Anda di halaman 1dari 22

BAB I

DEFINISI

A. Lingkungan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang adalah semua area di


dalam dan di luar gedung yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang sesuai batas wilayah dan area Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.
B. Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua orang yang berada di dalam area Rumah Sakit
tanpa terkecuali.
C. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit,
Puskesmas, praktik dokter manidri, bidan praktik mandiri, toko obat atau apotek, pedagang
farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara
lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA).
D. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang berada di dalam Rumah Sakit dan
secara tidak langsung menggunakan B3.
E. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya;
F. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
G. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan
manusia, dan makhluk hidup lainnya;
H. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu
wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
I. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
J. Label adalah uraian singkat klasifikasi dan jenis B3;
K. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana untuk mengangkut;
L. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan sangat
bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.
1
M. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai peralatan
dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan kerusakan
berupa iritasi dan peradangan kulit.
N. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
O. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta sering
menimbulkan kebakaran.
P. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang karena
sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
Q. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara yang
dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu atau 40 jam/minggu, tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti.
R. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan
yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai kelengkapan laboratorium,
misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah Semarang.
B. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
peralatan, dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan dengan
menggunakan bahan kimia
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup panduan
tentang :
a. Identifikasi B3
b. Pengadaan B3
c. Penyimpanan B3
d. Penanganan tumpahan B3
e. Penanganan terpapar B3 pada kulit
f. Penanganan terpapar B3 pada mata
g. Pemasangan simbol dan label B3
h. Pembuangan limbah B3
2. Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Rawat Jalan
6. Radiologi
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana
8. Gudang

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tata laksana bahan berbahaya dan beracun yang
mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3, penyimpanan
B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan B3, dan standart
operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh izin
dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi fungsi -
fungsi sbb :

1. Identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam
daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.74 / Tahun
2001 , sbb :
1) mudah meledak (explosive);
2) pengoksidasi (oxidizing);
3) sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) sangat mudah menyala (highly flammable);
5) mudah menyala (flammable);
6) amat sangat beracun (extremely toxic);
7) sangat beracun (highly toxic);
8) beracun (moderately toxic);
9) berbahaya (harmful);
10) korosif (corrosive);
11) bersifat iritasi (irritant);
12) berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) karsinogenik (carcinogenic);
14) teratogenik (teratogenic);

4
15) mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. 74/ Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara
Identifikasi dilakukan melalui uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.
2. Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang / jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang / jasa oleh
Institusi lainnya yang proesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang / jasa, yang
menggunakan anggaran oleh masing- masing institusi.
b. Pengadaan B3 dilakukan oleh masing-masing bagian/instalasi melalui instalasi
farmasi dan gudang/logistik misal bagian sanitasi ingin mengadakan bahan
untuk sterilisasi ruangan, cara pengadaannya memesan ke bagian farmasi untuk
dipesankan ke pihak ke tiga.
c. Pengadaan langsung dilakukan pengadaan farmasi sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang.
3. Panduan penyimpanan B3
1) Kelompokkan berdasarkan sifat bahan kimianya
2) Lengkapi ruang penyimpanan dengan simbol dan label serta menyimpan
MSDS di dekat penyimpanan B3
3) Jaga suhu tempat penyimpanan yang dikontrol dengan indikator alat
pengukur suhu.
4) Catat setiap transaksi B3 ( pemasukan dan pengeluaran B3) pada kartu stok.
5) Jaga kebersihan dan kerapihan tempat penyimpanan.
4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :

5
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahayanya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan cukup aman (tidak beresiko mengakibatkan
kejadian yang lebih berbahaya)
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman, dan sesuai dengan SOP
c. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
d. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan insiden B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
insiden di tempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman
dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu
pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .
Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran
bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas ,
sarana dan lingkungan rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan
oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjak ia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun pulang dari tempat kerja menuju
rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa
sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.

6
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai
akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau
mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran
orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Insiden B3
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah
terjadinya insiden dan jika terdapat insiden B3 petugas mampu
menanggulangi terjadinya insiden dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud di poin
sebelumnya wajib mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya insiden;
b) Menanggulangi insiden sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
insiden;
c) Melaporkan insiden yang terjadi atau keadaan darurat kepada tim P2K3
yang berada di ruang sanitasi;
d) Tim P2K3 setelah mendapatkan laporan kejadian segera mengambil
langkah2 penanggulangan yang diperlukan
6. Panduan penanganan tumpahan B3
a. Ketentuan umum mengatasi tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan
yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut,
korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan
bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba
(untuk bahan-bahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
1) Identifikasi / kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pelindung diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).

7
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
6) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
7) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS) di dalam masing-masing bahan.
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
7. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
Penanganan bila terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya pada pekerja, bila
terkena kulit dan rambut
a. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi.
b. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air ( bila
mungkin air mengalir atau air pancuran atau shower )
c. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
d. Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri
dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapa bahan kimia yang
melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
e. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Gawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
f. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke tim P2K3 Rumah Sakit

8. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


a. Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, bila Terkena Mata :
1) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi dengan
posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang terkontaminasi

8
2) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang bersih selama 15 – 20 menit
3) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai
mata sebelahnya
4) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata
5) Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai atau Instalasi
Gawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh Melaporkan
kejadian kecelakaan kerja ke P2K3 Rumah Sakit
9. Panduan pemasangan simbol dan label B3
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan
pencegahan yang esensial. Pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya
belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya,
demikian pula para pengguna di ruangan dari barang tersebut, dalam hal inilah
pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting
dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap
sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya
masih tetap diperlukan.

Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :

a. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah


bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

b. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.

c. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.

d. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.

9
e. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

A. Panduan Umum pemasangan Simbol


a. Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya
dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
b. Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib
diberi simbol B3.
c. Bentuk dasar, ukuran dan bahan:
1) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk
belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal
berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada kemasan
disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran
25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar simbol

2) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3

d. Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang


terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan

1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),


sebagaimana gambar 1

10
Gambar 1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak
(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25°C, 760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan
kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),
sebagaimana gambar:

Gambar 2. Simbol B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau
menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara.
11
3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar

Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah


menyala (flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena
kontak dengan udara pada temperature ambien;
b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala
api;
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara
lembab;
e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0°C dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35°C;
f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0°C – 21°C;
g) Aerosol yang mudah menyala;
h) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
i) Peroksida organik.
4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana
gambar 4.

12
Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun
ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun
dan beracun); dan/atau
b) Sifat bahaya toksisitas akut.
5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana
gambar 5.

Gambar 5. Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmfull)

13
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melaluinhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana
gambar 6.

Gambar 6. Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol
berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut
a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;
c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi
serius pada mata
7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana
gambar 7.

14
Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar 8.

Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous


for the environment)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
15
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak
lapisan ozon.
9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenic (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau
berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai
berikut:
a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
c) mutagenik yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f) gangguan saluran pernafasan.

16
10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas), sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi
dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan
isinya dapat menyebabkan kebakaran
e. Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel dengan
baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan
terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol
lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa
bahan berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”

17
2) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada tempat penyimpanan
b) Kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau
plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
f. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan
informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label
harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah
terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi

18
Nama B3/Nama Dagang Nama B3
Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama
Komposisi, No.CAS/No bahan
UN; kimia.
Produsen Komposisi atau
formulasi bahan
kimia.
Informasi lengkap
mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan
klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya”


atau

19
“awas” sesuai dengan
tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol
- klasifikasi B3. secara lebih
- fisik, kesehatan, detil sesuai dengan
lingkungan. klasifikasi B3.
Misal: sangat mudah
menyala,
sangat beracun,
karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan
kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan
atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap
mengenai
pemasok

3) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh
pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana
gambar di bawah ini:

Simbol

Label

20
Gambar Kemasan B3 dengan symbol dan label
10. Panduan pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS B3 diangkut dan dimusnahkan oleh pihak
ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari
KLH.
a. Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
1) Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses
yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau
tempat sampah khusus B3
2) Jika limbah asam dan basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
Untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan
aman tidak lebih ambang
3) Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
4) Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.
Hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb
b. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
1) Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada
pihak ke tiga
2) Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan
bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3 oleh
pihak ketiga kepadda pihak Rumah Sakit melalui petugas dari unit
Sanitasi.

21
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan,
penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun dengan baik.

22

Anda mungkin juga menyukai