Anda di halaman 1dari 4

Analisis Debit Banjir Maksimun

dengan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu


DAS Pappa Sulawesi Selatan

Analysis of the maximum flood discharge


with hydrograph of Nakayasu Synthetic unit on Pappa Watershed
South Sulawesi

Sitti Nur Faridah1, Abdul Waris1 dan Nurbaya1.


1Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Hasanuddin University
Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Makassar 90245
Tlp. 0411 587085/Fax 0411 587085
E mail : idajamal@yahoo.com

Abstrak
Bilamana Daerah aliran sungai (DAS) tidak dikelola dengan konsep yang tepat, akan menimbulkan bencana
banjir jika terjadi curah hujan dengan tingkat yang ekstrim. Pada dasarnya semua proyek pengelolaan DAS
direncanakan untuk keperluan masa mendatang, tetapi tidak diketahui pasti keadaan sebenarnya pada saat
proyek dioperasikan. Analisis hidrologi merupakan bagian penting dalam perencanaan pengelolaan DAS.
Dengan Analisis hidrograf, dapat dilakukan pendugaan curah hujan dan debit banjir pada suatu DAS. Analisis
hidrograf dilakukan dengan menentukan curah hujan harian rerata daerah DAS Pappa dengan polygon
Theissen, kemudian menghitung curah hujan rencana dan debit banjir rencana dengan metode Satuan Sintetik
Nakayasu. Hasil analisis diperoleh DAS Pappa dengan luas daerah pengaliran 389 km 3 mempunyai CH harian
maksimum 342,15 mm dan minimum 53,75 mm. Distribusi CH yang sesuai untuk menghitung CH rencana
adalah Log Person III. Debit banjir maksimum untuk periode ulang 5, 10 dan 50 tahunan masing-masing
1142,13, 1490,55 dan 2514,14 m 3/dtk, dengan waktu (Tp = time peak) 6,7 jam.
Kata kunci : Daerah aliran sungai, hidrograf, satuan sintetik Nakayasu

Abstract
If Watersheds not managed with the right concept, will cause flooding occurs when rainfall with extreme levels.
Basically all watershed management projects are planned for future purposes, but it is not known exactly when
the actual state of the project operated. Hydrologic analysis is an important component of the watershed
management plan. Hydrograph analysis, can be done of estimation to rainfall and flood discharge in a
watershed. Hydrograph analysis is done by determining the daily rainfall average area Pappa Watershed with
the polygon Theissen, then calculate the design rainfall and flood with the Nakayasu Synthetic Unit method.
Pappa watershed analysis The results of analysis obtained area Pappa DAS of 389 km3 have a maximum daily
CH 342.15 mm and minimum 53.75 mm. Rainfall of Distribution to calculate the design rainfall is Log Person III.
The maximum flood discharge for a return period of 5, 10 and 50 years respectively 1142.13, 1490.55 and
2514.14 m3/dtk, with time (Tp = time peak) 6.7 hrs.
Keyword : Watershed, hydrograph, Nakayasu synthetic unit

I. PENDAHULUAN Perhitungan debit banjir rencana pada


suatu DAS merupakan dasar dalam merancang
Sebagian besar curah hujan yang terjadi
bangunan-bangunan air. Pehitungan debit banjir
pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) akan
maksimum dapat dilakukan secara empiris, statistik
menjadi limpasan langsung, apabila DAS tersebut,
atau dengan hidrograf.
tidak dikelola dengan baik. Debit aliran atau
limpasan ini dapat dijadikan petunjuk mampu Hidrograf satuan sintetik (HSS) merupakan
tidaknya DAS berperan sebagai pengatur proses, hidrograf yang didasarkan atas sintetis dari
khususnya dari segi hidrologi. Secara hidrologi parameter-parameter daerah aliran sungai. HSS
pengelolaan DAS berupaya untuk mengelola kondisi adalah hidrograf limpasan langsung (tanpa aliran
biofisik permukaan bumi, sedemikian rupa, sehingga dasar) yang tercatat di ujung hilir DAS, yang
didapat suatu hasil air (water yiel) secara maksimum ditimbulkan oleh hujan efektif sebesar satu satuan (1
serta memiliki regime aliran yang optimum, yaitu mm) yang terjadi merata di seluruh DAS dengan
terbistribusi merata sepanjang tahun. Jika suatu intensitas tetap dalam satu satuan waktu. Salah satu
DAS tidak dikelola dengan baik, dapat hidrograf satuan sintetik yang dapat digunakan
mengakibatkan daerah tangkapan air pada suatu adalah hidrograf satuan sintetik Nakayasu.
DAS tidak lagi dapat membendung air limpasan
HSS Nakayasu merupakan suatu cara untuk
hujan, sehingga limpasan air yang berlebihan
mendapatkan hidrograf banjir rencana dalam suatu
tersebut akan menimbulkan banjir. Perencanan
DAS, dengan mempertimbangkan karakteristik atau
pengendalian banjir suatu DAS dapat dilakukan
parameter daerah aliran sungai tersebut. Tujuan
dengan baik, apabila debit banjir rencana diketahui.
penelitian ini adalah untuk menghitung debit banjir
maksimum DAS Pappa, Sulawesi Selatan dengan A = luas daerah aliran (km 2)
menggunakan metode hidrograf satuan sintetik
Ro = curah hujan satuan = 1 mm
Nakayasu.
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan
hingga puncak banjir
II. METODE PENELITIAN
T0,3 = waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan
2.1. Analisis Curah Hujan debit puncak hingga 30% dari debit puncak
- Menghitung curah hujan harian rerata maksimum Tg = waktu antara hujan hingga debit banjir
daerah maksimum
- Menghitung distribusi dengan model distribusi Tr = satuan waktu hujan = 1mm
Gumbel dan Log Pearson Type III berdasarkan
L = panjang alur sungai
parameter statistik yang telah dihitung.
α = parameter hidrograf
- Memilih model distribusi yang sesuai dengan
metode Chi-Kuadrat.
- Menghitung hujan rancangan dengan kala ulang 2,
5, 10, 25 dan 50 tahun berdasarkan model
distribusi yang sesuai.
2.2. Perhitungan Debit Banjir
- Menghitung intensitas curah hujan dengan
persamaan dari Mononobe :
𝑅24
𝑅𝑓 = 1)
24

𝑅𝑇 = 𝑇 × 𝑅𝑓 − (𝑇 − 1) × 𝑅𝑇−1 2)
dimana :
Rf = rerata hujan dari awal sampai jam ke T Gambar 1. Grafik Hidrograf Satuan Sintetik
T = waktu hujan maksimum dalam 24 jam. Nakayasu

RT = intensitas hujan pada jam ke T.


RT-1 = rerata hujan awal sampai jam ke T-1 Persamaan kuva naik

- Menghitung curah hujan efektif dengan Untuk 0 < 𝑡 < 𝑇𝑝


menggunkan persamaan : 1 2,4
𝑄𝑎 = 𝑄𝑝 ( ) 6)
𝑇𝑝
𝑅𝑛 = 𝑓 × 𝑅 3)
Persamaan kurva turun
dimana :
Untuk 𝑇𝑝 < 𝑡 < (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 )
Rn = surah hujan efektif (mm)
10𝑇𝑝
⁄𝑇
f = koefisien pengaliran 𝑄𝑑 = 𝑄𝑝 × 0,3 0,3 7)
R = curah hujan rencana (mm) Untuk (𝑇𝑝 + 𝑇0,3 ) < 𝑡 < (𝑇𝑝 + 2,5𝑇0,3 )
- Perhitungan debit banjir maksimum metode 𝑡−𝑇+0,5𝑇0,3
hidrograf satuan Nakayasu dengan persamaan : 1,5𝑇0,3
𝑄𝑑 = 𝑄𝑝 × 0,3 8)
1 𝑅𝑜
𝑄𝑃 = ×𝐴× 4) Untuk 𝑡 > (𝑇𝑝 + 2,5𝑇0,3 )
36 (0,3𝑇𝑝+𝑇0,3 )
𝑡−𝑇+1,5𝑇0,3
Tenggang waktu : 𝑄𝑑 = 𝑄𝑝 × 0,3 2𝑇0,3
9)
𝑇𝑝 = 𝑇𝑔 + 0,8𝑇𝑟
𝑇𝑟 = 𝐾𝑡 × 𝑇𝑔 III. HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐾𝑡 = 0,5𝑠 × 𝑑1 3.1. Daerah Aliran Sungai Pappa
𝑇𝑔 = 0,4 + 0,058𝐿 𝑙 > 15 𝑘𝑚 Sungai Pappa berada di bagian barat
𝑇0,3 =∝ 𝑇𝑔 5) Sulawesi Selatan, secara administrasi terletak di
Kabupaten Takalar, dengan panjang sungai 57 km
dimana : dan luas daerah pengaliran 389 km 2
QP = debit banjir maksimum (m 3/dtk)
Tabel 3. Curah hujan rencana DAS Pappa
Periode ulang Curah hujan rencana
No.
(tahun) (mm/hari)
1 2 98
2 5 154
3 10 201
4 25 273
5 50 339

Gambar. 1. Peta DAS Pappa 3.3. Debit Banjir Maksimum

Bagian hulu DAS Pappa berada pada Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
sungai Pamukkulu dengan ketinggian ±750 dpl yang merupakan metode yang didasarkan pada pola
terletak di Kab. Gowa. distribusi hujan dan hujan efektif yang jatuh merata
dalam selang waktu 6 jam, menurut rasio
3.2. Analisis Curah Hujan Rencana intensitasnya.
Curah hujan harian maksimum rerata
3000
daerah diperoleh dari 5 stasiiun yang berpengaruh
pada DAS Pappa, berdasarkan metode poligon 2500
Thiessen, dengan luas dan koefisien Thiessen Debit (m^3/dkt) 2 tahuan
2000
disajikan pada Tabel 1. 5 tahunan
1500
Tabel 1.Koefisien Thiessen stasiun hujan DAS 1000 10 tahunan
Pappa
500 25 tahunan
No Stasiun Hujan Luas (km2) KT 0 50 tahunan
0 5 10 15 20 25 30 35
1 Pamukkulu 214 0.55
Waktu (jam)
2 Paleko 31 0.08
3 Malolo 66 0,17 Gambar 3. Debit banjir maksimum DAS Pappa
4 Bontocinde 55 0,14 Berdasarkan grafik Gambar 3., diketahui
5 Pabentengan 23 0.06 bahwa waktu yang dibutuhkan dari permulaan hujan
hingga diperoleh banjir maksimum adalah 6,7 jam.
Besarnya debit banjir maksimum ditunjukan oleh
Curah hujan maksimum rerata daerah nilai debit pada titik puncak kurva pada hidrograf
342,15 mm dan curah hujan rerata minimum 53,75 satuan, yang disajikan pada Tabel 4.
mm, hal ini disebabkan oleh perbedaan intensitas Tabel 4. Debit banjir maksimum rencana
hujan yang terjadi.
Periode ulang Debit banjir maksimum
Sedangkan analisis frekwensi curah hujan No.
(tahun) (m3/dkt)
DAS Pappa, menggunakan distribusi Gumbel dan
Log Pearson III. Hasil uji kesesuain distribusi 1 2 726,79
disajikan pada Tabel 2. 2 5 1142,13
Tabel 2. Kesesuaian distribusi frekwensi dengan uji 3 10 1490,55
Chi-Kuadrat
4 25 2024.65
No. Metode Distribusi Peluang (%)
5 50 2514,14
1 Gumbel 1,66
2 Log Pearson III 8,63
Debit banjir maksimum dapat digunakan
untuk perencanaan bangunan air. Pemilihan periode
Hasil uji chi-kuadrat pada perhitungan ulang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
distribusi Gumbel dan Log Pearson Tipe III, maka jenis bangunan air yang direncanakan, karakteristik
distribusi curah hujan yang paling sesuai untuk DAS sungai, jumlah penduduk, periode kejadian bencana
Pappa adalah distribusi Log Pearson III. Sehingga dan lain sebagainya.
curah hujan rencana berdasarkan distribusi Log
Pearson III disajikan pada Tabel 3.
IV. KESIMPULAN
Curah hujan harian rerata maksimum DAS
Pappa 342,15 mm dan minimum 53,75 mm.
Distribusi CH yang sesuai untuk menghitung CH
rencana adalah Log Person III. Debit banjir
maksimum untuk periode ulang 5, 10 dan 50
tahunan masing-masing 1142,13, 1490,55 dan
2514,14 m3/dtk, dengan waktu (Tp = time peak) 6,7
jam
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai. Gadjah University Press,
Yogyakarta.
Irianto, G., 2006. Pengeloaan Sumberdaya Lahan
dan Air. Strategi Pendekatan dan
Pengayadunaannya. Papas Sinar Sinanti.
Jakarta.
Loebis, Joesron., 1984. Banjir Rencana untuk
Bendungan Air. Direktorat Penyelidikan
Masalah Air. Bandung.
Soemarto, CD. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga,
Jakarta.
Soewarno, 1995. Hidrologi. Pengukuran dan
Pengelolaan Data Aliran Sungai. Nova
Bandung
Sosrodarsono, S., Tominaga, M., 1994. Perbaikan
dan Pengaturan Sungai. PT. Pradnya
Pramita. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai