MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT
Khusnul Khotimah (K1C016001)
Asisten: Endah Tri Listiowati Tanggal Percobaan: 18/05/2018 PAF15211P-Elektroika Dasar II Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika–Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUnsoed
Abstrak dengan yang lain, misalnya CB dengan CE;
Praktikum merancang penguat common CE dengan CC; CE dengan CE dan emitter satu tingkat bertujuan agar mahasiswa sebagainya disesuaikan tujuan dari dapat menghitung nilai hambatan Re,Rb,Rc penguat ( Dwi Surjono, Herman(2007). secara matematis pada perancangan pra Pada percobaan kali ini kita tegangan transistor agar di peroleh penguatan menguatkan common emitter satu tingkat, yang di kehendaki, dan hasil dari perhitungan tersebut di jadikan pedoman dalam membuat dimana kita merangkai common emitter penguat yang di kehendaki menggunakan tersebut. Dan sebelum di rangkai kita penguat satu tingkat. Dimana pada praktikum mencari nilai Rb,Re,Rc terlebih dahulu ini kita merangkai common emitter satu dengan perhitungan matematis, setelah di tingkat dengan mencari nilak penguatan (K) dapatkan nilai RB,RC,RE maka langkah pada frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz. selanjutnya kita merangkai rangkaian Kata kunci: common emitter satu sesuai gambar common emitter pada tingkat,penguatan transistor, frekuensi. papan breadboard, dan menghubungkannya dengan osiloskop 1. PENDAHULUAN sebagai output, generator isyarat sebagai Seperti telah dijelaskan pada input serta baterai 9V. Dari hubungan praktikum rangkaian dasar transistor, tersebut nantinya kita mencari penguatan bahwa transistor fungsi utamanya sebagai (K) yang berasal dari Vin di bagi Vout. penguat. Banyak cara yang dilakukan Penguatan tersebut di cari dalam dua supaya transistor mampu menguatkan perbedaan frekuensi yaitu pada frekuensi sinyal input yang kecil menjadi output 100 Hz dan frekuensi 1000 Hz. yang besar dengan tanpa terjadi cacat (distorsi) baik bentuk maupun phasenya. 2. STUDI PUSTAKA Namun demikian kemampuan sebuah Transistor adalah alat semikonduktor transistor sangat terbatas sehingga yang dipakai sebagai penguat, pemotong keinginan untuk memperkuat setinggi (switching), stabilisasi tegangan, modulasi mungkin tidak terpenuhi. Oleh karena itu sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat penguat disusun lebih dari satu penguat, berfungsi semacam kran listrik, dimana yang sering disebut penguat bertingkat berdasarkan arus inputnya (BJT) atau atau cascade amplifier. tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari Tujuan utama dari penguat bertingkat sirkuit sumber listriknya. adalah untuk mendapatkan penguatan Transistor sebagai penguat, sudah daya yang besar tanpa terjadi kecacatan bukan barang yang tabu lagi di dunia pada outputnya. Susunan penguat rangkaian elektronika bahwa transistor bertingkat dapat berupa hubungan antara dapat kita gunakan untuk berbagai macam masing-masing susunan penguat satu keperluan salah satunya sebut saja salah satu fungsinya yaitu transistor yang Penguat adalah suatu peranti yang digunakan sebagai penguat. Penggunaan berfungsi menguatkan daya sinyal ini biasanya paling banyak digunakan di masukan. Salah satu syarat yang dituntut rangkaian rangkaian elektronika yang pada penguat adalah bahwa sinyal sifatnya masih analog misalnya saja ketika keluaran harus tepat benar bentuknya diggunakan sebagai penguat yaitu penguat seperti sinyal masukan, hanya saja arus,penguat tegangan, dan penguat daya. amplitudo-nya lebih tinggi. Kalau bentuk Fungsi komponen semikonduktor ini sinyal keluaran tidak tepat sama dengan dapat kita temui pada rangkaian Pree- Amp Head , Pree-Amp Mic, Mixer, Echo, sinyal masukan, meskipun beda bentuk ini Tone Control, Amplifier dan lain-lain. hanya kecil saja, maka dikatakan sinyal keluarannya cacat. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang Penguat Emitor Bersama adalah dipasang di satu terminalnya mengatur penguat yang paling banyak digunakan. arus yang lebih besar yang melalui 2 Penguat ini mempunyai penguatan terminal lainnya. Transistor adalah tegangan maupun penguatan arus. Hanya komponen yang sangat penting dalam saja perlu diingat bahwa penguat ini dunia elektronik modern. Dalam angkaian mempunyai impedansi masukan yang analog, transistor digunakan dalam relatif rendah dan impedansi keluaran amplifier (penguat). Rangkaian analog yang relatif tinggi. melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam Beberapa rumus praktis pada rangkaian-rangkaiandigital, transistor rangkaian Emitor Bersama: digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat Penguatan tegangan tanpa C3 : AV dirangkai sedemikian rupa sehingga =RC/RE Penguatan tegangan dengan C3 : berfungsi sebagai logic gate, memori, dan AV =RC/RE Penguatan arus : Ai = R2/RE komponen-komponen lainnya. Impedansi keluaran : Zo = RC Prinsip yang di pakai didalam transistor sebagai penguat yaitu arus kecil Impedansi masukan tanpa C3 : Zi = pada basis dipakai untuk mengontrol arus R1//R2//Zib dengan Zib = hfe (RE+re’) yang lebih besar yang diberikan ke kolektor melalui transistor tersebut. Dari Impedansi masukan dengan C3 : Zi = sini bisa kita lihat bahwa fungsi dari R1//R2//Zib dengan Zib = hfe. re’[2]. transistor adalah hanya sebagai penguat ketika arus basis akan berubah. Perubahan arus kecil pada basis inilah yang Titik kerja suatu transistor dalam dinamakan dengan perubahan besar pada rangkaian penguat selalu terletak pada arus yang mengalir dari kolektor ke garis beban. Garis beban dc dibuat emitter. berdasarkan tanggapan rangkaian Kelebihan dari transistor penguat bukan terhadap tegangan dc (tegangan catu sekedar bisa menguatkan sinyal, namun daya), dan garis beban ac diperoleh karena transistor ini juga dapat di pakai sebagai tanggapan rangkaian terhadap sinyal ac. penguat arus, penguat daya dan penguat tegangan. Di bawah ini gambar yang biasa di pakai dalam rangkaian transistor khususnya sebagai penguat yang biasa di pakai dalam rangkaian amplifier sederhana[1]. mengalir pada R2 menimbulkan drop tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1 selanjutnya kita sebut VR1 dan drop tegangan pada R2 kita sebut VR2. Terminal atau kaki resistor yang lebih dekat ke arah kutub positif baterei bernilai lebih positif dibandingkan dengan terminal yang cenderung dekat ke arah kutub negatif.
Sebelumnya pada percobaan ini kita
Gambar 2.1 rangkaian penguat satu tingkat mencari nilai RB,RC,RE terlebih dahulu common emitter. dari sebuah rangkaian common emitter di gambar Disebut penguat satu tingkat karena rangkaian ini, sebagai satu kesatuan, merupakan salah satu tahapan yang digunakan dalam suatu sistim penguatan sinyal audio (sinyal suara), selain itu dinyatakan dalam konfigurasi common emitor karena kaki emitor dari transistor tersebut digunakan bersama sebagai bagian masukan (input) dan juga sebagai keluaran (output)[3]. Transistor dalam rangkaian penguat jika di inginkan sebuah penguat dengan ini berfungsi melipat gandakan arus yang penguatan sebesar 10 kali. Di ketahui β kecil di bagian masukan (basis) menjadi transistor adalah 250, RL adalah 10 jauh lebih besar (sesuai kemampuan Kohm,Rs adalah 6Kohm dan Vcc adalah 9 transistor) di bagian keluaran (emitor – Volt[3]. kolektor). Perubahan-perubahan pada arus basis ini juga dirasakan sebagai perubahan-perubahan yang lebih besar di bagian keluaran.
ANALISA ARUS DAN TEGANGAN DC
Arus dan tegangan DC pada
rangkaian di atas dapat dipahami dengan mengingat prinsip dasar yang 3. METODOLOGI diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum Pada percobaan merancang penguat Kirchoff I tentang arus dan Hukum common emitter satu tingkat alat dan Kirchoff II tentang tegangan. bahan yang di butuhkan antara lain: 3.1. ALAT DAN BAHAN Sesaat setelah catu daya diberikan 1) CRO arus listrik mengalir dari kutub positip 2) Multimeter digital VCC masuk resistor R1 dan R2 dan 3) Generator isyarat selanjutnya menuju kutub negatif Gnd. 4) Breadboard Sesuai prinsip Hukum Ohm, arus listrik 5) Transistor (hfe: 225) yang mengalir melalui R1 akan 6) Resistor (RL: 10 kΩ, RE: 56 Ω, RB: menimbulkan tegangan drop pada R1 1.2 MΩ, RC: 2.2 kΩ) tersebut dan demikian juga arus yang 7) Kapasitor 3 μF/16V 8) Baterai 7.5 V Tabel 4-2 Data Pengamatan Penguat Emitter Tegangan 100 hz 3.2. CARA KERJA 1) Penguatan Common Emitter Penguat Common Emitter Vin (Vpp) Vout (Vpp) Vout K= Vin 0.5 0.48 0.96 0.6 0.56 0.93 0.7 0.64 0.91 0.8 0.76 0.95 0.9 0.84 0.93 1 0.92 0.92 1.1 1 0.90 1.2 1.12 0.93 1.3 1.2 0.92 1.4 1.28 0.91 1.5 1.4 0.93 Tabel 4-3 Data Pengamatan Penguat Emitter Tegangan 1000 hz
Penguat Common Emitter
Vin (Vpp) Vout (Vpp) Vout K= Vin 0.5 0.16 0.32 0.6 0.17 0.28 Gambar 3-1 Diagram menentukan Vout dengan penguat common emitter. 0.7 0.17 0.24
4. HASIL DAN ANALISIS 0.8 0.19 0.23
0.9 0.19 0.21 Dari percobaan ini didapat nilai tegangan keluaran dengan variasi tegangan 1 0.20 0.20 masukan seperti dituliskan pada table 1.1 0.22 0.2 dibawah ini : 1.2 0.24 0.2 Tabel 4-1 Data Nilai-nilai Komponen 1.3 0.24 0.18
: 3 μF/16 1.4 0.25 0.17
RL : 10 kΩ C1, C2 V 1.5 0.26 0.17 RE : 56 Ω hfe : 345 Berdasarkan data pengamatan, dapat RB : 1,2 MΩ VCC : 9 Volt dilihat bahwa nilai penguatan dengan frekuensi 100 Hz dan 1000 Hz tidaklah RC : 2,2 kΩ Transistor : 828 jauh berbeda yakni mendekati 10 kali penguatan. Hal tersebut terjadi karena rangkaian penguat Common Emitter transistor mampu menguatkan memiliki kapasitor yang dapat sinyal input yang kecil menjadi meredamkan sinyal masukkan dengan output yang besar dengan tanpa frekuensi yang lebih tinggi. [3] terjadi cacat (distorsi) baik bentuk maupun phasenya. Rangkaian penguat common emittor bekerja sangat baik pada sinyal masukkan berfrekuensi rendah, maka dari itu rangkaian penguat common emittor sering digunakan sebagai penguat audio. Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa common emitter satu tingkat mengalami penguatan tegangan, sehingga tegangan yang masuk kecil dan setelah keluar dari transistor menjadi besar. Hal Ini dapat disimpulkan bahwa DAFTARPUSTAKA pemberian beban keluaran pada masukan [1] Hartono,dkk 2016 Modul Praktikum ini adalah berfungsi seakan-akan bahwa Elektronika Dasar 2. Universitas rangkaian penguat emitor bersama ini Jenderal Soedirman:Purwokerto. disambung dengan rangkain yang lain. [2] Dwi Surjono, Kita tau bahwa rangkaian elektronik itu Herman(2007). Elektronika: Teori dan adalah suatu kesatuan yang utuh Penerapan. Jember: Penerbit Cerdas (gabungan dari beberapa fungsi rangkaian) Ulet Kreatif sehingga kita dapat mengatur seberapa [3] https://sekolahelektronika.wordpres besar beban yang harus diberikan terhadap s.com/2012/11/03/penguat-1- rangkaian agar rangkaian bekerja secara tingkat-dengan-transistor/ [di akses optimal. semakin tinggi frekuensi pada 20/5/18 pukul 02.11]. semakin kecil penguatan. Hal ini disebabkan karena reaktansi dari kapasitor liar menjadi kecil dan ini akan membebani penguat sehingga penguatannya menjadi menurun.
5. KESIMPULAN Dari percobaan merncang penguat common emitter satu tingkat dapat di simpulkan bahwa :
1. Dari perhitungan kita dapatkan
nilai penguatan dari rumus K= Vout/Vin.
2. Penguatan yang di dapatkan
mengalami 10 kali perbesaran, hal itu membuktikan bahwa banyak cara yang dilakukan supaya