Anda di halaman 1dari 7

MODEL PEMBELAJARAN

ADDIE DAN ASSURE

Miwa Berkat Niaman Zebua

(5172131012)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
ASSURE

A. Analyze Learners
Menganalisa pembelajar adalah salah satu faktor yang wajib hukumnya untuk dilakukan
sebelum kita melaksanakan sebuah pembelajaran. Ada 3 hal yang semestinya diperhatikan dalam
menganalisa pembelajar :

1. Karakteristik Umum
Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk
menuntun kita dalam memilih metode dan media untuk pembelajaran.
Sebagai contoh, apabila pembelajar…
a. memiliki kemampuan membaca di bawah standar, maka akan lebih efektif jika media yang
digunakan adalah bukan dalam format tercetak (nonprint media).
b. kurang tertarik terhadap materi yang disajikan, diatasi dengan menggunakan media yang
memiliki tingkat stimuli yang tinggi, seperti : penggunaan video tape, permainan simulasi, dll.
c. baru pertama kali melihat atau mendapat konsep yang disampaikan, lebih baik menggunakan
cara atau pengalaman langsung (realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual
saja sudah dianggap cukup.
d. heterogen, lebih aman bila menggunakan media yang dapat mengakomodir semua karakteristik
pembelajarseperti menggunakan video tape.

2. Spesifikasi Kemampuan Awal


Berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki pembelajar
sebelumnya. Informasi ini dapat kita temukan bila kita memberikan entry test/entry behavior
kepada pembelajar sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil dari entry test ini dapat
dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada
pembelajar.
3. Gaya Belajar
Gaya belajar berasal atau timbul dari adanya kenyamanan yang kita rasakan (secara
psikologis dan emosional) saat kita menerima dan berinteraksi dengan lingkungan belajar, karena
itu muncul modalitas dalam belajar (audio, visual, dan kinestetik).

B. State Objectives
Perumusan tujuan ini berkaitan dengan apa yang ingin dicapai. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perumusannya adalah :
1. Tetapkan ABCD
A (audiens – instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan
pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar), B (behavior – kata kerja yang
mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses
pembelajaran dan harus dapat diukur), C (conditions – kondisi pada saat performans sedang
diukur), D (degree – kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar).

2. Mengklasifikasikan Tujuan
Maksud dari mengklasifikasikan tujuan disini adalah untuk menentukan pembelajaran
yang akan kita laksanakan lebih cenderung ke domain mana ? kognitif, afektif, psikomotor,
atau interpersonal.

3. Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah
materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki
kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan
materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu)

C. Select Methods, Media, and Material


Yang perlu digarisbawahi dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang lebih
dari metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat menyenangkan/menjawab
kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh.
Penggunaan media tidak harus diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas
sebelum memilih media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan
kekurangannya. Jangan sampai media yang kita gunakan menjadi bumerang atau mempersulit
kita dalam pentransferan pengetahuan kepada pembelajar.
Materi/bahan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran, bisa yang sudah siap pakai,
hasil modifikasi kita, atau hasil desain baru. Bagaimanapun caranya kita mengumpulkan materi,
pada intinya adalah materi tersebut harus sesuai dengan tujuan dan karakteristik si pembelajar.

D. Utilize Media and Materials


Sebelum kita memanfaatkan media dan bahan yang ada, alangkah bijaksananya jika kita
melaksanakan “ritual” seperti :
1. mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
2. mempersiapkan bahan
3. mempersiapkan lingkungan belajar
4. mempersiapkan pembelajar
5. menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)

E. Require Learner Participation


Dalam mengaktifkan pembelajar di dalam proses pembelajaran alangkah baiknya kalau
ada sentuhan psikologisnya. Berikut adalah gambaran dari adanya sentuhan psikologis dalam
proses pembelajaran :
1. Behavioris, karena tanggapan/respon yang sesuai dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang
ditampakkan pembelajar.
2. Kognitifis, karena informasi yang diterima pembelajar dapat memperkaya skema mentalnya.
3. Konstruktivis, karena pengetahuan yang diterima pembelajar akan lebih berarti dan bertahan
lama di kepala jika mereka mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses pembelajaran.
4. Sosial, karena feedback atau tanggapan yang diberikan pengajar atau teman dalam proses
pembelajaran dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah
diterima dan juga sebagai support secara emosional.
F. Evaluate and Review
Evaluasi dan mereview adalah hal yang lazim dilakukan untuk melihat seberapa jauh
media dan teknologi yang kita pilih/gunakan telah menghasilkan tujuan yang telah kita tetapkan
sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan timbul pertanyaan : apakah media dan teknologi yang kita
pilih tetap bisa digunakan, dimodifikasi, ataupun tidak digunakan sama sekali.

ADDIE

Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang terdiri dari 5 tahapan yang
terdiri dari: analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development), implementasi
(Implementation) serta sevaluasi (Evaluation)

1. Analisis (Analysis)

Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap analisis, dilakukan pendefinisian
permasalahan instruksional, tujuan instruksional, sasaran pembelajaran serta dilakukan
identifikasi lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Tahap Analisis
umumnya membahas pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana latar belakang keseluruhan dari peserta didik seperti usia, pengalaman masa
lalu, tingkat pengetahuan, minat, latar belakang budaya, dll?
2. Apa yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program pembelajaran atau
apa kebutuhan siswa?
3. Apa yang diinginkan siswa dari hasil pembelajaran? Apakah pengetahuan, keterampilan,
sikap, perilaku dll?

2. Desain (Design)

Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian, latihan, konten, dan analisis
yang terkait materi pembelajaran, rencana pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain
dilakukan secara sistematis dan spesifik. Dalam tahap desain, yang ditanyakan adalah:
1. Sumber media yang akan digunakan seperti Audio, Video dan Grafis. Apakah sumber
tersebut dari pihak ketiga atau siswa membuat sendiri?
2. Berbagai sumber dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Apa sumber
cukup tersedia untuk menyelesaikan pembelajaran?
3. Tingkat dan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama pembekajaran. Apakah
terjadi kolaboratif, interaktif atau individu?

3. Pengembangan (Development)

Dalam tahan pengembangan dilakukan pembuatan dan penggabungan konten yang sudah
dirancang pada tahapan desain. Pada fase ini dibuat storyboard, penulisan konten
dan perancangan grafis yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:

1. Apakah membuat bahan ajar sesuai jadwal?


2. Apakah ada tim kerja di beberapa siswa? Apakah ada anggota yang bekerja secara efektif
dalam sebuah tim?
3. Apakah siswa berkontribusi sesuai kapasitasnya?

4. Implementasi (Implementation)

Fase ini, dibuat prosedur untuk pelatihan bagi peserta pelatihan dan instrukturnya/ fasilitator.
Pelatihan bagi fasilitator meliputi materi kurikulum,hasil pembelajaran yang diharapkan, metode
penyampaian dan prosedur pengujian. Aktivitas lain yang harus dilakukan pada fase ini
meliputi penggandaan dan pendistribusian materi dan bahan pendukung lainnya, serta persiapan
jika terjadi masalah teknis dan mendiskusikan rencana alternatif dengan siswa.

Beberapa contoh implementasi yang dapat ditentukan:

1. Advis pada metode pilihan pencatatan data aktual dari pengalaman siswa saat
berinteraksi dengan belajar.
2. Apa tanggapan emosional yang diberikan oleh guru dan siswa selama
pebelajaran?Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis atau bertahan?
3. Sebagai hasil pembelajaran, apakah guru melihat bahwa siswa dapat memahami topik
dengan segera atau apakah mereka perlu bantuan?

5. Evaluasi (Evaluations)

Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini adalah multidimensional dan
merupakan komponen penting dari proses ADDIE. Ini mengasumsikan bentuk evaluasi
formatif dalam tahap pengembangan. Evaluasi dilakukan selama tahap implementasi dengan
bantuan instruktur dan siswa. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, evaluasi sumatif
dilakukan untuk perbaikan pembelajaran. Perancang seluruh tahap evaluasi harus
memastikan apakah masalah yang relevan dengan program pelatihan diselesaikan dan apakah
tujuan yang diinginkan terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai