Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu

Ilmu Reproduksi Ternak

“ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA”

Oleh :

Nama : Fadhliyah Aminuddin


NIM : I111 16 057
Kelas : A1

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Anatomi dan Fisiologi Ternak Betina

Hewan betina/induk mempunyai tugas memproduksi sel kelamin yang


sangat penting untuk mengawali kehidupan turunan yang baru dan menyediakan
tempat beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru, dimulai dari
waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupannya. Tugas
ini dilaksanakan oleh organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi
primer yaitu ovarium. Ovarium menghasilkan ova (sel telur) dan hormon-hormon
kelamin betina. Organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari
oviduk, uterus, serviks, vagina, dan vulva. Fungsi organ-organ reproduksi
sekunder adalah menerima, menyalurkan, dan menyatukan sel-sel kelamin jantan
dan betina; memberi lingkungan; memberi makan; melahirkan individu baru.
Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamentum ini terdiri
dari mesovarium (penggantung ovarium), mesosalpink (penggantung oviduk), dan
mesometrium (penggantung uterus).

Gambar Organ Reproduksi Betina dan Fungsinya

Organ Kelamin Primer

Ovarium
Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium
menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut
induk telur, indung telur atau ada pula yang menyebutnya pengarang telur.
Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang
berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk
ovarium berbeda menurut spesiaes hewan.
Cavum abdomalis memiliki dwifungsi, sebagi organ eksokrin yang
menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang
mengekresikan hormone kelamin betina, estrogen dan progesteron. Dimana
hormon ini berperan penting dalam menyiapkan alat-alat reproduksi untuk
kebuntingan dan memelihara kandungannya sampai melahirkan.
Pasangan ovarium normal, pada sapi yang tidak bunting terletak di sebelah
atas rongga perut, 30-45 cm di sebelah dalam dari lubang vulva : (a) ovaria
biasanya terletak dekat dengan cornua uteri, yaitu tempat dimana dipertautkan
dengan ligament ovaria ; (b) ligament ini merupakan bagian dari alat penggantung
lebar yang menggantungkan saluran-saluran reproduksi pada dinding perut bagian
atas.
Ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang
pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpoa lutea. Ukuran normal
ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies juga
terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium umumnya
berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm dengan berat
10-19 gr. Pada anak sapi ovarium kiri lebih besar dibanding dengan ovarium
kanan, sedangkan pada sapi dewasa ovarium kanan lebih besar. Sebagian besar
dari permukaan ovarium diliputi oleh lapisan epitel lembaga, ova dapat dilepaskan
dari setiap tempat pada permukaan ovarium. Medulla ovarium mengandung
pembuluh darah , syaraf dan tenunan pengikat.
Ovarium sapi lebih kecil daripada kuda dan ovarium kanan biasanya lebih
besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak
40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya
superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar.
Corpus luteum berwarana kuning coklat.
Folikel pada ovarium bergaris tengah 12 mm pernah ditemukan pada anak
sapi berumur 4-5 bulan jauh sebelum pedet. Folikel yang masak bergaris tengah 8-
19 mm. Sedangkan corpus luteum yang telah matang bergaris tengah 25-32 mm.
Pada sapi yang tidak bunting dan normal, corpus luteum hanya aktif untuk
beberapa hari, lalu mengecil. Corpus luteum pada sapi yang sedang bunting tetap
tinggal dan aktif di dalam ovarium selama kebuntingan.

Organ Kelamin Sekunder

Oviduct (Tuba Fallopi)

Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur


(ovum) dari ovarium ke uterus. Oviduct digantung oleh suatu ligamentum yaitu
mesosalpink yang merupakan saluran kecil yang berkelok-kelok dari depan
ovarium dan berlanjut di tanduk uterus.
Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah infundibulum, yaitu
ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium. Infundibulum
memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum
yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria.
Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi dapat
menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum menuju
uterus disebut ostium. Setelah ovum ditangkap oleh fimbria, kemudian menuju
ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan terjadi fertilisasi.
Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula
merupakan setengah dari panjang oviduct. Ampula bersambung dengan bagian
oviduct yang terakhir yaitu isthmus. Bagian yang membatasi antara ampula
dengan isthmus disebut ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan langsung
ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi oleh utero
tubal junction.
Dinding oviduct terdiri atas 3 lapisan yaitu membrana serosa merupakan
lapisan terdiri dari jaringan ikat dan paling besar, membrana muscularis
merupakan lapisan otot dan membrana mucosa merupakan lapisan yang
membatasi lumen.
Fungsi oviduct :
1. menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium,
2. transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan
3. tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi)
4. tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa
5. memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi
spermatozoa
6. transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
Menurut Bearden and Fuquay (1997) panjang oviduct untuk kebanyakan
spesies ternak adalah 20 sampai 30 cm.

Uterus
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk
menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung
oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding
ruang abdomen dan ruang pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam
disebut endometrium, lapisan tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut
perimetrium.
Uterus terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah cornu uteri atau
tanduk uterus. Cornu uteri ini jumlahnya ada 2 dan persis menyerupai tanduk
yang melengkung. Cornu uteri merupakan bagian uterus yang berhubungan
dengan oviduct. Kedua cornu ini memiliki satu badan uterus yang disebut corpus
uteri dan merupakan bagian uterus yang kedua. Corpus uteri berfungsi sebagai
tempat perkembangan embrio dan implantasi. Selain itu pada corpus uteri
terbentuk PGF2 alfa. Bagian uterus yang ketiga adalah cervix atau leher uterus.
Bentuk-bentuk uterus ada 3, yaitu: 1) uterus bicornus: cornu uteri sangat
panjang tetapi corpus uteri sangat pendek. Contoh pada babi. 2) uterus bipartinus:
corpus uteri sangat panjang dan di antara kedua cornu terdapat penyekat. Contoh
pada sapi cornunya membentuk spiral. 3) uterus duplex: cervixnya terdapat
dinding penyekat. Contoh: uterus pada kelinci dan marmut. 4) uterus simple:
bentuknya seperti buah pir. Contoh: uterus pada manusia dan primata.
Fungsi uterus: 1) saluran yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa
akan membuahi sel telur pada ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla
akan melewati uterus dahulu. 2) tempat terjadinya implantasi. Implantasi adalah
penempelan emrio pada endometrium uterus. 3) tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio. 4) berperan pada proses kelahiran (parturisi). 5) pada
hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan fungsi
corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa.
Di dalam uterus terdapat curuncula yang berfungsi untuk melindungi
embrio pada saat ternak bunting. Hasil pengukuran uterus pada praktikum ini,
panjang corpus uteri adalah 20 cm, panjang cornu uteri adalah 13 cm. Menurut
Lindsay et al., (1982) bahwa uterus pada sapi yang tidak bunting memiliki
diameter 5 sampai 6 cm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh umur, bangsa ataupun
kondisi ternak.
Ada 4 macam tipe uterus, yaitu a) Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan
dan bermuara secara terpisah ke vagina; b) Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu
yang bermuara ke vagina dengan satu lubang; c) Bikornua; bagian uterus kana dan
kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang; d)
Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.

Serviks
Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal
dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang
yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. Fungsi utama
menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemunghkinan untuk masuknya
jazad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus dalam proses birahi,
dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva, membantu saat proses
kebuntingan dengan mampu menutup dengan ketat dengan satu sumbat dari
lender. Pada waktu melahirkan, Serviks akan berfungsi melebar yang
memungkinkan fetus beserta selaputnya mudah melewatinya.
Serviks atau leher uterus mengarah ke kaudal menuju ke vagina. Serviks
merupakan sphincer otot polos yang kuat, dan tertutup rapat, kecuali pada saat
terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Pada saat birahi Serviks agak relaks
sehinggga memungkinkan spermatozoa untuk memasuki uterus. Pada saat
tersebut bukan tidak mungkin Serviks akan mengeluarkan mukus yang kemudian
mengalir ke vulva. Peningkatan jumlah mucus juga diproduksi oleh sel-sel goblet
pada serviks selama kebuntingan, guna mencegah masuknya zat-zat yang
membawa infeksi dari vagina ke dalam uterus.
Epitel Serviks adalah silinder sebaris dengan banyak sel musigen. Sel
mangkok ada. Sekresi lendir yang meningkat terjadi selama berahi dan bunting,
dan banyak lendir keluar melalui vagina. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat
pekat tidak teratur yang bersifat edematous, sehingga tampak sebagai jaringan ikat
longgar selama birahi. Tunika muskularis terdiri dari lapis dalam melingkar dan
lapis luar yang memanjang. Serabut elastik terdapat pada jaringan ikat pada lapis
otot polos yang melingkar. Lamina serosa serviks terdiri dari jaringan ikat
longgar. Saluran memanjang dari epooforon sering tampak pada lapis ini.

Vagina
Vagina adalah organ reproduksi hewan betina yang terletak di dalam
pelvis di antara uterus dan vulva. Vagina memiliki membran mukosa disebut
epitel squamosa berstrata yang tidak berkelenjar tetapi pada sapi berkelenjar. pada
bagian kranial dari vagina terdapat beberapa sel mukosa yang berdekatan dengan
cervix.
Vagina terdiri dari 2 bagian yaitu vestibulum yang letaknya dekat dengan
vulva serta merupakan saluran reproduksi dan saluran keluarnya urin dan yang
kedua adalah portio vaginalis cervixis yang letaknya dari batas antara keduanya
hingga cervix. Vestibulum dan portio vaginalis cervixis dibatasi oleh suatu selaput
pembatas yang disebut himen.
Fungsi dari vagina adalah sebagai alat kopulasi dan tempat sperma
dideposisikan; berperan sebagai saluran keluarnya sekresi cervix, uterus dan
oviduct; dan sebagai jalan peranakan saat proses beranak. Vagina akan
mengembang agar fetus dan membran dapat keluar pada waktunya.
Menurut Toelihere (1981), pada hewan yang tidak bunting panjang vagina
sapi mencapai 25,0 sampai 30,0 cm. Variasi ukuran vagina ini tergantung pada
jenis hewan, umur dan frekuensi beranak (semakin sering beranak, vagina
semakin lebar).
Organ Kelamin Luar

Vulva
Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar. Vulva terdiri
dari dua bagian. Bagian luar disebut labia mayora dan bagian dalamnya disebut
labia minora. Labia minora homolog dengan preputium pada hewan jantan
sedangkan labia mayora homolog dengan skrotum pada hewan jantan.
Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal atau
oleh suatu pematang pada posisi kranial terhadap uretral eksteral yaitu himen
vestigial. Himen tersebut rapat sehingga mempengaruhi kopulasi. Vulva akan
menjadi tegang karena bertambahnya volume darah yang mengalir ke dalamnya.

Klitoris
Klitoris merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang homolog
dengan gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm
dalam labia. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar badan dan kepala (glans).
Klitoris terdiri atau jaringan erektil yang tertutup oleh epitel skuamusa berstrata.
Selain itu klitoris juga mengandung saraf perasa yang berperan pada saat kopulasi.
Klitoris akan berereksi pada hewan yang sedang estrus. Fungsi dari klitoris ini
membantu dalam perkawinan.

Proses Terjadinya Oogenesis

Sel telur atau ovum adalah suatu sel khas yang sanggup dibuahi dan
selanjutnya dapat menjalani perkembangan embrional. Hampir semua ternak
mamalia mempunyai ovum yang jauh lebih kecil daripada telur unggas karena
pertukaran zat makanan dapat berlangsung secara efisien di dalam uterus. Namun
demikian ovum masih merupakan sel yang terbesar di dalam tubuh mamalia
disamping sel-sel syaraf dan neuron motorik.
Sama halnya dengan spermatogenesis, oogenesis merupakan suatu proses
pembentukan ovum, dimana proses pembentukannya terjadi di ovarium bagian
perifer atau ovarium tepi. Pada ternak mamalia sebelum ovulasi sel telur terletak
pada satu sisi ovarium terbungkus dari satu masa padat sel-sel folikuler yang
disebut cumuloophorus. Sel telur yang baru diovulasikan dikelilingi oleh lapisan
sel granulose (corona radiata).
Sel telur mempunyai dua membran yaitu, membrana vitellin dan zona
pellucida. Membrana vitellin adalah suatu diferensiasi cortikal oocyt dan dapat
dianggap mempunyai struktur dan sifat-sifat yang sama dengan membran plasma
sel-sel somatik yang berguna untuk difusi dan pengangkutan aktif. Zona pellusida
adalah suatu selaput yang homogen dan semipermiabel yang terbuat dari suatu
protein yang dapat dilebur oleh enzim-enzim proteolitik.
Jumlah chromosom didalam ovum (keadaan haploid); pada sapi 30;
domba 27; babi 19. Diameter folikel de Graaf sebelum ovulasi (mm); pada sapi
12-19; pada domba 5-8; pada babi 8-12. Diameter ovum yang matang tanpa zona
pellucida (mikron); pada sapi 120-160; domba 140-185; babi 120-170. Jumlah
folikel yang pecah pada setiap estrus (ovulation red) pada sapi 1-2; domba 1-4;
babi 10-25. Umur kesuburan ovum (jam) pada sapi 18-20; domba 12-24; babi 12-
24.
Adapun tahapan oogenesis antara lain adalah sel telur berasal dari oogonia
atau sel telur induk, seperti halnya spermatozoa, oogonia juga bersifat diploid.
Oogonia akan membelah menjadi oocyt primer dan kemudian akan membelah
secara meiosis menjadi dua sel yang tidak sama ukurannya. Yang berukuran
normal disebut oocyt sekunder, sedangkan yang ukurannya lebih kecil karena
kekurangan plasma darah disebut badan kutub primer. Pembelahan dari oocyt
primer menjadi oocyt sekunder dan polosit primer disebut tahapan meiosis I,
selanjutnya oocyt sekunder mengalami pembelahan yang disebut dengan meiosis
II menghasilkan ootid dan polosit sekunder. Polosit primer membelah menjadi
dua polosit sekunder,yang mana akhirnya ootid akan berkembang menjadi ovum
atau sel telur. Oogenesis hanya menghasilkan satu sel telur masak, sedangkan tiga
lainnya adalah sel-sel rudimenter yang disebut badan polar atau polosit .
Proses oogenesis pada sapi berlangsung pada hari ke-45 sampai lebih dari
110 hari. Sedangkan proses oogenesis pada domba berlangsung hari ke-35 sampai
hari ke-90 masa kebuntingan.

Anda mungkin juga menyukai