PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang professional
terutama dalam menghadapi persaingan global. Kenyataan di lapangan seringkali
menunjukan bahwa lulusan perguruan tinggi belum secara optimal mengaplikasikan
pengetahuan yang didapatnya kedalam dunia kerja. Hal itu disebabkan karena adanya
kesenjangan antar teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan yang lebih kompleks
terutama di suatu instansi dengan sumberdaya yang padat ilmu, pada teknologi dan pada
karya. Untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dengan pengalaman praktis di lapangan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado menyelenggarakan Mata
Kuliah Magang dengan bobot 4 SKS sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum
Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Magang merupakan kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di luar lingkungan
kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan bidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat , terutama sesuai dengan bidang peminatannya, melalui metode
observasi dan partisipasi .Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi structural
dan fungsional pada instansi atau unit kerja tempat magang, baik milik pemerintah maupun
swasta atau lembaga lain yang relevan.
Melalui pelaksanaan magang diharapkan para calon Sarjana Kesehatan Masyarakat
lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat memiliki bekal pengalaman dan keterampilan
yang bersifat akademik dan professional sehingga lebih kompetitif atau mampu bersaing
dalam pasar kerja yang ada.
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara (BLH SULUT) adalah sebuah
instansi di bawah Kementrian Lingkungan Hidup RI.Sesuai dengan UU No.32 Tahun 2009,
BLH bertanggung jawab terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup
.Lingkungan Hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia.
1
1.2 TujuanMagang
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu dan terampil
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh selama menempuh
pendidikan di FKM Unsrat, serta memperoleh gambaran mengenai tugas, fungsi dan
tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di instansi/unit kerja pemerintah maupun
swasta.
1.2.2.TujuanKhusus
2
2. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja dilapangan.
3. Mendapatkan pengalaman yang menggunakan metode analisis masalah yang tepat
terhadap permaslahan yang ditemukan di tempat magang.
4. Memperkaya kajian dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama sesuai
bidang minat yang digeluti.
5. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan masalah
kesehatan.
6. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi sarjana kesehatan masyarakat.
7. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karyailmiah.
1.3.2 Manfaat magang bagi tempat magang
1. Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga peserta didik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan unit kerja masing-masing.
2. Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang telah
dikenal kualitas dan kredibilitasnya.
3. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi
dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki pengalaman
kerja.
1.3.3 Manfaat magang bagi fakultas
1. Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internet kualitas
pengajaran.
2. Memperkenalkan program kepada stake holders terkait.
3. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program.
4. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan
pengetahuan dan keterampilan sumberdaya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.
3
BAB II.
GAMBARAN UMUM
2.1 AnalisisSituasiUmum
2.1.1 Kedudukan
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara (BLH Sulut)
merupakanInstansi di bawah Gubernur Sulut sesuai dengan Pergub No. 66 tahun
2008 dan bertanggung jawab kepada Kementrian Lingkungan Hidup RI
Sesuaidengan UU No.32 tahun 2009 tentang PPLH yaitu BLH bertanggung jawab
terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup. BLH Sulut mempunyai
wilayah kerja meliputi regional Provinsi Sulut terdiri dari 11 Kabupaten dan 4 kota.
2.1.2 TugasPokokdanFungsi
Dalam melaksanakan kegiatan BLH Sulut mempunyai tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut :
1. Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Gubernur
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
yang bersifat spesifik dibidang lingkungan hidup..
2. Perumusan kebijakan teknis.
3. Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas.
4. Pemberian dukungana penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup.
5. Penyelenggaraan urusan administrasi kesektrariatan.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
2.1.3 StrukturOrganisasi
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara Dipimpin oleh seorang Kepala
dengan Susunan Struktur yang terdiri dari:
1. Kepala Badan
2. Sekertaris;
1) Sub bagian hokum dan kepegawaian
2) Sub bagian perencanaan dan keuangan
3) Sub bagian umum
3. Bidang tata lingkungan;
4
1) Sub bidang penaatan, pengawasan dan evaluasi lingkungan
2) Sub bidang kajian dampak lingkungan
4. Bidang pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun.
5. Bidang konservasi sumber daya alam dan pengendalian kerusakan
lingkungan.
6. Bidang penaatan lingkungan
1) Sub bidang penyelesaian pengaduan dan sengketa lingkungan.
2) Sub bidang penegakan peraturan lingkungan
5
a. Mewujudkan rancangan kebijakan, polapengelolaan SDA dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup, penataan ruang serta berperan dalam proses
pengambilan keputusan pemerintah daerah.
b. Melakukan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan SDA secaraefisien, adil
dan berkelanjutan, untuk mewujudkan Good Environmental Governance
(GEG).
c. Mewujudkan pencegahan, kerusakan SDA dan lingkungan hidup melalui
pengendalian, evaluasi monitoring dan pendeteksian dini, serta memberikan
rekomendasi penanganan.
d. Mewujudkan pencegahan, kerusakan SDA dan lingkungan hidup melalui
pengendalian, evaluasi monitoring dan pendeteksian dini, serta memberikan
rekomendasi penanganan.
e. Mengembangkan kapasitas, potensi dan kompetensi daerah dalam menjaga
kelestarian SDA dan lingkungan Hidup, guna mendukung tercapainya
pembangunan berkelanjutan.
2.1.6 Tujuan
Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik di Provinsi Sulawesi Utara
menetapkan tujuan “Menjamin terciptanya penggunaan sumberdaya pembangunan
secara efisien, efektif dan berkelanjutan”, dengan prioritas pada :
a. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui penataan ruang.
b. Pengendalian dan pencegahan kerusakan serta pencemaran lingkungan.
c. Pengendalian dan pencegahan kerusakan serta pencemaran lingkungan.
2.1.7 Sasaran
a. Terwujudnya kualitas ekosistem alami yang baik dan kelestarian keanekaragaman
hayati.
b. Terwujudnya pengelolaan DAS yang benar, pengolahan dan pemanfaatan air yang
baik, dan meningkatkan kualitasudara.
c. Terkendalinya limbah bahan berbahaya dan beracun (LB-3).
d. Terciptanya penegakan hukum yang maksimal bagi pelanggar hokum
lingkunganhidup.
e. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkunganhidup.
6
2.1.8 Tata kerja
a. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga
fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik
dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan
Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain diluar Pemerintah Daerah sesuai
dengan tugas masing-masing;
b. Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-
masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;
c. Setiap pemimpin organisasi bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya;
d. Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan
berkala tepat pada waktunya;
e. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya;
f. Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan lapora
wajib disampaikan kapada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja;
g. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan
dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing, wajib
mengadakan rapat berkala.
7
2.2.1. Tugas bidang penaatan Lingkungan :
1. melakukan penegakan peraturan lingkungan,
2. menyelesaikan pengaduan dan sengketa lingkungan.
3. menyelesaikan tugas yang di berikan kepala badan
2.2.2 Struktur bidang penaatan lingkungan :
1. Kepala Bidang
2. Sub Bidang Peyelesaian dan pengaduan dan sengketa lingkungan
3. Sub Bidang Penegakan peraturan lingkungan
2.2.3. Tugas Sub Bidang :
a. Sub bidang Penyelesaian pengaduan dan sengketa lingkungan mempunyai tugas
menerima laporan pengaduan masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan
dan melakukan tindak lanjut atas pengaduan yang telah di terima.
b. Sub bidang penegakan peraturan lingkungan mempunyai tugas pengelolaan
administrasi peraturan dan kasus lingkungan hidup, pengelolaan dokumen, berkas,
peraturan, dan kasus lingkungan hidup. serta melakukan pengawasan, pemantauan,
pemeriksaan, pengumpulan bahan keterangan dan penegakan hukum tentang
pengelolaan lingkungan hidup.
8
3. Tempat wastafel (tempat cuci tangan) pada tempat makan, tidak memiliki saluran
ke tempat penampungan, jadi air limbah untuk mencuci tangan langsung di buang
ke laut.
9
BAB III
HASIL KEGIATAN
10
3. pembuatan izin membuang limbah ke laut terhadap kementrian lingkungan hidup jika
tidak mau membangun SPAL dan perbaikan IPAL yang ada.
4. Membuat SPPL dengan menggunakan nama perusahaan sendiri.
5. Pihak BLH melakukan kordinasi terhadap pelaku usaha yang berhubungan dengan
lingkungan.
3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang Sesuai dengan Tujuan dan Manfaat
Magang
3.4.1 Kontribusi Bagi Instansi
Kontribusi bagi instansi dalam pelaksanaan kegiatan magang yaitu instansi tempat magang
dapat memanfaatkan peserta magang yang merupakan tenaga terdidik untuk membantu
menyelesaikan tugas yang ada sesuai dengan kebutuhan unit kerja masing-masing (Panduan
magang, 2015).
11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk
hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendir, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahtraan manusia serta mahluk hidup lainanya. Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalaian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Kerusakan lingkungan hidup adalah
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan hayati lingkungan
hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan.
4.1.1 Asas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup :
1. Tanggugn jawab Negara
2. Kelestarian dan keberlanjutan
3. Keserasian dan keseimbangan
4. Keterpaduan
5. Manfaat
6. Kehatia-hatian
7. Keadilan
8. Ekoregion
9. Keanekaragaman hayati
10. Pencemar membayar
11. Partisioatif
12. Kearifan lokal
13. Tata kelola pemerintahan yang baik, dan
14. Otonomi daerah
12
3. Menjamin kelangsungan kehidupan mahluk hidup dan kelestarian
ekosistem
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup
6. Menjamin generasi masa kini dna masa depan
7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup segai
bagian dari hak asasi manusia
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
10. Mengantisipasi isu lingkungan global
4.1.3 Ruang lingkup perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup:
1. Perencanaan
2. Pemanfaatan
3. Pengendalian
4. Pemeliharaan
5. Pengawasan
6. Penegakan Hukum
4.2.1 Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk memantau, mengevaluasi dan menetapkan status ketaatan
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-
undangan
- Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelaku usaha
dan/atau kegiatan telah diterbitkan SK Gub. No. 184 tahun 2014 ttg Pembentukan
Tim Pengawasan dan Penegakan Hukum Terpadu Daerah Provinsi Sulawesi Utara
(Tim PPHT Sulut).
13
- Tugas Tim PPHT Sulut antara lain melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaku usaha dan/atau kegiatan.
- Melakukan penegakan hukum oleh PPNS dan berkoordinasi dengan Polda Sulut dan
Kajati Sulut.
- Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan Tim PPHT Sulut akan melakukan
pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket/Penyelidikan) dugaan kasus lingkungan
terhadap Pelaku Usaha dan/atau Kegiatan dan/atau Instansi yang terlibat dan/atau
perorangan.
- Apabila hasil pulbaket/penyelidikan memperoleh cukup alat bukti akan dibuatkan
laporan kejadian yang akan di tindaklanjuti ke tahap Penyidikan oleh PPNS/Polda
Sulut .
- Dalam rangka pelaksanaan pengawasan maka diharapkan Pemda Kab/Kota agar dapat
memberikan pembinaan terhadap Palaku Usaha dan/atau Kegiatan di wilayahnya
masing-masing.
Tabel. 2. Daftar pelaku kegiatan yang dilakukan pengawasan oleh BLH provinsi SULUT
tahun 2015 untuk inventarisasi data
LOKASI JENIS LUAS KETERAN
NO NAMA PERUSAHAAN GAN
KEGIATAN / KEGIATAN AREA
14
ALAMAT KANTOR (± LAINNYA
Ha)
KABUPATEN MINAHASA
1. PT. Karya Mekar Jaya Desa Koha Kec. Dermaga Jeti 1,44
Mandolang Kab. Bulo untuk
Minahasa bongkar muat
bahan
konstruksi dan
bangunan
2. Lahan Reklamasi Jumbo Desa Kalasey Satu usaha 1,5
Kec. Mandolang restaurant dan rekla
Kab. Minahasa jasa perhotelan masi
0,25
ha
3. Lahan reklamasi Vila Dahlia Desa Kalasey Satu jasa perhotelan
Kecamatan
Mandolang
4. PT. Pantai Indah Tateli Desa Kalasey Satu penunjang 4,5
(Hotel Sedona) Kecamatan kepariwisataan Ha
Pineleng,
Kabupaten
Minahasa, Provinsi
Sulawesi Utara
5. PT. Sinar Terang Lestari Pantai Desa penunjang 3
Kalasey Satu Kec. kepariwisataan
Pineleng Kab.
Minahasa
6. PT. Mina Esa Banuaku Desa Kalasey Satu penunjang 3
Kec. Pineleng Kab. kepariwisataan
Minahasa
7. PT. Jasa Perkasa Abadi Desa Kalasey Satu 6
Kec. Pineleng Kab.
Minahasa
8. Lahan reklamasi City Extra Desa Kalasey Rumah Makan 0,12
Kecamatan
Mandolang
9. PT. Pantai Indah Malalayang Desa Kalasey I penunjang 4
Kec. Pineleng Kab. kepariwisataan
Minahasa
10.
KOTA MANADO
1. Lahan pantai depan SPBU Lahan pantai Dilakukan -
Malalayang / PT. Kikoba depan SPBU pemagaran
keluraha lahan
Malalayang Dua
Kec. Malalayang
15
2. Lahan antara PT. Kikoba – Kelurahan Lahan telah di -
RM. Ocean Malalayang Dua pagari
Kec. Malalayang
3. Lahan Reklamasi RM. Ocean Kelurahan Rumah Makan 0,4
dan RM. Asandri Malalayang Dua
Kecamatan
Malalayang Kota
Manado
4. Lahan Reklamasi eks RM. Kelurahan Penataan lahan 0,781 -
Barakuda Malalayang Dua 0
Kec. Malalayang
5. PT. Bahu Cipta Pertiwi Kelurahan Bahu Multi jasa
(Bahu Mall) Kecamatan pertokoan dan
Malalayang Kota jasa perhotelan
Manado
6. PT. Sulenco Boulevard Indah Kecamatan Sario Multi jasa
(eks Boulevard Mall) Kota Manado pertokoan dan
jasa perhotelan
7. PT. Gerbang Nusa Perkasa / Kecamatan Sario Multi jasa
PT. Haluan Jaya (Mantos Kota Manado pertokoan
Mall)
8. PT. Papetra Perkasa Utama 1. Kecamatan 2. Multi jasa
(Blue Banter) Wenang Kota pertokoan
Manado
9. PT. Megasurya Nusa Lestari1. Kecamatan 2. Multi jasa
(Mega Mall) Wenang Kota pertokoan dan
Manado jasa perhotelan
10. PT. Multi Cipta Perkasa 3. Kecamatan 1. Multi jasa
Nusantara (Marina) Wenang Kota pertokoan
Manado
16
- Melakukan koordinasi dengan Instansi Lingkungan Hidup Kab/Kota mengenai
laporan dugaan kasus lingkungan hidup.
Tabel.3 Jumlah pengaduan kasus usaha/kegiatan yang diduga dapat mencemari atau
merusak lingkungan
KASUS YANG KETERANGAN
JUMLAH JUMLAH KASUS
NO TAHUN TANGANI BLH Prov.
PENGADUAN LINGKUNGAN
Sulut
1. 2010 8 aduan 8 kasus 8 kasus -
2. 2011 6 aduan 6 kasus 6 kasus -
3. 2012 13 aduan 13 kasus 12 kasus 1 kasus ditangani
instansi lingkungan
hidup Kab/Kota.
4. 2013 11 aduan 10 kasus 5 kasus 5 kasus ditangani
instansi lingkungan
hidup Kab/Kota;
1 kasus ditangani
sector terkait
5. 2014 8 aduan 8 kasus 5 kasus 3 kasus ditangani
instansi lingkungan
hidup Kab/Kota.
JUMLAH PELAKU
JUMLAH PELAKU JUMLAH PELAKU JUMLAH PELAKU
USAHA/KEGIATAN
USAHA/KEGIATAN USAHA/KEGIATAN USAHA/KEGIATAN
NO TARGET YANG DIKENAKAN
YANG DILAKUKAN YANG DIKENAKAN YANG DIAJUKAN
SANKSI PAKSAAN
PENGAWASAN SANKSI TEGURAN PRO JUSTITIA
PEMERINTAH
17
1 23 28 5 usaha/kegiatan - 2 usaha/kegiatan
usaha/kegiata usaha/kegiatan
n
Table.5 Sanksi pidana untuk pelanggaran ketentuan dalam UU NO.32 Tahun 2009
berdasarkan unsur tindakannya
18
lingkungan
hidup
Lalai sehingga Orang luka 2 tahun 6 tahun 2 miliar 6 miliar
mengakibatkan: dan/atau
bahaya 98 ayat
kesehatan (2)
manusia
Orang luka 3 tahun 9 tahun 3 miliar 9 miliar
berat atau 98 ayat
mati (3)
Table 6. Sanksi pidana untuk pelanggaran ketentuan dalam UU NO.32 Tahun 2009 yang
umum terjadi :
Jenis pelanggaran Pasal pidana Denda (rupiah)
yang minimum maximum minimum maximum
dilanggar
Melepaskan/mengedarkan 101 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
produk rekayasa genetika
media lingkungan yang
bertentangan dengan PUU
atau izin lingkungan
Mengelolah limbah B3 tanpa 102 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
izin
Tidak mengelolah limbah 103 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
B3 yang dihasilkan
Dumping limbah atau bahan 104 - 3 tahun - 3 miliar
ke media lingkungan hidup
tanpa izin
Membakar lahan 108 3 tahun 10 tahun 3 miliar 10 miliar
Melakukan usaha atau 109 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
kegiatan tanpa memiliki izin
19
lingkungan
Memberikan informasi 113 - 1 tahun - 1 miliar
palsu,
menyesatkan,menghilangkan
informasi, atau memberikan
keterangan yang tidak benar
yang diperlukan dalam
kaitanya pengawasan dan
penegakan hukum yang
berkaiatan dengan
perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup
Penanggung jawab usaha/ 114 - 1 tahun - 1 milar
kegiata tidak melaksanakan
perintah paksaan pemerintah
Setiap orang yang dengan 115 - 1 tahun - 500 juta
sengaja mencegah,
menghalang-halangi, atau
menggalkan pelaksanaan
tugas pejabat pengawas LH
dan atau PPNS
Table.7 Sanksi pidana untuk pelanggaran ketentuan dalam UU NO.32 Tahun 2009 untuk
konsulatan dan pemerintah
Unsur tindak pidana Pasal pidana Denda (rupiah)
yang minimum maximum minimum maximum
dilanggar
Menyusun AMDAL tanpa 110 3 tahun 3 miliar
memiliki sertifikat kompetensi
penyusun AMDAL
20
Pejabat menerbitkan izin 111 ayat 3 tahun 3 miliar
lingkungan tanpa di lengkapi (1)
AMDAL atau UKL-UPL
Pejabat menerbikan izin usaha 111 ayat 3 tahun 3 miliar
tanpa dilengkapi izin (2)
lingkungan
Pejabat yang berwenang dengan 112 1 tahun 500 juta
sengaja tidak melakukan
pengawasan terhadap ketaatan
penganggung jawab usaha atau
kegiatan terhadap PUU dan izin
lingkungan sehingga
mengakibatkan terjadinya
pencemaran atau kerusakan
lingkungan yang
mengakibatkan hilangnya
nyawa manusia
Berdasarkan uraian kegiatan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara ditemukan
masih terdapat pelaku kegiatan atau usaha yang melanggar peraturan lingkungan, karena
kurangnya pemahaman terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Oleh karna itu
BLH telah menjalankan salah satu tugas dan fungsi dari Badan Lingkungan Hidup yaitu
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan cara melakukan penaatan
terhadap pelaku usaha/kegiatan yang melakukan pelanggaran hukum lingkungan, yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, kerusakan lingkungan, atau sampai
menyebabkan timbulnya masalah kesehatan yang dapat berdampak pada kematian.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan :
1. Kegiatan magang dilaksanakan selama 2 minggu 4 hari terhitung sejak tanggal 6 Juli
sampai 25 Juli 2015, yang berlokasi di Kantor Badan Lingkungan Hidup.
2. Hasil dari observasi lapangan yaitu di kantor penglolaan kawasan Pesisir Bahu Mall
didapati tidak mau menunjukan dokumen ANDAL pada petugas PPNS pengawas LH dan
Pihak kepolisian
3. Badan Lingkungan Hidup Prov Sulut telah melaksanakan tugas perilindungan dan
pengelolaan lingkungan denga penaatan peraturan lingkungan kepada pihak-pihak pelaku
usaha/kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.
5.2 Saran
1. Lebih meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan tugas
2. Perlu ditingkatkan lagi pengawasan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup terhadap pelaku
usaha/kegiatan yang bersangkutan dengan lingkungan agar tidak terjadi pencemaran dan
perusakan lingkungan.
3. Memberikan pembinaan kepada semua pelaku usaha/kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan.
4. Perlu memberikan sanksi yang tegas terhadap para pelaku usaha yang tidak taat pada
peraturan dan menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23