EPILEPSI
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB 1
1
PENDAHULUAN
Epilepsi berasal dari bahasa Yunani yang berarti "serangan" atau penyakit
yang timbul secara tiba-tiba. Penyakit ini umum terjadi di masyarakat dan sering
kali masyarakat masih belum mengerti tentang apa itu epilepsy sehingga mereka
mendapat pengobatan yang tidak tepat sehingga menimbulkan dampak klinik dan
Oleh karena itu, pada tinjauan kepustakaan ini akan dijabarkan tentang
terapi epilepsi.
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
(seizure) lebih dari satu kali dalam periode waktu tertentu (1 tahun). Perlu
serangan kejang.
2.2 . Epidemiologi
anak cukup tinggi, yaitu pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun berkisar 40
3
2.3. Etiologi
pusat. Misalnya : post trauma kapitis, infeksi susunan saraf pusat (SSP),
kelainan neurodegeneratif.
2.4. Klasifikasi
4
4. Dengan gejala psikik
b. Dengan automatisme
b. Dengan automatisme
A. lena/ absens
B. mioklonik
C. tonik
D. atonik
E. klonik
F. tonik-klonik
5
I. Berkaitan dengan letak fokus
A. Idiopatik
B. Simptomatik
Lobus temporalis
Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus oksipitalis
A. Idiopatik
convulsions
6
Epilepsy with myoclonic absences
C. Simtomatik
2.5. Patofisiologi
amino butyric acid (GABA) dan glisin. Jika hasil pengaruh kedua jenis lepas
muatan listrik dan terjadi transmisi impuls atau rangsang. Dalam keadaan
dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca
7
berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas muatan listrik demikian oleh
epilepsi. Suatu sifat khas serangan epilepsi ialah bahwa beberapa saat
serangan berhenti akibat pengaruh proses inhibisi. Diduga inhibisi ini adalah
inhibisi pra dan pasca sinaptik yang menjamin agar neuron-neuron tidak
2.6 Gejala
Seranagan di mana pasien akan tetap sadar. Pasien akan mengalami gejala berupa:
sebelumnya.
- Perasaan senang atau takut yang muncul secara tiba-tiba dan tidak
dapat dijelaskan
- Perasaan seperti kebas, tersengat listrik atau ditusuk-tusuk jarum pada
Serangan yang mengenai bagian otak yang lebih luas dan biasanya bertahan
lebih lama. Pasien mungkin hanya sadar sebagian dan kemungkinan besar
8
- Melakukan gerakan yang sama berulang-ulang atau memainkan
pakaiannya
- Melakukan gerakan yang tidak jelas artinya, atau berjalan
Merupakan tipe kejang yang paling sering, di mana terdapat dua tahap: tahap
tonik atau kaku diikuti tahap klonik atau kelonjotan. Pada serangan jenis ini
pasien dapat hanya mengalami tahap tonik atau klonik saja. Serangan jenis ini
biasa didahului oleh aura. Aura merupakan perasaan yang dialami sebelum
keseimbangan dan jatuh karena otot yang menegang, berteriak tanpa alasan
yang jelas, menggigit pipi bagian dalam atau lidah. Pada saat fase klonik:
terjaadi kontraksi otot yang berulang dan tidak terkontrol, mengompol atau
buang air besar yang tidak dapat dikontrol, pasien tampak sangat pucat, pasien
mungkin akan merasa lemas, letih ataupun ingin tidur setelah serangan
semacam ini.
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
9
kesadaran, meningitis, ensefalitis, gangguan metabolik, malformasi vaskuler dan
- Lama serangan
- Frekueensi serangan
- Faktor pencetus
epilepsi, seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital,
gangguan neurologik fokal atau difus. Pemeriksaan fisik harus menepis sebab-
10
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan
diagnosis epilepsi. Akan tetapi epilepsi bukanlah gold standard untuk diagnosis.
Hasil EEG dikatakan bermakna jika didukung oleh klinis. Adanya kelainan fokal
1) Asimetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua
hemisfer otak.
3) Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya
gelombang tajam, paku (spike) , dan gelombang lambat yang timbul secara
paroksimal.
Rekaman EEG dan video secara simultan pada seorang penderita yang sedang
dan EEG, serta memberi kesempatan untuk mengulang kembali gambaran klinis
yang ada. Prosedur yang mahal ini sangat bermanfaat untuk penderita yang
penyebabnya belum diketahui secara pasti, serta bermanfaat pula untuk kasus
11
epilepsi refrakter. Penentuan lokasi fokus epilepsi parsial dengan prosedur ini
c. Pemeriksaan Radiologis
melihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Bila dibandingkan dengan CT
Scan maka MRl lebih sensitif dan secara anatomik akan tampak lebih rinci. MRI
2.8 Terapi
maupun kematian . Definisi dari status epileptikus yaitu serangan lebih dari 30
menit, akan tetapi untuk penanganannya dilakukan bila sudah lebih dari 5-10
menit.
Tujuan terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup optimal untuk pasien.
minimal dua kali bangkitan dalam setahun, pasien dan keluarga telah
Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai
dosis efektif tercapai atau timbul efek samping; kadar obat dalam plasma
12
Bila dengan pengguanaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol
kemungkinan kekambuhan tinggi , yaitu bila: dijumpai fokus epilepsi yang jelas
pada EEG, terdapat riwayat epilepsi saudara sekandung, riwayat trauma kepala
13
Bila digunakan lebih dari satu OAE, maka penghentian dimulai
Akan tetapi mekanisme unik ini memiliki beberapa efek toksik yang biasanya tidak
terdapat pada obat kejang lainnya seperti retensi urin.Hal inilah yang menyebabkan
BAB 3
KESIMPULAN
oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan
otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekolompok besar
sel-sel otak, bersifat singkron dan berirama. Bangkitnya epilepsi terjadi apabila
proses eksitasi di dalam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi.
14
Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat
disebabkan oleh kerusakan otak dalam process kelahiran, luka kepala, strok,
tumor otak, alkohol. Kadang epilepsi mungkin juga karena genetik, tapi epilepsi
15
DAFTAR PUSTAKA
16