Anda di halaman 1dari 4

Material oksida keramik memiliki kekuatan serta kekerasan yang tinggi,

ketahanan aus dan korosi yang baik, ketahanan termal yang tinggi dan memiliki
kinerja yang sangat baik. Oleh karena sifat diatas, keramik oksida dapat
dikombinasikan dengan logam menggunakan plasma spraying. Al2O3 merupakan
salah satu jenis keramik oksida yang sering digunakan. Metode pelapisan Plasma
Spraying menggunakan Al2O3 biasanya digunakan untuk meningkatan ketahanan
aus dan erosi, proteksi terhadap korosi, serta insulasi termal dari subtrat logam
ketika kondisi harsh working. Namun, plasma spray Al2O3 masih memiliki cacat
seperti porositas, mudah crack kekuatan adhesi yang rendah. Untuk mengatasi
kekurangan ini, cara yang efektif dapat dengan membuat
fasa kedua pada lapisan Al2O3. Misalnya ketangguhannya dan ketahanan aus
lapisan Al2O3 ditingkatkan dengan penambahan ZrO2 dan TiO2 Fasa kedua dapat
dibuat dengan penambahan logam tanah jarang seperti CeO2, Y2O3. Dalam
penelitian sebelumnya diketahui bahwa, penambahan Y2O3 ke dalam lapisan Al2O3
dapat menurunkan koefisien gesekan, meningkatkan ketangguhan serta ketahanan
aus. Dalam penelitian ini, lapisan Al2O3-Y2O3 dibuat sesuai dengan komposisi
eutektik dari diagram fasa Al2O3-Y2O3, dan TiO2 ditambahkkan ke lapisan Al2O3-
Y2O3 untuk mengetahui efek aditif TiO2 pada struktur mikro dan sifat lapisan
Al2O3-Y2O3.
Ukuran rata-rata bubuk Al2O3, Y2O3 dan TiO2 adalah masing-masing 40
nm, 50 nm dan 50 nm. Berdasarkan titik komposisi eutektik dari Al2O3-Y2O3 yaitu
82:18 (rasio molar). Bubuk tersebut digumpalkan untuk membentuk bubuk
komposit (bahan baku penyemprotan) dengan granulation spray. Paduan titanium
TC4 dengan ukuran 12mm × 10mm × 10mm digunakan sebagai substrat. Proses
pelapisan menggunakan GDP-2 tipe 50 kW plasma spraying system). Parameternya
adalah sebagai berikut: (1) arus 500 A, (2) tegangan 65–70 V, (3) laju aliran gas
primer Ar sekitar 80 L / menit dan gas sekunder H2 20 L / menit, (4) jarak semprot
sekitar 100 mm, (5) diameter internal nozel anoda 5mm. Setelah grinding dan
polishing, struktur mikro cross-section dari lapisan diamati oleh scanning electron
microscopy mikroskopi elektron (SEM). Susunan fasa bubuk komposit dan pelapis
ditandai dengan X-raydifraction (XRD) dengan radiasi CuKα. Porositas dari lapisan
diketahui dengan metode image analyzing. Microhardness dari lapisan diuji pada
permukaan lapisan yang telah dipoles menggunakan Microhardness Tester di
bawah indentasi 100 g dengan waktu 15 detik (sepuluh indentasi untuk setiap
sampel). Ketangguhan lapisan ditentukan oleh indentasi Vickers dengan beban 500
g. Morfologi lekukan dan retakan diamati, serta energi propagasi dari retakan
dihitung untuk dibandingkan dengan ketangguhan lapisan. Kuat ikatan dari lapisan
(rata-rata tiga pengukuran per lapisan) diukur dengan uji tarik adhesi. Uji keausan
gesek tanpa mengalami pergeseran dilakukan pada tribometer SFT-2M.
menggunakan konfigurasi ball-on-disc di udara pada suhu kamar. Bola Si3N4
memilik diameter 4mm digunakan untuk memutar kontak dengan masing-masing
spesimen disk. Beban normal aktif setiap disk adalah 30 N. Kecepatan putaran
adalah 400 rpm. Waktu ausnya 10 menit. Setelah pengujian aus, lebar dan
kedalaman keausan melingkar track pada setiap disk diukur menggunakan
profilmeter. Volume juga ditentukan dengan menggunakan Profilmeter. Permukaan
yang dikenakan dari lapisan digambarkan oleh SEM.
Hasilnya pada serbuk komposit AY mengandung α-Al2O3 dan c-Y2O3, dan
serbuk komposit AYT6 mengandung α-Al2O3, c-Y2O3 dan TiO2 rutil. Pada sistem
pelapisan komposit menggunakan plasma spray menunjukkan pola XRD dari
Al2O3-Y2O3 dapa dilihat perbandingan, dapat dilihat bahwa fasa utama plasma
coating Al2O3-Y2O3 yang disemprotkan adalah α-Al2O3 dan c-Y2O3, dan terdapat
fasa Y3Al5O12 dan fasa Y4Al2O9 terbentuk. Y3Al5O12 adalah aluminium yttrium
garnet (YAG), yang merupakan senyawa yang dibentuk oleh reaksi Al2O3 dan
Y2O3, dan Y4Al2O9 (YAM) juga merupakan senyawa yang dibentuk oleh reaksi
Al2O3 dan Y2O3. Tidak ada fasa γ-Al2O3 yang terbentuk dilapisan Al2O3-Y2O3,
yang umumnya terbentuk saat plasma menyemprotkan lapisan Al2O3, yang
mungkin berhubungan dengan alasan. Pertama, penambahan Y2O3 distabilkan α-
Al2O3. Kedua, efek pemanasan oleh Jet plasma pada percikan deposit sebelumnya
dapat menyebabkan transformasi dari γ-Al2O3 ke α-Al2O3. Selain itu, ada puncak
hadir dalam pola XRD dari lapisan AY, yang menunjukkan ada fasa amorf
terbentuk pada lapisan AY. Fasa YAG dalam lapisan AYT2 juga meningkat,
menunjukkan bahwa penambahan TiO2 2% berat mendorong pembentukan fasa
YAG. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa fasa utama dari lapisan AYT4,
AYT6 dan AYT8 adalah α-Al2O3 dan c-Y2O3, terdapat sejumlah kecil fasa YAM,
dan hampir tidak ada fasa YAG dalam tiga lapisan. Fasa amorf pada lapisan AYT4,
AYT6 dan AYT8 juga meningkat. Terdapat YAM dan Fasa YAG terbentuk pada
lapisan Al2O3-Y2O3. Saat 2% TiO2 ditambahkan dalam serbuk komposit Al2O3-
Y2O3, suhu reaksi Al2O3 dan Y2O3 pada lapisan AYT2 juga meningkat, serta fasa
YAG meningkat. Dengan peningkatan TiO2, tidak ada YAG yang terbentuk pada
lapisan AYT4, AYT6 dan AYT8.
Terdapat struktur lamelar dalam lapisan komposit Al2O3-Y2O3, dan ada
beberapa pori-pori pada lapisan. lapisan AY memiliki porositas tinggi, dan ukuran
dan distribusi pori-pori yang tidak homogen. pori-pori AYT2, AYT4, AYT6 dan
AYT8 pelapisan berkurang secara signifikan dengan penambahan TiO2. lapisan
AYT2 memiliki mikrostruktur yang lebih seragam dibandingkan dengan lapisan
Al2O3-Y2O3. Dengan peningkatan TiO2, kepadatan AYT4, AYT6 dan AYT8
coating meningkat lebih lanjut. Warna lamelar pada SEM secara bertahap
diperdalam dengan meningkatnya konten Al2O3. Wilayah A sangat kaya Al2O3, dan
wilayah B adalah struktur eutektik Al2O3 dan YAG, dan wilayah C kaya Y2O3 dan
YAG. Struktur mikro dalam lapisan AYT2, yang merupakan mikrostruktur eutektik
dan terdiri dari α-Al2O3 (fasa hitam) dan YAG (fasa abu-abu), dan hasil sesuai
dalam referensi.
Mekanisme pembentukan Al2O3-Y2O3 lapisan komposit, Kondisi
pemanasan di area tepi dari jet plasma berbeda dengan di daerah pusat jet. Serbuk
komposit Al2O3-Y2O3 masuk ke area sentral dari jet plasma yang sepenuhnya
meleleh. Serbuk komposit Al2O3-Y2O3 masuk ke dalam daerah tepi dari jet plasma
yang meleleh sebagian (permukaan partikel meleleh, sementara inti partikel itu
tidak). Partikel Al2O3 dan Y2O3 yang tidak meleleh dan partikel Al2O3 dan Y2O3
yang meleleh bercampur bercampur dan bereaksi satu sama lain dengan masih
mempertahankan struktur kristal asli selama proses pengendapan. Al2O3 dan Y2O3
yang meleleh dan bercampur bereaksi pada temperatur yang berbeda untuk
membentuk fasa YAM dan fasa YAG. Serbuk komposit AYT2 memiliki kondisi
leleh yang lebih baik daripada Bubuk komposit Al2O3-Y2O3 dalam plasma jet
karena penambahan TiO2 dengan titik lebur lebih rendah. Pencairan AYT2
memiliki fluiditas yang lebih baik dan derajat difusi lebih tinggi, sehingga lapisan
AYT2 yang memiliki mikrostruktur yang lebih padat,porositas rendah dan sedikit
retakan mikro. Penambahan TiO2 2% dapat mendorong terjadinya kondisi leleh dan
bercampur pada Al2O3 dan Y2O3, Pada saat yang sama, lelehan yang tercampur
dengan baik (termasuk Al2O3, Y2O3 dan TiO2) membentuk fasa amorf di bawah
kondisi pendinginan dan solidifikasi kecepatan tinggi. Mekanisme pembentukan
AYT4, AYT6 dan AYT8 lapisan komposit yaitu terdapat lebih banyak TiO2 yang
dicairkan dengan meningkatnya kandungan TiO2 karena titik lelehnya yang lebih
rendah. Semakin banyak TiO2 leleh diisi antara Al2O3 dan Y2O3, yang menghambat
reaksi kimia antara Al2O3 dan Y2O3, jadi ada fase YAG kurang terbentuk di lapisan.
Selain itu, difusi atom yang jauh juga terhambat dan dengan demikian nukleasi dan
pertumbuhan kristal tidak terjadi karena keadaan lebur yang lebih baik dan
kecepatan pendinginan yang tinggi dan solidifikasi, dan karena itu terbentuk fasa
yang lebih amorf.
Porositas pada lapisan komposit Al2O3-Y2O3 menurun dengan
meningkatnya TiO2. Ada dua alasan utama untuk pembentukan pori-pori dalam
komposit sistem Al2O3-Y2O3 pelapis. Pertama, pelelehan yang tidak merata.
Lelehan menyebabkan pembentukan pori-pori. Kedua, ada udara yang tertahan
dalam lelehan dan tidak dapat keluar karena pendinginan yang cepat, yang
menyebabkan pembentukan pori-pori. Ukuran dan distribusi pori-pori Al2O3-Y2O3-
TiO2 berbeda secara signifikan dengan lapisan Al2O3- Y2O3. Lapisan Al2O3-Y2O3
memiliki banyak pori-pori besar dengan terdistribusi tidak merata disebabkan oleh
mencairnya serbuk Al2O3-Y2O3 dan fluiditas yang buruk dari lelehan. Struktur
mikro dari lapisan AYT menjadi relatif lebih padat, lebih kecil, lebih bulat dan
merata dengan penambahan TiO2.
Microhardness dari lapisan AY adalah 1218,9 HV, dan microhardness
lapisan AYT2 ditingkatkan menjadi 1287,2 HV dengan penambahan 2% TiO2.
Microhardness dari AYT4, AYT6 dan lapisan AYT8 turun menjadi sekitar 1060-
1090 HV dengan peningkatan TiO2 lebih lanjut. Kekerasan mikro umumnya terkait
dengan komposisi dan struktur mikro dari plasma menyemprot lapisan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lapisan AYT2 memiliki mikrostruktur yang lebih
seragam dan porositas yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan AY.
Lapisan AY dan AYT2 keduanya memiliki ketangguhan yang baik. lapisan
AY dan lapisan AYT2 memiliki kekuatan ekstensi retak (Gc) masing masing 4,87
J · m2 dan 6,98 J · m2, hal ini menunjukkan bahwa lapisan AYT2 memiliki
ketangguhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan AY. Ada empat alasan lapisan
AYT2 memiliki ketangguhan yang lebih tinggi. Pertama, YAG pada lapisan AYT2
lebih tinggi dari bahwa dari lapisan AY, dan YAG didistribusikan secara homogen
dalam lapisan AYT2 dapat menghambat perambatan retak. Kedua, tiga dimensi
struktur jaringan yang dibentuk oleh Al2O3 dan YAG berguna untuk meningkatkan
ketangguhan lapisan. Ketiga, penambahan TiO2 dapat mengurangi porositas lapisan
dan karenanya meningkatkan ketangguhan lapisan. Keempat, lapisan AYT2
memiliki lebih sedikit pori-pori dari lapisan AY.
Kekuatan ikatan dari lapisan AY dan Lapisan AYT2 masing masing adalah
22,15 MPa dan 23,78 MPa, terdapat dua alasan mengapa kekuatan ikatan lapisan
AYT2 lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan AY. Pertama, lelehan AYT2
menyebar lebih merata dalam proses pengendapan dengan penambahan TiO2, yang
bermanfaat untuk mengurangi tegangan sisa, retakan mikro, pori-pori dan cacat
lainnya pada antarmuka antara lapisan dan substrat, dan meningkatkan kekuatan
perekat antara lapisan dan substrat. Kedua, lapisan AYT2 mengandung fase YAG
lebih banyak daripada lapisan AY. Struktur eutektik jaringan tiga dimensi terdiri
dari YAG dan α-Al2O3 memiliki ketangguhan yang baik, dan dapat menghambat
perambatan retak di antarmuka secara efektif, yang berguna untuk peningkatan
kekuatan ikatan lapisan AYT2. Lapisan AYT2 juga menunjukkan tingkat keausan
yang lebih rendah daripada lapisan AY, yang terutama karena perbedaan dalam
struktur mikro dan sifat lapisan. Proses keausan pelapis pada dasarnya disebabkan
oleh pertumbuhan dan penyebaran retakan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan
bahwa lapisan komposit sistem Al2O3-Y2O3 berhasil dilakukan
dengan plasma spray menggunakan serbuk komposit Al2O3-Y2O3 dengan atau
tanpa tambahan TiO2. Lapisan Al2O3-Y2O3 sebagian besar terdiri dari α-Al2O3 dan
c-Y2O3, dan terdapat fasa Y3Al5O12 (YAG) , fasa Y4Al2O9 (YAM), dan fasa amorf
kaya Y2O3 terbentuk dalam lapisan Al2O3-Y2O3. YAG pada Al2O3-Y2O3-TiO2
meningkat dengan penambahan 2% TiO2, dan konten fasa YAM dan amorf
menurun secara bersamaan. Tidak ada YAG yang terbentuk pada lapisan Al2O3-
Y2O3-TiO2 dengan peningkatan TiO2 lebih lanjut, sementara fasa amorf meningkat.
Serbuk komposit Al2O3-Y2O3-TiO2 memiliki kondisi pelelehan yang lebih
baik dari serbuk komposit Al2O3-Y2O3. Pelapisan Al2O3-Y2O3-TiO2 memiliki
struktur mikro yang lebih padat, porositas lebih rendah, micro-crack yang sedikit,
dan fasa lebih amorf. Penambahan 2% berat TiO2 dapat menaikkan terjadinya
kondisi leleh dan kondisi pencampuran Al2O3 dan Y2O3, dimana hal tersebut
berguna untuk terjadinya reaksi antara Al2O3 dan Y2O3 untuk membentuk fasa
YAG. Dengan semakin meningkatnya TiO2, semakin banyak TiO2 leleh yang terisi
antara Al2O3 dan Y2O3, dimana akan menghambat
reaksi kimia antara Al2O3 dan Y2O3, jadi ada lebih sedikit fasa YAG yang terbentuk
dalam lapisan Al2O3-Y2O3-TiO2 dengan penambahan 4–8% TiO2.
Microhardness dari lapisan Al2O3-Y2O3-TiO2 meningkat dengan adanya
penambahan 2% TiO2, dimana menyebabkan porositas yang lebih rendah,
mikrostruktur yang lebih seragam, fasa YAG lebih banyak, dan fasa amorf lebih
sedikit. Microhardness dari lapisan Al2O3-Y2O3-TiO2 menurun secara signifikan
dengan semakin meningkatnya TiO2. Hal itu seiring dengan terjadinya penurunan
fasa YAG yang signifikan dan peningkatan fasa amorf. Lapisan Al2O3-Y2O3-TiO2
dengan penambahan 2% TiO2 memiliki ketangguhan yang lebih tinggi, kekuatan
ikatan yang lebih tinggi, koefisien gesek yang lebih rendah dan tingkat keausan
lebih rendah dibandingkan dengan Lapisan Al2O3-Y2O3, yang karena porositasnya
lebih rendah, lebih kecil dan pori-pori bulat, dan lebih banyak fasa YAG.

Anda mungkin juga menyukai