Panduan Pengelolaan B3
Panduan Pengelolaan B3
DEFINISI
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA
A. Tata Laksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tata laksana bahan berbahaya dan beracun yang
mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3, penyimpanan
B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan B3, dan standart
operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah memperoleh izin
dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi fungsi -
fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam
daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.74 / Tahun
2001 , sbb :
1) mudah meledak (explosive);
2) pengoksidasi (oxidizing);
3) sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) sangat mudah menyala (highly flammable);
5) mudah menyala (flammable);
6) amat sangat beracun (extremely toxic);
7) sangat beracun (highly toxic);
8) beracun (moderately toxic);
9) berbahaya (harmful);
10) korosif (corrosive);
11) bersifat iritasi (irritant);
12) berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) karsinogenik (carcinogenic);
14) teratogenik (teratogenic);
4
15) mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No. 74/ Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara
Identifikasi dilakukan melalui uji karakteristik B3 meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.
2. Pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang / jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang / jasa oleh
Institusi lainnya yang proesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang / jasa, yang
menggunakan anggaran oleh masing- masing institusi.
b. Pengadaan B3 dilakukan oleh masing-masing bagian/instalasi melalui instalasi
farmasi dan gudang/logistik misal bagian sanitasi ingin mengadakan bahan
untuk sterilisasi ruangan, cara pengadaannya memesan ke bagian farmasi untuk
dipesankan ke pihak ke tiga.
c. Pengadaan langsung dilakukan pengadaan farmasi sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit
Roemani Muhammadiyah Semarang.
3. Panduan penyimpanan B3
1) Kelompokkan berdasarkan sifat bahan kimianya
2) Lengkapi ruang penyimpanan dengan simbol dan label serta menyimpan
MSDS di dekat penyimpanan B3
3) Jaga suhu tempat penyimpanan yang dikontrol dengan indikator alat
pengukur suhu.
4) Catat setiap transaksi B3 ( pemasukan dan pengeluaran B3) pada kartu stok.
5) Jaga kebersihan dan kerapihan tempat penyimpanan.
4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
5
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahayanya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan cukup aman (tidak beresiko mengakibatkan
kejadian yang lebih berbahaya)
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman, dan sesuai dengan SOP
c. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
d. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan insiden B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
insiden di tempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa aman
dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu
pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama yang
berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .
Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran
bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas ,
sarana dan lingkungan rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang disebabkan
oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjak ia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun pulang dari tempat kerja menuju
rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa
sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
6
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai
akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau
mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran
orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Insiden B3
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah
terjadinya insiden dan jika terdapat insiden B3 petugas mampu
menanggulangi terjadinya insiden dan atau keadaan darurat akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud di poin
sebelumnya wajib mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya insiden;
b) Menanggulangi insiden sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
insiden;
c) Melaporkan insiden yang terjadi atau keadaan darurat kepada tim P2K3
yang berada di ruang sanitasi;
d) Tim P2K3 setelah mendapatkan laporan kejadian segera mengambil
langkah2 penanggulangan yang diperlukan
6. Panduan penanganan tumpahan B3
a. Ketentuan umum mengatasi tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan
yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut,
korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan
bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba
(untuk bahan-bahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
1) Identifikasi / kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pelindung diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
7
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
6) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
7) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS) di dalam masing-masing bahan.
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan kimia.
7. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit
Penanganan bila terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya pada pekerja, bila
terkena kulit dan rambut
a. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi.
b. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air ( bila
mungkin air mengalir atau air pancuran atau shower )
c. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
d. Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri
dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapa bahan kimia yang
melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
e. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi Gawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
f. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke tim P2K3 Rumah Sakit
8
2) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang bersih selama 15 – 20 menit
3) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai
mata sebelahnya
4) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit, alis dan kelopak mata
5) Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai atau Instalasi
Gawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh Melaporkan
kejadian kecelakaan kerja ke P2K3 Rumah Sakit
9. Panduan pemasangan simbol dan label B3
Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan
pencegahan yang esensial. Pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3 biasanya
belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya,
demikian pula para pengguna di ruangan dari barang tersebut, dalam hal inilah
pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat penting
dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap
sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya
masih tetap diperlukan.
c. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.
d. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
9
e. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
2) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3
10
Gambar 1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak
(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25°C, 760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan
kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),
sebagaimana gambar:
12
Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun
ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun
dan beracun); dan/atau
b) Sifat bahaya toksisitas akut.
5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana
gambar 5.
13
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melaluinhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana
gambar 6.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol
berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut
a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;
c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi
serius pada mata
7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana
gambar 7.
14
Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar 8.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
15
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak
lapisan ozon.
9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana
16
10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas), sebagaimana gambar 10.
17
2) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada tempat penyimpanan
b) Kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau
plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
f. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan
informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label
harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah
terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi
18
Nama B3/Nama Dagang Nama B3
Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan
Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan
Gambar. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama
Komposisi, No.CAS/No bahan
UN; kimia.
Produsen Komposisi atau
formulasi bahan
kimia.
Informasi lengkap
mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan
klasifikasi B3
19
“awas” sesuai dengan
tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol
- klasifikasi B3. secara lebih
- fisik, kesehatan, detil sesuai dengan
lingkungan. klasifikasi B3.
Misal: sangat mudah
menyala,
sangat beracun,
karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan
kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan
atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap
mengenai
pemasok
Simbol
Label
20
Gambar Kemasan B3 dengan symbol dan label
10. Panduan pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS B3 diangkut dan dimusnahkan oleh pihak
ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari
KLH.
a. Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
1) Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil proses
yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau
tempat sampah khusus B3
2) Jika limbah asam dan basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
Untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan
aman tidak lebih ambang
3) Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
4) Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.
Hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb
b. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
1) Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada
pihak ke tiga
2) Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan
bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3 oleh
pihak ketiga kepadda pihak Rumah Sakit melalui petugas dari unit
Sanitasi.
21
BAB IV
DOKUMENTASI
Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3, penyimpanan,
penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun dengan baik.
22