Anda di halaman 1dari 30

Didirikan pada tanggal 18 Mei 1981, PT INKA (Persero) adalah produsen kereta api terintegrasi

pertama di Asia Tenggara. Fokus kami adalah menghadirkan produk dan layanan berkualitas
tinggi kepada pelanggan kami. Kami menyediakan berbagai produk untuk memenuhi beragam
kebutuhan pelanggan kami, serta layanan purna jual (after sales) untuk memastikan pelanggan
kami mendapatkan solusi transportasi terbaik. Selain dioperasikan di Indonesia, produk kami
telah menyebar dan beroperasi di banyak negara di dunia, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia,
Thailand, Singapura dan Australia.

Creators

Terms & Conditions

Brilio Creator adalah sebuah platform yang berfungsi sebagai wadah bagi setiap orang yang telah
melakukan pendaftaran untuk membuat, mengunggah dan berbagi artikel, video dan foto untuk
dibaca atau dilihat oleh pengunjung Situs. Pengguna diberi kebebasan untuk menentukan tema
atau topik atas artikel, video atau foto yang akan dikirimkan melalui Brilio Creator, sepanjang
telah memenuhi Syarat dan Ketentuan ini dan kebijakan lainnya yang dibuat oleh Brilio.

Pengguna wajib membaca dan memahami Syarat dan Ketentuan ini. Dengan melakukan
pendaftaran pada Brilio Creator, maka Pengguna menyatakan untuk setuju dan terikat oleh
Syarat dan Ketentuan ini serta semua peraturan, kebijakan, dan prosedur operasi lainnya yang
dapat dipublikasikan dari waktu ke waktu oleh Brilio. Syarat dan Ketentuan dapat diperbarui,
diubah dan dimodifikasi dari waktu ke waktu tanpa pemberitahuan kepada Pengguna dan
Pengguna setuju untuk terikat pada pembaharuan, perubahan dan modifikasi tersebut.

1. Definisi.

Istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Syarat dan
Ketentuan ini, harus diartikan sebagai berikut, kecuali secara tegas ditentukan lain:

o Akun berarti identitas Pengguna yang berisi nama Pengguna, nomor rekening
Pengguna, dan informasi pribadi Pengyang telah diunggah ke Brilio Creator;
o Brilio berarti PT Brilio Ventura Indonesia selaku pemilik, pengembang,
pengelola Situs dan berbagai produk Brilio;
o Konten berarti setiap atau seluruh materi berupa artikel, video dan foto termasuk
perangkat lunak, skrip, grafik, suara, musik, dan fitur interaktif yang dikirimkan
Pengguna pada sistem Brilio dan/atau ditayangkan di Situs;
o Penggunaberarti setiap individu yang memiliki hak untuk mengadakan perjanjian
terikat berdasarkan hukum Republik Indonesia untuk menggunakan layanan dan
jasa yang disediakan oleh Brilio, serta telah berusia minimal 18 (delapan belas)
tahun atau sudah menikah dan tidak berada di bawah perwalian dan telah
melakukan pendaftaran pada Brilio Creator dan selanjutnya telah memiliki Akun;
o Situs berarti www.brilio.net.
2. Ketentuan Layanan

Pengguna wajib membuat/memiliki Akun pada Brilio Creator untuk dapat mengirimkan
Konten pada Brilio Creator. Pengguna dapat melakukan pendaftaran Akun melalui
Facebook atau Gmail atau media lainnya yang disetujui oleh Brilio dari waktu ke waktu,
dengan ini Pengguna memberikan kuasa kepada Brilio untuk melakukan akses informasi
melalui Facebook atau Gmail profile sebagai penggunaan dari layanan ini. Apabila
Pengguna

telah memiliki Akun pada Brilio Creator maka Pengguna akan memiliki akses ke Brilio
Creator dimana Pengguna dapat mengirimkan Konten, memantau hasil pengiriman
Konten, berhubungan dengan Pengguna lainnya dan mendapatkan penghargaan dari
Brilio. Dalam membuat Akun, Pengguna wajib menyediakan informasi yang akurat,
benar dan lengkap. Pengguna bertanggungjawab penuh atas seluruh aktifitas dalam Akun
dan Pengguna wajib menjaga keamanan Akun. Pengguna wajib memberitahukan kepada
Brilio secepatnya apabila terdapat pelanggaran keamanan atau penggunaan yang tidak
sah atas Akun. Brilio tidak bertanggungjawab atas setiap kerugian diderita oleh Pengguna
yang disebabkan oleh penggunaan Akun yang tidak sah, tetapi Pengguna
bertanggungjawab untuk setiap kerugian Brilio yang disebabkan oleh penggunaan Akun
yang tidak sah.

Konten yang dikirim Pengguna yang telah memenuhi isi dari Syarat dan Ketentuan ini
dapat ditayangkan pada bagian komunitas di Situs. Setiap Konten yang diterima oleh
Brilio akan diseleksi oleh satuan kerja bagian editorial Brilio dan setiap Konten yang
lolos seleksi dan disetujui untuk ditayangkan pada halaman utama Situs akan
mendapatkan penghargaan yang akan ditetapkan oleh Brilio dan akan dimuat pada Situs.
Brilio dapat melakukan perubahan tarif sewaktu-waktu tanpa memerlukan persetujuan
dari Pengguna. Setiap Konten yang telah dikirimkan oleh Pengguna tidak dapat
diubah/diedit oleh Pengguna. Dengan mengirimkan Konten kepada Brilio, Pengguna
dengan ini memberikan hak, eksklusif, bebas royalti, perijinan yang dapat dialihkan,
menggandakan, membagikan sehubungan dengan Konten.

Pada saat melakukan pendaftaran Akun, Pengguna wajib memasukkan data-data rekening
bank dan mengunggah kartu tanda identitas diri Pengguna yang masih berlaku. Brilio
akan melakukan verifikasi atas data- data yang dimasukkan dan menghubungi pemilik
Akun apabila diperlukan. Dalam memasukkan data-data rekening, Pengguna menyatakan
serta berjanji bahwa:

a. Nomor rekening bank dan data yang dimasukkan adalah data yang benar-benar dimiliki
oleh Pengguna;
b. Rekening bank yang dimasukkan merupakan akun bank di Indonesia dan
memiliki status valid dan aktif;
c. Menyetujui bahwa rekening bank tidak akan disetujui dan tidak memungkinkan
dilakukan transfer oleh Brilio apabila rekening bank yang dimasukkan belum
terverifikasi;
d. Brilio tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan oleh Pengguna
dalam memasukkan data rekening bank yang menyebabkan kesalahan tujuan
transfer;
e. Brilio tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kecurangan, hacking,
pemalsuan data, dan hal hal yang yang tidak sesuai dengan niat berkelakuan baik;
f. Apabila terdapat kasus penggantian data rekening bank diluar kehendak Pengguna
dan Pengguna tidak memberitahukan kepada Brilio akan adanya perubahan
rekening tersebut dan Brilio telah melakukan transfer, maka Brilio tidak
bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang diderita Pengguna.

Seluruh data rekening yang dikirimkan Pengguna bersifat pribadi dan disimpan
dalam server yang aman. Brilio tidak akan menggunakan informasi rekening
Pengguna untuk tujuan komersil selain untuk melakukan proses pembayaran.

3. Ketentuan Konten
. Sebagai pemegang Akun pada Brilio Creator, Pengguna wajib bertanggung jawab penuh
atas pengiriman Konten. Sehubungan dengan Konten, Pengguna menegaskan, mewakili, dan /
atau menjamin bahwa Pengguna memiliki atau memiliki lisensi, hak, persetujuan, dan izin yang
diperlukan untuk menggunakan Konten dan memberi kuasa kepada Brilio untuk menggunakan
semua paten, merek dagang, rahasia dagang, hak cipta atau hak kepemilikan lainnya terhadap
setiap dan semua Konten dan Brilio telah memiliki semua persetujuan yang diperlukan untuk
mengumpulkan, menggunakan dan mengungkapkan informasi identitas pribadi yang terdapat
atau ditampilkan dalam setiap dan semua Konten untuk memperbolehkan pencantuman dan
penggunaan Konten dengan cara yang ditentukan oleh Brilio dan Syarat dan Ketentuan ini.
A. Dengan mengirimkan Konten kepada Brilio dan Brilio telah melakukan
pembayaran atas Konten yang dipilih oleh Brilio, dengan ini Pengguna
memberikan Brilio lisensi di seluruh dunia, hak eksklusif, bebas royalti, dapat
dialihkan untuk menggunakan, mereproduksi, mendistribusikan, menampilkan,
dan melakukan sesuatu atas Konten terkait dengan Situs. Pengguna mengerti dan
setuju, bahwa Brilio dapat mempertahankan, namun tidak menampilkan,
mendistribusikan, atau melakukan, salinan server dari Konten yang telah dihapus
atau akan dihapus.
B. Sehubungan dengan Konten, Pengguna selanjutnya setuju bahwa Pengguna tidak
akan mengirimkan Konten yang dilindungi hak cipta, dilindungi oleh rahasia
dagang atau tunduk pada hak kepemilikan pihak ketiga, termasuk hak privasi dan
publisitas, kecuali jika Pengguna adalah pemilik hak tersebut atau telah memiliki
izin dari pemilik hak yang sah dan telah mendapatkan persetujuan yang
diperlukan untuk mengirimkan atau menayangkan Konten dan memberikan
semua hak lisensi yang diberikan pada Syarat dan Ketentuan ini kepada Brilio.
C. Apabila Pengguna telah mengirimkan Konten kepada Brilio dan Brilio akan
melakukan seleksi atas Konten yang memenuhi kriteria Brilio untuk ditanyangkan
pada halaman utama Situs, maka Brilio akan memberikan penghargaan
sebagaimana ditetapkan dalam angka 2 Perjanjian ini dalam 30 (tiga puluh) hari
kalender terhitung sejak dikirimnya Konten kepada Brilio. Seluruh Konten yang
telah dikirim Pengguna dan dibayar oleh Brilo menjadi kepunyaan Brilio,
Pengguna tidak diperkenankan untuk memberikan Konten kepada pihak lain atas
setiap Konten yang telah ditayangkan dalam halaman utama Situs, apabila
Pengguna melakukan pelanggaran terhadap ketentuan ini maka Brilio berhak
untuk meminta kembali pembayaran yang telah diterima Pengguna atau dapat
ditindak sesuai peraturan yang berlaku atas pelanggaran terhadap hak-hak Brilio.
D. Brilio akan menghapus semua Konten apabila Brilio diberi tahu dengan benar
bahwa Konten tersebut melanggar hak kekayaan intelektual orang lain atau
bertentangan dengan privasi yang berlaku. Brilio berhak untuk menghapus
Konten tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Pengguna.
E. Konten harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Konten tidak bertentangan dengan kesusilaan, ketertiban umum, Syarat
dan Ketentuan ini, dan Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
2. Konten merupakan milik sendiri dan tidak diperkenankan menjiplak atau
menyontek atau menyalin sebagian atau seluruh konten milik orang atau
pihak lain tanpa maksud menciptakan konten baru yang dapat dianggap
sebagai artikel karyanya sendiri;
3. Pengguna tidak diperkenankan untuk melakukan aksi plagiarisme dalam
bentuk dan untuk alasan apapun, termasuk menggunakan dan/atau
mengutip sebagian atau seluruh karya tulis, gagasan, opini milik orang lain
serta hal-hal lain yang serupa, seolah-olah itu miliknya, tanpa dengan jelas
dan tegas menyebutkan sumber data dan informasinya secara tepat dan
memadai;
4. Konten tidak diperkenankan berisi iklan, promosi, atau sejenisnya yang
secara langsung atau tidak langsung atau dalam bentuk tautan (link) berisi
ajakan untuk membeli produk barang atau jasa yang dimaksud dalam
tulisan, video atau foto.
F. Terhadap Konten yang telah ditempatkan ke dalam sistem Brilio Creator, Pengguna mengizinkan
Brilio untuk:
a. Terhadap Konten yang telah ditempatkan ke dalam sistem Brilio Creator,
Pengguna mengizinkan Brilio untuk:
b. Menempatkan foto sebagai ilustrasi atau pelengkap tulisan untuk
keperluan penayangan Konten;
c. Mengoreksi kekeliruan kode-kode HTML, termasuk mengoreksi
penggunaan jenis huruf dan ukurannya, yang dapat mengganggu tampilan
Konten maupun Brilio Creator secara keseluruhan;
d. Mengoreksi kekeliruan kode-kode HTML, termasuk mengoreksi
penggunaan jenis huruf dan ukurannya, yang dapat mengganggu tampilan
Konten maupun Brilio Creator secara keseluruhan;
G. Pengguna memahami dan setuju untuk tidak mengirim Konten yang:
. Melanggar atau menyalahi hak orang lain, termasuk tanpa kecuali, hak
intelektual, hak paten, merek dagang, rahasia dagang, hak cipta, publisitas atau
hak milik lainnya dari pihak ketiga;
a. Memuat dan/atau berisi informasi/berita palsu atau yang diragukan
kebenarannya secara sengaja dengan maksud untuk menipu, membohongi
atau memperdaya pembaca;
b. Menghina, menyinggung, melecehkan, merendahkan, mengintimidasi
memicu pertentangan dan/atau permusuhan individu atau kelompok
berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), jenis kelamin,
orientasi seksual, usia, atau cacat fisik;
c. Melanggar norma kesusilaan, mengandung unsur cabul dan pornografi;
d. Menganjurkan atau menyarankan perbuatan yang melanggar hokum;
e. Berisi kata-kata sumpah serapah, gambar, atau bentuk grafis lainnya yang
berisi dan/atau menimbulkan rasa ngeri, kasar, kotor, dan jijik.
f. Menyebarkan ideologi atau ajaran tertentu yang melanggar hukum yang
berlaku di wilayah Republik Indonesia;
g. Mengandung virus atau kode komputer lainnya, file atau program yang
dapat mengganggu, merusak atau membatasi fungsi dari perangkat lunak
(software) atau perangkat keras (hardware) komputer atau peralatan
komunikasi, atau memperbolehkan penggunaan komputer atau jaringan
komputer yang tidak sah;
h. Melanggar Syarat dan Ketentuan, petunjuk atau kebijakan lainnya yang
ada di Situs.
H. Brilio tidak bertanggungjawab atas kerugian baik secara langsung maupun
tidak langsung, materiil maupun immaterial yang timbul atas penggunaan
produk Brilio atau pelanggaran Syarat dan Ketentuan ini atau klaim
apapun yang terkait dengan penggunaan aplikasi oleh Pengguna.
Pengguna wajib mengganti rugi setiap kerugian yang diderita oleh Brilio
atas kerusakan, pelanyalahgunaan Akun atau pelanggaran atas Syarat dan
Ketentuan ini atau klaim dari pihak manapun.
I. Konten yang di-submit ke creator.brilio.net/togetherwhatever dan terpilih, akan
ditayangkan di togetherwhatever.id
J. Konten yang terpilih dan tayang di togetherwhatever.id akan menjadi konten
ekslusif dan menjadi hak milik togetherwhatever.id, milik PT. Japan Tobacco
International
K. PT. Japan Tobacco International berhak untuk menggunakan semua konten yang
di-submit ke creator.brilio.net/togetherwhatever untuk keperluan komersial PT.
Japan Tobacco International maupun TogetherWhatever
L. Untuk setiap konten yang masuk ke dalam creator.brilio.net/togetherwhatever, tim
editorial brilio dan TogetherWhatever berhak untuk mengedit atau memindahkan
kategori konten ke brilio.net atau ke togetherwhatever.id
M. Untuk setiap konten yang masuk ke dalam creator.brilio.net/togetherwhatever, tim
editorial brilio dan TogetherWhatever berhak untuk mengedit atau memindahkan
kategori konten, menyesuaikan dengan situasi yang dianggap sesuai
N. Semua konten yang masuk / publish / digunakan oleh togetherwhatever.id, akan
menjadi tanggung jawab penulis.
4. PENUTUP
0. Brilio tunduk kepada peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku di Republik
Indonesia. Oleh karena itu, saat terjadi keluhan, protes, klaim dan/atau permasalahan hukum
yang disebabkan oleh Konten yang dimasukkan dan/atau ditayangkan oleh Pengguna, Brilio
berhak menyampaikan segala informasi terkait pemilik Konten, termasuk, bila ada, alamat
Internet Protocol (IP) yang terekam di dalam sistem Brilio, kepada pejabat berwenang (Penyidik,
Penyidik Pembantu, Penyelidik, Jaksa Penuntut Umum, Hakim) yang disertai dengan Surat Izin
Ketua Pengadilan Negeri setempat;
1. Penggunaan dan akses ke Brilio Creator diatur oleh Syarat dan Ketentuan serta
kebijakan privasi Brilio. Dengan mengakses atau menggunakan produk Brilio,
berarti Pengguna telah memahami dan menyetujui serta terikat dan tunduk dengan
segala syarat dan ketentuan yang berlaku di aplikasi ini;
2. Penggunaan dan akses ke Brilio Creator diatur oleh Syarat dan Ketentuan serta
kebijakan privasi Brilio. Dengan mengakses atau menggunakan produk Brilio,
berarti Pengguna telah memahami dan menyetujui serta terikat dan tunduk dengan
segala syarat dan ketentuan yang berlaku di aplikasi ini;
3. Brilio memiliki hak untuk menginvestigasi dan menuntut hak untuk setiap
pelanggaran atas Syarat dan Ketentuan ini sepanjang yang dimungkinkan dan
diperkenankan oleh hukum;
4. Pengguna dengan ini mengakui bahwa Brilio memiliki hak untuk memonitor
akses penggunaan produk Brilio untuk memastikan kepatuhan atas syarat dan
ketentuan ini, atau untuk mematuhi peraturan yang berlaku atau perintah atau
persyaratan dari pengadilan, lembaga administratif atau badan pemerintahan
lainnya di Republik Indonesia.

© 2018 Brilio.net. All Right Reserved

 ABOUT
 FAQ
 Terms & Conditions
Sejarah Pramuka Dunia

Foto: Dok. Humas Kwarnas

A. Pendahuluan

Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat
hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.

Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris.
Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.

B. Riwayat hidup Baden Powell


Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama
powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson
masih kecil.

Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan
menarik diantaranya :

1. Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
2. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-
lainnya.
3. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah
raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
4. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera
kepada Kimball O’Hara.
5. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan
makan.
6. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja
Dinizulu.

Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara
muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang
pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan
pengalaman beliau itu. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah
Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8
hari.

Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912
menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel
Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di
Nyeri, Kenya, Afrika.

C. Sejarah Kepramukaan Sedunia

Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang
dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini
cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan
yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan
untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.

Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan
buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini
bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun
1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark

Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria

Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis

Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria

Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris

Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina

Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani

Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat

Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang

Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia

Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan

Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada

Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia

Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan

Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda

Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan


Tahun 2003 Jambore XX di Thailand

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana
tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang
tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka
dengan nama Gilwell Park.

Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di
London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa
Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh
Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada
tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen.

Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir,
Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London
dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Gerakan Pramuka Indonesia


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigation Jump to search

Gerakan Pramuka Indonesia

Lambang Gerakan Pramuka berupa Tunas Kelapa

Pimpinan Dr. Adhyaksa Dault, S.H. (2013-2018)

Didirikan 14 Agustus 1961

Pembubaran
Negara Indonesia

Bumi Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka


Perkemahan Cibubur,Jakarta Timur

Website www.pramuka.or.id

Bendera Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang


menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka"
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka
Berkarya.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-
10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka
Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka,
Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah
sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan
perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.

Daftar isi
 1 Sejarah
o 1.1 Masa Hindia Belanda
o 1.2 Masa Perang Dunia II
o 1.3 Masa Republik Indonesia
 2 Kelahiran Gerakan Pramuka
o 2.1 Sejarah Pramuka Indonesia
o 2.2 Kelahiran Gerakan Pramuka
o 2.3 Gerakan Pramuka Diperkenalkan
 3 Tujuan Gerakan Pramuka
 4 Prinsip Dasar Kepramukaan
 5 Metode Kepramukaan
 6 Keanggotaan
 7 Lambang
 8 Sifat
 9 Lagu
 10 Kode Kehormatan
 11 Badge Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (sekarang)
o 11.1 Sumatera
o 11.2 Jawa
o 11.3 Kalimantan
o 11.4 Bali dan Nusa Tenggara
o 11.5 Sulawesi
o 11.6 Kepulauan Maluku dan Papua
 12 Lambang Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (dulu)
 13 Lihat pula
 14 Referensi
 15 Pranala luar

Sejarah

Lambang identitas dari INPO yang berupa bendera merah dan putih berukuran 84 cm X 120 cm.

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai
dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[1]
Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij
Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri
menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926.[1]
Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang


Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan
lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi
profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.[2]

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam
pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya
dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang
Bhinneka.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders


Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir
besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders
Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders
Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas
dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama
menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo;
Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti
menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale
Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch
Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan
terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu
Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah
Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama
kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu
Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu
Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu
Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders
Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan
Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa
perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati
diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan
dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Perang Dunia II

Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda
meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan,
dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya
itu, semangat kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya. Karena Pramuka merupakan
suatu organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Oleh karena itulah bangsa Jepang tidak
mengizinkan Pramuka di Indonesia.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan


berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan
Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi
kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan
hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan
dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung
Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air
dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini
mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu
Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga
bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan
bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu
Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan
kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan
terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi
kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6
September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan
satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1
Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No.
2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-
karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu
Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri
terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama
menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan


Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955,
Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar
agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan.
Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada
dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal
ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik
"Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI
menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di
Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan
kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka


Sejarah Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya
Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun
1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan
di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota
perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,
tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam
ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang
kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan
pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk
mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa
Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah


Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin
gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri
Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu
sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal
5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan
susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961
tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini
terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan
Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran
Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan
Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili
organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang
Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan
pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan
pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan
tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka
memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke
dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli
1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk
diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan
Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi
Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu
Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis
Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45,
yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang
dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14
Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17
orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi
anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di
Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan
pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di
Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada
Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Tujuan Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

 Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan
rohani;
 Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik, dan berguna,

yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab
atas pembangunan bangsa, dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, dan alam
lingkungan.[3]

Prinsip Dasar Kepramukaan


Lambang Kwarnas Gerakan Pramuka Indonesia

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prinsip Dasar Kepramukaan

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar[3] sebagai berikut:

 Iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Peduli terhadap bangsa, dan tanah air, sesama hidup, dan alam seisinya.
 Peduli terhadap dirinya pribadi.
 Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Metode Kepramukaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan[3] merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

 Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.


 Belajar sambil melakukan.
 Kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi.
 Kegiatan yang menarik, dan menantang.
 Kegiatan di alam terbuka.
 Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan.
 Penghargaan berupa tanda kecakapan.
 Satuan terpisah antara putra, dan putri.

Keanggotaan
Anggota Gerakan Pramuka[3] terdiri dari Anggota Muda, dan Anggota Dewasa. Anggota Muda
adalah Peserta Didik Gerakan Pramuka yang dibagi menjadi beberapa golongan di antaranya:

1. Golongan Siaga merupakan anggota yang berusia 7 s.d. 10 tahun


2. Golongan Penggalang merupakan anggota yang berusia 11 s.d. 15 tahun
3. Golongan Penegak merupakan anggota yang berusia 16 s.d. 20 tahun
4. Golongan Pandega merupakan anggota yang berusia 21 s.d. 25 tahun

Anggota yang berusia di atas 25 tahun berstatus sebagai anggota dewasa. Anggota dewasa
Gerakan Pramuka terdiri atas:

Tenaga Pendidik

 Pembina Pramuka
 Pelatih Pembina
 Pembantu Pembina
 Pamong Saka
 Instruktur Saka

Fungsionaris

 Ketua, dan Andalan Kwartir (Ranting s.d. Nasional)


 Staf Kwartir (Ranting s.d. Nasional)
 Majelis Pembimbing (Gugus Depan s.d. Nasional)
 Pimpinan Saka (Cabang s.d. Nasional)
 Anggota Gugus Dharma Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki 17.103.793 anggota (per 2011)[4], menjadikan Gerakan
Pramuka sebagai organisasi kepanduan terbesar di dunia.

Lambang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lambang Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka[3] adalah Tunas Kelapa,

Sifat
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark,
maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu:

Nasional

Organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan


pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Internasional

Organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina, dan mengembangkan rasa
persaudaraan, dan persahabatan antara sesama Pandu, dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

Universal

Kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja

Lagu
H. Mutahar salah seorang pejuang, penggubah lagu, dan tokoh Pramuka menciptakan sebuah
Hymne Pramuka bagi Gerakan Pramuka. Lagu itu berjudul Hymne Pramuka. Hymne Pramuka
menjadi lagu yang selalu dinyanyikan dalam upacara-upacara yang dilaksanakan dalam Gerakan
Pramuka.

Syair lagu Hymne Pramuka adalah

Kami Pramuka Indonesia


“ Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
agar jaya, Indonesia, Indonesia
tanah air ku
Kami jadi pandumu. ”
Kode Kehormatan
Kode kehormatan dalam Gerakan Pramuka terdiri dari Tiga Janji yang disebut "Trisatya" dan
Sepuluh Moral yang disebut "Dasadarma". Khusus untuk golongan siaga kode kehormatan
terdiri dari Dua Janji yang disebut "Dwi Satya" dan Dua Moral yang disebut "Dwi Darma"

Trisatya Pramuka

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,


mengamalkan Pancasila
 Menolong Sesama Hidup, dan Mempersiapkan diri serta membangun masyarakat
 Menepati dasa darma

Dasadarma Pramuka

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Cinta Alam, dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan, dan kesatria.
4. Patuh, dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong, dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Badge Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (sekarang)


Sumatera

NAD

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Bengkulu


Riau

Kepulauan Riau

Jambi

Sumatera Selatan

Lampung


Bangka Belitung

Jawa

Jakarta

Jawa Barat

Banten

Jawa Tengah

Yogyakarta

Jawa Timur

Kalimantan

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah


Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Kalimantan Utara

Bali dan Nusa Tenggara

Bali

Nusa Tenggara Barat


Nusa Tenggara Timur

Sulawesi

Sulawesi Barat

Sulawesi Utara

Sulawesi Tengah


Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Gorontalo

Kepulauan Maluku dan Papua

Maluku

Maluku Utara

Papua

Papua Barat

Lambang Kwartir Daerah Gerakan Pramuka (dulu)

Kwartir Daerah Jawa Barat

Kwartir Daerah Irian Jaya


Kwartir Daerah Sumatera Barat

Kwartir Daerah Timor Timur

Anda mungkin juga menyukai