sulfur dioksida, oksigen, atau amonia. Dari data spektrometer massa tidak diperoleh
perubahan puncak C60. Hasil ini menunjukkan C60 adalah senyawa yang sukar bereaksi. Selain itu, mereka
juga berhasil membuat cluster karbon dengan jumlah atom karbon genap (40-80) yang bereaksi lambat seperti
C60. Bukti lanjut menunjukkan bahwa semua cluster itu memiliki struktur tertutup, menyerupai sangkar.
Kombinasi antara sifat kimia dan struktur tertutup mirip dengan C60, maka mereka pun menamai golongan
cluster karbon dengan nama fullerene. Pada tahun 1990, D R Huffman and W Kratschmer untuk pertama
kalinya berhasil mengisolasi C60. Kedua astrofisikawan itu melakukan percobaan dengan cara memanaskan
dua batang grafit dengan arus listrik sampai suhu tinggi di dalam atmosfer helium bertekanan 13 kPa. Hasil
penelitian Huffman dan Kratschmer mendukung kebenaran hipotesis struktur C60.

Penemuan buckminsterfullerene dan metode untuk mengisolasinya telah membuka pintu ke bidang
kimia dan ilmu material baru yang menarik. Kimia Fullerene menjadi cabang baru ilmu kimia.
Buckminsterfullerene menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang menarik. Bahkan pada tahun 1991,
molekul ini digadang- gadang sebagai Molecule of the Year dan gambarnya menghiasi sampul depan majalah
Scientific American.

Dari sejarah penemuan buckminsterfullerene menunjukkan kepada kita bahwa kolaborasi disiplin ilmu
yang berbeda akan melahirkan hasil yang mengagumkan dan tidak dapat dibayangkan sebelumnya.
Buckminsterfullerene adalah molekul yang stabil dan indah. Sesuatu yang indah itu pastilah akan menarik.
Penemuan Fullerena ini berimbas pada munculnya nanochemistry yang saat ini sangat populer, dan
banyak ilmuan yang mendalami bidang tersebut. Khususnya adalah nanochemistry. Nanochemistry terdiri
beberapa macam yaitu, Nanotube adalah material berbentuk silinder dengan ketebalan kulit silinder kurang
dari 100 nm. Contoh yang terkenal adalah carbon nanotube dengan kulit silinder berupa satu atau beberapa
lapis atom carbon. Struktur material nanotube dapat dipandang sebagai jalinan selapis carbon yang bergulung
membentuk tabung berukuran nano. Jika lapisannya tunggal maka disebut SWNT (single wall nanotube) dan
jika lapisannya lebih dari satu maka disebut MWNT (multi wall nanotube). Baik SNWT maupun MWNT
memiliki sifat listrik, mekanik, dan termal yang unik. Sebagai contoh, sifat listriknya dapat berlaku sebagai
penghantar listrik maupun semikonduktor tergantung pada bentuk dan ukuran serta orientasi gulungan carbon.
Material nano ini dapat memiliki kapasitas penghantaran listrik hingga satu milyar amps/cm persegi.
Sedangkan sifat mekaniknya mencapai 20 kali lebih kuat dari sifat mekanik baja alloy yang berkualitas tinggi.
Nanotube lain yang berhasil dibuat adalah boron nitrida (BN) nanotube yang kulitnya terdiri dari beberapa
atom boron dan nitrogen. Nanowire atau dikenal juga sebagai nanorods (batang nano)
atau nanowhisker (rambut janggut nano) merupakan blok pembangun anorganik yang memiliki potensi
aplikasi yang tinggi. Nanowire merupakan material padatan anorganik berbentuk seperti kabel yang dapat
dibuat dari silikon, oksida seng (ZnO), dan berbagai logam lain. Meskipun diameternya hanya dalam skala
nanometer, namun panjang nanowire dapat mencapai ribuan kali diameternya atau hingga puluhan
mikrometer. Nanowire memiliki sifat optik dan listrik yang sebagaimana nanotube. Sebagai contoh, nanowire
dapat mengemisikan sinar laser berlaku sebagaimana fiber optik. Nanoporous, adalah material yang
mengandung sejumlah poros (pori) dan ukuran tiap poros kurang dari 100 nm. Contoh material ini adalah
zeolite dan MCM-41 (silikon dioksida yang mengandung poros yang tersusun secara heksagonal). Nanokristal
semikonduktor (nanopartikel) atau dikenal juga dengan nanodots atau quantum dots (QDs)
merupakan material semikonduktor berukuran nano meter (nm). Biasanya ukuran QDs berkisar antara 3
hingga 25 nm. Bisa dibandingkan dengan jarak antar atom dalam sebuah susunan Kristal adalah 1 – 2
Amstrong (atau 0,1 – 0,2 nm). Ini artinya bahwa sebuah quantum dot (QD) hanya terdiri dari kurang lebih
1000 atom. Karena jumlahnya yang sudah bisa terbilang (countable) maka QDs kini dinobatkan sebagai
material terkecil buatan manusia yang setara dengan satu atom (artificial atom). Material yang digunakan
untuk membuat QDs adalah material semikonduktor, seperti GaN (Gallium Nitride), CdSe (Cadmium
Selenide), CdTe, GaAs (Gallium Arsenide) dan lain-lainya. Karena bahan dasarnya adalah semikonduktor,
maka QDs bisa diapplikasi untuk alat-alat optic yang berbasis semikonduktor seperti LED (light emitting
diode), Laser diode, Solar Cell, dll. Kedua, karena ukurannya yang mendekati Amstrog, maka mudah untuk
dilekatkan pada element-element biologi, seperti protein, DNA, atau sel. Dalam hal ini QDs digunakan sebagai
label yang bisa memancarkan cahaya sebagai deteksi keberadaan element bio. Ketiga, karena ukurannya yang
kecil dan mendekati sebuah atom, maka akan sangat berpotensi untuk bidang komunikasi dan transfer
informasi. Cahaya saat ini sudah bisa menggantikan peran electron sebagai penghantar informasi.
Analisis : Kali ini saya mengunggah pada instagram dan facebook, analisa saya penyuka di facebook
mengalami peningkatan, dan di instagram saya mencoba menayangkan video meskipun yang menyukai hanya
2 orang ternyata yang melihat videonya banyak.

Anda mungkin juga menyukai