Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Sosial dan Interaksi Sosial


Proses Sosial

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat jika individu dan kelompok
sosial saling bertemu dan menetukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau
apa yang terjadi apabila ada perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yang telah ada. Proses sosial dapat di artikan sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama atau didalam kehidupan sosial, misalnya saling
mempengaruhi antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan
seterusnya.

Proses sosial juga dapat di artikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan orang perorang atau kelompok secara bersama.

Interaksi Sosial
Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antara individu atau
antar kelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini sering kali dinyatakan dalam bentuk
simbol-simbol atau konsep konsep sedangkan kata sosial bisa di artikan sebagai segala
macam aspek di mana berhubungan pada manusia serta kondisi sosial lingkungan.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan
invidu, individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja
sama, persaingan, ataupun pertikaian.
Interaksi sosial adalah sebagai faktor utama dalam kehidupan. Interaksi sosial
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu
dengan individu, kelompok dengan kelompok, maupun kelompok dengan individu. Tanpa
adanya interaksi sosial, anda tidak mungkin ada kehidupan bersama.

Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan
interaksi sosial (Gunawan, 2010) :
Adham Nasution
Proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling
berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang
nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan
hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian
sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge
dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
Abu Ahmadi
Proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati
apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep
interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara
individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
Soerdjono Dirdjosisworo
Proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :
Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan manusia
seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan
sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.
Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang
dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok
manusia.
Roucek dan Warren
Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut
menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu
proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain
dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Gillin dan Gillin
Proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang
perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
2.2 Ciri-ciri interaksi sosial

Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain sebagai bentuk sosial.

Adanya kontak sosial dan komunikasi.

Bersifat timbal balik, positif dan berkesinambungan.

Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.

Pola interaksi bentuk sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan yang nyata,
efektifitas, efesiensi, penyesuaian diri pada kebenaran, norma, tidak memaksa mental,
dan fisik merupakan ciri terakhir interaksi ini.

Tujuan Proses Sosial dan Interaksi Sosial

Terciptanya hubungan yang harmonis

Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan

Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup ( kehidupan sosial masyarakat )

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Proses Sosial dan Interaksi Sosial

Faktor Internal

Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial
meliputi hal-hal berikut :

Dorongan untuk meneruskan keturunan

Dorongan untuk memenuhi kebutuhan

Dorongan untuk mempertahankan kehidupan

Dorongan untuk berkomunikasi


Faktor Eksternal

Faktor Imitasi

Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali
muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.

Faktor Sugesti

Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada


individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa
berpikir kritis dan rasional.

Faktor Identifikasi

Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama
(identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi
melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses
kejiawaan yang sangat mendalam.

Faktor Simpati

Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang
atau kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau
perbuatannya yang sedemikian rupa.

Faktor Motivasi

Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada


individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi
biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan
berwibawa.Contohnya : motivasi dari seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang
guru kepada siswa.

Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan
kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam
(intens).

Agen Sosialisasi

Menurut Fuller dan Yacobs (1973), ada 4 agen sosialisasi yaitu :

Keluarga

Bisa keluarga inti (nuclear family) maupun keluarga besar (extended family)
misalnya selain kedua orang tuanya dimungkinkan kakak, nenek, paman, bibi, atau
pengasuhnya ( pembantu Rumah Tangga, babysister, penitipan anak/TPA).

Teman Bermain

Disini anak mendapatkan pengalaman bermain atau berinteraksi dengan


kelompok yang berusia sederajat dengannya. Pada tahap ini anak mempelajari nilai-nilai
keadilan, mempelajari aturan yang mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat
(game stage), dari teman bermainnya, atau bagaimana seorang anak berupaya untuk
dapat masuk kedalam kelompoknya.

Sekolah

Pendidikan formal mengajarkan peran-peran baru untuk persiapan dikemudian


hari, yaitu kemandirian, prestasi, universalisme (perlakuan yang sama), dan spesifisitas
(pada anak dapat terjadi kekurangan pada suatu pelajaran, tetapi untuk pelajaran yang
lain, anak tetap dihargai keberhasilannya). Sekolah harus dapat mengembangkan peran-
peran baru yang dapat membuat anak menjadi lebih percaya diri.

Media massa

Berbagai tayangan di media massa elektronik telah mengubah perilaku seseorang


dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah televisi, internet telah menjadi alat
komunikasi dan informasi yang menguasai setiap kehidupan umat manusia, sejak masa
kanak-kanank hingga masa dewasa. Sehingga media akan menjadi media yang efektif
untuk merubah suatu pikiran maupun perilaku masyarakat dalam waktu yang relatif
singkat, terutama bila dilingkungan keluarga maupun sekolah tidak ada model yang kuat
sebagai benteng pertahanan.

Syarat-syarat Interaksi Sosial

Kontak Sosial

Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara satu pihak
dengan pihak yang lain. Kontak sosial secara tidak langsung dapat terjadi karena adanya
bantuan peralatan komunikasi sebagai perantara misalnya : radio, telepon, e-mail, surat
dan lain sebagainya.

Komunikasi Sosial

Merupakan syarat pokok lain dalam proses sosial, yang mengandung pengertian bila
suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi, maka dalam keadaan demikian tidak
terjadi kontak sosial. Dengan komunikasi, maka sikap dan pikiran disatu pihak dapat
diketahui oleh pihak lain.

Pada dasarnya interaksi sosial/komunikasi sosial dapat berjalan secara verbal dan non
verbal. Untuk interaksi sosial yang non verbal dapat disebutkan bahwa gerakan tubuh,
merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan sejak zaman manusia purba.

2.7 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan


(competition), dan bahkan juga bisa berbentuk pertentangan atau pertikaian (konflict) Gillin dan
Gillin dalam Soekanto (2000) pernah mengaeakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut
mereka ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu:

Proses Asosiatif

Yaitu proses dimana interaksi tersebut membuat pihak yang berhubungan semakin
dekat. Proses asosiatif ini dibagi lagi pada tiga bentuk khusus, yaitu, akomodasi, asimilasi
dan akulturasi.

Proses Disosiatif
Yaitu proses dimana interaksi membuat pihak yang berhubungan semakin jauh. Proses
disosiatif ini juga dibagi lagi pada tiga bentuk khusus, yaitu persaingan, kontravensi dan
pertentangan atau pertikaian.

Sistematika yang lain juga pernah dikemukaan oleh Kimmbal Young. Menurutnya
bentuk-bentuk proses sosial adalah:

a. Oposisi yang mencakup persaingan dan perten- tangan atau pertikaian.

b. Kerjasama yang menghasilkan akomodasi.

c. Diferensiasi yang merupakan suatu proses di mana orang perorangan di dalam


masyarakat memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda dengan orang lain dalam
masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan. Diferensisasi tersebut
menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

Berbagai bentuk di atas di gabungkan menjadi:

Proses Asosiatif

Jenis interaksi sosial yang mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan
hubungan solidaritas antarindividu/kelompok.klasifikasi proses ini sebagai berikut:

Kerjasama

Kerjasama akan terjadi apabila orang-orang yang akan terlibat menyadari bahwa
mereka mepunyai kepentingan yang sama, pada saat yang sama, sehingga mereka
dapat mengembalikan kepentingan-kepentingan pribadi menjadi kepentingan
bersama. Pada dasarnya kerjasama akan terjadi apabila ada keuntungan-keuntungan
yang diperoleh sebagai akibat kerjasama tadi, dibanding bekerja sendiri-sendiri.
Berbagai bentuk kerja sama sebagai berikut :

Koalisi

Yaitu kerja sama dua organisasi politik atau lebih untuk mencapai tujuan yang
sama dengan cara bergabung menjadi satu.
Kooptsi

Yaitu bentuk kerja sama yang di lakukan dengan jalan menyepakati pimpinan
yang akan di tunjuk untuk mengendalikan jalanya organisasi atau kelompok.

Tawar menawar

Yaitu bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara 2 pihak
atau lebih.

Patungan

Yaitu kerja sama 2 badan usaha atau lebih untuk meraih keuntungan dalam
bidang ekonomi.

Akomodasi

Akomodasi terjadi bila hubungan kedua belah pihak seimbang, masing-masing


menerima nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku atau menyelesaikan
pertikaian. Bentuk- bentuk akomodasi sebagai berikut:

Kompromi

Yaitu persetujuan dengan dengan jalan damai untuk saling mengurangi


tuntutan.

Toleransi

Yaitu suatu sikap menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat.

Arbitrasi

Yaitu suatu usaha penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga yang di
pilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa.

Mediasi

Yaitu proses pengikutsertaan pihak ketiga sebagai penasihat yang netral dalam
penyelsaian suatu perselisihan.

Ajudikasi
Yaitu penyelesaian konflik atau perselisihan di pengadilan.

Alkuturasi

Proses penerimaan dan pengolahan unsure –unsure kebudayaan asing menjadi


bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian atau pun
cirri khas kebudayaan yang asli.

Asimilasi

Yaitu peleburan 2 atau lebih kebudayaan yang berbeda menjadi satu kebudayaan
tunggal yng di rasakan sebagai kebudayaan milik bersama.

Amalgamasi

Yaitu meleburnya 2 kelompok budaya menjadi satu dan melahirkan kelompok


budaya baru.

Proses Disosiatif

Interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan. Bentuk interaksi sosial sebagai
berikut :

Persaingan (kompetensi)

Suatu proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok untuk mencari
keuntungan melalui bidang kehidupan tertentu. terdapat macam-macam persaingan
antara lain:

Persaingan ekonomi

Persaingan kebudayaan

Persaingan kedudukan dan peranan

Persaingan ras

Pertentangan/pertikaian (conflict)
Suatu proses sosial ketika seorang / kelompok dengan sadar atau tidak sadar
menentang pihak lain di sertai ancaman atau kekerasan untutk mendapat keinginan/
tujuannya. Sebab-sebab terjadinya pertentangan adalah:

Perbedaan individu

Perbedaan kebudayaan

Perbedaan kepentingan

Perubahan sosial

Kontravensi

Usaha untuk merintangi atau menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Cara
cara kontravensi berupa gangguan, fitnah, provokasi, dan intimidasi. Bentuk
kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard becker dalam Soekanto (2000)
ada lima, yaitu:

Yang umum seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi,


protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan pihak lain.

Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum, memaki
melalaui surat selembaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian
kepada pihak lain. ¤Yang intensif mencakup, penghasutan, menyebar kan isu,
mengecewakan pihak-pihak lain.

Yang rahasia, umpamanya mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat. Yang
taktis, misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan lawan

Unsur-unsur Interaksi Sosial

Interaksi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu tindakan sosial dan keterikatan antar tindakan
sosial. Tindakan sosial (sosial action) merupakan unsur pembentuk interaksi sosial.

Tindakan Sosial
pada dasarnya terdapat empat (4) tipe utama tindakan sosial, yaitu:

Tindakan rasional instrumental.

Tindakan rasional berorientasi nilai.

Tindakan rasional.

Tindakan efektif.

Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan rasional instrumental merupakan tindak sosial yang dilaksanakan


seseorang, yang memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan
yang akan dicapai melalui tindakannya. Aktor (pelaku) memperhitungkan efesiensi
maupun efektifitas tindakan dari sejumlah pilihan tindakan yang dimilikinya.
Contohnya, tindakan seorang pengusaha memilih merk kecap yang diproduksinya
untuk pasar dalam negeri, dipertimbangkan dengan cermat. Berbagai informasi
dikumpulkan agar berbagai pertanyaan dapat terjawab. Apakah merk yang akan
digunakan merupakan merk baru atau mirip dengan merek kecap yang telah terkenal ?,
bagaimana dengan bentuk warnanya, dan lain sebagainya. Semua hal dipertimbangkan
secara baik dan cermat agar tujuan tercapai yaitu kecapnya laku di pasaran.

Tindakan Rasional Berorientasi Nilai

Tindakan rasional berorientasi nilai merupakan tindakan sosial yang bersifat


rasional dan juga mempertimbangkan kemanfaatan. Akan tetapi berbeda dengan
rasional instrumental, dalam tindakan rasional berorientasi nilai, tujuan tindakan tidak
dipersoalkan oleh aktor. Tanpa harus mempertimbangkan terlebih dahulu, kemanfaatan
tujuan diputuskan sebagai hal yang baik, benar dan perlu dicapai dalam kehidupan.
Persoalan dan pertimbangan pelaku hanyalah tentang cara pencapaian tujuan. Tindakan
ini biasanya berupa tindakan sosial yang berkaitan dengan niali-nilai dasar yang ada di
dalam masyarakat. Contohnya, tinda- kan beragama. Tujuan beragama dipandang
penting dalam kehidupan. Orang pada umumnya tidak meragukan arti pentingnya,
seberapa arti pentingnnya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan sejenis yang pada
dasarnya memepertanyakan tindakan beragama. Disini, yang lebih diperhatikan adalah
cara melaksanakan tindakan beragama. Berdoa sendiri di dalam hati, berdoa bersama,
bersedekah kepada fakir miskin, menjaga kebersihan dan tidak mendendam merupakan
beberapa pilihan yang tersedia.

Tindakan Tradisional

Berbeda dengan dua tindakan sosial yang telah dikemukakan sebelumnya,


tindakan tradisional bergolong tindakan sosial yang tidak mengutamakan pertimbangan
rasional. Maksudnya, baik tujuan tindakan maupun cara pencapaian tujuan, tidak
dipertimbangan secara rasional oleh pelaku. Tindakan rasional dilaksanakan hanya
berdasarkan pertimbangan kebiasaan atau adat istiadat. Menghormati orang tua dengan
mencium tangan mereka merupakan salah satu contoh tindakan sosial tradisional.

Tindakan Afektif

Serupa dengan ketiga tindakan sebelumnya, tindakan afektif juga merupakan


tindakan sosial. Serupa de ngan tindakan tradisional, tindakan afektif tergolong sebagai
tindakan yang tidak mengutamakan pertimbangan rasional. Tindakan afektif dapat
dibatasi sebagai suatu tindakan yang dilakukan pelaku atas dasar perasaan (afektif),
baik atas dasar perasaan marah, sedih, senang, cinta atau perasaan-perasaan lainya.
Contohnya adalah tindakan ibu menyayangi anaknya, serta membesarkan anaknya.

Keterkaitan Antartindakan Sosial

Tindakan sosial apapun yang dilakukan seseorang cenderung berhubungan


dengan tindakan individu lainnya. Hubungan antar tindakan sosial tidak terjadi secara
otomatis, karena kekuatan alam, atau karena kekuatan supra alami. Keterkaitan antar
tindakan sosial terjadi karena ada manusia, manusialah yang melakukan tindakan dan
menjalinnya dengan tindakan yang lain.

Coba gunakan imajinasi anda, bayangkan, seorang dokter tengah memerintah


salah seorang perawat untuk mempersiapkan penanganan terhadap pasien. Dengan kata
lain, ia melakukan tindakan sosial. Dan perawat-pun melakukan tindakan sosial, yakni
menerima perintah tersebut dengan mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan guna
penanganan terhadap pasien. Interaksi sosial telah terjadi pada contoh di atas. Hal ini
dapat kita lihat karena adanya suatu tindakan sosial yang dilakukan oleh dokter tersebut
kepada perawat. Kemudian perawat melakukan tindakan sebagai dampak atau akibat
atau pengaruh dari tindakan sosial yang dilakukan oleh dokter tersebut, sehingga dapat
dikatakan bahwa ada keterkaitan antar tindakan dokter dengan tindakan perawat
(keterkaitan antartindakan sosial).

Kehidupan Yang Terasing

Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji pada
kehidupan yang terasing ( isolation ). Kehidupan teraing yang sempurna ditandai dengan
ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak lain. Namun orang yang
hidup terasing masih dapat melakukan sutu tindakan namun tak mendapat tanggapan apa-
apa. Kehidupan terasing dapat disebabkan secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan
dari hubungan dengan orang-orang lainnya. Padahal, perkembangan jiwa seseorang banyak
ditentukan oleh pergaulannya.

Contoh kasus: Seseorang yang sejak kecil diasingkan punya kepribadian yang berbeda
dari orang lain, meskipun tampilan fisiknya sama, orang lain disini diartikan sebagai orang
yang tumbuh dengan interaksi sosial yang dianggap baik. Pertumbuhannya normal namun
perkembangannya terganggu. Kehidupan asing juga dapat terjadi karena cacat pada
inderanya, orang cacat cenderung menjadi rendah diri karena untuk mengembangkan
kepribadiannya seolah-olah terhalang dan tertutup sama sekali. Kehidupan terasing juga
dapat disebabkan dikarenakan perbedan ras atau kebudayaan yang menimbulkan prasangka
yang berbeda. Kehidupan terasing pun dapat terjadi karena perbedaan agama apabila suatu
penganut agama memeluk sutu agama tertentu dengan kuatnya. Maka orang dengan agama
yang berbeda akan tersingkir. Pada masyarakat berkasta mungkin terjadi biasanya terjadi
pada masyarakat kasta yang tertinggi pada masyarakat kasta yang tertinggi terhadap
masyarakat berkasta rendah karena perbedaan strata sosial dapat membuat terhambatnya
interaksi sosial. Pada suku bangsa mungkin terjadi, beberapa suku Indonesia yng tertutup
dan terasing pada dunia luar akan sulit terjadi interaksi sosial, hal ini sering terjadi karena
adanya prasangka buruk rakyat sekitar yang takut akan adanya budaya lain yang akan
merusak norma-norma tradisional hal ini akan menganggu adanya interaksi sosial.

Penyebab kehidupan terasing

Ada beberapa penyebab mengapa kehidupan manusia menjadi terasing.

Sengaja diasingkan

Orang yang dipenjara tidak dapat berinteraksi dengan leluasa. Terlebih jika ia
menjadi tahanan nomor satu yang ditempatkan diruang terisolir. Orang yang
melanggar hukum adat, misalnya, mendapat sanksi masyarakat. Ia dikucilkan dari
kelompoknya. Sehingga akses hubungan sosial menjadi terbatas. Seorang anak yang
sengaja diisolir dari orang lain, tidak boleh bergaul dengan teman-teman sebaya dan
masyarakat sekitar, mengalami perkembangan yang stagnan. Bahkan berprilaku
layaknya hewan.

Kecacatan fisik

Kehidupan terasing dapat juga diderita oleh orang-orang yang mengalami cacat
secara fisik. Orang yang tuli sejak lahir mengalami kesulitan memahami bahasa,
akibatnya ia sulit berkomunikasi. Demikian juga orang buta yang mengasingkan diri
karena keterbatasan indranya.

Gangguan kesehatan

Orang yang menderita penyakit menular cenderung tidak percaya diri melakukan
hubungan sosial. Rasa minder dan bersalah mengitarinya. Setiap hendak berinteraksi,
ia mengira orang akan menolaknya. Terlebih jika sakit yang dideritanya sangat akut
dan berbahaya.

Perbedaan

Salah satu alasan mengapa orang tidak melakukan interaksi sosial adalah karena
perbedaan mencolok antara dirinya dengan orang lain. Seperti perbedaan bahasa, ras,
suku, dan agama. Terasingnya seseorang akibat perbedaan ini dapat menimbulkan
prasangka-prasangka. Orang Islam di Amerika menjadi was-was pasca serangan
teroris, Ia takut keluar rumah karena hawatir atas kekerasa yang mungkin akan ia
alami. Orang Yahudi pada masa perang dunia kedua mengalami tindakan
diskrimantif. Akibatnya mereka bergaul secara eksklusiv, hanya dengan kelompoknya
sendiri.

Sikap mental

Rasa minder, tidak percaya diri, pemalu, dan sejenisnya merupakan gangguan
psikologis yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial manusia. Seseorang yang
sangat pemalu enggan bertemu dengan orang lain, apalagi dengan orang yang tidak
dikenalnya. Untuk mengekspresikan diri, kisah-kisah hidupnya ditorehkan dalam
buku diari. Dari A sampai Z, semuanya lengkap.

Kesibukan

Orang yang dirudung kesibukan kerja mengalami keterbatasan berinteraksi sosial.


Terlebih jika pekerjaannya tidak melibatkan orang lain, seperti duduk di depan
komputer memeriksa banyak arsip, memeriksa tumpukan surat-surat perusahaan, dan
lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai