Anda di halaman 1dari 70

Studi Koordinasi Mempertimbangkan

Arc Flash Dengan Metode Modifikasi


Di PT Indonesia Power PLTU UJP
Banten 1 Suralaya Unit 8

Muhammad Hanafi Riskiawan


Pembimbing 1 :Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT.
Pembimbing 2 :Dr. Dimas Anton Asfani, S.T., M.T.
Sistematika Pembahasan
PENDAHULUAN

DASAR TEORI

SISTEM KELISTRIKAN PT. PLTU BSR

HASIL DAN ANALISA

PENUTUP
Pendahuluan
• Latar Belakang
• Permasalahan
• Batasan Masalah
• Tujuan
Latar Belakang
1. PT Indonesia Power PLTU UJP Banten 1 Suralaya Unit 8 perlu
dilakukan studi koordinasi proteksi karena belum pernah diadakan
evaluasi mengenai proteksi yang digunakan.
2. Setting yang digunakan pada rele overecurrent hanya menggunakan
karakteristik definite time dan instantaneous sehingga dengan rele
yang tersedia diperlukan setting yang tepat untuk mengamankan
dari semua kondisi arus gangguan hubung singkat.
3. Kesalahan dalam pemilihan pick up rele differential 87GTU yang
mana saat terjadi arus gangguan hubung singkat eksternal 2 phase
di bus 10BAT atau grid 500kV maka rele differential akan bekerja
memerintahan CB untuk trip.
Perumusan
1. Menentukan setting koordinasi proteksi OCR dan GFR pada level
tegangan 6 kV.
2. Menentukan rekomendasi setting rele differential 87GTU
3. Menghitung besar insiden energi arc flash pada kondisi resetting
sesuai standar IEEE 1584-2002 dan metode modifikasi.
4. Menentukan kategori insiden energi, alat pelindung diri dan jarak
aman berdasarkan standar NFPA 70E 2015 pada kondidi resetting.
Batasan Masalah
1. Setting rele OCR dan GFR hanya dilakukan pada tegangan
menengah 6 kV.
2. Setting rele differential hanya 87GTU.
3. Penentuan nilai insiden energi arc flash hanya pada switchgear
tegangan menengah 6 kV.
4. Simulasi hanya dilakukan dengan software ETAP 12.6
Tujuan
1. Dapat mengetahui setting rele yang tepat agar sistem proteksi
terkoordinasi.
2. Dapat mendapatkan setting rele differential 87GTU.
3. Dapat mengetahui perbedaan nilai insiden energi dengan metode
perhitungan standar IEEE 1584-2002 dan metode modifikasi.
4. Dapat mengetahui kategori insiden energi dari arc flash, alat
pelindung diri dan jarak aman bagi pekerja.
Dasar Teori
• Arc Flash
• Rele Differential
ARC FLASH
• Arc flash ialah pelepasan energi listrik yang mengakibatkan ledakan
eksposif panas dan cahaya yang disebabkan oleh gangguan listrik,
gangguan listrik tersebut adalah:
• Bolted short circuit
kontak antar konduktor berbeda potensial melalui konduktor dengan nilai
impedansi nol.
• Arcing fault
Arus gangguan melalui udara kemudian mengalir pada konduktor lain dan
menciptakan sebuah plasma busur listrik.
Hasil arc flash: Panas 35.000 f(matahari 9.900f) sedangkan 168 f/75c maka
dalam 1 detk kulit manusia akan rusak, flash cahaya mengakibatkan buta,
kerusakan pendengaran karena arc blast 2 feet=145 decibels sedangkan pain
threshold 130 decibels. Pressure 2000 lbs/ft kuadrat.
PENGHITUNGAN ENERGI ARC FLASH BERDASARKAN
IEEE 1584 – 2002
• ARUS ARCHING FAULT UNTUK Keterangan :
TEGANGAN 1 KV – 15 KV • lg = log10
• Ia = arus arcing (kA)
lg Ia = 0,00402 + 0,983 lg 𝐼𝑏𝑓 • K = konstanta untuk konfigurasi terbuka = -0,153 dan
konstanta untuk konfigurasi box = -0,097
Ia = 10lg Ia • lg Ibf = bolted fault current pada gangguan tiga fase
(symmetrical RMS) (kA)
• MENENTUKAN ENERGI NORMALISASI • G = jarak celah antar konduktor (mm)
• En = Incident energy normalized (J/cm2)
lg En = K1 + K2 + 1,081 lg Ia + 0,0011 G • K1 = – 0,792 untuk konfigurasi terbuka (no enclosure)
En = 10 lgEn • K2
– 0,555 untuk konfigurasi box (enclosed equipment)
= 0 untuk sistem ungrounded and high-resistan
• MENENTUKAN INCIDENT ENERGY grounded
– 0,113 untuk sistem grounded
𝑡 610𝑥 • E
E = 4,184 𝐶𝑓 𝐸𝑛 = incident energy (J/cm2)
0,2 𝐷𝑥 • Cf = faktor pengali
1,0 untuk tegangan diatas 1kV, dan
Atau 1,5 untuk tegangan dibawah 1kV
• En = incident energy normalized
E=𝐶𝑓 (1,00929 𝑥 • t = arching time (detik)
0,983 1,081 𝑡 610
𝐼𝑏𝑓 ) 10(𝐾1 +𝐾2+0,0011𝐺) • D
• X
= jarak kerja (mm)
0,2 𝐷 = jarak exponent
DATA PARAMETER-PAREMETER YANG
DIBUTUHKAN UNTUK PERHITUNGAN INSIDEN
ENERGI BERDASARKAN IEEE 1584 - 2002
Tegangan Jenis Tipikal Gap Jarak Tipikal
Sistem Peralatan Konduktor Eksponen Jarak
(kV) (mm) Kerja
(mm)
0,208-1 Open Air 10-40 2,000 -
Switchgear 32 1,473 610
MCC dan 25 1,641 455
Panel
Cable 13 2,000 455
>1-5 Open air 102 2,000 -
Switchgear 13-102 0,973 910
Cable 13 2,000 455
>5-15 Open air 13-153 2,000 -
Switchgear 153 0,973 910
Cable 13 2,000 455
FLASH PROTECTION BOUNDARY
• Arc Flash Boundary : batas jarak
pendekatan dari bagian terbuka/sumber
busur yang dapat mengakibatkan
seseorang dapat terbakar level dua ketika
terjadi busur api.
• Limited approach boundary : Jarak
minimum yang diizinkan bahwa personel
yang tidak berkualifikasi mendekati
komponen berenergi.
• Restricted approach boundary : batas
personel perlu dilatih dalam teknik
perlindungan kejut, memakai APD yang
benar dan memiliki rencana tertulis dan
disetujui untuk pekerjaan apa pun di zona
tersebut.
PENGHITUNGAN JARAK AMAN SAAT TERJADI ARC
FLASH (ARC FLASH BOUNDARY, AFB)
BERDASARKAN NFPA 70E – 2004
• AFB Untuk tegangan 1kV – 15 kV Keterangan:
1 • DB = batas jarak dari titik busur api
  (mm)
 t  610
x x
DB  4.184C f En    • Cf = faktor perhitungan (1.0 untuk
  0.2  EB  tegangan di atas 1 kV, 1.5 untuk
• AFB Untuk tegangan > 15 Kv tegangan di bawah atau sama
dengan 1kV)
• En = energi insiden normal
 t 
DB  2.142 *10 *V * I bf 
6
 • EB = energi insiden dalam J/cm2 pada

 EB  batas jarak (5 J/𝑐𝑚2 )


• t = waktu (detik)
• x = jarak exponen
• Ibf = bolted fault current (kA)
PENGHITUNGAN ENERGI ARC FLASH
BERDASARKAN METODE MODIFIKASI
• Perhitungan insiden energi dengan metode modifikasi merupakan
pengembangan dari perhitungan standar IEEE 1584-2002. Akan tetapi
dalam metode modifikasi dipertimbangkan berkurangnya arus
gangguan tiga fasa dan juga waktu pemutusan masing-masing circuitb
reaker dalam menghilangkan gangguan. Untuk perhitungannya,
digunakan pengelompokan domain waktu berdasarkan konstanta
waktu tipikal mesin berputar untuk fase peralihan hubung singkat
tertentu. Adapun domain waktu tersebut seperti ditunjukkan pada
Tabel 1
Domain Waktu Fase Peralihan Komponen Menyumbang Arus
Hubung Singkat
0-0,035 Subtransient Utility, Generator, Synchronous
Motors & Induction Motor(>1000
HP), Induction Motors(>250HP),
Induction Motors(50-200HP),
Induction Motors(<50HP)
0,035-0,067 Transient Utility, Generator, Synchronous
Motors & Induction Motor(>1000
HP), Induction Motors(>250HP),
Induction Motors(50-200HP)
0,067-0,8 Transient Utility, Generator, Synchronous
Motors & Induction Motor(>1000
HP),
0,80-0,83 Steady State Utility, Generator.
0,83-t seconds Steady State Generator
Sehingga total insiden energi sebagai berikut:

𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐸0,035𝑠𝑒𝑐 + 𝐸0,067𝑠𝑒𝑐 + 𝐸0,8𝑠𝑒𝑐 + 𝐸0,83𝑠𝑒𝑐 + 𝐸𝑡𝑠𝑒𝑐


PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) NFPA
70E 2015
Kategori PPE Minimum Alat Pelindung Diri/ PPE Kategori PPE Minimum Alat Pelindung Diri/ PPE
Insiden Energi Pakaian Peralatan Pelindung Insiden Energi Pakaian Peralatan
Pelindung
1 4 Kemeja lengan panjang Topi, 3 25 Kemeja lengan panjang dan Topi,
dan celana dengan arc Kacamata Celana dengan arc rating Kacamata
rating pengaman atau Jaket setelan flash arc dengan pengaman atau
Hood suit atau kacamata pengenal busur kacamata
pelindung wajah keselamatan (SR), Celana arc suit flash, keselamatan (SR)
dengan arc rating dan Pelindung Hood suit arc flash dengan Pelindung
balaclava, Jaket, jaket, pendengaran nilai arc rating pendengaran
jas hujan dengan arc (sisipan saluran Sarung tangan denga arc (sisipan saluran
rating telinga), raing, telinga)
Sarung tangan kulit, Jaket, jaket, jas hujan, atau Sepatu kulit
Alas kaki kulit. topi
4 40 Kemeja lengan panjang dan Topi,
2 8 Kemeja lengan panjang Kacamata Celana dengan arc rating Kacamata
dan celana dengan arc pengaman atau Jaket setelan flash arc dengan pengaman atau
rating kacamata pengenal busur kacamata
Hood suit atau keselamatan, Celana arc suit flash, keselamatan (SR)
pelindung wajah Pelindung Hood suit arc flash dengan Pelindung
dengan arc rating dan pendengaran nilai arc rating pendengaran
balaclava, jaket, jas Sisipan saluran Sarung tangan denga arc (sisipan saluran
hujan dengan arc rating telinga), raing, telinga)
Sarung tangan kulit, Jaket, jaket, jas hujan, atau Sepatu kulit
Sepatu kulit topi dengan arc rating
Rele Differential
• Rele differensial mengacu pada
hukum kirchoff yaitu jumlah arus
yang masuk = jumlah arus keluar,
sehingga rele differential
membandingkan arus yang masuk
dengan arus yang keluar pada
zonanya. Perlindungan rele
differential ini beroperasi jika
terjadi gangguan di dalam zona
proteksi dan tidak terpengaruh
terhadap gangguan dari luar zona
proteksi transformator. Zona
proteksi dibatasi oleh CT Incoming • I1=I2+I3
dan Outgoing.
Sistem kelistrikan PT. Indonesia Power PLTU
Banten 1 Suralaya Unit 8
• Single Line Diagram
Single Line Diagram
PEMBAHASAN
Exsisting Tipikal 1

• Rele RL-10BBU01 sebagai backup dari rele RL-


10BBA01 dan RL-10BCA01 memiliki perbedaan
waktu 0,1 s,
• Persinggungan antara rele RL-10BFT52 dengan
RL-10BCA01 dan RL-10BBA01
• RL-10BFT01-2 tidak dapat melindungi trafo dari
kondisi demage trafo
• tidak dapat bekerja maksimal melindungi trafo
saat terjadi beban berlebih
Resetting Tipikal 1a
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-10BFT01 500/5 NI 1,76 0,25 17,7 0,1
2 Rl-10BCA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
3. RL-10BBA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
4. RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Tipikal 2

• Rele RL-CHLA1 bertabrakan denga RL-10BCA01


dan RL-10BBA01
• Setting pick up rele RL-CHLA1 untuk melindungi
trafo dari beban berlebih terlalu besar
Resetting Tipikal 2
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-CHLA 150/5 NI 4,03 0,26 71 0,1
2 Rl-10BCA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
3. RL-10BBA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
Exsisting Tipikal 3

• Setting pick up RL-CRUSHER C untuk overcurrent


dan instantaneous terlalu besar,.
Resetting Tipikal 3
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-CRUSHER 150/5 Definite 1,2 22 9 0,2
2 Rl-10BCA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
3. RL-10BBA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
Exsisting Tipikal 4

• rele RL-ESP tidak dapat melindungi trafo dari


kondisi damage trafo. Sedangkan setting pick up
untuk melindungi trafo dari beban berlebih
terlalu besar sehingga rele tidak dapat bekerja
maksimal melindungi trafo
Resetting Tipikal 4
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-ESP 150/5 NI 2,75 0,23 22 0,1
2 RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Tipikal 5

• Setting pick up untuk overcurrent RL-Primary Air


Fan A dan instantaneous terlalu besar
Resetting Tipikal 5

No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set


Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-PAF A 500/5 Definite 1,2 22 9 0,1
2 RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Tipikal 6

• Setting pick up untuk overcurrent RL-Ball Race


Mill dan instantaneous terlalu besar
Resetting Tipikal 6
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-Ball Race 500/5 Definite 1,2 22 9 0,2
Mill B
2 RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Gangguan Ke Tanah

• Rele RL-Crusher C memiliki time delay yang


terlalu lama yaitu 0,5s dan perbedaan
waktu(∆𝑡) dengan rele backup sebesar 0,6 s,
yang mana setting tersebut terlalu besar, selain
setting pick up >50% Isc LG dan setting pickup
yang tidak seragam.
Resetting Gangguan Ke Tanah
No Nama Rele CT Ratio Tipe High Set
Kurva
Pick Up Time
Delay
1. RL-CRUSHER 100/5 Definite 1,5 0,1
2 Rl-10BCA01 200/5 Definite 0,75 0,4
3. RL-10BBA01 200/5 Definite 0,75 0,4
4. RL-10BBU01 200/5 Defnite 0,75 0,7
ARC FLASH STD 1584-2002
• Bus 10BBA01
0,983 1,081 (𝐾 +𝐾 +0,0011𝐺) 𝑡 610 𝑥
• E=𝐶𝑓 (1,00929𝐼𝑏𝑓 ) 10 1 2
0,2 𝐷
0,983 1,081 (−0,555−0,113+0,0011(275) 0,55 610 0,973
• E=𝐶𝑓 (1,00929𝐼𝑏𝑓 ) 10
0,2 910
1,062623
• E=1,473888× 𝐼𝑏𝑓 ×𝑡
E=1,473888× 451,062623 × 0,55
E=46,29 cal/𝑐𝑚2
METODE MODIFIKASI
• BUS 10BBA01
• Domain waktu 0-0,035 second
𝐸0,035𝑠𝑒𝑐 =1,473888
1,0626263
29,01 + 0,657 + 0,657 + 0,657 + 0,656 + 0,291 + 0,413 + 2,4 + 1,9 + 2,33 + 2,33 + 2,59 +
[ ×
0,356 + 0,244 + 0,393 + 0,203
0,035]
𝐸0,035𝑠𝑒𝑐 =1,473888 [(45,087)1,0626263 × 0,035]
𝐸0,035𝑠𝑒𝑐 =2,95 𝑐𝑎𝑙 Τ𝑐𝑚2
• Domain waktu 0,035-0,067 second
𝐸0,067𝑠𝑒𝑐 =1,473888
1,0626263
29 + 0,438 + 0,438 + 0,438 + 0,438 + 0,117 + 0,165 + 1,61 + 1,27 + 1,56 + 1,56 + 1,07 +
[ ×
0,162 + 0,106 + 0,176 + 0,087
0,032]
𝐸0,067𝑠𝑒𝑐 =1,473888[(37,182)1,0626263 × 0,032]
𝐸0,067𝑠𝑒𝑐 =2,19 𝑐𝑎𝑙 Τ𝑐𝑚2
• Domain waktu 0,067-0,55 second
𝐸0,55𝑠𝑒𝑐 =1,473888
1,0626263
29 + 0,438 + 0,438 + 0,438 + 0,438 + 1,61 + 1,27 + 1,56 + 1,56 +
[ ×
0,307 + 0,162 + 0,106 + 0,176 + 0,087
0,483]
𝐸0,55𝑠𝑒𝑐 =1,473888[(37,59)1,0626263 × 0,483]
𝐸0,55𝑠𝑒𝑐 =33,58 𝑐𝑎𝑙 Τ𝑐𝑚2
• Total Insiden Energi
𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝐸0,035𝑠𝑒𝑐 +𝐸0,035𝑠𝑒𝑐 +𝐸0,55𝑠𝑒𝑐
𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =2,95+2,19+33,58
𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =38,73 cal/𝑐𝑚2
PERBANDINGAN INSIDEN ENERGI STD IEEE 1584-
2002 VS METODE MODIFIKASI (RESETTING )
ID Bus Incident Energy Level Incident Energy Level
Energy Energy
(𝒄𝒂𝒍/𝒄𝒎𝟐 ) (𝒄𝒂𝒍/𝒄𝒎𝟐 )
Standar Modifikasi

10BBA01 46,29 4 38,73 3


10BBB01 43,65 4 36,32 3
10BCA01 24,10 2 20,54 2
10BCB01 22,88 2 19,23 2
•REKOMENDASI SETTING RELE DIFFERENTIAL
Kondisi Normal
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
21217,6 802,8 981,5 981,5
• = − + +
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 4,244 − 3,345 + 0,164 + 0,164


• = 4,244 − 3,672
• = 0,571 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2
3,345 + 0,164 + 4,244 + 0,164
• =
2
• = 3,958 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,571
• = × 100 %
3,958

• = 14,437 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBA01
3 Phasa
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 +𝐼2 − 𝐼4 )
3880 207 9140 88
• = − − + −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1 206 A

I1
• = 0,776 − −0,863 + 1,523 + −0,015
• = 0,776 − 0,646
• = 0,130 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2 9140 A
3860 A
0,863 + 1,523 + 0,776 + 0,015 I2

136 A
= I3
2 I4
24000/5
• = 1,588 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,130
• = × 100 %
1,588

• = 8,175 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBB01
3 Phasa
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 + 𝐼4 )
3880 207 87 9140
• = − − − +
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 0,776 − −0,863 − 0,015 + 1,523


• = 0,776 − 0,646
• = 0,130 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2
0,863 + 0,015 + 0,776 + 1,523 121 A
• = I2
2 9140 A

• = 1,588 A I4
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,130
• = × 100 %
1,588
• = 8,165 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BAT01 500 kV
3 Phasa
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 )
56820 2380 1270 1290
• = − − −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1 2400 A

I1
• = 11,364 − 9,917 − 0,212 − 0,215
• = 11,364 − 7,490
• = 1,874 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 2 56360 A
1760 A
I2
I3
9,917 + 0,212 + 11,364 + 0,215
• = 2
• =9,490 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = 𝐼 × 100%
𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
1,874
• = × 100 %
9,490
• = 17,266 %
Kondisi Gangguan Internal di Bus 10BAA 3 Phasa

• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )


• = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 )
5010 A
93830 5010 2100 2130
• = − − − − I1
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 18,766 − − 20,875 − 0,350 − 0,355


• = 18,766 − −21,580
• = 40,346 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 3300 A
2 I2 2960 A
20,875 + 0,350 + 18,766 + 0,355
• = I4
2

• = 20,175 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
40,346
• = × 100 %
20,175

• = 200 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBA 2 Phasa
• Phasa A
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 +𝐼2 − 𝐼4 )
177 A
1980 177 4560 52
• = − − + − I1
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 0,396 − −0,738 + 0,760 + −0,009


• = 0,396 − 0,014
• = 0,382 A
9140 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 I2 I4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 119 A
2
0,738 + 0,760 + 0,396 + 0,009
• =
2
• = 0,951 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,382
• = × 100 %
0,951

• = 40,182 %
• Phasa B • Phasa C
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 ) • 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 +𝐼2 − 𝐼4 ) • = 𝐼3 − (−𝐼1 +𝐼2 − 𝐼4 )
1910 10 4600 54 3880 180 9140 104
• = − − + − • = − − + −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1 25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 0,382 − −0,042 + 0,767 + −0,009 • = 0,776 − −0,750 + 1,523 + −0,017


• = 0,382 − 0,716 • = 0,382 − 0,756
• = 0,334 A • = 0,02 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = • 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2 2
0,042 + 0,767 + 0,382 + 0,009 0,75 + 1,523 + 0,776 + 0,017
• = • =
2 2
• = 0,6 A • = 1,533 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100% • Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,334 0,334
• = × 100 % • = × 100 %
0,6 0,6
• = 55,69 % • = 1,304 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBB01
2 Phasa
• Phase A
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 + 𝐼4 )
1970 177 48 4540
• = − − − +
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 0,394 − −0,738 − 0,008 + 0,757


• = 0,394 − 0,011
• = 0,383 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 133 A
2 I2 9140 A
0,754 + 0,008 + 0,386 + 0,773
• = I4
2
• = 0,948 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,383
• = × 100 %
0,948
• = 40,380 %
• Phase B • Phase C
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 ) • 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 + 𝐼4 ) • = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 + 𝐼4 )
1930 13 50 4640 3880 181 98 9140
• = − − − + • = − − − +
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1 25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 0,386 − −0,054 − 0,008 + 0,773 • = 0,776 − −0,754 − 0,016 + 1,523


• = 0,386 − 0,711 • = 0,776 − 0,753
• = 0,325 A • = 0,023 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = • 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2 2
0,054 + 0,008 + 0,386 + 0,773 0,754 + 0,016 + 0,776 + 1,523
• = • =
2 2
• = 0,611 A • = 1,535 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100% • Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
0,325 0,023
• = × 100 % • = × 100 %
0,611 1,535
• = 53,171 % • = 1,509 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BAT01 500 kV
2 Phasa
• Phase A
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 )
27730 32 746 800
• = − − −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 5,546 − 0,133 − 0,124 − 0,133


• = 5,546 − −0,124
• = 5,670 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 987 A
2 I2 984 A
0,133 + 0,124 + 5,546 + 0,133
• = I4
2
• = 2,969 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
5,670
• = × 100 %
2,969
• = 191,017 %
• Phase B • Phase C
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 ) • 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 ) • = 𝐼3 − (𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 )
56770 2050 1440 1530 29040 2080 729 785
• = − − − • = − − −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1 25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 11,354 − 8,542 − 0,240 − 0,255 • = 5,808 − 8,667 − 0,122 − 0,131


• = 11,354 − 8,047 • = 5,808 − 8,414
• = 3,307 A • = 2,606 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = • 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2 2
8,542 + 0,240 + 11,354 + 0,255 8,667 + 0,122 + 5,808 + 0,131
• = • =
2 2
• = 10,195 A • = 7,364 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100% • Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
3,307 2,606
• = × 100 % • = × 100 %
10,195 7,364
• = 32,440 % • = 35,395 %
Kondisi Gangguan Internal di Bus 10BAA 2
Phasa
• Phasa A
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 )
1260 2460 290 394
• = − − − −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 0,252 − − 10,250 − 0,048 − 0,066


• = 0,252 − −10,364
• = 10,616 A
2780 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 I2
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = 2490 A
2
I4
10,250 + 0,048 + 0,252 + 0,066
• =
2
• =5,308 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
10,616
• = × 100 %
5,308

• = 200 %
• Phasa B • Phasa C
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 ) • 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 = 𝐼3 − (𝐼1 +𝐼2 + 𝐼4 )
• = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 ) • = 𝐼3 − (−𝐼1 −𝐼2 − 𝐼4 )
80860 2550 2090 2210 82110 5010 2070 2200
• = − − − − • = − − − −
25000/5 1200/5 6000/1 6000/1 25000/5 1200/5 6000/1 6000/1

• = 16,172 − − 10,625 − 0,348 − 0,368 • = 16,422 − − 20,875 − 0,345 − 0,367


• = 16,172 − −11,342 • = 16,422 − −21,587
• = 27,514 A • = 38 A
𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = • 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 =
2 2
10,625 + 0,348 + 16,172 + 0,368 20,875 + 0,345 + 16,422 + 0,367
• = • =
2 2
• =13,757 A • =19 A
𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓
• Slope = × 100% • Slope = × 100%
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛
27,514 38
• = × 100 % • = × 100 %
13,757 19
• = 200 % • = 200 %
• Rele diferensial tidak boleh bekerja saat kondisi normal dan gangguan eksternal.
Diketahui bahwa saat gangguan eksternal 2 phase pada bus10BAT01 atau bus grid
PLN 500 kV memiliki:
• 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 adalah 3,182 A
• 𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 adalah 10,258 A yang mana terletak ada slope1 karena 𝐵𝑝1 <
𝐼𝑅𝑒𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 < 𝐵𝑝2
• Nilai slope adalah 31,023%
• Oleh karena itu, rekomendasi setting yang disarankan akan berdasarkan analisa
gangguan eksternal 2 phase pada bua 10BAT01 atau bus grid PLN 500 kV, berikut
merupakan rekomendasi setting :
• Setting pickup = 0,75Ie atau 2,51 A
• Setting slope 1 = 0,15
• Setting slope 2 = 0,6
I_Pkp_PcntDiff = 0,55Ie
I_InstDiff = 4Ie
Slope1_PcntDiff = 0,15
Slope2_PcntDiff = 0,6
Breakpoint 1 = Ie(fix)
Breakpoint 2 = 4Ie(fix)

• Terjadi kesalahan setting pada pemilihan pick


up, yang mana rele akan bekerja saat terjadi
gangguan eksternal 2 phase pada bus 10BAT01
atau bus grid PLN 500 kV
Setting pickup = 1,3pu
Low breakpoint = 1pu
High breakpoint = 5pu
Setting slope 1 = 15%
Setting slope 2 = 50%
Penutup
• Kesimpulan
• Saran
Kesimpulan
• Pada rele overcurrent tipikal 1 terdapat kekeliruan yaitu rele 10BCA01, 10BBA01dengan rele 10BBU01 dapat
bekerja bersamaan karena gradding time sebesar 0,1s, terjadi kurva yang bertabrakan antara rele 10BFT01
dengan rele 10BCA01, 10BBA01.
• Pada rele overcurrent tipikal 1,2,3,4,5,6 terdapat kekeliruan yaitu setting pick up yang terlalu besar mencapai
1,5In hingga 3In sehingga rele tidak dapat mengamankan peralatan saat terjadi overload.
• Pada rele ground fault terdapat kesalahan pada I pickup yang mana melebihi dari 50% Isc dan gradding time 0,8s,
sehingga dilakukanresetting dengan I pickup 30A dan gradding time 0,3s.
• Perhitungan insiden energi arc flash dengan menggunakan metode modifikasi menghasilkan nilai insiden energi
yang mengalami penurunan dibandingkan dengan standar IEEE 1584-2002, sebagai contoh bus 10BBA01dengan
menggunakan standar IEEE 1584-2002 adalah 46,29 cal/𝑐𝑚2 sedangkan dengan metode modifikasi adalah 38,73
cal/𝑐𝑚2 dan kategori energi mengalami penurunan dari 4 menjadi 3. Perubahan ini nterjadi karena pada metode
modifikasi mempertimbangkan awal mula arus kontribusi berdasarkan domain waktu hubung singkat dengan
batas yaitu putusnya masing-masing circuit breaker.
• Setting rele differensial didasarkan pada nilai 𝐼𝑑𝑖𝑓𝑓 dan slope saat kondisi normal dan gangguan eksternal karena
rele diferensial tidak boleh bekerja saat kondisi normal dan gangguan eksternal. Kedua parameter tersebut
(𝐼𝑑𝑖𝑓𝑓 dan slope) diatur dengan logika AND sehingga rele hanya akan bekerja jika kedua parameter tersebut
tercapai.
• Rekomendasi setting rele differensial adalah I pick up =1,3pu , slope1=15%, low breakpoint=1pu, slope2=50% dan
high breakpoint=5pu. Setting I pick up didasarkan pada nilai 𝐼𝑑𝑖𝑓𝑓 terbesar pada daerah < 𝐵𝑝2 yaitu saat
gangguan eksternal 2 phase pada bus 10BAT01 atau bus grid PLN 500 kV.
Saran

• Pada setting rele yang terdapat pada tugas akhir ini, dapat dijadikan
pertimbangan dan referensi untuk melakukan resetting yang
sebenarnya.
• Pekerja diharapkan dapat menggunakan APD sesuai dengan kategori
level insiden energi pada daerah kerja tersebut.
• Pemilihan spesifikasi rele didasarkan pada 𝐼𝐷𝑖𝑓𝑓 dan slope sat terjadi
gangguan eksternal 2 phasa dan 3 phasa.
Daftar Pustaka
[1]. IEEE Std 242-2001™., “IEEE Recommended Practice for
Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power
Systems”, The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc.,
New York, Ch. 15, 2001
[2]. Lazar, Irwin., “Electrical Systems Analysis and Design For
Industrial Plants”, McGraw-Hill Book Company,1980.
[3]. IEEE Std. 1584-2002.,”IEEE Guide for Performing Arc Flash
Hazard Calculation”, Institute of Electrical and Electronics
Engineers, Inc 2002.
[4]. Wu, Alex Y., “Modified Medium Voltage Arc Flash Incident Energy
Calculation Method”, IEEE Transaction on Industry Application,
USA, 2010.
[5]. National Fire Protection Association., ” NFPA 70E Standar For
Electrical Safety in the Workplace 2015 Edition”, Massachusetts,
2014.
[6]. IEEE Std 551™-2006., “IEEE Recommended Practice for
Calculating Short-Circuit Currents in Industrial and Commercial
Power Systems”, The Institute of Electrical and Electronics
Engineers, Inc., New York, 2006.
[7]. Riyadi, Rahmat., “Analisa Sistem Proteksi dengan Metode
Perhitungan Arc-Flash yang Dimodifikasi untuk diaplikasikan
pada Sistem Tegangan Menengah di PT. Pupuk Kaltim Unit
1(PKT 1)”, Jurnal Teknik ITS Vol 1, September, 2012.
[8]. Préve, Christope., “Protection for Electrical Network”, ISTE
Ltd., London, Ch. 7, 9, 2006.
[9]. Guodian Nanjing Automation Co.LTD., “NEP 980 Series
Protection And Control Equipment” Guodian Nanjing
Automation Co.LTD, 2008.
[10]. Shanghai Electric., “Generator Technical Data Sheet”,
Shanghai Electric Power Generation Equipment Co.LTD.
[11]. Gelpag., “VEP Medium Voltage Embedded Pole Vacuum
Circuit Breaker”, 2007.
[12]. Gelpag ., “VEC Vacuum Contactor Instruction Manual, 2007.
[13]. Nari, nanjing., “RCS-985B Generator Protection Instruction
Manual”, Nanjing Nari Relays Electric CO., LTD, 2008.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai