Anda di halaman 1dari 6

Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Elektro – ITS

TE 141599 TUGAS AKHIR – 4 SKS

Nama Mahasiswa : Moch. Andry Nahari


Nomer Pokok : 07111645000014
Bidang Studi : Teknik Sistem Tenaga
Tugas Diberikan : Semester Genap 2017/2018
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT.
2. Dimas Fajar Uman Putra ST.,MT.
Judul Tugas Akhir : Evaluasi Proteksi pada Sistem Kelistrikan di PT. Industri Gula
Glenmore (Protection Evaluation on Electricity System in PT. Industri
Gula Glenmore)

Uraian Tugas Akhir :


Setiap perusahaan sangat memerlukan keandalan sistem tenaga listriknya, untuk terjaminya
kontinuitas aliran listrik. PT.Industri Gula Glenmore (IGG) sangat memerlukan keandalan sistem
proteksi, karena untuk proses produksi supaya berjalan dengan lancar untuk memenuhi target
produksi per hari. Sejak PT.IGG didirikan tahun 2016 dan akan menaikan jumlah produksi per hari
dengan melalukan penambahan jumlah mesin produksi atau beban lain, sehingga akan
mempengaruhi besarnya nilai gangguan. Sampai saat ini PT.IGG belum pernah melakukan evaluasi
semua rele proteksi yang terpasang di sistem PT.IGG. Pada saat ini sistem berjalan normal, tetapi
sistem juga harus siap saat terjadi gangguan, sehingga pada tugas akhir ini akan melakukan setting
koordinasi semua rele yang terpasang pada sistem kelistrikan di PT.IGG. Tahapan pengerjaan tugas
akhir ini pertama akan mempelajari single line diagram PT.IGG, tahap selanjutnya adalah mencari
besarnya arus gangguan hubung singkat tiga fasa, hubung singkat dua fasa, hubung singkat dua fasa
ke tanah dan hubung singkat satu fasa ke tanah. Selain itu akan mencari nilai-nilai gangguan seperti
under voltage, over voltage maupun yang lain. Setelah mencari besarnya nilai gangguan, maka
tahap selanjutnya akan di tentukan koordinasi antar rele. Setelah melakukan koordinasi semua rele
yang terpasang, diharapkan saat terjadi gangguan pada sistem kelistrikan di PT.IGG, gangguan
tersebut akan cepat diisolir sehingga tidak mengganggu proses produksi serta dapat mengamankan
peralatan yang ada.

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Dimas Fajar Uman Putra ST.,MT.
NIP.196603181990101001 NIP. 198811082012121001

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi S1 Kepala Laboratorium Instrumentasi
Pengukuran dan Identifikasi SistemTenaga

Dedet C. Riawan, ST., M.Eng., Ph.D. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT.
NIP : 197311192000031001 NIP.196603181990101001
USULAN TUGAS AKHIR

A. JUDUL TUGAS AKHIR


Evaluasi Proteksi pada Sistem Kelistrikan di PT.Industri Gula Glenmore
(Protection Evaluation on Electricity System in PT.Industri Gula Glenmore).

B. RUANG LINGKUP
1. Simulasi proteksi dilakukan menggunakan software ETAP.
2. Data yang digunakan diperoleh dari PT.IGG.
3. Koordinasi Rele untuk semua Rele yang terpasang pada sistem PT.IGG.

C. LATAR BELAKANG MASALAH


PT. Industri Gula Glenmore (IGG) yang mulai dibangun sejak 2012 dengan luas lahan 29
hektare yang terletak di jalan lintas selatan Km 4, desa karangharjo, Glenmore, Banyuwangi
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan gula. Pada saat awal
berdiri mampu memproduksi 6.000 ton per hari dan akan dimaksimalkan menjadi 9.000 ton
per hari untuk tahun berikutnya. PT.IGG dapat dikatan memiliki teknologi yang modern,
dikarenakan untuk mesin-mesin produksinya menggunakan mesin yang mampu memiliki
tingkat efisiensi sebesar 80 persen, selain itu dari proses pengolahan limbah dapat
menghasilkan listrik sebesar 6 MW, bioetanol, pupuk organik, dan pakan ternak.
Dengan tingkat produksi gula yang ditargetkan meningkat, maka keandalan dalam sistem
kelistrikan di PT.IGG juga harus perlu diperhatikan. Dalam hal ini PT.IGG belum pernah
melakukan evaluasi terhadap semua rele proteksi yang terpasang. Ketika sistem di PT.IGG
menambah beban maka arus gangguan juga akan meningkat dan harus diperhatikan, sehingga
setting rele proteksi harus diperiksa supaya dapat bekerja sesuai yang diinginkan. Memang
untuk saat ini sistem berjalan normal, tetapi sistem juga harus siap ketika terjadi gangguan
dan secepat mungkin mengisolir gangguan tersebut. Sehingga perlu diketahui berapa arus
gangguan maksimum, arus gangguan minimum, urutan rele trip dan waktu tunda antar rele
untuk trip, sehingga dapat menentukan sistem di PT.IGG siap ketika terjadi gangguan. Ketika
terjadi kesalahan dalam setting rele maka gangguan akan menjalar ke area yang lain dan
kejadian tersebut yang tidak diharapkan, karena dapat mengganggu proses produksi.

D. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kedaaan sistem proteksi yang diterapkan di PT.IGG.
2. Mengetahui kemampuan sistem proteksi di PT.IGG.

E. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Untuk mengetahui besar arus maksimal gangguan, arus minimal gangguan, urutan antar
rele dan waktu tunda antar rele.
2. Untuk menentukan sistem proteksi yang cocok diterapkan di PT.IGG
3. Ketika PT.IGG melakukan perbaikan sistem proteksi maka tugas akhir ini dapat
digunakan sebagai bahan acuan.
F. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
1. TINJAUAN PUSTAKA
Ketika sistem berjalan normal juga harus memperhatikan kesiapan saat terjadi
gangguan. Salah satu contohnya terjadi pada tugas akhir saudari Aprillia intan
kusumawati yang berjudul “ Studi Penggunaan Insulating Transformer untuk Mengatasi
Kegagalan Koordinasi Proteksi di PT.Terminal Teluk Lamong”, dalam tugas akhir
tersebut memang mayoritas kesalahan terjadi karena waktu tunda antar rele kurang dari
0,2- 0,4 detik, tetapi ada rele yang kesalahanya bukan karena waktu tunda antar rele tetapi
karena kesalahan setting arus minimum gangguan yang terlalu besar, sehingga arus yang
seharusnya dapat dikatakan sebagai arus gangguan, rele tersebut tidak merasakan adanya
gangguan [1]. Selain itu setiap sistem juga harus mempertimbangkan arus gangguan,
karena arus gangguan berbanding terbalik terhadap impedansi. Ketika impedansi antar bus
kecil maka arus gangguan yang dihasilkan akan besar, sehingga impedansi harus
dinaikkan supaya arus gangguan kecil. Untuk menaikan impedansi dengan cara
melakukan penambahan insulated transformer [2].

2. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik


Gangguan pada sistem tenaga listrik menyebabkan sistem tidak berjalan seperti yang
diharapkan, disisi lain juga dapat merusak peralatan yang terpasang, karena saat terjadi
gangguan arus menjadi jauh lebih besar dari arus nominal, serta dapat mengancam
keselamatan manusia, sehingga gangguan pada sistem tenaga listrik harus cepat dilokalisir.
Gangguan pada sistem tenaga listrik dapat dibagi menjadi dua menurut sifatnya, yang
pertama adalah gangguan yang bersifat sementara (temporary) dan yang kedua bersifat
permanen (stationary). Gangguan bersifat sementara yaitu ketika terjadi gangguan pada
sistem, tanpa ada proses perbaikan gangguan itu akan hilang dan sistem kembali berjalan
normal. Gangguan yang bersifat permanen yaitu ketika terjadi gangguan pada sistem,maka
gangguan tersebut tidak dapat hilang dengan sendirinya sehingga petugas harus melakukan
proses perbaikan gangguan, supaya sistem dapat kembali berjalan normal.
Gangguan pada sistem tenaga listik dilihat dari asalnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu gangguan yang berasal dari dalam sistem dan gangguan yang berasal dari luar sistem.
Gangguan yang berasal dari dalam sistem salah satu contohnya adalah disebabkan dari
isolasi suatu peralatan yang kualitasnya menurun sehingga dapat mengakibatkan hubung
singkat. Gangguan yang berasal dari luar sistem salah satu contohnya adalah sambaran petir,
ketika pentanahan pada sistem salah maka sambaran petir tidak dapat langsung
diketanahkan sehingga akan menganggu sistem dan merusak peralatan.
Gangguan pada sistem tenaga listrik dilihat dari kesimetrisanya dibagi menjadi dua,
yaitu hubung singkat simetris dan hubung singkat tak simetris. Hubung singkat simetris
yaitu hubung singkat yang disebabkan ketika ketiga saluran fasanya terhubung, saat
gangguan sudah berakhir maka setiap fasanya memiliki besar nilai yang sama. Contoh dari
hubung singkat simetris antara lain hubung singkat tiga fasa dan hubung singkat tiga fasa ke
tanah. Hubung singkat tak simetri adalah hubung singkat yang berada pada salah satu atau
dua fasa yang menyebabkan besar nilai dan sudut antar fasanya berbeda. Contoh dari
hubung singkat tak simetri adalah hubung singkat satu fasa.

3. Gangguan Hubung Singkat


Besarnya arus yang dihasilkan dari hubung singkat jauh melebihi arus nominalnya,
ketika peralatan tidak mampu dilewati arus hubung singkat maka peralatan tersebut akan
rusak. Gangguan hubung singkat terdiri dari ; gangguan hubung singkat tiga fasa, gangguan
hubung singkat dua fasa, dan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah. Nilai yang
dihasilkan setiap gangguan hubung singkat berbeda-beda, tetapi nilai ini yang penting
diketahui sebagai dasar melakukan koordinasi proteksi dan untuk melakukan pemilihan
circuit breaker (CB).
a. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
Gangguan hubung singkat tiga fasa termasuk dalam kategori hubung singkat
simetris maka saat setelah terjadi gangguan setiap fasanya mempunyai besar nilai
yang sama serta sudut antar fasanya nilainya juga sama. Arus yang dihasilkan dari
hubung singkat tiga fasa ini terbesar tetapi probabilitas terjadinya gangguan
hubung singkat tiga fasa kecil 3%-5%.
Untuk mengetahui besar arus yang dihasilkan dari hubung singkat tiga fasa dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut:
V
ISC 3∅= xLN
1
Dari rumus di atas dapat dijelaskan, ISC 3∅ sebagai arus hubung singkat tiga
fasa, VLN adalah tegangan line to netral, X1 adalah reaktansi urutan positif.
b. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
Gangguan hubung singkat dua fasa termasuk dalam hubung singkat tak
simetris, gangguan hubung singkat ini disebabkan ketika antar fasanya saling
terhubung. Arus yang dihasilkan pada gangguan hubung singkat ini kecil sehingga
arus hubung singkat ini digunakan sebagai arus hubung singkat minimum untuk
koordinasi proteksi. Probabilitas terjadinya ganguan hubung singkat dua fasa
adalah 20%-25%.
Untuk mengetahui besar arus hubung singkat dua fasa, dapat dicari
menggunakan rumus sebagai berikut:
VLL √3 × VLN √3
ISC 2∅=𝑋 = = × ISC 3∅ ≈ 0,866 × ISC 3∅
1 + 𝑋2 2 × 𝑥1 2
Dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa ISC 2∅ sebagai arus hubung
singkat dua fasa. Sedangkan ISC 3 ∅ sebagai arus hubung singkat tiga fasa, VLL
adalah tegangan line to line, VLN adalah tegangan line to netral, X1 adalah reaktansi
urutan positif, X2 adalah reaktansi urutan negatif.
c. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah
Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah termasuk dalam hubung singkat
tak simetris, hubung singkat ini terjadi ketika salah satu fasa dari ketiga fasa
terhubung ke tanah, sehingga nilai setiap fasa dan sudut antar fasa berbeda.
Probabilitas terjadinya gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah 65% - 70%.
Untuk mengetahui besarnya arus hubung singkat satu fasa ke tanah, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
3 ×V
ISC 1 ∅ = 𝑋 +𝑋 LN
+𝑋 0 1 2
Dari rumus di atas dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa ISC 1∅ sebagai
arus hubung singkat satu fasa ke tanah, VLN adalah tegangan line to netral, X0
adalah reaktansi urutan nol, X1 adalah reaktansi urutan positif, X2 adalah reaktansi
urutan negatif.

4. Rele Pengaman
Rele pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan sebagai perasa ketika ada atau
tidak suatu gangguan pada sistem tenaga listrik, sehingga saat terjadi gangguan, gangguan
tersebut dapat langsung terisolir. Supaya rele pengaman dapat bekerja seperti yang
diharapkan, maka rele pengaman harus mempunya sifat salah satunya sensitif, sehingga saat
terjadi arus gangguan sangat kecil, rele pengaman harus dapat merasakan adanya gangguan
pada sistem. Ketika rele cepat merasakan gangguan, maka akan mencegah gangguan tersebut
menjalar.
Rele pengaman terdiri dari beberapa jenis rele sesuai fungsinya, salah satu contoh rele
pengaman adalah rele arus lebih ( Over current relay ). Rele arus lebih akan bekerja ketika
pada sistem terdapat arus yang melebihi arus yang diizinkan. Umumnya arus tersebut berasal
dari arus hubung singkat. Bentuk umum saat rele arus lebih bekerja adalah If >Ip , If sebagai
arus gangguan, sedangkan Ip sebagai arus nominal.

G. METODOLOGI
Proses pengerjaan tugas akhir ini menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Pertama kali yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah studi literatur, langkah
langkah yang dilakukan adalah mencari buku, jurnal dan informasi yang berhubungan dengan
hubung singkat dan koordinasi proteksi.
2. Pengumpulan Data
Setelah melakukan tahap pertama, tahap kedua adalah mengumpulkan data. Surber data
yang digunakan berasal dari PT.IGG.
3. Pemodelan Sistem
Tahap selanjutnya setelah mendapatkan data dari PT.IGG adalah melakukan pemodelan
sistem di PT.IGG menjadi single line diagram serta memasukan nilai- nilai dalam sistem
tersbut.
4. Analisa dan simulasi sistem
Setelah memodelkan sistem menjadi single line diagram, maka tahap yang dilakukan
selanjutnya analisa dan simulasi sistem. Dalam tahap ini akan diketahui besarnya arus
gangguan pada sistem dan pada tahap ini dilakukan setting koordinasi proteksi pada semua
rele yang terpasang di PT.IGG.
5. Kesimpulan
Setelah melakukan analisa dan simulasi maka pada tahap kesimpulan ini dapat diketahui
setting koordinasi rele yang tepat untuk diterapkan pada PT.IGG. Tahapan– tahapan untuk
pengerjaan tugas akhir akan dijelaskan pada flowchart berikut.

Studi Literatur dan Pengumpulan Data

Pemodelan sistem

Analisa dan Simulasi Sistem

TIDAK
Setting
proteksi
didapatkan?

YA

Kesimpulan
Gambar 4.1 Flowchart Metodologi
H. JADWAL KEGIATAN
Untuk menyelesaikan tugas akhir, kegiatan yang harus dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1
berikut :
KEGIATAN BULAN
I II III IV V VI
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pemodelan Sistem
Analisa dan
Simulasi Sistem
Penyusunan
Laporan

I. DAFTAR PUSTAKA
[1] A. I. Kusumawati, M. Pujiantara, and V. L. N. B. Putri, “Studi Penggunaan Insulating
Transformer untuk Mengatasi Kegagalan Koordinasi Proteksi di PT. Terminal Teluk
Lamong.” p. 6, 2015.
[2] E. S. Calmara, M. Pujiantara, and S. Anam, “KOORDINASI PROTEKSI SEBAGAI
UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA SYMPATHETIC TRIP DI KAWASAN
TURSINA, PT. PUPUK KALTIM.” p. 6, 2015.
[3] M. Sa, M. Pujiantara, and Soedibjo, “Analisa Penggunaan Hybrid Superconducting Fault
Current Limiter ( SFCL ) pada Sistem Proteksi Tenaga Listrik di Kawasan Tursina,” vol. 1,
no. 1, pp. 1–6, 2016.
[4] A. Iskandar, M. Pujiantara, and S. Anam, “Studi Koordinasi Proteksi Akibat Retrofit Sistem
Proteksi di PT. Pertamina RU III Plaju,” vol. 2, no. 1, pp. 1–6, 2015.

Anda mungkin juga menyukai