DISUSUN OLEH :
RICO FERDIANSYAH PRADANA
160515510210 / D3 OTOMOTIF
Pengampu matakuliah:
Windra Irdianto, S.Pd., M.Pd.
Alat Bahan
Tools Box Accu
Engine stand Kunci kontak
Multitester Coil
Platina
Kondensor
Distributor
Busi
Kabel tegangan tinggi
b. Ukurlah tegangan sesuai dengan titik-titik acuan seperti pada diagram sistem pengapian di bawah
ini!
Acc = 0,8Ω
On = 1,0Ω Kurang baik
St = 0,7Ω
1. 0,70Ω
2. 0,70Ω
3. 0,70Ω
BAIK
4. 0,70Ω
0,40Ω BAIK
SISTEM PENGISIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa dapat:
Memahami fungsi komponen-komponen sistem pengisian
Memahami cara kerja komponen-komponen sistem pengisian
Merangkai sistem pengisian
Mendiagnosis permasalahan dalam sistem pengisian
Alat Bahan
Tools Box Accu
Trainer Sistem Pengisian Alternator
Multitester Regulator
Hydrometer
Jangka Sorong
a. Isilah tabel di bawah dengan menuliskan nama-nama komponen alternator sesuai uruan nomor!
No Nama Komponen
1. RUMAH ALTERNATOR BAGIAN BELAKANG
2. PELAT DIODE
3. RUMAH SIKAT
4. SIKAT CINCIN
5. STATOR
6. ROTOR
7. BANTALAN DEPAN
8. RUMAH ALTERNATOR BAGIAN DEPAN
9. WASHER
10. KIPAS
11. PULI
Sirkuit Sistem Pengisian
b. Tuliskan nama komponen yang telah diidentifikasi, kemudian tuliskan juga fungsi masing-masing
komponen!
GAMBAR NAMA KOMPONEN FUNGSI
c. Periksalah masing-masing komponen dengan mengikuti instruksi pada tabel di bawah ini!
Gambar Pemeriksaan Keterangan Hasil Pemeriksaan Kesimpulan
- Mengukur berat jenis Sel Berat Jenis
elektrolit pada baterai 1 1250
- Berat jenis elektrolit pada 2 1253
baterai antara 1,25-1,27 3 1275
kg/l. Pada 200C. 4 1250
5 1226
6 1219
RR 1250
Gunakan ohmmeter,
periksa hubungan antara
slip rings rotor (1).
Standard resistance: 2.6 -
3.2 Ω 4,8Ω
Gunakan ohmmeter,
periksa apakah tidak ada
hubungan antara slip rings
dan rotor (1).
Standard resistance: tak tidak ada hubungan
hingga
Gunakan ohmmeter,
periksa hubungan semua
kabel. Jika tidak ada
hubungan, ganti stator (1)
saling berhubungan
Gunakan ohmmeter,
periksa apakah tidak ada
hubungan antara coil lead
(2) dan stator core (1). Jika
ada hubungan, ganti stator.
Tukarkan penempatan
ujung pengindera tester
secara berbalikan
kemudian lakukan
pemeriksaan kembali. Jika ada hubungan
Rectifier buruk
ada hubungan rectifier
harus diganti.
Diode (dengan IC
regulator)
Hubungan ujung
pengindera positif tester (+) Tidak ada hubungn Rakitan rectifier
pada sisi resistor, da
ujung negatif pada sisi lain Harus ganti
diode. Jika tidak ada
hubungan, rakitan rectifier
harus diganti.
Gambar Pemeriksaan Keterangan Hasil Pemeriksaan Kesimpulan
Tukarkan tempat ujung-
ujung pengindera tester
berbalikan. Kemudian
periksa kembali. Jika ada hubungan
terdapat hubungan, rakitan
rectifier harus diganti.
Resistor (dengan IC
regulator).
Periksa tahanan kabel
resistor dengan ohm meter.
Jika tidak ada hubungan, tidak ada hubungan
rakitan rectifier harus
diganti. Tahanan: 1 – 2 Ω
IG – F
Voltage regulator
Terbuka: 0 Ω
Tertutup: kira-kira 11 Ω
Gambar Pemeriksaan Keterangan Hasil Pemeriksaan Kesimpulan
L–E
Relay tegangan
Terbuka: 0 Ω
Tertutup: kira-kira 100 Ω
terbuka 0 Ω, Bagus
tertutup 100Ω
B–E
Relay tegangan
Terbuka: tak terhingga
Tertutup: kira-kira 100 Ω
Terbuka ∞ Ω Bagus
Tertutup 100Ω
B–L
Relay tegangan
Terbuka: tak terhingga Terbuka ∞ Ω
Tertutup: 0 Ω Bagus
Tertutup 0 Ω
N–E
Kira-kira 23 Ω 23 Ω masih bagus
SISTEM STARTER
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa dapat:
Memahami fungsi komponen-komponen sistem starter
Memahami cara kerja komponen-komponen sistem starter
Merangkai sistem starter
Mendiagnosis permasalahan dalam sistem starter
Alat Bahan
Tools Box Accu
Multitester Motor starter
Jangka Sorong
Dial Indikator
V block
Neraca pegas
Watt meter
a. Periksalah masing-masing komponen pada sistem starter seperti pada tabel di bawah ini!
Hasil
Gambar Pemeriksaan Keterangan Kesimpulan
Pemeriksaan
Hasil
Gambar Pemeriksaan Keterangan Kesimpulan
Pemeriksaan
Magnetic Switch
Tekan masuk plunger (1) dan lepas. Plunger kembali
Plunger harus kembali dengan dengan cepat bagus
cepat ke posisi semula. Ganti jika perlu. Keposisi semula
Spring P1 : 2,8
Periksa brush springsdari aus, rusak atau BAGUS
kondisi abnormal lainnya. P2 : 3,1
Ganti jika perlu.
Ketegangan spring brush
P1 (gaya menarik) 31.4 N (3.14 kg) ± 10%
P2 (gaya mendorong) 14.7 N (1.47 kg) ±
10%
Brush Holder
- Periksa gerakan brush pada brush
holder. Jika gerakan brush pada brush 1..Gerakan
holder buruk, periksa brush holder brush masih
dan permukaan gesek dari kerusakan. bagus
Bersihkan atau perbaiki jika perlu. Masih bagus
- Periksa hubungan antara insulated brush 2.Tidak ada
holder (sisi positif) dan brush holder yang hubungan
digroundkan (sisi negatif ). Jika ada
hubungan, brush holder digroundkan
dengan adanya insulation yang rusak
dan harus diganti.
Periksa commutator dari aus dengan
armature (1) ditahan oleh V-blocks (2). Jika
penyimpangan dial gauge pointer (4)
0,08 mm
melebihi limit, perbaiki atau ganti.
CATATAN: 0,03 mm masih bagus
0,06 mm
Spesifikasi di bawah ini jika armature 0,04 mm
tidak bengkok. Armature yang bengkok
harus diganti.
Commutator out of round
Standar 0.05 mm (0.002 in.)
Limit 0.1 mm (0.004 in.)
perlu
diganti
Field Coil
Tes ground
Periksa hubungan antara brush dan tidak field coil
permukaan. Jika ada hubungan, field
windings terhubung ke ground. Terhubung masih bagus
Yoke assy. harus diganti.
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Dasar Teori
Sistem pengapian sangat penting pada motor bensin untuk menjamin campuran udara
dan bahan bakar dalam ruang bakar dapat terbakar untuk menghasilkan tenaga. Sistem
pengapian yang bekerja baik adalah salah satu penentu efisiensi kerja dari motor bensin, maka
perawatan dan pemeriksaan teratur pada sistem pengapian sangatlah dibutuhkan.
Proses pembakaran dimulai dengan letikan bunga api pada busi yang dihasilkan oleh sistem
pengapian. Tujuan sistem pengapian sebagai pemicu pembakaran pada motor bensin melalui
letikan bunga api pada busi memiliki dua persyaratan utama yaitu kualitas api pada busi dan
waktu pengapian (timing ignition). Dari kualitas, tegangan pada busi harus tinggi untuk dapat
meloncatkan listrik pada elektrodenya sehingga menimbulkan bunga api. Besarnya tegangan
pada busi adalah berkisar pada 10kV – 30kV. Tegangan ini diperhitungkan cukup untuk
melawan resistansi tambahan akibat proses kompresi pada mesin.
Sementara itu ketepatan waktu pengapian dibutuhkan agar waktu yang diperlukan untuk
membakar campuran bahan bakar dan cukup sehingga semua campuran dapat terbakar dengan
baik. Hal yang paling penting adalah dari proses pembakaran akan dapat menghasilkan tekanan
maksimal di dalam silinder tercapai pada titik yang ditetapkan yaitu berkisar antara 100 – 200
setelah TMA bergantung pada desain dan konstruksi mesin (misal : besarnya offset mesin). Titik
terjadinya tekanan maksimum ini harus selalu dipertahankan agar tenaga dorong pada torak
yang dihasilkan oleh proses pembakaran dapat dimanfaatkan secara maksimal menjadi tenaga.
Nama komponen :
1. Battery
2. External resistance
3. Kunci kontak
4. Ignition coil
5. Kontak platina
6. Distributor
7. Busi
PENGECEKAN
koil pengapian
Pada pengecekan kondisi busi jelek kemudian kita stel dengan ukurang dengan fuller dengan
ukuran 0,8 untuk semua busi
Sistem Pengisian
Sistem pengisian adalah suatu system yang bekerja pada kendaraan pembakaran dalam yang
berfungsi untuk mengisi tegangan baterai saat mesin menyala agar voltase baterai tetap pada
kondisi penuh terutama saat mesin di start.
Dengan kondisi ini maka rotor coil akan penuh menjadi magnet dan jika rotor berputar maka
stator coil akan menghasilkan arus listrik yang besar.
Terminal + baterai → Fusible Link → Kunci Kontak → Fuse → Lampu Indikator → Terminal L
Regulator → Kontak P0 → Kontak P1 → Massa.
Dengan kondisi ini maka lampu indicator terhubung dengan massa karena terjadi kontak antara
kontak P0 dengan P1
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus saat mesin menyala. Dan menjadi sumber tegangan
untuk membuat rotor coil pada alternator menjadi megnet saat mesin akan dinyalakan.
2. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran arus listrik ke system
berikutnya (system pengisian).
3. Fuse (Sekering)
Sebagai pengaman jika terjadi kelebihan arus pada system pengisian / jika terjadinya korsleting
(hubungan pendek arus listrik)
4. Voltage Regulator
Komponen ini adalah komponen yang berfungsi mengatur output tegangan dari alternator agar
tetap stabil pada putaran mesin yang berbeda – beda.
5. Alternator
Alternator adalah komponen system pengisian yang berfungsi untuk pembangkit listrik
berdasarkan putaran mesin. Komponen ini adalah komponen yang dapat mengubah putaran
mesin menjadi energy listrik berdasarkan prinsip kerja generator.
a. Pulley
Berfungsi untuk menerima putaran mesin melalui sabuk belt (v- belt).
b. Fan (Kipas)
Berfungsi untuk mendinginkan stator pada alternator yang panas saat mesin menyala terus
menerus.
c. Stator
Berfungsi untuk membang-kitkan arus listrik bolak balik / AC (Alternating Current)
d. Rotor
Berfungsi untuk membang-kitkan medan magnet dengan prinsip electromagnet.
e. Diode (Rectifier)
Berfungsi untuk menyearahkan arus bolak – balik (AC) menjadi arus searah (DC).
f. Brush (Sikat)
Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari voltage regulator ke slip ring dan
menghubungkan slip ring satunya ke massa.
g. Slip Ring
Berfungsi untuk menerima arus listrik dari brush dan menyalurkannya ke stator coil dan
memassakan stator dengan melewati brush satunya.
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan praktikum.
2. Melakukan pemeriksaan alternator dalam keadaan belum dibongkar dengan AVOmeter,
posisi pada RX1, seperti berikut:
a. Memeriksa hubungan sikat dengan slip ring untuk mengukur tahanan kumparan
rotor dengan cara menghubungkan kedua colok AVOmeter pada terminal E dan F (Spec: 6 Ω).
Jika lebih kemungkinan hubungan slip ring dan sikat kurang baik dan apabila kurang berarti ada
hubungan singkat.
b. Memeriksa kondisi diode negatif dengan menempelkan colok AVOmeter negatif
pada bodi alternator dan colok positif pada terminal N (spec: ± 20 Ω). Dan jika colok AVOmeter
dibalik, jarum AVOmeter harus menunjuk pada angka tak terhingga.
c. Memeriksa kondisi diode positif dengan menempelkan colok AVOmeter negatif
pada terminal N dan colok positif pada terminal B (spec: ± 20 Ω). Dan jika colok AVOmeter
dibalik, jarum AVOmeter harus menunjuk pada angka tak terhingga.
3. Membongkar alternator dengan melepas pulley, kipas, dan baut-baut pengikat. Jika perlu
lepaskan unit diode rectifier dengan solder lalu keluarkan komponen-komponennya.
4. Mengamati dan memeriksa kondisi rotor. Mengidentifikasi jumlah kutub magnet,
menentukan kutub utara dan selatannya. Memeriksa tahanan pada kumparan rotor dengan
menghubungkan colok AVOmeter pada slip ring. Memeriksa grounded dengan cara
menghubungkan colok AVOmeter pada slip ring dan bodi rotor. Melakukan juga pemeriksaan
kerataan slip ring dan kondisi bearing pada rotor.
5. Mengamati dan memeriksa kondisi stator dengan cara menghubungkan salah satu colok
AVOmeter pada terminal N dan colok satunya secara bergantian ke terminal yang lain.
6. Melakukan pula pemeriksaan hubungan massa dengan cara menghubungkan colok
AVOmeter pada terminal N dan massa/bodi stator.
7. Mengidentifikasi junlah alur stator dan membuat gambar lilitan stator. Menentukan jenis
hubungannya, apakah termasuk jenis hubungan bintang atau segitiga.
8. Memeriksa kondisi fisik diode dan melakukan pemeriksaan diode satu persatu dengan
menggunakan AVOmeter.
9. Memeriksa dan mengukur panjang sikat, pegas sikat, dan sambungan pada sikat.
10. Menentukan letak sikat positif dan negatif, lalu memeriksa hubungan rangkaian sikat antara
terminal F dengan sikat positif dan sikat negatif dengan massa. Tahanan harus menunjuk angka
0 Ω.
11. Merakit alternator dengan langkah kebalikan dari langkah pembongkaran.
Catatan : Pada merk alternator tertentu, terdapat lubang kecil pada bagian belakang yang
digunakan untuk membantu memasukkan sikat pada slip ring dengan cara memasukkan alat
bantu sejenis jarum.
12. Membersihkan alat dan training objek yang digunakan.
13. Melaporkan pada instruktur atau teknisi untuk pemeriksaan kondisi training objek.
14. Mengembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya dan membersihkan tempat
praktikum.
STARTER
Motor starter merupakan komponen yang ada dalam kendaraan yang berfungsi untuk
menghasilkan momen awal saat mesin kendaraan masih mati sehingga mesin kendaraan dapat
hidup. Agar mesin kendaraan dapat hidup maka motor starter perlu berputar memutarkan
fly wheel mesin kendaraan dengan momen yang besar. Motor starter pada kendaraan ringan
pada dasarnya adalah motor listrik searah (DC) yang memanfaatkan energi listrik arus DC
sebagai sumber tenaganya.
Prinsip kerja motor starter yaitu dengan mengubah energi listrik (arus listrik DC)
menjadi energi mekanik atau gerak putar. Sedangkan prinsip perubahan energi listrik menjadi
energi gerak/putar berdasarkan kaidah tangan kiri Fleming dan prinsip ulir kanan.