Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi

pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum,

tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau

sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).

Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan,triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan

triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan.

Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak

anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak

langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi

adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian

ibu misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor

resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan

beresiko tinggi.

2.2 Tanda dan Gejala Awal Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009; Jannah, 2011;

Nugroho, dkk, 2014) :

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti

Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang

dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda

presumtif/ tanda tidak pasti adalah :

1. Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan

kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya

wanita hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang amenorhoe

disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat menderita penyakit TBC,

typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.

0. Nausea (enek) dan emesis (muntah)

Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan

sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah.

Nausea sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim

disebut morning sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih

fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.

1. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu) Sering

terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya

usia kehamilan.

Universitas Sumatera Utara


4. Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron yang merangsang

duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.

5. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul

kembali.

6. Sering buang air kecil

Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan pertama kehamilan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini

hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir

triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan

menekan kembali kandung kencing.

7. Obstipasi

Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon

steroid.

8. Pigmentasi kulit

Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang – kadang tampak deposit

pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal dengan kloasma

gravidarum (topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih hitam karena

didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea

alba. Hal ini terjadi

Universitas Sumatera Utara


karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang

melanofor dan kulit.

9. Epulis

Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi

pada triwulan pertama.

10. Varises (penekanan vena - vena)

Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan terdapat pada

daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada

multigravida, kadang - kadang varises ditemukan pada kehamilan yang

terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang –

kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.

2.2.2 Tanda Kemungkinan Hamil

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan – perubahan yang diobservasi

oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin

banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan

kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah :

1. Uterus membesar

Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.

Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan

semakin lama semakin bundar bentuknya.

Universitas Sumatera Utara


2. Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajdi lunak, terutama daerah ismus. Pada

minggu – minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri.

Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih

lunak sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada

dinding perut di atas simpisis maka ismus ini tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama

sekali terpisah dari uterus.

3. Tanda chadwick

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan agak kebiru

– biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh

hormone esterogen.

4. Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah

telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah

satu jurusan pembesaran tersebut.

5. Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau pemeriksaan dalam

uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk

uterus dalam masa kehamilan.

Universitas Sumatera Utara


6. Goodell sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti merasakan ujung hidung,

dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah

daun telinga.

0. Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin pada

kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi hari. Dengan tes ini, dapat membantu

menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

2.2.3 Tanda Pasti

Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang dapat

digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan

adalah :

1. Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu.

Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu karena telah

berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan keempat dan kelima, janin

berukuran kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim

didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim.

Universitas Sumatera Utara


2. Teraba bagian – bagian janin

Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa

dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.

3. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa

dengan menggunakan :

a. Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.

0. Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.

a. Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.

4. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.

5. Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran

kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis sehingga dapat

diperkirakan tuanya kehamilan.

2.3 Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan

Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan

untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik serta

menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita

dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses yang rutin juga

diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru yaitu

janin, plasenta, uterus dan kelenjar mamae.

Universitas Sumatera Utara


Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga

kebutuhan akan aneka makan zat gizi bisa terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat

ini untuk mendukung persiapan kelak bayi dilahirkan.

Sebagai pedoman dalam pengwasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah

bagaimana kenaikan pertambahan berat badan ibu hamil. Sebagai standard

kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil menurut Committee on Nutritional

(1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29),

pertambahan berat badan sekitar 7 kg – 11,5 kg. Untuk ibu normal (BMI 19,8 –

26) maka pertambahan berat badan sekitar 11,5 kg – 16 kg. Untuk ibu kurus (BMI

< 19,8) maka pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg – 18 kg.

Pada kehamilan trimester pertama, umumnya timbul keluhan mual, ingin

muntah, pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan dan malas

beraktivitas. Pada saat ini, belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral

dan vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan

kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang

perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi

gangguan pencernaan.

Pada kehamilan trimester kedua, mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan ibu

hamil. Pada saat ini, muntah sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan

bertambah, perkembangan janin sangat pesat, bukan saja tubuhnya tetapi juga

susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena perumbuhan janin yang pesat

dimana jaringan otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan

Universitas Sumatera Utara


protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan

untuk minum susu 400 cc. Selain itu, vitamin dan mineral yang banyak terdapat

pada buah – buahan dan sayuran juga perlu untuk dikonsumsi.Pada kehamilan

trimester kedua ini, ibu hamil sering mengalami pembengkakan pada kakinya. Hal

ini bisa diatasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung ion

natrium dan klorida.

Pada kehamilan trimester ketiga, nafsu makan sudah baik sekali, cenderung

untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi

kegemukan. Secara garis besar, makanan pada trimester ketiga sama dengan

makanan pada trimester kedua (Simanjuntak dan Sudaryati, 2005). Berikut adalah

perbandingan kebutuhan zat makanan pada wanita saat tidak hamil, hamil dan

menyusui yang direkomendasikan oleh National Research Council yang dikutip

oleh Evawany Aritonang (2010);

Tabel 2.1 Diet yang direkomendasikan oleh National Research Council pada
wanita saat tidak hamil, hamil dan menyusui

No Zat Makanan Tidak hamilª Hamil Menyusui


1. Kilokalori 2.200 2.500 2.600
2. Protein (g) 55 60 65
3. Vitamin larut dalam lemak
a. A (μg REᵇ) 800 800 1.300
b. D (μg) 10 10 12
c. E (mg TE ) 8 10 12
d. K (μg) 55 65 65
4. Vitamin larut dalam air
a. C (mg) 60 70 95
b. Folat (μg) 180 400 280
c. Niacin (mg) 15 17 20
d. Riboflavin (mg) 1,3 1,6 1,8
e. Thiamine (mg) 1,1 1,5 1,6
0. Piridoksin B6 (mg) 1,6 2,2 2,1

g. Cobalamin B12(jig) 2 2,2 2,6


5. Mineral
a. Kalsium (mg) 1.200 1.200 1.200
Universitas Sumatera Utara
b. Fosfor (mg) 1.200 1.200 1.200
c. Iodin (jig) 150 175 200
d. Besi (mg dari besi ferro) 15 30 15
e. Magnesium (mg) 280 320 355
f. Zinc (mg) 12 15 19

Keterangan : ªuntuk wanita usia 15-18 tahun

ᵇRE = Retinol Equivalent (1 RE = 1 jig retinol)

TE = Tocopherol Equivalent

2.4 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

Pelayanan antenatal atau yang sering disebut dengan pemeriksaan kehamilan

adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga professional yaitu dokter spesialisasi

bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Petugas kesehatan

tersebut melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kehamilan ibu dan juga

memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada ibu hamil, suami

dan keluarga tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya.

Dengan demikian, memberikan asuhan antenatal care yang baik akan

menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha

menurunkan AKI dan AKB.Terdapat tujuh standar minimal antenatal care yang

disingkat dengan “7 T“ yaitu (Ari Sulystiawati, 2009) :

1. Timbang berat badan.


2. Tinggi fundus uterus, mengukur tinggi fundus uterus.

3. Tekanan darah, mengukur tekanan darah.

0. Tetanus toxoid (TT),pemberian imunisasi TT lengkap.

4. Tablet fe, pemberian tablet zat besi (fe).

5. Tes penyakit menular seksual (PMS).

6. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Cakupan K1 merupakan gambaran besar ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke

fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.

Cakupan K4 merupakan kunjungan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar paling sedikit empat kali dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada

trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur

kehamilan.

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pemeriksaan kehamilan yaitu

(Nugroho, dkk, 2014) :

2.4.1 Peningkatan Kesehatan dan Kelangsungan Hidup

Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup dilakukan melalui :

1. Pendidikan dan konseling kesehatan tentang :

a. Tanda – tanda bahaya dan tindakan yang tepat

b. Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi

c. Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera

d. Pencegahan dan pengenalan gejala – gejala PMS

Universitas Sumatera Utara


2. Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan

komplikasi

3. Penyediaan TT

4. Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium

5. Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesiapan

menghadapi persalinan

2.4.2 Deteksi Dini Penyakit yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Ibu dan Janin

Beberapa hal yang menjadi perhatian pada saat pemeriksaan kehamilan yaitu :

1. Anemia

2. Proteinura

3. Hipertensi

4. PMS

5. Dan lain - lain

2.4.3 Intervensi Tepat Waktu

Hal ini dilakukan untuk menatalaksana suatu penyakit atau komplikasi seperti :

1. Anemia

2. Pendarahan selama kehamilan

3. Hipertensi, preeklamsi dan eklamsia

4. PMS

5. Kematian janin dalam kandungan

Universitas Sumatera Utara


6. Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes mellitus dan lain – lain

2.4.4 Peningkatan Kesehatan dan Komunikasi Antar Pribadi

Hal ini dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan dan kesiapan

mental ibu untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan datang.

2.4.5 Kesiapan Persalinan

Kesiapan persalinan berfokus pada rencana persalinan terhadap tempat

persalinan, penolong persalinan, transportasi, dana dan sistem rujukan untuk

memaksimalkan kesiapsiagaan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan.

2.5 Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah menurunkan ataupun mencegah

kesakitan ataupun kematian maternal dan perinatal. Berikut adalah tujuan khusus

dari pemeriksaan kehamilan yaitu (Jannah, 2011) :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

Universitas Sumatera Utara


5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Dengan pemeriksaan kehamilan, diharapkan dapat memperoleh hasil

sebagai berikut (Mufdillah, 2009) :

1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas

tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan.

2. Bayi dilahirkan sehat, baik secara fisik maupun mental.

3. Ibu mampu merawat dan memberi ASI kepada bayinya.

4. Suami dan istri telah mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk

mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya.

2.6 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas

kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan

pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu

hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya, yaitu ibu hamil

yang dikunjungi oleh petugas kesehatan di rumahnya atau di posyandu.

Kunjungan dalam pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikit empat

kali yaitu (Nugroho, dkk , 2014) :

1. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu)

Universitas Sumatera Utara


2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu)

0. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 25 sampai melahirkan)

Menurut Depkes RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan pertama (K1)

Meliputi identitas/ biodata, riwayat kehamilan, riwayat kebidanan, riwayat sosial

ekonomi, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan serta konsultasi.

b. Kunjungan keempat (K4)

Meliputi anemnesa keluhan/ masalah, pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan,

pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/ diperlukan, diagnosa akhir

(kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi atau tergolong kehamilan resiko

tinggi), sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

2.7 Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan terfokus pada kegiatan – kegiatan yang meliputi (Sunarsih dan

Dewi, 2010) :

Tabel 2.2 Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan


No Kunjungan Waktu Keterangan
1. Trimester I 0 - 12 minggu 1. Mendeteksi masalah yang dapat
ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
2. Mencegah masalah seperti tetanus

neonatal, anemia dan kebiasaan

Universitas Sumatera Utara


tradisional yang berbahaya.
3. Membangun hubungan saling
percaya.
4. Memulai persiapan kelahiran
dan kesiapan menghadapi
komplikasi.
5. Mendorong perilaku
sehat (nutrisi, kebersihan,
olahraga, istirahat, seks dan
lain – lain).

2. Trimester II 13 – 24 minggu
Sama dengan
trimester I ditambah
dengan kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi selama
kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi edema dan proteinuria).

3. Trimester 25
– 36 mingguSama, ditambah dengan
deteksi
III apabila ada kehamilan ganda.

Setelah 36 minggu Sama, ditambah dengan deteksi


kelainan letak atau kondisi yang
memerlukan persalinan di rumah
sakit.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003) yang dikutip

oleh Mufdillah (2009), terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal care,

yaitu :

2.7.1 Identifikasi Ibu Hamil

Petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi calon

ibu, suami dan anggota keluarga lainnya agar mendorong calon ibu untuk

memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur. Universitas Sumatera Utara


2.7.2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Petugas kesehatan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis serta pemantauan ibu dan janin dengan seksama

untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Petugas kesehatan juga

harus mengenal kehamilan risiko tinggi, khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS/ infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.

Petugas kesehatan juga harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.

Bila ditemukan kelainan, petugas kesehatan harus mampu mengambil tindakan

yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

2.7.3 Palpasi Abdominal

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bila umur kehamilan

bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya janin ke dalam

rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

2.7.4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Petugas kesehatan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan.

Universitas Sumatera Utara


2.7.5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Petugas kesehatan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklamsia lainnya, mengambil

tindakan yang tepat dan merujuknya.

2.7.6 Persiapan Persalinan

Petugas kesehatan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami

dan keluarganya pada kehamilan trimester ketiga untuk memastikan bahwa

persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana menyenangkan akan

direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk

merujuk bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat.

2.8 Alasan Ibu Tidak Memeriksakan Kehamilan

Adapun beberapa alasan ibu tidak memeriksakan kehamilan menurut

Depkes RI (2005) yaitu :

1. Ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu karena suami atau

mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan

kehamilan dan hanya mengandalkan cara – cara tradisional.

2. Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu

lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan.

3. Beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan

kehamilannya.

Universitas Sumatera Utara


4. Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan ataupun

bagi petugas kesehatan untuk mendatangi mereka.

5. Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang wanita

meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.

6. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas kesehatan

(terlebih jika petugas kesehatannya berjenis kelamin laki – laki).

7. Ketidakpercayaan dan ketidaksengangan pada tenaga kesehatan.

8. Ibu dan anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai

waktu untuk memeriksakan kehamilan.

2.9 Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan

2.9.1 Umur

Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang

kemungkinan tidak beresiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20 - 35 tahun

karena pada usia tersebut, rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah

mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur

yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian, diketahui bahwa umur

ibu pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi

yang dilahirkan.

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap

untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap

kehamilannya. Ibu yang berumur 20 – 35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya

sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan kehamilannya.


Universitas Sumatera Utara
Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun, fungsi rahim dan bagian tubuh lainnya

sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20 – 35 tahun.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo

Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada

hubungan antara umur dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang

mempunyai balita (p=0,002).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross

sectional, ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care

(p=0,005).

2.9.2 Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang

berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu,

orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru

(Notoatmodjo, 2003).

Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi, akan

memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan

dirinya dan anak dalam kandungannya.


Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional,

ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care

(p=0,014).

2.9.3 Pekerjaan

Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga maka pada saat

hamil, mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat

berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan (Mufdillah, 2009). Pekerjaan sangat

menentukan terhadap seseorang untuk berbuat suatu kegiatan.

Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan ibu. Dengan banyak kesibukan

maka ibu kadang – kadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat

waktu. Namun, pekerjaan bukan penghambat dalam bertindak maka ia akan

berusaha untuk melakukan tindakan, dalam hal ini untuk memeriksakan

kehamilan.

2.9.4 Paritas

Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko komplikasi dan kematian

maternal. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih

baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan

KB.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo

Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada

Universitas Sumatera Utara


hubungan yang antara paritas dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada

ibu yang mempunyai balita (p=0,023).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross

sectional, ada hubungan antara paritas dengan kunjungan antenatal care

(p=0,006).

2.9.5 Pengetahuan

Menurut Bloom yang dikutip dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003),

pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentisitas atau tingkat yang

berbeda – beda.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan –

pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan – pertanyaan

tertulis atau angket.

Pengetahuan disini yang dimaksud adalah pengetahuan ibu mengenai

kehamilan. Bila pengetahuan mereka sudah baik terhadap perawatan kandungan

maka kepatuhan seseorang untuk memeriksakan kehamilan juga akan dapat

terjaga. Apabila pengetahuan belum sepenuhnya dimiliki maka untuk mengikuti

anjuran untuk memeriksakan kehamilan kurang dapat terwujud.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo

Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada

Universitas Sumatera Utara


hubungan yang antara pengetahuan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan

pada ibu yang mempunyai balita (p=0,001).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross

sectional, ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care

(p=0,004).

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja

Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross

sectional, ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care

(p=0,005).

2.9.6 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung utama untuk

memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit. Kepala

keluarga adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang

bertanggung jawab atas kebutuhan sehari – hari rumah tangga atau orang yang

dianggap atau ditunjuk sebagai kepala rumah tangga. Keluarga khususnya suami

sebagai kepala rumah tangga dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil

untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.

Adapun dukungan keluarga yang dimaksud disini adalah dukungan yang

diberikan baik dalam moril maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil

berupa memberikan dorongan untuk memeriksakan kehamilan sesuai jadwal. Jika

seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

Universitas Sumatera Utara


dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,

lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja

Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross

sectional, ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal

care (p=0,021).

2.9.7 Faktor Keterjangkauan

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo

Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada

hubungan antara keterjangkauan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada

ibu yang mempunyai balita (p=0,005).

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja

Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross

sectional, ada hubungan antara keterjangkauan dengan kunjungan antenatal care

(p=0,0001).

Menurut penelitian Murniati di Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2007,

keterjangkauan terhadap pelayanan antenatal mempunyai hubungan yang

bermakna terhadap pemeriksaan kehamilan dengan nilai p=0,000 (p<0,05).

2.10 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Status Bayi

Salah satu manfaat dari pemeriksaan kehamilan adalah bayi dapat

dilahirkan sehat, baik secara fisik maupun mental. Pemeriksaan kehamilan dapat

Universitas Sumatera Utara


memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2.10.1 Keadaan lahir

Deteksi dini menjadi salah satu pencegahan terhadap ibu hamil agar ibu

hamil mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Morbiditas dan mortalitas

bayi dapat dikurangi dengan melakukan pemeriksaan kehamilan. Keterlambatan

deteksi dini tentang perkembangan dalam kehamilan dikhawatirkan dapat berakibat

buruk dalam kelahiran janin.

Tbu hamil yang menderita PMS dapat meningkatkan resiko untuk

melahirkan bayi yang cacat ataupun dapat menularkan penyakitnya. Oleh karena

itu, pemeriksaan kehamilan sangat dianjurkan untuk mengantisipasi kelahiran bayi

yang tidak diinginkan.

2.10.2 Berat Bayi Lahir

Salah satu deteksi dini masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin adalah dengan mendeteksi apakah ibu menderita anemia

atau tidak. Pada ibu hamil yang kadar hemoglobinnya tidak normal dapat

meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi serta

kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan premature.

Umumnya, kadar hemoglobin yang kurang disebabkan oleh kekurangan zat

besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

Universitas Sumatera Utara


pertumbuhan janin. Bila kadar hemoglobin ibu hamil <11 gr/dl maka kadar
hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak normal/ anemia.

Menurut penelitian Muazizah, dkk di Rumah Sakit Permata Bunda

Kabupaten Grobongan Semarang tahun 2011 dengan desain cross sectional, ada

hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir (p=0,000).

2.11 Kerangka Teoritis

Dari teori dan beberapa penelitian terdahulu, disusun kerangka konsep

teoritis yang merupakan alur pikir peneliti. Faktor – faktor yang berhubungan

dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah :

Variabel independen : Variabel dependen :

1. Sosiodemografi Kelengkapan
pemeriksaan kehamilan
a. Umur
b. Suku
c. Agama
Status bayi
d. Pendidikan ibu
a. Keadaan
e. Pekerjaan ibu lahir
f. Paritas
2. Pengetahuan ibu
3. Dukungan keluarga
4. Faktor keterjangkauan

Universitas Sumatera Utara


2.12 Kerangka Konsep Penelitian

Dari beberapa penelitian terdahulu, disusun kerangka konsep penelitian

yang merupakan alur pikir peneliti. Faktor – faktor yang berhubungan dengan

kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah :

Variabel independen : Variabel dependen :

1. Sosiodemografi
a. Umur
b. Suku*
c. Agama*
d. Pendidikan ibu Kelengkapan
pemeriksaan kehamilan
e. Pekerjaan ibu
f. Paritas
2. Pengetahuan ibu
3. Dukungan keluarga
4. Faktor keterjangkauan

*tidak diuji

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai