PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Sampai saat ini karies merupakan masalah utama dalam rongga mulut anak.
penyakit tersebut. Data menunjukkan 80% dari penduduk Indonesia memiliki gigi
tusak karena berbagai sebab. Namun yang paling banyak ditemui adalah karies gigi
Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh
kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD). Struktur gigi susu dan gigi permanen pada
masa anak-anak rentan mengalami karies gigi. Salah satu faktor yang berhubungan
langsung dengan proses terjadinya karies adalah kebersihan gigi dan mulut. Dan salah
satu faktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut anak sekolah
Faktor dalam penyebab karies gigi adalah faktor yang berhubungan langsung
dengan proses terjadinya karies gigi, antara lain host, mikroorganisme, substrat, dan
waktu. Sedangkan faktor luar individu adalah status ekonomi, keluarga, pekerjaan,
fasilitas kesehatan gigi, dan pendidikan kesehatan gigi yang pernah diterima.2
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 dari Departemen Kesehatan
mengalami karies gigi. Data terbaru yang dirilis oleh Oral Health Media Centre pada
April 2012, memperlihatkan sebanyak 60-90% anak usia sekolah dan hampir semua
orang dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan pada gigi. Anak usia sekolah
adalah satu kelompok usia yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena
umumnya pada usia tersebut masih mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang
Gigi permanen yang pertama erupsi dalam rongga mulut pada usia 6 tahun yaitu
gigi geraham pertama permanen. Gigi ini merupakan gigi yang terbesar dan baru
erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat
untuknya. Beberapa orang tua berpendapat bahwa gigi geraham ini masih mengalami
terkena karies dan dibawa ke dokter gigi, kemudian mendapat penjelasan tentang gigi
tersebut baru para orang tua mengetahui bahwa gigi tersebut tidak ada penggantinya.4
Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak agar
mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara baik dan
benar. Dalam hal ini, peran orang tua sangat berpengaruh dalam pemeliharaan
kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut anak. Sikap dan perilaku orang tua yang
pengaruh yang sangat signifikan terhadap sikap dan perilaku anak. Seseorang yang
memiliki memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan
2
sikap yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk
yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses
pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut
merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan
“Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Orang terhadap Tua Status Karies
Gigi Molar Pertama Permanen pada Anak Kelas I-VI SDN 5 Padangtangalau Balocci
Kabupaten Pangkep”.
1. Bagaimana status karies gigi molar pertama permanen anak berdasarkan tingkat
pendidikan orangtua?
3. Bagaimana hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap status karies gigi molar
4. Bagaimana hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua terhadap
3
1.3. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui status karies gigi molar pertama permanen anak berdasarkan
2. Untuk mengetahui status karies gigi molar pertama permanen anak berdasarkan
3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap status karies
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua
1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan status karies gigi
pada anak.
2. Semakin baik pengetahuan orang tua maka semakin baik status karies gigi anak.
3. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin baik status karies gigi
anak.
4. Terdapat hubungan antara pengetahuan orang tua dengan status karies gigi pada
anak.
4
1.5. Manfaat penelitian
1. Dapat memberi informasi kepada tenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut serta
kepada pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut
di masa yang akan datang agar dapat mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi molar pertama permanen merupakan gigi tetap yang pertama muncul dalam
rongga mulut/ erupsi, yang letaknya distal dari gigi molar kedua sulung. Gigi tersebut
mulai terkalsifikasi pada saat bayi dilahirkan. Gigi ini adalah gigi yang terbesar
diantara gigi geligi susu dan gigi ini baru erupsi setelah pertumbuhan dan
Gigi molar pertama permanen marupakan gigi permanen yang erupsi pada usia 6-
7 tahun. Gigi ini adalah gigi yang ke-6 dari garis median baik pada rahang atas maupun
pada rahang bawah. Gigi molar pertama ini terdapat pada rahang atas dan rahang
bawah yang berfungsi untuk mengunyah, menumbuk, dan menggiling makanan karena
lekukan-lekukan.7
Beberapa orang tua berpendapat bahwa gigi geraham ini masih mengalami
terkena karies dan dibawa ke dokter gigi, kemudian mendapat penjelasan tentang gigi
tersebut baru para orang tua mengetahui bahwa gigi tersebut tidak ada penggantinya.4
6
2.2. Karies gigi
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat
yang dapat diragikan. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke
jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Penyakit karies bersifat progresif
dan kumulatif, bila dibiarkan tanpa disertai perawatan dalam kurun waktu tertentu
remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan.4,8
Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman yang dapat
jamur yang terdapat di dalam mulut. Enzim-enzim tersebut seperti amilase dapat
7
karena penguraian dari enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme terutama
(enzim-enzim gol.laktobasilus)
Email terdiri dari 93% berat organik, maka pH rendah dari asam susu (pH 5,5)
akan merusak bahan-bahan organik dari email sehingga terbentuk lubang kecil.
2. Teori proteolisis
bahwa bahan-bahan organik dari email merupakan bahan-bahan yang lebih dahulu
a. Cuticula dentis
b. Substansia Interprismata
c. Lamella Email
8
Streptococcus). Baru setelah penghancuran unsur-unsur organis ini unsur-unsur
membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Bakteri ini dapat tumbuh
subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena
karbohidrat makanan.8
Awazama (1960) yang dikutip dari Tarigan menentang teori tersebut di atas
serta menyatakan bahwa proses proteolitis terjadi setelah perusakan oleh unsur-
a. Persentase karies semakin meninggi pada orang-orang yang hamil dan orang-
b. Gigi yang non vital ternyata lebih tahan terhadap karies daripada gigi yang
vital.
terkena karies.
d. Gigi yang hipoplasia ternyata lebih mudah terkena karies daripada gigi yang
emailnya baik.
Bodecker mengatakan bahwa ada saluran atau arus limfe ke arah dentin dan
9
ultrakapiler, di mana aliran limfe ini mempunyai kemampuan untuk menetralkan
Seperti halnya Gottlieb dan bodecker yang mendasarkan teori terjadinya karies
pada proteolisis, Schatz (1954) yang dikutip dari Tarigan juga melakukan
penelitian atas pemikiran proteolisis ini. Ia melihat bahwa proses kelasis sering
hemoglobin, Fe dan lain sebagainya. Pada proses terjadinya karies gigi, akan
terjadi 10:
bahwa teori proteolisis kelasi merupakan teori etiologi karies yang baru, yang
5. Teori glikogen
terutama pada wanita hamil atau bayi, glikogen pada jaringan gigi juga bertambah.
10
glikogenase akan diuraikan menjadi glukosa. Leh proses demineralisasi, glukosa
ini akan dipecah lagi menjadi asam susu sehingga proses terbentuknya karies
Enzim adalah jenis protein berupa katalisator yang dihasilkan oleh sel-sel hidup
seperti, sel-sel bakteri. Coenzim merupakan derivat vitamin. Cara kerja enzim ini dapat
1. Hidrolisis merupakan suatu proses pemecahan unsur dan akan dihasilkan enersi.
2. Desmolase merupakan suatu proses penguraian unsur yang terjadi pada rantai C-
C.
karies gigi dan tidak menemukan asam susu, tetapi justru asam fosfor. Menurut
Csernyel, karies gigi terjadi karena ada kerusakan pada pulpa maka keseimbangan
flour dan magnesium pada dentin terganggu. Dalam keadaan biasa atau normal,
perbandingan flour: magnesium adalah 1:6, sedangkan pada keadaan karies gigi
asam fosfor, dentin rusak, lamela email dirusak, dan terjadi lubang pada email.
11
Dengan adanya lubang pada email, bakteri-bakteri yang masuk menyebabkan
terjadinya pembusukan yang ditambah oleh enzim fosfatase dari air ludah, akan
2. Teori fosfatase
Eggers- Lufa (1949) yang dikutip dari Tarigan, menyatakan bahwa ditemui
enzim fosfatase dan protease di dalam air ludah, email, dan dentin. Bila unsur
fosfat dalam makanan cukup banyak, akan terjadi keseimbangan pada darah, gigi,
dan air ludah. Sebaliknya, bila pada makanan unsur fosfor kurang, keseimbangan
fosfat pada darah dan air ludah akan terganggu, sehingga proses oksidasi juga
akan terganggu. Kemampuan air ludah untuk membersihkan gigi menurun. Hal
Terjadinya karies ini dimulai oleh adanya peragian karena asam, sehingga
unsur organis fosfor dari email akan diresorbsi. Karies merupakan proses
Teori ini dikemukakan oleh V. Bartheld (1959) yang dikutip dari Tarigan. Dari
1. Pada percobaan in vitro, bahwa dapat disebut karies gigi pada gigi yang sehat.
2. Sering juga ditemukan bahwa ada karies yang meluas pada bagian dalam email,
sedangkan bagian luar dari karies ini masih utuh, belum ada kerusakan email.
12
Proses terjadinya karies ini diterangkan sebagai berikut:10
1. Van Bartheld yang dikutip dari Tarigan menyatakan bahwa pada lapisan email
yang normal akan dijumpai keseimbangan ion-ion H+ dan OH-. Bila ada plak
terkumpul pada permukaan gigi akan terjadi keadaan asam pada bagian ini, yang
mempunyai sifat positif. Menurut Donnan, keadaan positif pada daerah plak ini
akan menarik unsur OH- keluar dari unsur email; sedangkan H+ tetap tertinggal.
2. Keadaan asam ini terjadi akibat konsentrasi H+ bertambah di dalam email maka
pH yang rendah ini akan menguraikan unsur-unsur anorganis dari email lapisan
dalam sehingga akan terjadi karies sedangkan pada bagian luar emailnya masih
pada proses terjadinya karies gigi. Berdasarkan hukum Donnan ini dapat
timbul. Dengan demikian lesi bisa dimulai pada pit dan fisur atau pada permukaan
halus. Lesi permukaan halus dimulai pada email atau sementum dan dentin akar yang
terbuka (karies akar), kemungkinan lain karies bisa timbul pada tepian restorasi. Ini
Karies rampan merupakan kerusakan yang terjadi sangat cepat pada beberapa gigi,
seringkali meliputi permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Keadaan ini terutama
dapat dijumpai pada gigi sulung bayi yang selalu menghisap dot yang berisi gula atau
dicelupkan dahulu pada larutan gula. Karies rampan dapat juga dijumpai pada gigi
13
permanen remaja dan hal ini biasanya disebabkan oleh seringnya makan makanan
kariogenik dan minuman manis diantara waktu makannya. Juga dapat ditemui pada
akut biasanya karena radiasi pada kelenjar liur, dan pada penderita tumor ganas.8
Berbeda dengan karies rampan, karies terhenti menggambarkan suatu lesi karies
yang tidak berkembang yang dapat dijumpai jika lingkuungan oral telah berubah dari
menghentikan karies.8
1. Karies Berpenetrasi
Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut.Perluasannya secara
2. Karies Nonpenetrasi
Karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping
1. Karies Superfisialis
2. Karies Media
3. Karies Profunda
14
Karies sudah mengani lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah
mengenai pulpa. Karies profunda ini dapat kita bagi lagi menjadi10 :
b. Karies profunda stadium II. Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies
c. Karies profunda stadium III. Pulpa telah terbuka dan dijumpai bermacam-
G.V black yang dikutip dari Tarigan mengklasifikasikan kavitas atas 5 bagian dan
1. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (ceruk dan fisura) dari gigi premolar dan
molar ( gigi posterior ). Dapat juga pada gigi anterior di foramen caecum.
2. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi-gigi molar atau premolar, yang
3. Klas III
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi depan, tetapi belum
4. Klasi IV
15
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-geligi depan dan sudah
5. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian sepertiga leher dari gigi-geligi depan maupun gigi
belakang pada permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi.
a. Karies yang terdapat pada tepi insisal dan tonjol oklusal pada gigi belakang yang
c. Abrasi adalah keausan pada gigi yang terjadi selain dari pengunyahan normal.
1. Karies Simpel
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja, misalnya labial, bukal, lingual,
2. Karies Kompleks
Karies yang sudah luas dan sudah mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi.
16
2. Karies Moderat: mengenai lebih dari setengah ketebalan email, tetapi tidak
3. Karies Lanjutan: mengenai pertemuan dentin-email dan kurang dari setengah jarak
pulpa.
Klasifikasi ini didasarkan bentuk dan kedalaman lesi karies dan dibagi dalam 4
skala 10 :
17
2.2.3.8. Berdasarkan visual
1. 0 : Tidak ada atau perubahan kecil pada translusen email setelah pengeringan
beberapa saat.
2. 1 : Terlihat opasitas yang jelas pada permukaan basah tetapi mengabur pada
pengeringan.
5. 4 : Kavitas yang terlihat opak atau sewarna dentin yang terpapar sampai email.
Umumnya karies ditemukan pada tempat-tempat yang lemah dan pada daerah yang
sukar dibersihkan, yang sangat banyak mempunyai plak ataupun sisa makanan yang
tersangkut. Misalnya10 :
1. Fisur
2. Foramen
5. Bagian-bagian yang tertutup oleh karang gigi, cengkeram, ataupun protesa dan lain-
lain.
Faktor dalam penyebab karies gigi adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan
langsung dengan proses terjadinya karies gigi, antara lain host, mikroorganisme,
18
substrat, dan waktu. Sedangkan faktor luar individu adalah status ekonomi, keluarga,
pekerjaan, fasilitas kesehatan gigi, dan pendidikan kesehatan gigi yang pernah
diterima.2
Keyes (1961) yang dikutip dari Achmad, mengemukakan teori tentang 3 faktor
utama penyebab karies, yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme serta subtrat atau
makanan, maka pada umumnya disepakati bahwa ke-3 faktor utama tersebut harus ada
Nowburn (1977) yang dikutip dari Achmad, mengatakan bahwa teori 3 faktor ini
ditambah dengan faktor waktu sehingga menjadi 4 faktor penyebab karies gigi.
Keempat faktor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi sehingga terjadi karies
pada gigi. Sehingga timbul batasan yang menyatakan bahwa karies gigi adalah proses
patologis antara faktor-faktor yang ada didalam mulut disebut multifaktorial disease.11
Selain faktor-faktor yang ada didalam mulut yang langsung berhubungan dengan
karies, terdapat faktor-faktor yang tidak langsung yang disebut faktor resiko luar, yang
merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar
antara lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi,
2.3.1.1. Mikroorganisme
terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara
19
Jika email yang bersih terpapar di rongga mulut maka akan ditutupi oleh lapisan
organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoprotein
yang diendapkan dari saliva dan terbentuk segera setelah menyikat gigi. Sifatnya
permukaan gigi.8
Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam plak gigi.
Sumber utamanya adalah glukosa yang masuk dalam plak gigi, sedangkan kuantitatif,
sumber utama glukosa adalah sukrosa. Penyebab utama terbentuknya asam tadi adalah
S.Mutans serotipe c yang terdapat di dalam plak karena kuman ini memetabolisme
bakteri pada gigi. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak
tersebut adalah8 :
a. Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan pit
palatal insisif.
c. Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva.
d. Permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak
20
Dalam keadaan normal, gigi geligi selalu dibasahi oleh saliva. Peranan saliva
sangat besar, karena kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung kepada
banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam
mungkin akan tidak terkendali jika aliran saliva berkurang atau menghilang.8
Air ludah ini dikeluarkan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar
submandibularis. Selama 24 jam air ludah yang dikeluarkan ketiga glandula adalah
26%. Pengeluaran air ludah lebih sedikit pada malam hari. pH rata-rata air ludah
berkisar antara 2.25-8.5 (Andersen, 1922) dan 6.1-7.7 (Sauerwein, 1961). Secara
mekanis air ludah ini berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang
dikunyah.10
Sifat enzimatis air ludah ikut di dalam system pengunyahan untuk memecahkan
lain sebagainya. Enzim ini berasal dari bakteri-bakteri, epithel serta granulosit dan
limfosit.10
Secara kimawi dengan adanya unsure Ca dan ion fosfat akan membantu
penggantian mineralisasi terhadap email atau menetralisasi keadaan asam dan basa
dari ludah. Enzim-enzim mucine, zidine dan lisosim yang terdapat dalam air ludah
21
mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi
tidak berbahaya.10
2.3.1.3. Substrat
Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel
Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa
polisakarida ekstrasel.8
dari sukrosa lebih cepat dibandingkan dengan glukosa, fruktosa, dan laktosa. Sukrosa
merupakan gula yang paling kariogenik, walaupun gula lain juga berpotensi
kariogenik.10
2.3.1.4. Waktu
berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri dari
saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam
hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian
22
2.3.2. Faktor luar
Perilaku kesehatan gigi dan mulut berhubungan dengan gaya hidup anak dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Hal ini berkaitan dengan frekuensi menyikat
gigi, waktu menyikat gigi, cara menyikat gigi, kebiasaan membersihkan lidah,
penggunaan benang gigi, frekuensi mengkonsumsi makanan dan minuman manis, dan
2.3.2.2. Ras
Amat sulit menentukan pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi. Namun,
keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan presentase
karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya, pada ras tertentu dengan
rahang sempit sehingga gigi-geligi pada rahang sering tumbuh tak teratur. Dengan
keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersulit pembersihan gigi, dan ini akan
hasil bahwa persentase karies gigi pada wanita lebih tinggi dibanding denga pria.
Dibanding dengan molar kanan, persentase karies molar kiri lebih tinggi karena faktor
23
2.3.2.4. Usia
2. Periode pubertas (remaja) antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas terjadi hormonal
kurang terjaga. Hal ini yang menyebabkan persentase karies lebih tinggi
Usia antara 40-50 tahun. Pada usia ini sisa-sisa makanan sering lebih sulit
dibersihkan karena sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi dan pupil.10
2.3.2.5. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, makanan yang bersifat
membersihkan gigi yang dapat mengurangi kerusakan gigi seperti apel, jambu, air,
bengkuang, dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan yang manis, lunak dan melekat
pada gigi amat merusak gigi seperti permen dan coklat, walaupun air ludah dan lidah
merupakan pembersih alamiah terhadap gigi tapi pelekatan permen sukar dibersihkann
oleh pembersih alamiah ini terlebih pada fisur atau celah antara gigi.3
Karies terjadi ketika proses demineralisasi serta adanya kehilangan mineral lebih
cepat dibandingkan proses remineralisasi. Hal ini dapat dicegah dengan menghindari
2. Keberadaan fluoride
24
4. Peningkatan sekresi saliva
penggunaan gula alcohol (seperti sorbitol, mannitol, dan xylitol) dengan kadar gula
gandum relative leibh tidak berbahaya karena tidak secara sempurna dihancurkan
dalam rongga mulut, tetapi molekul karbohidrat yang rendah dengan mudah bersatu
dengan plak dan dimetabolisme secara cepat oleh bakteri. Produksi polisakarid
ekstraseluler dari sucrose lebih cepat dibandingkan dengan glukosa, fruktosa, dan
laktosa. Sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik, walaupun gula lain juga
berpotensi kariogenik.10
Resiko karies yang tinggi umumnya dimiliki oleh anak-anak memasuki usia
sekolah, karena pada usia sekolah ini anak-anak biasanya suka jajan makanan dan
minuman sesuai keinginannya. Anak-anak pada usia ini rentan terhadap pertumbuhan
25
dan perkembangan karies gigi karena memiliki kebiasaan jajan makanan yang
kariogenik.13
Unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi masih
dalam penelitian. Fluor ialah unsur kimia yang paling mempengaruhi persentase karies
gigi. Dibawah ini dicantumkan beberapa unsure kimia yang memengaruhi atau
26
2.3.2.7. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada periode
pembentukan gigi.10
Tabel 2.2 Vitamin dan pengaruhnya terhadap keruskan pada gigi dan gusi.10
B2 2 mg Kareis meninggi
periodontium, stomatitis
400-600 IU
E 10 mg Tidak diketahui
K 1 mg Tidak diketahui
Secara makroskopik, gejala paling dini suatu karies email yang terlihat adalah
suatu bercak putih. Bercak putih ini akan jelas terlihat pada gigi cabutan yang kering
yang akan tampak sebagai suatu lesi kecil, opak dan merupakan daerah berwarna putih
yang terletak sedikit ke arh serviks dari titik kontak. Dibandingkan dengan email
27
sekitarnya yang masih sehat, warnanya tampak sangat berbeda. Pada tahap ini, deteksi
dengan sonde tidak dapat dilakukan karena email yang mengelilinginya masih keras
dan mengkilap. Kadang-kadang lesi akan tampak berwarna coklat disebabkan oleh
harus bersih dan kering. Kotoran dan karang gigi yang melekat harus dibersihkan
dahulu agar diagnosis bisa tepat. Sekali gigi sudah kering, maka tiap kuadran gigi harus
diolesi dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus
perlahan-lahan.8
Sebaiknya hal ini jangan dilakukan karena sonde tajam akan merusak lesi karies yang
masih baru mulai dan aka nada bakteri yang terbawa ke dalam lesi sehingga
menyebarkan kariesnya.8
Peranan orang tua sangat besar dalam mengembangkan perilaku positif terhadap
kesehatan gigi dan mulut. Keterlibatan orang tua dalam mengembangkan pola perilaku
positif dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut diimplementasikan pada anaknya
dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua
harus turut memperhatikan perilaku anak berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut
dan pola makan anak dengan sedikit mengonsumsi makanan kariogenik untuk
28
Peran orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian,
kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu, orang tua juga mempunyai peran yang cukup
besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak.1
Menurut Tirthankar yang dikutip dari Natamiharja, pendidikan adalah faktor kedua
terbesar dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup
sehat.5
prevalensi karies pada anak 1-5 tahun di Tabuk, Saudi Arabia menyatakan bahwa
tingkat pendidikan ibu merupakan faktor yang paling penting mempengaruhi status
kesehatan anaknya. Anak-anak dengan tingkat pendidikan orang tua yang rendah
memiliki risiko karies lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak orang tua yang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses
29
pendidikan. Orang tua dengan pendidikan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut
merupakan faktor predisposis perilaku tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut
anak.1,15
Orangtua dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan
menimbulkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan
Perilaku orangtua terhadap kesehatan gigi anak seperti frekuensi menyikat gigi dan
pemberian makanan manis pada anak juga merupakan hal yang signifikan
hubungannya dengan status karies anak. Perilaku orang tua dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulut anaknya menjadi hal yang sangat penting utamanya pada anak usia
sekolah karena umumnya pada anak usia sekolah mempunyai perilaku atau kebiasaan
memperpanjang kegunaan gigi di dalam muut. Pencegahan karies gigi dapat dibagi ata
2 bagian, yaitu10 :
Tindakan ini ditujukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi
30
pertumbuhan gigi kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi, juga terutama
vitamin dan zat mineral yang mempengaruhi atau menentukan kekuatan dan kekerasan
1. Vitamin-vitami : terutama A, C, D
Oleh karena itu, ibu-ibu yang hamil sebelum terjadinya pengapuran pada gigi
menguatkan enamel dan dentin. Pemberian Calcium diminum dalam bentuk tablet
pada ibu ada baiknya asal tidak terlalu banyak, karena kelebihan Calcium akan
cepat dari tengkorak kepala bayi tersebut. Air minum yang mengandung Flour juga
sebelum anak lahir dan berakhir 5-6 tahun. Pada fetus 5 bulan, mineralisasi sudah
dimulai pada gigi susu dan gigi tetap. Hal ini berlangsung terus sampai ±5-6 tahun dan
penyakit ke bayi yang disebut plasenta. Oleh karena adanya plasenta ini sebagai
tapi tidak keseluruhan sehingga kadar flour dalam fetus lebih rendah darpada di dalam
tubuh si ibu dan ini sangat menguntungkan sehingga si anak tidak akan kelebihan flour.
Anak yang lahir di daerah yang kadar Flournya tinggi, kadar flour di dalam gigi susu
lebih rendah daripada gigi tetap. Kadar flour yang terlalu tinggi akan menyebabkan
31
gangguan pada tulang juga mineralisasi terganggu pada pembentukan gigi. Disamping
itu ibu yang hamil perlu diberikan diet makanan yang bergizi tinggi, daging, ikan,
Pada dasarnya hampir sama dengan stadium Pra Erupsi, hanya ditambah
dengan :
1. Kebersihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap sehat.
4. Kesehatan badan.
aktivitas karies bisa dibuat secara sistematis berdasarkan gangguan terhadap kerja
1. Pengaturan Diet
bakteri, yang melalui proses sintesa akan diubah menjadi asam dan polisakarida.
Karbohidrat dengan molekul rendah seperti sakrose ( gula bit, gula tebu, gula merah)
glukose, fruktose dan maltose, akan segera diubah menjadi zat-zat yang merusak
jaringan mulut.
Melalui proses yang berlangsung relatif lama, makanan yang mengandung zat pati
seperti roti, kentang, nasi dan sebagainya (tanpa gula) akan dipecah menjadi maltosa
kemudian akan diubah oleh bakteri-bakteri pada plak. Ditinjau dari kesehatan gigi
32
resiko kerusakan jaringan mulut telah sangat berkurang. Ludah juga mengandung
rendah. Resiko kerusakan jaringan mulut yang berkaitan dengan karbohidrat akan
sangat berkurang bila secara teratur permukaan gigi dibersihkan dari plak dan bakteri.
Makin sering makan karbohidrat yang mudah dipecah makin cepat terjadi proses
demineralisasi dari jaringan keras gigi. Dari sini daoat disimpulkan, bahwa ditinjau
dari kesehatan gigi, perlu diberikan penerangan : frekuensi dari komsumsi makanan
yang mengandung gula harus sangat dikurangi. Ditinjau dari segi kesehatan gigi maka
yang diartikan dengan mengurangi frekuensi makan adalah suatu reduksi dari makan-
2. Kontrol Plak
dan deposi-deposit lainnya pada permukaan gigi dan sekitarnya. Suatu program yang
periodontal dan kerusakan gigi. Walaupun terbukti bahwa berkurangnya karies adalah
merupakan hasil pemeliharaan kebersihan mulut dengan menggunakan sikat gigi atau
balat-alat pembersih yang lain, tetapi bila dilakukan tanpa pasta gigi hal ini kurang
efektif. Hasil yang terbaik didapat bila gigi dibersihkan segera sesudah makan, dan
3. Penggunaan Flour
Metode yang paling efektif untuk mencegah timbul dan berkembangnya karies gigi
penggunaan flour merupakan. Penggunaan flour ini perlu didukung oleh sikap
33
Selain mempunyai pengaruh pada gigi sebelum erupsi (pra-erupsi), flour juga
gigi sebelum erupsi gigi berbeda dengan proses sesudah erupsi, karena sesudah erupsi
proses ini dipengaruhi oleh maturasi pasca-erupsi gigi terjadi pada tahun-yahun
pertama, dan dalam tahun-tahun berikutnya pengaruh ini masih ada namun sudah
berkurang kekuatannya. Flour juga menghambat kehidupan bakteri yang ada pada
plak.
34
BAB III
KERANGKA KONSEP
FAKTOR PENYEBAB
FAKTOR PENYEBAB KARIES:
KARIES:
FAKTOR LUAR
FAKTOR DALAM
Host
Mikroorganisme
Substrat
Waktu
KARIES
Perilaku
Kesehatan Gigi
dan Mulut Anak
Keterangan : PERAN ORANG TUA:
Tingkat Pendidikan
: yang diteliti
Pengetahuan
: yang tidak diteliti
35
3.2. Kerangka penelitian
Pemeriksaan Status
Pemberian Kuesioner
Karies
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pangkep.
37
Sampel penelitian ini yaitu semua murid-murid SDN 5 Padangtangalau Balocci
Kabupaten Pangkep.
4.8. Data
38
4.10. Definisi operasional variabel
a. Karies gigi molar pertama permanen adalah penyakit infeksi yang merusak struktur
gigi yang apabila dilakukan pemeriksaan pada gigi molar pertama permanen terlihat
enamel berwarna coklat sampai kehitaman atau ujung sonde tersangkut atau terkait
b. Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan terakhir yang telah ditamati oleh
a) Perguruan tinggi
b) SMA
c) SMP
d) SD
e) Tidak sekolah
a. Penyebab gigi berlubang, yaitu plak karena malas sikat gigi, rongga mulut yang
b. Tanda awal gigi berlubang, yaitu dimulai dengan timbulnya bercak bercak putih
d. Waktu menyikat gigi yang baik dalam satu hari, yaitu pagi setelah sarapan dan
e. Ukuran sikat gigi yang baik bagi anak, yaitu sikat gigi ukuran kecil dan bulunya
halus.
39
f. Kandungan zat pada pasta gigi yang baik untuk mencegah gigi berlubang, yaitu
fluoride
g. Jenis makanan yang paling berpotensi menyebabkan gigi berlubang, yaitu makanan
manis, yaitu membersihkan gigi atau memberikan air putih untuk berkumur.
j. Pemeliharaan kesehatan gigi anak, yaitu menyikat gigi, kontrol ke dokter gigi,
k. Kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen anak, yaitu
l. Penyakit gigi dan mulut, yaitu karies/gigi berlubang dan peradangan gusi (gusi
a) Rendah apabila orang tua mampu menjawab dengan benar 0-3 pertanyaan
b) Menengah apabila orang tua mampu menjawab dengan benar 4-8 pertanyaan
40
c) Tinggi apabila orang tua mampu menjawab dengan benar 9-12 pertanyaan
c. Gigi molar pertama permanen dinyatakan karies apabila pada pemeriksaan pada
gigi molar pertama permanen terlihat enamel berwarna coklat sampai kehitaman
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Nirbeken
d. Gelas Plastik
a. Alkohol
b. Air
d. Lembaran Kuesioner
sekolah tersebut.
41
3. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid dengan menggunakan sonde
dan miror.
4. Mendatangi rumah anak dan memberikan kuesioner kepada orang tuanya kemudian
dikumpulkan.
42
DAFTAR PUSTAKA
2. Rahmawati I, Hendrartini J, Priyanto A. Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak
Sekolah Dasar. Berita Kedokteran Masyarakat; 2011; 27(4): 180-1
3. Alhamda S. Status Kebersihan Gigi dan mulut dengan Status Karies gigi. Berita
Kedokteran Masyarakat; 2011; 27(2): 109
7. Itjingningsih. Anatomi Gigi. Jakarta: EGC; 2012, hal. 27; 121; 127; 213-4
8. Kidd E, Sally J. Alih Bahasa: Sumawinata Narlan dan Faruk Safrida. Dasar-Dasar
Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: EGC; 2013, hal. 1-10; 18-20; 47-8
9. Roeslan BO. Imunologi Oral Kelainan di Dalam Rongga Mulut. Jakarta: FKUI; 2002,
hal. 139; 150
10. Tarigan R. Karies Gigi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2014, hal. 15-21; 24-31; 38-46; 75-79
11. Achmad H, Singgih MF, Yunus M, Malik A. Karies dan Perawatan Pulpa pada Anak
Secara Komprehensif. Makassar: Bimer; 2010, hal. 4-5
12. Sharda J, Mathur, Sharda AJ. Oral Health Behavior and its Relationship with Dental
Caries Status and Periodontal Status among 12-13 Year Old School Children in
Udaipur, India. OHDM; 2013; 12(4): 238
13. Worotitjan I, Mintjelungan CN, Gunawan P. Pengalaman Karies Gigi serta Pola
Makan dan Minum pada Anak Sekolah Dasar di desa Kiawan Kecamatan
Kawangkoan Utara. Jurnal e-Gigi; 2013; 1(1): 60
43
14. Octiara E, Tamba EA. Hubungan Ekonomi Keluarga dan Pendidikan Ibu dengan Early
Chilhood caries (ECC) Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Medan Denai. Dentika
Dental Journal; 2012; 17(1): 79
15. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010; 27; 90
44