Januari 2015
ISSN: 2338-4336
ABSTRACT
Sitophilus oryzae is an insect pest causes damage to rice in the warehouse. The control
of S. oryzae usually done by using synthetic chemical insecticides. The use of synthetic
insecticides often leave a residue, so it requires a botanical insecticide that leaves no
residue. Kaffir lime leaf extract is one alternative to the use of synthetic insecticides.
Citronellal in kaffir lime leaf extract can repel the presence of insects. The research was
conducted in the laboratory of pests, Department of Plant Pests and Diseases, Brawijaya
University. The results showed that the leaf extract of lime with a concentration of 16
ml/g has the highest repellent index compared to a concentration of 4 ml/g, 8 ml/g, and
12 ml/g. Number of S. oryzae adults first offspring at a concentration of 8 ml/g less
than the concentration of 2 ml/g, 4 ml/g, and 6 ml/g.
ABSTRAK
Sitophilus oryzae merupakan serangga hama penyebab kerusakan pada beras dalam
gudang. Pengendalian hama tersebut biasa dilakukan dengan menggunakan insektisida
kimia sintetik. Penggunaan insektisida sintetik sering meninggalkan residu, sehingga
diperlukan insektisida nabati yang tidak meninggalkan residu. Ekstrak daun jeruk purut
merupakan salah satu alternatif pengganti penggunaan insektisida sintetik. Sitronelal
dalam ekstrak daun jeruk purut dapat menolak kehadiran serangga. Penelitian dilakukan
dilaboratorium Hama, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya
Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jeruk purut dengan
konsentrasi 16 ml/g memiliki indeks repellent tertinggi dibandingkan konsentrasi 4
ml/g, 8 ml/g, dan 12 ml/g. Jumlah S. oryzae dewasa keturunan pertama pada konsentrasi
8 ml/g lebih sedikit dibanding dengan konsentrasi 2 ml/g, 4 ml/g, dan 6 ml/g.
102
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
atsiri termasuk senyawa yang bersifat kembali atau digunakan sebagai serangga
repellent terhadap Arthropoda termasuk uji (Heinrichs, et al. 1984).
S. oryzae (Soegiarti, 1983).
Tujuan Penelitian ini adalah Proses Ekstraksi Daun Jeruk Purut
mengetahui efektivitas minyak atsiri daun dengan Penyulingan
jeruk purut sebagai repellent terhadap Ekstraksi daun jeruk purut
hama S. oryzae dan mengetahui waktu dilakukan dengan cara penyulingan
penurunan minyak atsiri daun jeruk purut (Simanihuruk, 2013). Minyak yang
yang bersifat volatile, serta mengetahui didapatkan dari proses ini merupakan
jumlah S. oryzae dewasa keturunan minyak murni (Simanihuruk, 2013).
pertama (F1) hama akibat pemberian Minyak murni yang didapatkan bersifat
minyak atsiri daun jeruk purut. nonpolar, sehingga senyawa tersebut
dijadikan senyawa bersifat polar. Cara
BAHAN DAN METODE yang dilakukan yaitu dengan melarutkan
dalam alkohol 96% kemudian dievaporasi
Tempat dan Waktu Penelitian menggunakan Rotary Vacum Evaporator.
Penelitian dilakukan di Minyak yang sudah bersifat polar
Laboratorium Hama, Jurusan Hama dan kemudian disimpan dalam botol kaca
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, kecil lalu ditutup rapat. Hal tersebut
Universitas Brawijaya Malang. Penelitian bertujuan agar minyak tidak mudah
dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli menguap sebab minyak atsiri bersifat
2014. volatil.
Alat dan Bahan Pembuatan Tablet Berbahan Dasar
Alat yang digunakan dalam Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut
penelitian ini adalah alat penyulingan Minyak atsiri yang didapatkan dari
skala laboratorium, Rotary Vacum proses evaporasi diubah menjadi padat
Evaporator, pencetak tablet manual. berbentuk tablet (Ratih, 2006). Tahapan
Bahan yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan yaitu menambahkan
ini ialah beras varietas Mentik wangi, minyak daun jeruk purut yang sudah
imago S. oryzae, daun jeruk purut, talk, bersifat polar dengan aquades hingga
kain kassa, karton tebal, mika bening, menjadi 8 ml. Cairan yang terdiri dari
kertas label, alkohol 96%, aquades, tissue. minyak atsiri dan aquades dicampur
hingga rata dengan talk yang sudah
ditimbang seberat 20 g. Fungsi
Rearing Hama S. oryzae
Rearing S. oryzae dilakukan dengan penambahan aquades pada minyak atsiri
menginfestasikan imago S. oryzae pada hingga menjadi 8 ml ialah untuk
beras sebanyak 500 g, kemudian ditutup memberikan ukuran yang sesuai dalam
menggunakan kain kassa dan diberi label membentuk tablet dengan talk seberat 20
kemudian disimpan pada ruang rearing. g. Masing-masing perlakuan dicetak
Rearing dilakukan dalam ruangan yang menjadi tablet menggunakan alat
memiliki suhu 27 ± 2°C dan kelembaban pencetak tablet manual, kemudian
relatif 65 ± 5%. Imago baru yang muncul diletakkan dalam cawan petri (Ratih,
dapat digunakan untuk perbanyakan 2006) dan diseal dengan plastik perekat
hingga rapat agar tablet berbahan dasar
minyak atsiri tidak menguap.
103
Fajarwati et al., Uji repelensi dari ekstrak daun jeruk purut …
104
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
Tabel 1. Hasil Uji Kruskal Wallis Repelensi dari Tablet Berbahan Dasar Minyak Atsiri
Daun Jeruk Purut terhadap S. oryzae
Rentang Waktu (Jam) Nilai p Nilai α 0,05 Keterangan
3 0,126 0,711 Terdapat sifat repelensi
24 0,327 0,711 Terdapat sifat repelensi
48 0,096 0,711 Terdapat sifat repelensi
96 0,102 0,711 Terdapat sifat repelensi
192 0,480 0,711 Terdapat sifat repelensi
384 0,219 0,711 Terdapat sifat repelensi
105
Fajarwati et al., Uji repelensi dari ekstrak daun jeruk purut …
Tabel 2. Rerata jumlah S. oryzae dewasa keturunan pertama (F1) dengan Pemberian
Tablet Berbahan Dasar Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut
Perlakuan (ml/g) Rerata Jumlah Turunan Pertama (F1) S. oryzae ± SD
0 (Kontrol) 78,33 ± 9,33 a
2 91,33 ± 37,24 a
4 88,67 ± 19,42 a
6 90,67 ± 3,75 a
8 0,67 ± 0,33 b
BNT 35,14
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT pada tingkat
kepercayaan 95%.
Gambar 1. Hubungan Antara Pemberian Tablet Berbahan Dasar Minyak Atsiri Daun
Jeruk Purut terhadap Jumlah Turunan Pertama (F1) S. oryzae.
Pada Gambar 1 terlihat bahwa tertinggi pada konsentrasi 16 ml/g (Tabel
terdapat hubungan korelasi negatif antara 2) meskipun belum memenuhi standar
konsentrasi dengan jumlah S. oryzae yang ditetapkan Komisi Pestisida Deptan
dewasa keturunan pertama (F1). Tanda (1995), yaitu sebesar 90%.
negatif pada angka -27; artinya bahwa Penggunaan konsentrasi pada setiap
semakin tinggi konsentrasi yang rentang waktu menghasilkan indeks
digunakan (sumbu X), maka jumlah S. repellent yang berbeda. Penurunan terjadi
oryzae dewasa keturunan pertama saat rentang waktu 24 jam, namun
semakin kecil (sumbu Y). kembali mengalami kenaikan saat 48 jam.
Hasil penelitian yang dilakukan Hendri
PEMBAHASAN (2013) memberikan hasil bahwa indeks
repellent ekstrak kulit jeruk purut
Konsentrasi minyak atsiri ekstrak terhadap nyamuk demam berdarah yang
daun jeruk purut yang digunakan bersifat dilakukan selama 6 jam secara visual pola
repellent terhadap hama S. oryzae. indeks repellent ekstrak jeruk purut antar
Pengaruh repellent diduga karena spesies relatif sama, semakin lama daya
senyawa sitronelal yang terdapat dalam repellent semakin menurun, namun
minyak atsiri daun jeruk purut mampu ditengah pengamatan terdapat
menolak jumlah serangga S. oryzae yang peningkatan daya repellent dari ekstrak
hadir. Hasil perhitungan indeks repellent yang digunakan. Hal ini disebabkan
106
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
perbedaan prosedur pengujian dan lama 1. Minyak atsiri daun jeruk purut
waktu penyimpanan bahan sebelum berpengaruh repellent terhadap
pengujian seperti masalah penguapan jumlah serangga S. oryzae yang
(Korneliani, 2010). hadir pada beras dan mampu
Pemberian tablet berbahan dasar mengurangi jumlah S. oryzae
minyak atsiri berpengaruh terhadap dewasa keturunan pertama (F1).
jumlah S. oryzae dewasa keturunan 2. Minyak atsiri daun jeruk purut
pertama (F1). Pada konsentrasi 8 ml/g memberikan Indeks Repellent pada
jumlah imago lebih sedikit dibanding saat rentang waktu 3 jam.
konsentrasi 2 ml/g, 4 ml/g, dan 6 ml/g. Penggunaan minyak atsiri daun
Jumlah F1 pada konsentrasi 8 ml/g sedikit jeruk purut pada saat rentang waktu
karena imago banyak yang mati pada saat 24 jam menghasilkan penurunan
infestasi. Indeks Repellent.
Serangga S. oryzae yang hidup pada 3. Semakin tinggi konsentrasi minyak
konsentrasi 8 ml/g saat infestasi diduga atsiri daun jeruk purut yang
aktifitas kopulasi dan bertelur menjadi digunakan, maka rerata jumlah S.
menurun akibat pengaruh dari minyak oryzae dewasa keturunan pertama
atsiri. Soegiarti (1983) mengatakan semakin sedikit.
bahwa senyawa antifeedan diduga 4.
menyebabkan serangga imago pada saat DAFTAR PUSTAKA
infestasi mengurangi kemampuan S.
oryzae betina untuk melakukan kopulasi Affandi, M. T. 2013. Uji Efektifitas
dan mengurangi nafsu makan dari Ekstrak Daun Jeruk Purut (Cytrus
serangga tersebut, adapun serangga S. hystrix) Sebagai Pengusir
oryzae betina tidak memiliki kemampuan (repellent) terhadap Nyamuk Culex
untuk meletakkan telurnya didalam beras. sp. dengan Metode Gelang Penolak.
Terdapat hubungan erat antara Skripsi. Fakultas Kedokteran
pemberian minyak atsiri daun jeruk purut Universitas Brawijaya. Malang.
terhadap jumlah F1 S. oryzae (Gambar 5). Bulog. 1996. Buku Panduan Perawatan
Hal tersebut menunjukkan bahwa Kualitas Komoditas Milik Bulog.
semakin tinggi konsentrasi yang Badan Urusan Logistik, Jakarta. p
digunakan, maka jumlah S. oryzae 4-5.
dewasa keturunan pertama semakin Dewi, I. R. 2007. Prospek Insektisida
sedikit. yang Berasal dari Tumbuhan untuk
Menanggulangi OPT. Makalah
UCAPAN TERIMA KASIH Program Pascasarjana. Universitas
Padjajaran. Bandung.
Kepada PLP Laboratorium Hama Heinrichs, E. A., E. G. Medrano., and H.
Tumbuhan, Fakultas Pertanian R. Rapusas. 1984. Genetic
Universitas Brawijaya Malang, yang telah Evaluation for Insect Resistance in
membantu kelancaran pelaksanaan Rice. International Rice Research
penelitian ini. Institute, Los Banos Philippines. P
307-317.
KESIMPULAN Hendri, J. 2013. Daya Proteksi Ekstrak
Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix)
Berdasarkan hasil penelitian yang terhadap Nyamuk Demam
dilakukan dapat disimpulkan bahwa: berdarah. J. Sain Veteriner 31 (2) :
180-185.
107
Fajarwati et al., Uji repelensi dari ekstrak daun jeruk purut …
108