Anda di halaman 1dari 226

Part 3

Instructor :
Ir.H.Prabowo Soetadji,S.T.,M.M.,IPU,ASEAN Eng.
1
108

Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan


pekerjaan Pemeliharaan listrik.

2
3
LIFE SAVING RULE Badak LNG 2018 : No.3. LOTO

4
LOCK OUT STATION, PT.Aqua-Langkat, 2018

5
Pada gambar sebelah kiri , Affected Employee (Operation) melakukan
penggembokan dilapangan, dan Anak kuncinya dimasukkan kedalam box
tesersebut. Kemudian jika Authorized Employees (para Maintenance)
melakukan pekerjaan maka Gembok mereka dipasang pada lubang-lubang
kiri dan kanan tersebut. Sehingga Affected Employee tidak bisa mengambil
akan kuncinya.
Pada gambar sebelah kanan, Authorized Employees (para Maintenance)
menggembok pada tempat gembok.

Catatan : Gembok Affected Employee dilapangan bisa saja banyak sekali


misalnya 40 gembok dalam satu perkerjaan yang rumit, tetapi anak
6
kuncinya satu saja yaitu masternya.
1
?
?
2
3 LOTO ?

4
5
6
7
7
Dipasang di Bandara Badak LNG-Bontang :

8
109

Pasang ELCB

9
110

Standar SNI untukPasang ELCB

10
ELCB pada sambungan kabel

11
111

ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)

12
(a) Gambaran fisik RCD
112

Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA)


untuk maksud proteksi Shock

13
Pemutaran Video :
Tutorial pemasangn ELCB
(7 menit)

14
113

Diagram Skematik ELCB

15
Diagram skematik RCD
114

Instalasi Pemasangan ELCB untuk KWH meter Pasca bayar

16
115

Instalasi Pemasangan ELCB untuk KWH meter Pra bayar

17
116

 Pekerja listrik tidak


dianjurkan bekerja sendirian,
harus selalu bekerja 2 orang
(Electrician + Helper).

Dengan maksud agar bisa saling


menyelamatkan apabila terjadi
kecelakaan tersengat listrik
(shock).
18
PUIL 2000 halaman 446 & 447 (Tanpa batasan tegangan)

19
Contoh Tanda Pengenal (Badge) Total Indonesie untuk Ijin kerja
listrik berdasarkan Kemampuan (Electrical Ability Permit).
L2V=Work Responsible On the Proximity of Live Parts
H2=Work Resposible On Death Parts
LR=Interventions Responsible LV Range Only

RasGas-Qatar menggunakan CMIIE dengan level mulai dari REP


(Responsible Electrical Person), SAEP (Senior Authorized Electrical
Person), AEP (Authorized Electrical Person). Kompetensinya salah
satunya doukur melalui CMAS (Comptency Management Assurance 20

System).
>600 Volt : OSHA 1910.269 , at least two employeesmust be ….
<600 Volt : Di-interpretasikan dilapangan sebagai “strongly
recommended”, karena >50 volt berbahaya (OSHA & NFPA 70E)

21
OSHA 1910.303(g)(2)(i) :
>50 Volt AC atau DC - berbahaya

22
OSHA 1910.269 : NFPA 70 E 130.2(A)(3) :
>50 Volt berbahaya >50 V AC atau DC berbahaya

23
PLN – PLTD Gunung Malang Balikpapan - October 2016 :
“Dilarang SEORANG DIRI masuk / bekerja didalam ruangan
bertegangan” 24
117

 Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator


 Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik

25
1kV Rescue hook 60kV Rescue hook
Pemutaran Video :
Banana Shock
(1 menit)

28
3 kalimat penting yang terkait
dengan bahaya Shock :
1. Orang kesetrum biasanya mati, kalau
tidak mati dia saat itu sedang beruntung.

2. Kalau mendengar ada orang kesetrum


apalagi mati, maka kita langsung
mengatakan “pasti tidak pakai ELCB”,

3. Kalau ada rumah, gedung Low Voltage


Indoor yang tidak pakai ELCB, ....just
waiting for (tinggal tunggu)....

29
8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out)
sewaktu melakukan pekerjaan listrik.

30
Case Study

31
Case Study (cont’d)

32
33
34
35
36
37
38
Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

39
118

Arc (electric)
= Percikan api
 Kebakaran (Fire)
= Terlepasnya energi panas dan cahaya
yang disebabkan oleh kerusakan listrik
dan setelah itu peluahan listrik melalui
insulator listrik, seperti udara.
(The heat and light energy release that is caused by the electrical
breakdown of and subsequent electrical discharge through an
electrical insulator, such as air).

40
119

Jenis-jenis Arc :

 Arc Flash = Arc yang timbul karena


Short Circuit [terhubungnya kawat fasa
AC atau kawat positif + DC dengan
kawat lain atau bagian konduktor lain
sebelum pemakaian (load)].

 Arc yang menyebabkan KEBAKARAN


(Fire)
41
120

1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short


Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat
positif + DC dengan kawat lain atau bagian
konduktor lain sebelum pemakaian (load)].

42
121

Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. 43


(Courtesy Brosz and Associates.)
Figure :Electric arc damage caused by a medium voltage arc.
(Courtesy Brosz and Associates.)
44
Figure : Thermal burns caused by
high-voltage electric arc.

45
122

CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc yang timbul karena


Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC
dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian
(load)].

1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu


listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa.

2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan


harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)

3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang


tidak aman (Unsafe Act)

4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar

46
123

Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc


Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit

47
48
49
50
51
52
53
54
Case Study

55
Case Study (cont’d)

56
57
58
124

2. Arc yang menyebabkan


KEBAKARAN (Fire)

59
Arc yang besar sehingga menyebabkan kebakaran – Lanjutan 1

60
125

Segitiga api (Fire Triangle)

FIRE

61
126

“HEAT” BISA TIMBUL KARENA:


1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk
indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak
yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-
lain)

CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang


menyebabkan Kebakaran:
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat
proteksi (CB atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection”

62
Pemutaran Video :

Kebakaran di Gedung
Sekretariat Negara
(2 menit)

63
Pemutaran Video :

Kebakaran di daerah
perumahan kumuh
(3 menit)

64
127

Gunakan kualitas kabel yang baik

65
128

Gunakan jenis kabel yang benar (1)

66
129

Gunakan jenis kabel yang benar (2)

67
130

Gunakan jenis kabel yang benar (3)

68
131

Gunakan jenis kabel yang benar (4)

69
PUIL 2011 Amd.1 (154 halaman) th 2013 hal.149-152

70
132

Gunakan jenis kabel yang benar (5)

71
133

Gunakan jenis kabel yang benar (6)

72
134

Gunakan jenis kabel yang benar (7)

73
135

Gunakan jenis kabel yang benar (8)

74
136

Gunakan jenis kabel yang benar (9)

75
137

Gunakan jenis kabel yang benar (10)

76
77
78
138

Tunjukkan dan jelaskan


Kabel NYA, NYM, NYY
sebagai penegasan
penjelasan Slide
No.MI9.5.52, No.MI.5.53,
No.MI9.5.54
79
139

Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA


(Ampacity)nya (1)

80
140

Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA


(Ampacity)nya (2)

81
82
83
KHA (Ampacity)
PUIL 2011, Amandemen 1 tahun 2013 halaman 119 dari 154

84
KHA (Ampacity)
PUIL 2011, Amandemen 1 tahun 2013 halaman 121 dari 154

85
86
PUIL 2000 halaman 188 :

87
PUIL 2000 halaman 188 :

88
PUIL 2000 halaman 190 :

89
PUIL 2000 halaman 191 :

90
PUIL 2000 halaman 183 :

91
PUIL 2000 halaman 185 :

92
PUIL 2000 halaman 186 & 187 :

93
UKURAN PENGHANTAR
Ukuran penghantar berpenampang lingkaran yang umum
dipakai adalah ukuran luas penampang dalam satuan mm2 ,
dan Circular Mil atau CM , atau dengan kode AWG (American
Wire Gauge)

1 Circular Mil = 0,0005067 mm2


 1 mm2 = 1/0,0005067=1973,55437142 Cir Mil
π
A= d2
4
π = 3,14

• Jika luas penampang penghantar = 0,653 mm2


maka Circular Mil atau CM = 0,653 x 1973,5543712 = 1288,731
2
• Jika luas penampang penghantar = 0,823 mm
maka Circular Mil atau CM = 0,823 x 1973,5543712 = 1624,235

• Jika luas penampang penghantar = 107,20 mm2


maka Circular Mil atau CM = 107,20 x 1973,5543712=211565,028
94
STANDARD AMPACITY OF CONDUCTOR (1)

British Standard US Standard Metric 3 Single Insulated Conductors,Rated 0-2000 Volt


(inline with VDE) in Raceway (Conduit), in free air (NYA, etc)
Number & Cross Sectional Area Ampacity [Amper] Size of CB [Amper]
diameter Circular AWG π PUIL NEC 1987 PUIL
of strands Sq.inch Equivalent Metric Mil No. d2 1977 Table 310-17 1977
[ inch] [ mm2 ] 4 [ mm2 ]

3/0.020, or 0.001 0.65 0.653 1288 19 0.75


1/0.036 0.823 1624 18 14
1/0.044 0.0015 0.97 1.04 2048 17 1.0 10
3/0.029 0.0020 1.29 1.31 2583 16 1.5 15 18 16
3/0.036, or 1.65 3257 15
1/0.064 0.0030 1.94 2.08 4107 14 2.5 20 20 20
7/0.029 0.0045 2.90 2.62 5178 13
1/0.08 0.005 3.23 3.31 6530 12 4.0 25 25 25
7/0.036 0.007 4.52 4.17 8234 11
1/0.103 0.008 5.16 5.26 10380 10 6.0 33 30 35
7/0.044 0.010 6.45 6.63 13090 9
1/0.128 0.013 8.39 8.37 16510 8 10.0 45 40 50
7/0.052 0.0145 9.35 10.55 20820 7
1/0.160 0.020 12.90 13.30 26250 6 16.0 61 55 63
7/0.064 0.0225 14.52 16.77 33100 5
19/0.044, or 0.03 19.35 21.15 41740 4 25.0 83 70 80
1/0.192 0.04 25.81 26.67 52630 3 85
19/0.052
33.63 66370 2 35.0 103 95 100
19/0.064 0.06 38.71 42.41 83690 1 110
53.48 105500 0 50.0 132 125 125
19/0.083 0.10 64.52 67.43 133100 00 145
37/0.072 0.15 96.77 85.03 167800 000 95.0 197 165 200
107.20 211600 0000 195
120.0
150.0
185.0

95
STANDARD AMPACITY OF CONDUCTOR (2)

British Standard US Standard Metric Single Insulated Conductors,Rated 0-2000 Volt in


(inline with VDE) Raceway (Conduit), in free air (NYA, etc)
Number & Cross Sectional Area Ampacity [Amper] Size of CB [Amper]
diameter Circular AWG π PUIL NEC 1987 PUIL
of strands Sq.inch Equivalent Metric Mil No. d2 1977 Table 310-17 1977
[ inch] [ mm2 ] 4 [ mm2 ]

3/0.020, or 0.001 0.65 0.653 1288 19 0.75


1/0.036 0.823 1624 18 18
1/0.044 0.0015 0.97 1.04 2048 17 1.0 19 20
3/0.029 0.0020 1.29 1.31 2583 16 1.5 24 23 25
3/0.036, or 1.65 3257 15
1/0.064 0.0030 1.94 2.08 4107 14 2.5 32 25 35
7/0.029 0.0045 2.90 2.62 5178 13
1/0.08 0.005 3.23 3.31 6530 12 4.0 42 30 50
7/0.036 0.007 4.52 4.17 8234 11
1/0.103 0.008 5.16 5.26 10380 10 6.0 54 40 63
7/0.044 0.010 6.45 6.63 13090 9
1/0.128 0.013 8.39 8.37 16510 8 10.0 73 60 80
7/0.052 0.0145 9.35 10.55 20820 7
1/0.160 0.020 12.90 13.30 26250 6 16.0 98 80 100
7/0.064 0.0225 14.52 16.77 33100 5
19/0.044, or 0.03 19.35 21.15 41740 4 25.0 129 105 125
1/0.192 0.04 25.81 26.67 52630 3
19/0.052
33.63 66370 2 35.0 158 140 160
19/0.064 0.06 38.71 42.41 83690 1 165
53.48 105500 0 50.0 197 195 200
19/0.083 0.10 64.52 67.43 133100 00 225
37/0.072 0.15 96.77 85.03 167800 000 95.0 290 260 300
107.20 211600 0000 300
120.0 345 355
150.0 390 425
185.0 525 500

96
STANDARD AMPACITY OF CONDUCTOR (3)

British Standard US Standard Metric Multi Conductor cables, rated 0 – 2000 Volt
(inline with VDE) (NYM, NYA, etc)
Number & Cross Sectional Area Ampacity [Amper] Size of CB [Amper]
diameter Circular AWG π PUIL NEC 1987 PUIL
of strands Sq.inch Equivalent Metric Mil No. d2 1977 Table 310-17 1977
[ inch] [ mm2 ] 4 [ mm2 ]

3/0.020, or 0.001 0.65 0.653 1288 19 0.75


1/0.036 0.823 1624 18 11
1/0.044 0.0015 0.97 1.04 2048 17 1.0
3/0.029 0.0020 1.29 1.31 2583 16 1.5 19 16 20
3/0.036, or 1.65 3257 15
1/0.064 0.0030 1.94 2.08 4107 14 2.5 25 21 25
7/0.029 0.0045 2.90 2.62 5178 13
1/0.08 0.005 3.23 3.31 6530 12 4.0 34 21 35
7/0.036 0.007 4.52 4.17 8234 11
1/0.103 0.008 5.16 5.26 10380 10 6.0 44 28 50
7/0.044 0.010 6.45 6.63 13090 9
1/0.128 0.013 8.39 8.37 16510 8 10.0 61 39 63
7/0.052 0.0145 9.35 10.55 20820 7
1/0.160 0.020 12.90 13.30 26250 6 16.0 82 52 80
7/0.064 0.0225 14.52 16.77 33100 5
19/0.044, or 0.03 19.35 21.15 41740 4 25.0 108 69 100
1/0.192 0.04 25.81 26.67 52630 3 81
19/0.052
33.63 66370 2 35.0 134 92 125
19/0.064 0.06 38.71 42.41 83690 1 107
53.48 105500 0 50.0 167 124 160
19/0.083 0.10 64.52 67.43 133100 00 143
37/0.072 0.15 96.77 85.03 167800 000 95.0 249 165 250
107.20 211600 0000 190
120.0 291 300
150.0 334 355
185.0 380 355

97
Kawat berukuran kecil berisolasi email:

98
141

Electrical Formulas for calculating Amper, HP,KW,KVA

99
142

Hindari terjadinya “Loss Connection”


Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar,
misalnya sama dengan 20 Ω.
Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A.
Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan :
I2R = 112 x 20 = 2420 W
Panas ini bisa menimbulkan kebakaran.

Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel


adalah MicroOhm meter.

100
101
Lebih rinci sebagai berikut :
For example :
#12AWG 7 strand copper wiring used in many homes has a resistance
of 2.05 ohms (Ω)/1000 ft.
If we have an outlet 50 feet from the breaker panel.
R= (2x50 ft) x (2.05 Ω/1000 ft.) = 0.205 Ω

Condition 1 - No loss connection


(zero resistance at the contact) :
When a load is plugged in and a 20 ampere load.
Power dissipated through the wiring P=I2R=202x0.205=82 Watts.

Condition 2 - Loss connection :


Now, if we introduce an HRC (High Resistance Contact) at the outlet of
2 Ω. Circuit resistance R =2 + 0.205 Ω = 2.205 Ω
With a 20A load, P =I2R=202x2.205=882 Watts (roughly the power
used by a small heater or coffeepot).

While we still have 82 watts being dissipated over the length of the
wiring, 800 watts is being dissipated at the point of the HRC. 102
Fire Causes - The High Resistance Connection
Fires of unknown electrical origin that are attributed to “bad
wiring” or a defect in an appliance or piece of equipment may
actually have been caused by a high resistance electrical
connection in the device or its associated wiring.

What is a high resistance connection?


A high resistance connection (or HRC, for short) is just that, a
connection between two or more contact surfaces that resists
the flow of electricity.

The contact surfaces could be the prongs on a plug and the metal
contacts inside a convenience outlet, or a clamping screw and a
conductor, or two conductors inside a wire nut to name a few.

103
Why is an HRC potentially dangerous?
Anything that impedes the flow of electricity generates heat.

From Ohm’s Law where the voltage across a device is equal to


the current flowing through the device multiplied by its
electrical resistance, V=IR, and the fact that power is equal to
the square of the current flowing through the device multiplied
by the device’s resistance (or the voltage multiplied by the
current), P=I2 R=VI we can determine how much power is
being dissipated in an HRC.

For example, the #12AWG 7 strand copper wiring used in many


homes has a resistance of 2.05 ohms (Ω)/1000 ft.

If we have an outlet 50 feet from the breaker panel the


resistance of the wiring connecting the outlet to panel will be
.205 Ω (100ft x 2.05 Ω/1000 ft.)

104
If we assume zero resistance at the contacts in the outlet when
a load is plugged in and a 20 ampere load, we find that the
power dissipated through the wiring is 82 watts, roughly the
amount of power consumed by a reading lamp.

Since this 82 watts is being dissipated over the length of the


wire the actual temperature increase of wire itself is minimal.

Now, if we introduce an HRC at the outlet of 2 Ω our circuit


resistance now becomes 2.205 Ω.

With a 20A load the power being dissipated will now be 882
watts, or roughly the power used by a small heater or coffeepot.

While we still have 82 watts being dissipated over the length of


the wiring, 800 watts is being dissipated at the point of the
HRC.

105
The HRC may be confined to a very small volume, less than .1
cubic inch if it exists between a clamping screw and a wire on
the outlet.

Because you have a gre this volume can get extremely hot.

The temperature can get high enough to the melt the insulation
off of the wires, melt the plastic of the outlet or plug, and
potentially ignite an adjacent wooden stud.

Due to the power density, the HRC may incandesce or glow


visibly.

106
What causes an HRC?
An HRC can be caused by numerous problems.

A loose clamp screw, weak spring contact, oxide or other


contamination on the contact surfaces can cause HRCs.

Oxide contamination is an especially prevalent problem with


aluminum wiring, which is why there were so many problems
with aluminum wiring installations 20 or so years ago.

Aluminum oxide is very good insulator.

Think about it, aluminum oxide is the material used on many


types of sandpapers and is the base crystal matrix for several
types of precious stones.

This material can very hard, and forms almost immediately on


an open surface of aluminum.

107
Installation of aluminum wiring conductors typically requires
the use of an anti-oxidant material and a tight mechanical
connection to break apart the oxide layer on the conductor’s
surface.

Weak spring contacts, especially those on low cost outlets


designed for solid conductors can cause HRCs.

Loose or improperly installed clamp screws can cause HRCs.

One recent case involved an incorrectly installed retaining screw


on a cable lug for a circuit breaker.

The retaining screw prevented the conductor from being tightly


fastened in the lug.

This HRC caused heating of the bus bar to which it was attached
and subsequent tripping of the breaker.

108
The heating of the bus bar tripped the breaker because the
breaker “thought” it was in an overload condition, even though
it was not.

The breaker had functioned as it was designed; unfortunately,


the breaker trip resulted in a loss of livestock.

Loose connections can result in arcing which can also be a


potential ignition source.

Can an HRC cause a fire in an outlet even


though nothing is plugged into it?
Absolutely!

If, for example you have several outlets daisy chained together
as in the following illustration with a load connected to the last
outlet, an HRC may exist on one of the outlets in the middle of
the chain.

109
While all the other outlets may be at room temperature, the
middle outlet may become very hot due to the HRC.

A plug inserted into the top outlet can exhibit thermal damage
such as melted plastic even though the device attached to the
plug may not even be energized.

This damage is due to the conduction of heat from the HRC


through the metal components of the outlet.

The moral.

Don’t be quick to blame a fire on a defective power cord or AC


adapter block that exhibits thermal damage.

The root cause may be something more insidious, like a high


resistance connection!

110
111
112
113
114
Infrared Thermography

115
Mengapa menggunakan thermography?

Safe( aman ) -non-contact, and non-destructive

Fast-Quick, Pengumpulan data cepat dan mudah

Real time analysis-transient data sesaat dapat diambil dan


dianalisis secara cepat.

Cost effective-Biaya tidak mahal.

116
117
Infrared Thermography:
 Electrical Inspections :

Unbalanced loads,

Eddy current heating,

Improperly sized fittings,

Broken strands...

 Electrical equipment :

Bad connections, breakers, fuses

Overloaded conditions

Motor Control Center components

Distribution lines
118

Cable trays/conduits
Infrared Thermography for Electrical
119
 Mechanical inspections :

Bearings

Steam traps

Gears

Belts

Couplings

Motor insulation breakdown

120
121
Infrared Thermography for Mechanical
122
123
124
Main tank & Radiator of Transformer

125
OLTC of Transformer

126
Bushing of Transformer

127
Conservator of Transformer

128
NGR of Transformer

129
Load ballance Cos Phi = 0.98

130
131
PemutaranVideo :
Simulasi isolasi
kabel terbakar
(2 menit)

132
133
Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

134
143

Blast (electric)
= Ledakan :

Efek ekplosif yang disebabkan


oleh ekspansi cepat dari udara
dan material yang superpanas
secara mendadak dari percikan
api
(The explosive effect caused by the rapid expansion of air and
other vaporized materials that are a superheated by the sudden
presence of an electric arc). 135
144

Blast (ledakan) :
 Blast yang berasal dari equipment
yang pemeliharaannya kurang baik ,
misalnya :
-Tranformator meledak
-Battery meledak
-Dan lain-lain

 Blast yang terjadi karena Interrupting


Rating (Breaking Capacity) yang tidak
benar pada CB & Fuse 136
145

Efek “Blast”

Molten Metal
35,000 F

Pressure Waves

Sound Waves

Copper Vapor: Shrapnel


Solid to Vapor
Expands by
67,000 times Hot Air-Rapid Expansion

Intense Light

137
146

1. Blast yang berasal dari


equipment yang pemeliharaannya
kurang baik, misalnya :

Transformator meledak Battery meledak


138
147

Cara mencegah Blast yang berasal


dari equipment yang
pemeliharaannya kurang baik

1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM,


dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur
pemeliharaan (Maintenance Prosedures).

2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap


pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) 139
148

2. Blast yang terjadi karena


Interrupting Rating (Breaking
Capacity) yang tidak benar pada
CB & Fuse

Interior after Blast Exterior after Blast


140
Penjelasan tentang
Maximum Short Circuit
dan Interrupting Rating,
dengan membuat contoh
“Single Line Diagram”

141
Pemutaran Video
“Interrupting Rating”

142
Pemutaran kembali Video
“Rack in Circuit Breaker”

143
Circuit Breaker model lama, tuas fasa-nya menghadap
keatas.

144
Low Voltage Circuit Breaker NAME PLATE

145
MCB 16 A, 10 kA

146
MCB 40 A, 10 kA

147
148
149
150
151
152
153
149

Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari


Gambar satu garis (Single line diagram) (1)

154
150

Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari


Gambar satu garis (Single line diagram) (2)

Contoh :
Interrupting
Rating = 40 KA

155
Gambar satu garis (Single line diagram)

156
151

Dengan menggunakan “Gambar satu garis


(single line diagram)” yang sesungguhnya,
tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating
pada setiap Switchgear

157
152

Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1)

158
153

Contoh Soal :

Suatu bangunan tinggi menggunakan transformator minyak 2500 KVA,


20 KV/400 VOLT dengan impedansi 7%, jika data hubung singkat sisi
sumber PLN 20 KV seperti tabel diatas dan kontribusi beban motor
utilitas bangunan tersebut adalah 50% dari arus nominal transformator,
tentukan rating kapasitas pemutusan kA dari Circuit Breaker induk pada
PUTR (Panel Utama Tegangan Rendah) agar instalasi listrik bangunan
tersebut cukup aman dan terproteksi?

Jawaban :

Semua angka dilihat dari Tabel diatas :


Dengan impedansi 7% trafo & data arus hubung singkat sumber primer
20 kA, diperoleh arus hubung singkat sisi 400 V transformator 49.02 kA.
Kontribusi arus hubung singkat dari motor adalah 4 x 50% arus nominal
trafo = 7.22 kA ( berdasarkan arus starting DOL = 2 ~ 4 kali ). Jadi total
kA= 49.02+7.22 = 56.24 kA
Jika kita menginginkan proteksi lebih 120% dan agar umur Circuit
Breaker induk PUTR lebih panjang maka digunakan Circuit Breaker
dengan rating lebih besar dari (120% x 56,24 kA), diputuskan sebesar 75
kA.
159
160
154

Pemutaran Video :
Interrupting Rating & Blast

161
155

BLAST yang terjadi karena Interrupting


Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi
blast.
Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker :
- Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load) , dan Short circuit
- Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk bertahan tidak pecah jika
terjadi short circuit.

CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT :


1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit
2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker
adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik
terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada
setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP
(Electrical Transient Analizer Program), atau dengan
162
menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.
Contoh hasil perhitungan Short Circuit menggunakan ETAP:

163
164
Bahaya listrik
adalah
SHOCK, ARC &
BLAST plus
Bahaya lainnya

165
156

Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya


yang selain Shock, Arc & Blast :

1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan


pemeliharaan listrik
2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

Cara mencegahnya :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts,
Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu
yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3
Spesialis. 166
JABAL MAGNET
Jabal (Gunung) Magnet menjadi fenomenal dan banyak
dibicarakan jamaah umrah. Kelebihannya, mampu mendorong
kendaraan dengan kecepatan 120 km per jam dengan posisi
persneling netral.

Tarif rental taksi untuk ke tempat ini tergantung dari nego


dengan sopir, biasanya 100 hingga 400 riyal. Lokasinya
memang cukup lumayan dari Kota Medinah, sekitar 40 km
menuju arah Kota Tabuk.
Jabal Magnet berada di luar daerah haram, sehingga bebas
dikunjungi warga non muslim. 167
Ketika mobil berjalan kendaraan menjadi sangat berat
meskipun medan jalan tidak begitu menanjak. Makin lama
bahkan ia terpaksa memindahkan persneling mobil ke posisi
satu, karena kesulitan bergerak hingga kecepatannya hanya 15
hingga 20 km per jam. Padahal, dengan kondisi jalan yang tidak
terlalu menanjak, seharusnya dengan persneling dua, taksi
masih kuat.

Sebaliknya, ketika mobil berbalik arah menuju Medinah,


taksinya melaju dengan kecepatan tinggi, meskipun persneling
dalam posisi netral. Kian lama kecepatan kendaraan makin
tinggi. Bahkan, baru sekitar 3 km, kecepatan taksi ini sudah
menunjukkan angka 120 km per jam.

Memang medan jalan menuju Kota Medinah agak menurun,


namun dengan kondisi demikian tidak wajar akselerasi mobil
begitu cepat. Bahkan, sebetulnya laju kendaraan bisa lebih
tinggi lagi, tapi tidak berani lalu mengeremnya karena tidak
mampu mengendalikannya

168
169
170
171
172
173
174
175
Ada yang menyebut bahwa “FALL (Jatuh)” juga merupakan
bahaya listrik  Masukkan ke kelompok “Bahaya Lain”

176
177
178
179
157

6.
Checklist Identifikasi Potensi
bahaya listrik
(Shock, Arc,Blast dan bahaya
lainnya) pada Instalasi
Pembangkitan, Perlengkapan
Pembangkitan, Peralatan
Pembangkitan
180
158

CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK


Uraian Temuan Rekomendasi
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara
sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-
benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.

2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang


bertegangan.
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang
bertegangan
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian
bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh
manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan
Interlocking (bila perlu).
5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik

6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang


kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame
dari motor, dan lain-lain)
7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain
dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa),
alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker),
alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI
(Ground Fault Current Interrupter).

8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu


melakukan pekerjaan listrik.
181
9.Gunakan PPE yang benar
159

CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH


Uraian Temuan Rekomendasi
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan,
harus selalu listriknya dimatikan dulu (off &
LOTO), kecuali terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit,
dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau
Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition)
dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik
dan benar

CHECK LIST Cara mencegah


bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE)
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short
circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi)
yang baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya.
182
5. Hindari terjadinya “Loss connection”
160

Cara mencegah bahaya BLAST karena


Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM,
dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur
pemeliharaan (Maintenance Prosedures).
2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap
pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM)

Cara mencegah BLAST yang terjadi karena


Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit

2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit


Breaker adalah lebih besar daripada Maximum
Short Circuit pada titik terjadinya short circuit
tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik
Bus dihitung menggunakan software misalnya
ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau
dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari
PLN. 183
161

Cara mencegah bahaya listrik lainnya

Uraian Temuan Rekomendasi


a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik

c. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik

d. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan


pekerjaan pemeliharaan listrik

e. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang


melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

f. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang


melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

g. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik


ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik

h. Dan lain-lain :
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
184
Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan
Cara mencegah bahaya listrik
Cara mencegah bahaya SHOCK Ada potensi Bahaya SHOCK,
jika :
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja 1. Ada seseorang yang membiasakan diri mencoba secara
maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda
yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya.

2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 2. Ada bagian-bagian terbuka yang bertegangan yang
tidak diisolasi
3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang 3. Ada bagian-bagian yang bertegangan, tetapi tidak
bertegangan diberi diberi tutup yang aman
4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan 4. Ada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa
yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak tersentuh manusia secara tidak sengaja, tetapi tidak diberi
sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). pagar pengaman.

5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 5. Ada Instalasi listrik yang tidak dipasang Grounding.

6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang 6. Ada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan
kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) tetapi tidak
motor, dan lain-lain) dipasang Grounding

7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan 7. Ada instalasi listrik tegangan rendah (terutama indoor)
sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah yang tidak dipasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB
Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB
Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter). (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual
Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current
Interrupter).
8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu 8. Tidak diLaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu
melakukan pekerjaan listrik. melakukan pekerjaan listrik.

9.Gunakan PPE yang tepat, baik, dan benar 9. Tidak diGunakan PPE yang tepat, baik, dan benar
185
Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan
Cara mencegah bahaya listrik
Cara mencegah bahaya Ada potensi Bahaya
ARC FLASH ARC FLASH , jika :
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, listriknya
selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali TIDAK dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa.
terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan 2. Tidak dilakukan kemungkinan untuk menghindari
pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) terjadinya short circuit, dan tidak ada alat proteksi (CB
atau Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan 3. Tidak ada upaya menghindari Kondisi tidak aman
Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe
Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang tepat, baik 4. Tidak digunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik
dan benar dan benar

Cara mencegah bahaya Ada potensi Bahaya


ARC yang bisa menimbulkan ARC yang bisa menimbulkan
Kebakaran (FIRE) Kebakaran (FIRE), jika :
1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan 1. Tidak dilakukan kemungkinan untuk menghindari
harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) terjadinya short circuit, dan tidak ada alat proteksi (CB
atau Fuse)
2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 2. Tidak digunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang
baik
3. Gunakan jenis kabel yang benar 3. Tidak digunakan jenis kabel yang benar
4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA 4. Tidak digunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya. (Ampacity)nya.
5. Hindari terjadinya “Loss connection” 5. Tidak ada upaya mengHindari terjadinya “Loss
186
connection”
Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan
Cara mencegah bahaya listrik
Cara mencegah bahaya Ada potensi Bahaya BLAST
BLAST karena karena Pemeliharaan yang
Pemeliharaan yang kurang baik kurang baik pada Peralatan,
pada Peralatan jika :
1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) 1.Tidak dilaksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM,
sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan
(Maintenance Prosedures). (Maintenance Prosedures).
2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap 2. Tidak di Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap
pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM)

Cara mencegah BLAST yang Ada potensi Bahaya BLAST yang


terjadi karena terjadi karena Interrupting
Interrupting Rating yang tidak Rating yang tidak benar pada CB
benar pada CB & Fuse & Fuse, jika :
1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 1. Tidak ada upaya menghindari kemungkinan terjadinya
short circuit
2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker 2. Tidak dipastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit
adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short
titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut.
Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung
software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer menggunakan software misalnya ETAP (Electrical
Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan
dari PLN. Tabel seperti contoh dari PLN.
187
Mengidentifikasi potensi bahaya listrik “senada” dengan
Cara mencegah bahaya listrik

Cara mencegah bahaya listrik Ada potensi Bahaya listrik


lainnya lainnya, jika :
a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang a. Ada Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik pekerjaan pemeliharaan listrik

b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan b. Ada radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik pemeliharaan listrik

c. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan c. Ada kemungkinan seseorang bisa terpeleset ketika
pemeliharaan listrik sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

d. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan d. Ada kemungkinan seseorang bisa jatuh dari ketinggian
pekerjaan pemeliharaan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik

e. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika e. Ada kemungkinan seseorang bisa tersentuh panas pada
sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

f. Dan lain-lain : f. Ada bahaya lain-lain :


............................................................................... ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................
............................................................................... ...............................................................................

188
162

7.
Standar Prosedur Pemeliharaan
dan JSA(Job Safety Analysis)
pada Instalasi Pembangkitan,
Perlengkapan Pembangkitan,
Peralatan Pembangkitan

189
(2) 163

JOB Safety Analysis (JSA)

 Bertujuan mencari/ menemukan


adanya sumber bahaya dan usaha
menghilangkannya dari suatu
rangkaian proses pekerjaan.

190
164

Langkah-langkah JSO
Ada lima langkah yang ahrus dilakukan :
1. Memilih pekerjaan yang diamati
2. Melaksanakan pengamatan
3. Mencatat hasil-hasil pengamatan
4. Membahas hasil-hasil pengamatan
bersama pekerja yang diaamati
5. Memberikan tindak lanjut bagi sikap
bekerja yang aman.

191
Ada 4 aspek yang 165

membantu dalam JSA :

1. Manusia
orang yang terkait : operator, supervisor dll
2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari
perkerjaan yang dianalisis.
3. Peralatan dan mesin yang digunakan
4. Material (Bahan)
5. Lingkungan kerja

192
166

Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada


hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk
bidang Pemeliharaan.

193
167

194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
168

8.
Checklist pemeriksaan dan
pengawasan Jenis
pemeliharaan (Preventive
Maintenance, Predictive
Maintenance dan dan
Corrective Maintenance)
204
169

CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis


pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive
Maintenance dan Corrective Maintenance)
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada
pelaksanaan Preventive Maintenance (PM) dapat
meningkatkan Ketersediaan (Availability),
Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost
Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas
Lingkungan hidup (Enviroment) ?

1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada


pelaksanaan Predictive Maintenance (PdM) dapat
meningkatkan Ketersediaan (Availability),
Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost
Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas
Lingkungan hidup (Enviroment) ?

1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada


pelaksanaan Corrective Maintenance (CM)
termasuk Perbaikan darurat (Breakdown
Maintenance dapat meningkatkan Ketersediaan
(Availability), Kehandalan (Reliability), Efektivitas
Biaya (Cost Effectivenes), dan dapat
meningkatkan kualitas Lingkungan hidup
(Enviroment) ? 205
LIGHTING (PENCAHAYAAN)

Mata merupakan panca idera yang


terpenting.

206
207
LUMEN pada sumber cahayanya, contoh diatas = 1100 Lumen.
208
LUX pada titik yang diberi cahaya, contoh = 25 Lux.
209

11 W, 1000 lm 7,5 W, 630 lm


210
36 W, 3700 lumen 36 W, 4700 lumen
211
18 W, 800 lumen
Intensitas Cahaya (Luminous Intensity)

Menurut sejarah, sumber cahaya buatan adalah lilin (candela).


Candela dengan singkatan Cd ini merupakan satuan Intensitas
Cahaya (I) dari sebuah sumber yang memancarkan energi
cahaya ke segala arah.

Gambar : Lilin yang menyinari buku


F Keterangan :
I= I = Intensitas Cahaya (cd)
ω F = Fluks cahaya (lumen)
ω = Sudut ruang (steradian)
212
Iluminasi (Iluminance)

Iluminasi sering di sebut juga intensitas penerangan atau


kekuatan penerangan atau dalam BSN di sebut Tingkat
Pencahayaan pada suatu bidang adalah fluks cahaya yang
menyinari permukaan suatu bidang.

Lambang iluminasi adalah E dengan satuan lux (lx).


F Keterangan :
E= (lux)
A E = Iluminasi / Intensitas penerangan /
kekuatan penerangan / tingkat
pencahayaan (lux)
F = fluks cahaya (lumen)
A = luas permukaan bidang (m2)

213
Tabel
Tingkat Pencahayaan Minimum yang direkomendasikan dan
Renderasi Warna

214
215
Digital Luxmeter 216
Analog Luxmeter 217
171

9.
Persyaratan administrasi K3
pemeliharaan instalasi,
perlengkapan dan peralatan
listrik di Pembangkitan

218
172

• contoh foto atau scan sertifikat


ahli K3 dan teknisi K3 bidang
listrik
• contoh dokumen penunjukan
PJK3
• Permenaker 4/95 tentang PJK3
• PP 50/2012 (perusahaan sudah
ikut atau belum SMK3) 219
173

• Kep Dir PPK & K3 no Kep


47/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon Ahli K3 bidang listrik
• Kep Dir PPK & K3 no Kep
48/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon teknisi K3 bidang
listrik
220
174

221
175
4

222
176

223
177

224
178

10.
Checklist pemeriksaan dan
pengawasan persyaratan
administrasi K3 pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik di
Pembangkitan

225
179

226

Anda mungkin juga menyukai