Anda di halaman 1dari 7

Nama : Abubakar

No Peserta : 18240441310035

Tugas Modul 4 KB 3
Instalasi Penangkal Petir dan Pembumian

1. Carilah salah satu referensi mengenai sistem penangkal petir dan sistem pembumian
yang diterapkan pada suatu gedung, analisis komponen dan sistem rangkaiannya.
uraikan bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional yang bisa
diterapkan di bangunan rumah tinggal.
Secara umum bagian dan sistim pemasangan penangkal petir adalah sebagai
berikut:
a. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
b. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal
petir ke pembumian (pentanahan). Kabel yang digunakan untuk yang jauh dari
jangkauan biasanya jenis kabel BC (kabel tembaga terbuka) dan untuk yang
mudah dalam jangkauan menggunakan kabel BCC atau NYY (kabel tembaga
terbungkus).
c. Terminal,
d. Pembumian / Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah.
Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch panjang 3-4
m.
Dari gambaran tersebut diatas, dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah:
 Menghantar muatan dari petir ke bumi.
 Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat
bantu arester yang sudah diintegarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih
dapat dihantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi kerusakan sistem dan
peralatan elektronik di dalam rumah.
 Bilamana ada tegangan lebih yang masuk ke dalam sistem jaringan listrik di dalam
rumah, alat-alat elektronik yang sudah diintegrasikan ke dalam sistem pembumian
sehingga tegangan lebih akan dihantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi
kerusakan barang-barang elektronik di dalam rumah. Kita dapat membuat sub –
sub terminal di dalam rumah tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan
estetika.
Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Pembumian :
a. Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas bangunan
rumah. Dapat juga dilakukan dengan menambah ketinggian dengan menambah
pipa untuk mendapatkan radius yang lebih besar dari sambaran petir. Bahan yang
digunakan adalah dari batang tembaga, saat ini jenis splitzen ini ada berbagai
macam dipasaran ada jenis splitzen tunggal ataupun bentuk trisula. Spliten
dihubungkan ke terminal atau langsung ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm.
b. Untuk keamanan barang barang elektronik di dalam rumah, kita bisa
memasangkan sub terminal dengan menggunakan plat tembaga dengan ukuran
kira-kira 5 cm x 20 cm. Kemudian sub terminal ini diintegrasikan ke Terminal
dengan menggunakan kabel BCC/ NYY 15 mm.

c. Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, bisa ditambahkan arester
di sistem instalasi listrik, dimana arester kemudian dihubungkan ke terminal
grounding dengan menggunakan kabel BCC/NYY ukuran 15 mm.
d. Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel sebelum diteruskan
ke pembumian/pentanahan. Bahan terminal dapat menggunakan plat tembaga
dengan ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar bangunan rumah dengan
menempatkannya disebuah bak kontrol. Kemudian terminal dihubungkan ke sistim
pembumian dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.

e. Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan nilai tahanan


sistem pembumian adalah di bawah 3 ohm untuk kemanan barang-barang
elektronik. Pada dasarnya untuk sistem pembumian yang bagus adalah
berhubungan dengan tanah dimana pipa dipasangkan, dimana kelembapan tanah
yang tinggi adalah tempat yang paling bagus untuk mendapatkan nilai tahanan
pembumian yang rendah. Dianjurkan tidak menanam pipa didaerah berpasir
ataupun berbatu, karena biasanya nilai tahanan pembumian akan semakin tinggi.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita bisa menambahkan beberapa pipa
tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan dengan menanam
pipa dalam hingga lebih dari 20m. Bilamana nilai tersebut tidak dapat dicapai, sistem
pembumian dapat ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang ditanamkan
bersamaan dengan bentonite.

2. Carilah salah satu referensi pemasang Panel Hubung Bagi, analisis komponen dan
sistem pemasangannya.
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi menerima energi listrik dari PLN
dan selanjutnya mendistribusikan dan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik
tersebut melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui
sirkit akhir ke beban yang berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak-kontak ke
peralatan pemanfaatan listrik yang berada di dalam bangunan.
Untuk penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan
terletak ditempat yang mudah dijangkau dalam memudahkan pelayanan. Panel harus
mendapatkan ruang yang cukup luas sehingga pemeliharaan, perbaikan, pelayanan
dan lalu lintas dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Fungsi Panel
Fungsi panel dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu (Drs. Aslimeri,
M.T: 1991: 92) :
a. Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan
rangkaian listrik lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay
tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan
maupun instalasi tenaga.
b. Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga
listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi sebagai
pengaman pada panel listrik ini adalah NFB, MCCB dan MCB.
c. Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada
instalasi tenaga. Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik
berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan pusat beban.
Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa group beban dan juga untuk
membagi fasa R, fasa S, fasa T agar mempunyai beban yang seimbang antar fasa.
d. Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat
beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
e. Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari panel
tersebut masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban pada
bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol dari
satu tempat.
Jenis dan Tipe Panel
Menurut PUIL 2000 ; 6.3.2 – 6.4.3 jenis panel hubung bagi terdiri-dari:
a. Panel Hubung Bagi tertutup pasang dalam
b. Panel Hubung Bagi tertutup pasang luar
c. Panel Hubung Bagi terbuka pasang dalam
d. Panel Hubung Bagi terbuka pasang luar
Panel Hubung Bagi (PHB) tertutup pasang dalam banyak dijumpai pada konsumen
atau pemakai yang digunakan sebagai tempat untuk menampung energi listrik dari
jaringan PLN dan sebagai penyalur energi listrik ke pusat beban serta untuk
menempatkan pengaman-pengaman instalasi listrik.
Penempatan panel harus memenuhi syarat-syarat berikut ini sesuai dengan PUIL
2000 (6.3-6.4) yaitu :
a. Tinggi maksimal dari lantai 1,2 – 2m.
b. Di depan panel harus memiliki ruang bebas yang cukup luas.
c. Saat membuka panel ini tidak terganggu oleh benda apapun
d. Pintu harus bisa terbuka penuh.
e. Panel dipasang pada tempat yang sesuai, kering dan berventilasi cukup.
Komponen-Komponen Panel Hubung Bagi
Dalam suatu panel listrik terdapat komponen-komponen listrik yang diantaranya
adalah MCB, MCCB, saklar/pemutus, alat ukur, lampu indikator, penghantar (kabel
busbar dan terminal blok ) serta komponen pendukung lainnya.
a. MCB (Miniature Circuit Breaker)
Miniature Circuit Breaker atau yang dikenal dengan MCB pada dasarnya adalah
suatu alat yang bekerja dengan cara semi otomatis yang dapat digunakan untuk
pengaman terhadap beban lebih atau hubung singkat. MCB dapat memutuskan
rangkaian arus listrik dengan cara mekanis ataupun secara otomatis.
b. MCCB (Mould Case Circuit Breaker)
Mould Case Circuit Breaker adalah salah satu pemutus rangkaian udara dalam
bentuk kontak cetakan. Pada dasarnya MCCB fungsi dan kegunaannya sama
dengan MCB tiga pole, yakni menghubungkan dan memutuskan arus listrik pada
rangkaian tiga fasa. Perbedaannya adalah pemutusan arus pada MCCB dapat
diatur dengan persentase 100% sampai dengan 250% dari arus nominal beban
penuh sedangkan pada MCB rating arusnya tidak dapat diatur. Besarnya rating
nominal sebagai pengaman motor untuk MCCB adalah 2,5 x In beban dan untuk
MCB adalah sebesar 1,25 x In beban.
c. Saklar dan Pemutus
Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
 Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu
saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang
satu proteksi arus.
 Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus
mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimum sama
besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.
 Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB
lain.
 Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain.
Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing
kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.
 Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing-masing
mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.
 Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.
d. Alat Ukur
Alat ukur dan lampu indikator yang dipasang pada panel harus terlihat jelas dan
harus ada petunjuk tentang besaran yang diukur dan gejala apa yang
ditunjukkan. Untuk piranti ukur digunakan beberapa alat ukur yaitu:
 Alat Ukur Ampermeter
Ampermeter digunakan untuk mengukur arus yang disuplai beban. Alat ukur ini
pemasangannya seri.
 Alat Ukur Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang mengukur besaran tegangan yang mengalir
pada suatu rangkaian instalasi listrik. Maksud pengukuran ini adalah untuk
mengetahui besaran tegangan yang mengalir pada rangkaian tersebut, apakah
mengalami penurunan (drop voltega) ataupun naik (over voltege).
e. Lampu Indikator
Lampu indikator atau lampu tanda merupakan sebuah tanda yang menggambarkan
bahwasanya aliran arus listrik pada panel dalam keadaan bekerja atau mengalir.
Biasanya terdiri dari tiga warna lampu yaitu warna merah (fasa R), kuning (fasa S),
dan hijau (fasa T) yang dipasang pada pintu panel.
f. Penghantar
 Kabel
Penghantar yang akan digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik harus dibuat
dari bahan yang memenuhi syarat serta sesuai dengan tujuan penggunaannya,
dan telah dikeluarkan atau telah diakui oleh instansi yang berwenang, dalam hal
ini adalah LMK (Lembaga Meterologi Kelistrikan).
Berikut identifikasi penghantar dengan warna berdasarkan (PUIL 2000):
1) Warna Loreng Hijau-Kuning, sebagai penghantar pembumian
2) Warna Biru, sebagai penghantar netral
3) Warna merah, kuning dan hitam sebagai penghantar fasa R, S dan T.
 Busbar
Busbar merupakan penghantar listrik yang berbentuk empat persegi panjang
tanpa isolasi. Busbar biasanya ditempatkan di dalam panel yang bersifat
menampung tenaga listrik guna menyalurkannya ke komponen lainnya. Pada
penggunaanya busbar dipasang untuk keperluan fasa, netral, dan pembumian.
Untuk membedakan antara fasa dan netral, busbar diberi cat dengan warna
yang berbeda yakni:
1) Fasa R (LI) dicat dengan warna merah
2) Fasa S (L2) dicat dengan warna kuning
3) Fasa T (L3) dicat dengan warna hitam
4) Netral (N) dicat dengan warna biru
Busbar yang digunakan pada PHB harus terbuat dari tembaga atau logam yang
memenuhi persyaratan sebagai penghantar listrik.
 Terminal Blok
Terminal blok merupakan sederetan terminal yang berguna untuk
penyambungan dari rangkaian panel ke pemakaian. Terminal blok ini dapat
dikategorikan sebagai pelengkap dan merupakan tempat penampungan.

Anda mungkin juga menyukai