TINJAUAN PUSTAKA
A. Fotosensitivitas
UV, baik yang berasal dari sinar matahari maupun buatan. Reaksi fotosensitivitas
obat pada kulit disebabkan oleh reaksi antara senyawa kimia atau disebut
Fototoksik biasanya terjadi jika suatu obat dalam konsentrasi tertentu menerima
pajanan sinar matahari yang berlebihan pada panjang gelombang radiasi adekuat.
Reaksi ini muncul 5 sampai 18 jam setelah pajanan. Efek klinisnya berupa edema,
respon imun yang berhubungan dengan hipersensitivitas tipe IV atau tipe lambat.
Efek klinisnya berupa reaksi urtikaria sampai lesi papular yang muncul setelah
menjadi spesies elektron tereksitasi. Eksitasi elektron pada fotosensitiser ada dua
macam, yaitu singlet dan triplet. Eksitasi singlet mempunyai masa hidup yang
sangat pendek yaitu 10-10-10-9 detik, sedangkan eksitasi triplet mempunyai masa
Keadaan eksitasi triplet dari fotosensitiser dapat terlibat dalam dua macam
Proses ini membentuk radikal yang bebas dapat merusak biomolekul. Bila
terdapat oksigen maka dapat membentuk radikal peroksil atau radikal hidroksil
biomolekul.
kedokteran, istilah SOR sering dikacaukan dengan radikal bebas maupun oksidan.
Tidak semua SOR merupakan radikal bebas, karena ada juga yang bukan. SOR
peroksida (H2O2), dan asam hipoklorit (HOCl). Sedangkan yang tergolong radikal
bebas meliputi radikal hidroksil (•OH), radikal peroksil (ROO•), alkalosil (RO•)
1. Oksigen singlet
tersebut menempati orbital dengan arah spin yang paralel sehingga momentum
angularnya adalah satu. Adanya reaksi fotooksidasi (misalnya: oleh sinar UV)
mempunyai energi sebesar 93,6 KJ di atas oksigen dalam keadaan dasar atau
ground state sehingga kereaktifannya lebih besar. Senyawa 1O2 mempunyai waktu
hidup yang agak panjang, yaitu sekitar 10 detik, sehingga memungkinkan molekul
2. Hidrogen peroksida
kuat dan bereaksi lambat dengan substrat organik. Senyawa ini dianggap toksik
pada kadar tinggi (antara 10-1000 µM). Meskipun bukan radikal bebas, akumulasi
senyawa ini dapat berbahaya bila terdapat bersama-sama dengan logam (FE dan
oksidase, urat oksidase dan D-asam amino oksidase. Senyawa H2O2 juga dapat
Dismutase (SOD). Senyawa H2O2 ini dapat mengaktivasi beberapa enzim secara
langsung, yaitu dengan cara mengoksidasi gugus thiol (-SH) yang terdapat pada
bereaksi deangan Fe atau Cu untuk membentuk •OH reaksi Fenton atau Harber-
Weiss. •OH ini dapat bereaksi secara acak dengan berbagai komponen biomolekul
3. Asam hiploklorit
Asam hiploklorit merupakan asam lemah dengan pKa = 7,5. Senyawa ini
4. Radikal hidroksil
Radikal hidroksil merupakan oksidan yang sangat kuat dan dapat bereaksi
dengan hampir semua substrat biologis. Oleh karena sangat reaktif, radikal ini
dianggap hanya dapat melangsungkan efeknya dalam batas daerah yang dekat
kurang reaktif (daughter radicals). Peroksidasi lipid diduga terjadi akibat efek
Secara umum ROO• dan RO• merupakan oksidan yang kuat yang dapat
dihasilkan oleh sistem biologis. Senyawa ROO• dan RO• dapat terbentuk dari
proses peroksidasi lipid dengan pemecahan H•. Adanya oksigen, radikal peroksil
melalui mekanisme Russel. Apabila R pada ROO• dan RO• merupakan senyawa
adanya elektron yang terdelokalisasi pada cincin benzen, sehingga struktur ROO•
6. Radikal superoksida
•O2 sangat cepat (2x105 m/dt) dan dalam keadaan in vivo selalu diikuti oleh
serta lebih bertindak sebagai prekursor untuk terbentuknya SOR lainnya. Molekul
•O2 oleh banyak peneliti dikatakan sebagai reduktor yang kuat karena
C. Peroksidasi Lipid
hidrogen dari lipid membran sel akibat reaksi inisiasi oleh radikal hidroksil.
membentuk radikal peroksil. Apabila radikal peroksil bereaksi dengan lipid, akan
terbentuk radikal lipid. Reaksi ini akan mengalami terminasi, apabila dua molekul
radikal saling bertemu atau adanya reaksi antara molekul radikal dengan
antioksidan.1,19,20
D. Oksidasi Protein
senyawa oksigen reaktif atau produksi stress oksidatif. Keadaan ini menyebabkan
seperti lisin, serin, arginin, dan prolin. Modifikasi enzim tersebut dapat
menyebabkan enzim tidak aktif dan proses seluler terhenti. Lebih jauh lagi,
E. Fotosensitiser Seftazidim
mengabsorbsi spektrum tertentu, yang diikuti oleh perubahan sifat dan struktur zat
atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Oleh karena itu, radikal bebas merupakan spesies yang sangat reaktif
dan elektrofilik. Radikal bebas tersebut dapat merusak membran sel, dimulai dari
Reaksi pertama terjadi melalui proses transfer elektron dan hidrogen yang
Apabila terdapat O2, akan dihasilkan radikal peroksil dan radikal hidroksil yang
meningkatkan reaksi oksidasi. Pada keadaan ini dapat terbentuk oksigen singlet
satu molekul yang paling sensitif. Akibatnya serangan tersebut, lipid menjadi
rusak dan dinamakan sebagai peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya dapat
atom hidrogen dari gugus metilena (-CH2-) oleh SOR yang berasal dari reaksi