Disusun Oleh:
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Diharapkam pembaca dan pembuat mampu untuk mendifinisikan,
menggambarkan,menerapkan dan menganalsis mengenaik penyakit Decubitus beserta
asuhan keperawatannya.
2. Tujuan Khusus :
1. Mendifenisikan pengertian Decubitus
2. Mengethaui Etiologi Decubitus
3. Menjelaskan Patofisiologi Decubitus
4. Menjelaskan Manifestasi Klinik Decubitus
5. Menjelaskan Penatalaksanaan Decubitus
6. Menjabarkan Pengkajian Fokus Decubitus
7. Menguraikan Pathways Decubitus
8. Menentukan Diagnosa Keperawatan Decubitus
9. Menentukan Fokus Intervensi Decubitus
C. Metode Penulisan
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini menggunakan sistematika penulisan bagian yang diletakkan di
bagian depan biasa kita sebut dengan bagian awal yang berisikan Latar Belakang,
Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan, kemudian bagian inti
berisikan Konsep dasar berisikan Pengertian, Etiologi/Predisposisi, Patofisiologi,
Manifestasi Klinik, Komplikasi, Penatalaksanaan, Pengkajian Fokus, Pathways
Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Fokus Intervensi dan Rasional dan bagian
Akhir berisikan Kesimpulan dan Saran.
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Menurut (Ratna Kalijana : 2008) Dekubitus adalah Kerusakan
lokal dari kulit dan jaringan dibawa kulit yang disebabkan penekanan
yang terlalu lama pada area tersebut.
Menurut Harnawatiaj (2008) Ulkus de!ubitus adalah suatu daerah yang
mati jaringan disebabkan karena kurangnya alirandarah didaerah yang
bersangkutan. Dekubitus sering disebut ulkusdermal ulkus
dekubitus atau luka tekan terjadi akibat tekanan yang sama pada
suatu bagiantubuh yang mengganggu sirkulasi.
Menurut Jan tambayong (2000) Ulkus dekubitus merupakan suatu
cedera yang diakibatkan oleh kerusakan kulit dan jaringan di bawah kulit.
Tingkat keparahan ulkus dekubitus dapat bervariasi, mulai dari lebam
kemerahan pada kulit, hingga luka terbuka pada kulit yang dapat.
memperlihatkan otot bahkan tulang.
Klasifikasi Dekubitus :
a. Stadium I : Ulserasi terbatas pada epidermis dan dermis dengan eritema pada
kulit. Penderita dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini
biasanya reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.
b. Stadium II
Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa terlihat
eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15 hari.
c. StadiumIII
Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkulit dan otot sudah mulai terganggu
dengan adanya edema dan inflamasi, infeksi akan hilang struktur fibril. Biasanya
sembuh dalam 3-8 minggu.
d. StadiumIV
Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia,otot serta sendi. Dapat sembuh
dalam 3-6 bulan.
B. ETIOLOGI
b. Factor ekstrinsik : kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor,
atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap
tertentu, duduk yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang.
C. PATOFISIOLOGI
Immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring
(lebih dari 2 jam), tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan
daerah tumit mencapai 30-45 mmHg (normal: tekanan daerah pada kapiler
berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg), Iskemik, nekrosis jaringan kulit. Selain
faktor tegangan, ada faktor lain yaitu: faktor teregangnya kulit misalnya
gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah
berbaring. Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus
dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area
tubuh lainnya.
Perubahan patologis di tempat ulkus decubitus disebabkan karena
terlipatnya pembuluh darah, terutama pembuluh darah arteri dan kapiler di
daerah yang terkena ulkus decubitus. Jika aliran darah terhambat, maka sel-
sel tidak mendapat cukup zat makanan dan sampah hasil metabolisme
tertumpuk sehingga sulit diangkut. Akhirnya sel mati, kulit pecah dan
terjadilah lubang yang dangkal dan luka. Jika tekanan berkurang, maka
iskemik segera diikuti oleh hyperemia, yaitu mengalirnya darah dalam jumlah
banyak di daerah tersebut, kemudian daerah itu akan kelihatan merah dan
terasa hangat karena terjadi hyperemia yang merupakan mekanisme untuk
mengimbangi, dimana darah menyuplai daerah itu untuk memberi zat
makanan dan menyingkirkan sampah hasil metabolisme.
D. MANIFESTASI
a. Tanda cidera awal adalah kemerahan yang tidak menghilang apabila
ditekan ibu jari.
b. Pada cidera yang lebih berat dijumpai ulkus dikulit.
c. Dapat timbul rasa nyeri dan tanda-tanda sistemik peradangan, termasuk
demam dan peningkatan hitung sel darah putih.
d. Dapat terjadi infeksi sebagai akibat dari kelemahan dan perawatan di
Rumah Sakit yang berkepanjangan bahkan pada ulkus kecil.
E. PENATALAKSANAAN
a. Mengurangi tekanan lebih lanjut pada daerah ulkus. Secara umum sama
dengan tindakan pencegahan yang sudah dibicarakan di tas. Pengurangan
tekanan sangat penting karena ulkus tidak akan sembuh selama masih ada
tekanan yang berlebihan dan terus menerus.
b. Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya. Keadaan
tersebut akan menyebabkan proses penyembuhan luka lebih cepat dan
baik. Untuk hal tersebut dapat dilakukan kompres, pencucian, pembilasan,
pengeringan dan pemberian bahan-bahan topikal seperti larutan
NaC10,9%, larutan H202 3% dan NaC10,9%, larutan plasma dan larutan
Burowi serta larutan antiseptik lainnya.
c. Mengangkat jaringan nekrotik. Adanya jaringan nekrotik pada ulkus akan
menghambat aliran bebas dari bahan yang terinfeksi dan karenanya juga
menghambat pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi. Oleh karena
itu pengangkatan jaringan nekrotik akan memper-cepat proses
penyembuhan ulkus.
Penatalaksanaan medis perawatan luka dekubitus (Doengoes,2000)
a. Perawatan luka dekubitus.
b. Terapi fisik dengan menggunakan pusaran air untuk
menghilangkan jaringan yang mati.
c. Terapi obat:
- Obat antibacterial topical untuk mengontrol pertumbuhan
bakteri
- Antibiotic prupilaksis agar luka tidak terinfeksi
d. Terapi diet. Agar terjadi penyembuhan luka yang cepat, maka
nutrisi harus adekuat yang terdiri dari kalori, protein, vitamin,
mineral dan air.
F. PATHWAYS
Faktor tekanan, toleransi jaringan ( elastisitas kulit akibat usia)durasi &besar tekanan
Jaringan Hipoksia
Cedera iskemia
anoreksia
Pem.darah Kolaps
Penurunan
peristalik usus Iskemia otot
Dekubitus
Nyeri akut
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan sakit pada bagian punggung, tidak dapat bergerak, dan pusing
2. Riwayat penyakit sekarang
a. Alasan dirawat dirumah sakit / perjalanan penyakit
Karena mengalami kecelakaan dan membuat fungsi otak besar dan otak kecil
bermasalah
b. Faktor pencetus
Karena kecelakaan Truk
c. Lamanya keluhan
Terjadi lebih dari sebulan
d. Timbulnya keluhan (bertahap/mendadak)
Mendadak
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Dibawa ke RSUD
3. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu
Tidak ada penyakit
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada
3. Pola eliminasi
a. Eliminasi feses
1) Pola BAB (frekwensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan
pencahar/enema, adanya keluhan diare / obstipasi)
Pola BAB lancar, warna kuning kecoklatan, konsitensi padat , tidak
menggunakan obat pencahar
2) Adakah perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal:
terpasang kolostomy/ileostomy)
Tidak terpasang colostomy
b. Pola BAK (frekwensi, waktu, warnanya, jumlah)
1) Penggunaan alat-alat misalnya pemasangan kateter
Frekuensi sering, warna kuning terang
2) Adakah keluhan (Inkontinensia, anuria, hematuria, disuria, retensio urine,
nokturia, dll)
Tidak terdapat keluhan retensio urine, noturia
c. Keluhan berhubungan dengan kulit (kulit terasa panas/dingin, kulit terasa kering,
kulit gatal-gatal)
Kulit kemerahan dan seperti melepuh karena sudah lama tidak bergerak dan tidak
melakukan aktivitas
c. Konsep diri :
1) Citra diri / body image (bagaimana persepsi klien terhadap tubuhnya, adakah
pengaruh penyakit yang dialami terhadap persepsi klien tersebut)
Terdapat pengaruh klien terhadap penyakit yang dialami, pasien merasa belum
menerima keadaannya
2) Identitas ( bagaimana status dan posisi klien sebelum dirawat, bagaimana
kepuasan klien terhadap status dan posisinya, bagaimana kepuasan klien
sebagai laki-laki dan perempuan)
Sebelum dirawat pasien sering marah-marah, setelah dirawat respon terhadap
marah-marah mulai sedikit berkurang
3) Peran (tugas/peran apa yang diemban pasien dalam
keluarga/kelompok/masyarakat, bagaimana kemampuan klien dalam
melaksanakan peran tersebut, apakah selama dirawat pasien mengalami
perubahan dalam peran)
Pasien sebagai kepala keluarga, dalam sakit mengalami perubahan dalam
peran
4) Ideal diri (bagaiman harapan pasien terhadap tubuh/posisi/perannya,
bagaimana harapan klien terhadap lingkungan, bagaimana harapan klien
terhadap dirinya)
Klien ingin tidak mengalami nyeri dan bisa sembuh dari penyakitnya
5) Harga diri (bagaimana penilaian / penghargaan orang lain terhadap dirinya,
apakah klien merasa rendah diri dengan keadaanya)
Klien tidak merasa rendah diri
D. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : tampak lemah dan tampak kesakitan
2. Tingkat kesadaran:Compos Metis
3. Tanda-tanda vital :
a. Suhu tubuh : 36 ◦C
b. Tekanan darah : 130/80
c. Respirasi(jumlah, irama, kekuatan) : 20 x/menit
d. Nadi (jumlah, irama, kekuatan) : 89 x/menit
e. Pengkajian nyeri : Nyeri Ada
skala: 6
4. Pengukuran antropometri : TB, BB, Lingkar lengan atas
TB : 169
BB : 75 kg
Lingkar lengan atas : 25
5. Kepala : bentuk, adakah luka
Terdapat luka Pasca operasi cranio
5. Leher dan tenggorok : posisi trakea, benjolan pada leher, pemasangan alat
(trakeostomy) adakah nyeri waktu menelan, pembesaran tonsil, bagaimana keadaan
vena jugularis, kemampuan batuk efektif (mengeluarkan sputum), obstruksi jalan
napas
Keadaan leher dan tenggorok baik, tidak terdapat obstruksi jalan nafas
6. Dada dan thorak
Bentuk dada, pergerakan, kelainan yang ada (adanya luka, penggunaan otot bantu
pernapasan)
Dada dan thorak tidak terdapat kelainan
7. Paru-paru : Inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi
Inspeksi = Pengembangan dada simetris , tidak terdapat retraksi dada, tidak
menggunakan alat bantu nafas
Perkusi = Terdengar bunyi sonor disemua lapang paru
Palpasi = Tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi = Bunyi nafas vasikuler, tidak terdapat suara tambahan
8. Jantung : Inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi
Inspeksi = Tidak adanya Ictus Cordis
Palpasi = Ictus Cordis tidak teraba
Perkusi = Terdengar bunyi pekak
Auskultasi = S1-S2 tidak terdapat suara tambahan
9. Abdomen : Inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi
Inspeksi = Bentuk perut cembung, terdapat lesi pasca operasi
Auskultasi = Bising Usus 9x/menit
Palpasi = Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi = Terdengar bunyi timpani
10. Genital : Kebersihan daerah genital, adanya luka, tanda infeksi, bila terpasang
kateter kaji kebersihan kateter dan adanya tanda infeksi pada area pemasangan
kateter, adanya hemoroid
Tidak terdapat luka pada bagian genital, terlihat bersih
11. Ekstremitas
a. Inspeksi kuku, kulit (warna, kebersihan, turgor, adanya edema, keutuhan dll)
Kebersihan kuku kurang , turgor kulit baik
b. Capillary refill
Normal < 2 detik
c. Kemampuan berfungsi (mobilitas dan keamanan) untuk semua ekstrimitas
kekuatan otot, koordinasi gerak dan keseimbangan, penggunaan alat bantu
Tidak memiliki kekuatan otot, koordinasi gerak kurang , tidak menggunakan alat
bantu
d. Bila terpasang infus kaji daerah tusukan infus, kaji tanda-tanda infeksi pada
daerah tusukan infus, adanya nyeri tekan yang berlebihan pada daerah tusukan
infus
Keadaan bagian infus baik, jika sudah 3 hari infus dipindah ke bagian yang tidak
bengkak
12. Kulit
a. Kaji kebersihan, warna, kelembaban, turgor, adanya edema
Kulit terlihat tidak bersih, adanya luka pada bagian punggung
b. Bila terdapat luka kaji keadaan luka (kebersihan luka, adanya jahitan, ukuran
luka, adanya tanda infeksi pada luka, keadaan balutan luka)
Adanya dekubitus pada bagian punggung pasien karena sudah lama tidak bergerak
E. DATA PENUNJANG
1. Hasil pemeriksaan penunjang
Tuliskan data fokus terkait penyakit pada:
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
c. dll
a. Pemeriksaan Penunjang : Normal :
Hb : 10,6 g/dL 11-13
Hemotokrit : 32,10 ∞ 25-47
Leukosit : 8,9 /µL 3,6-11,6
Trombosit : 307 / µL 150-400
Natrium : 134
SGPT : 89
SGOT : 46
Ureum : 62,9 mg/dL 17,9-42.0
Creatinin : 0.6 mg/dL 0.6-1.1
Calcium : 1.25
b. Pemeriksaan Radiologi
X Foto Thorax
Trakea tidak deviasi
COR : Ukuran, bentuk dan letak normal
Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal
Tak Nampak bercak
Diafragma dan sinus costophrenicus kanan kiri normal
Tulang : Tak tampak lesi litik dan sklortif
KESAN :
Cor : Normal
Pulmo : Tak tampak kelainan
Tulang : tak tampak kelainan
2. Diit yang diperoleh
Tidak terdapat diit yang diperoleh
3. Therapy
Cefriaxon 2x1
Paracetamol 3x5
Ranitidin 1x1
Inj Metrodetazol
B. PENGELOMPOKAN DATA
NO TG DATA (DS DAN DO) TTD & NAMA
L
DS :
- Pasien mengatakan sakit pada
punggungnya
- Pasien mengatakan nyeri skala 5
- Pasien mengatakan agar dimiringkan
posisinya
DO :
- Pasien tampak gelisah dan tidak
nyaman
- Pasien Terlihat meringis menahan
sakit pada punggungnya
- Terdapat luka dan berbau pada
bagian punggung pasien
C. ANALISA DATA
Tulis semua masalah yang muncul
DATA (DS dan DO) MASALAH (P) ETIOLOGI (E)
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tulis sesuai prioritas
1. Nyeri akut b.d Agen cedera fisik
2. Kerusakan integritas kulit b.d Immobilisasi fisik
3. Resiko infeksi b.d Pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh, trauma
jaringan)
E. PERENCANAAN
Minimal 3 diagnosa keperawatan
NO. WAKTU TUJUAN & RENCANA RASIONAL
DX (TGL/JAM) KRITERIA (NOC) (NIC)
1. Dx II: Nyeri akut Manajemen Nyeri -Untuk
berhubungan dengan (Pain Management): mengethaui
agen injuri (biologis, lokasi nyeri
- Kaji secara
kimia, fisik, - Untuk
komprenshif tentang
psikologis) ditandai mengetahui
nyeri, meliputi :
dengan klien respon pasien
lokasi, karakteristik
melaporkan nyeri terhadap
dan onset, durasi,
secara verbal, ekspresi nyeri
frekuensi, kualitas,
wajah klien meringis. - Untuk
intensitas/beratnya
Setelah dilakukan mengurangi
nyeridan faktor-faktor
tindakan keperawatan nyeri
presipitasi
...X 2 jam, diharapkan
- Observasi isyarat-
klien dapat:
isyarat non verbal dari
1. Mengontrol nyeri ketidaknyamana,
(Pain Control), khususnya dalam
dengan kreteria ketidak mampuan
hasil: untuk komunikasi
a. Klien dapat secara efektif
mengetahui - Gunakan komunikasi
penyebab terapeutik agar klien
nyeri, onset dapat
nyeri. mengekspresikan
b. Klien mampu nyeri
menggunakan - Kaji latar belakang
teknik non budaya klien
farmakologi - Tentukan danpak dari
untuk ekspresi nyeri
mengurangi terhadap kualitas
nyeri, dan hidup: pola tidur,
tindakan nafsu makan, aktivitas
oencegahan kognisi, mood,
nyeri. relationship,
c. Klien mampu pekerjaan, tanggung
mengenal jawab peran
tanda-tanda - Kaji pengalaman
pencetus nyeri individu terhadap
untuk mencari nyeri
pertolongan. - Berikan informasi
d. Melaporkan tentang nyeri
bahwa nyeri - Control faktor-faktor
berkurang lingkungan yang dapat
dengan mempengaruhi respon
menggunakan klien terhadap
manajemen ketidaknyamanan
nyeri Tingkatkan
2. Menunjukan istirahat/tidur
tingkat nyeri - Anjurkan menggukan
(Pain level) teknik non-
a. Klien farmakologi (misalnya
melaporkan : relaksasi, terapi
nyeri dan music, dll)
pengaruh pada - Evaluasi keefektifan
tubuh dari tindakan
b. Klien mampu mengontrol nyeri yang
mengenalskala, dilakukan
intensitas, - Memodifikasi
frekuensi dan tindakan mengontrol
lamanya nyeri
episode nyeri - Libatkan keluarga
c. Klien untuk mengurangi
mengatakan nyeri
rasa nyeman Pemeberian Analgetik
setelah nyeri
Tentukan lokasi nyeri,
berkurang karakteristik, kualitas
d. Tanda-tanda dan keparahan sebelum
vital dalam memberi obat
batas normal
Ekspresi wajah tenang
-
NO. WAKTU TUJUAN & RENCANA RASIONAL
DX (TGL/JAM) KRITERIA (NOC) (NIC)
3. Dx III : Resiko infeksi Kontrol - Mengetahui
berhungan dengan Infeksi meminimalisir
kerusakan jaringan, (Infection terjadinya
pertahan primer tidak Control): infeksi
adekuat (kulit tidak - Menghindari
- Ganti
utuh, trauma jaringan) adanya bakteri
peralatan
- Mengurangi
klien
Setelah dilakukan adanya infeksi
setelah
tindakan keperawatan pad adaerah
dilakukan
selamam …X24 Jam luka
tindakan
klien dapat:
- Batasi
a. Meningkatkan jumlam
pertahanan tubuh pengunjung
- Status - Anjurkan
gastrointestinal dan ajarka
dalam batas klien untk
normal mencuci
- Pernafasan tangan
normal dengan
- Suhu tubuh tepat
normal - Lakukan
- Integritas kuli, perawatan
membrane aseptic
mukosa normal pada semua
- Nilai WBC jalur IV
normal - Lakukan
- Tidak ada teknik
tanda-tanda perawatan
infeksi luka yang
tepat
b. Pengetahui klien - Berikan
dan keluarga informasi
tentang control kepada
infeksi meningkat, klien dan
dengan kreteria keluarga
hasil: tentang
- Menjelaskan tand-tanda
cara penyebaran dan gejala
infeksi infeksi
- Menjelaskan Proteksi
faktor-faktor Infeksi
yang berperan (Infection
dalam Protection)
penyebaran
- Monitor
infeksi
tanda dan
- Menjelaskan
gejala
tanda-tanda
infeksi
infeksi
sistemik
Menjelaskan aktivitas
- Monitor
yang dapat
nilai WBC
meningkatkan
- Pertahanka
resistensi terhadap
n teknik
infeksi.
aseptic
- Inspeksi
kulit dan
membrane
mukosa
terhadap
adanya
kemerahan,
panas, atau
adanya
pengeluara
n cairan
- Kelola
pemberian
antibiotic.
F. TINDAKAN KEPERAWATAN
NO .DX TGL/JAM TINDAKAN RESPON PS TTD &
NAMA
-Mengkaji nyeri secara S : klien
1. komprehensif mengatakan sakit
pada
punggungnya
O : Terdapat luka
pada bagian
punggung pasien
-Pasien terlihat
meringis
kesakitan
-Pasien terlihat
lemah
-memonitor vital sign - S : Klien
mengatakn nyeri
pada punggung ,
skala 5
O : KU :
composmetis
TD : 117/71
mmhg
-Mengontrol S : pasien
lingkungan yang mengatakn nyeri
mempengaruhi nyeri pada bagian
pada pasien punggung
O : Lingkungan
kurang bersih
NO .DX TGL/JAM TINDAKAN RESPON PS TTD &
NAMA
- Pertahankan tempat S : Pasien
2 tidur yang bersih, mengatakan masi
kering, dan bebas
terasa nyeri pada
kerutan
- Gunakan lapisan punggung
pelindung, seperti O : Pasien terlihat
krim atau bantal
selalu berkeringat
- Hindari penekanan
pada bagian tubuh S : Merasa
- Pantau kulit dari nyaman jika
adanya: ruam dan
menggunakan
lecet, warna dan
suhu, kelembaban guling saat
dan keringat dimiringkan
O : Pasien terlihat
nyaman saat
dimiringkan
S : Pasien merasa
nyeri saat tidur
terlentang
O : Pasien terlihat
meringis
kesakitan
S : Pasien terlihat
gelisah
O : Luka terlihat
kemerahan dan
berbau
- Kelola pemberian
antibiotic. S : Pasien
mengatakan tidak
mau diberikan
obat
O: Pasien
merintih
kesakitan dan
terlihat mengomel
G. CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX WAKTU EVALUASI TTD &
(TGL/JAM) NAMA
1 S:
- Klien mengatakan nyeri pada
punggung
P: nyeri karena luka bagian punggung
Q: Nyeri seperti ditimpa benda berat
R: pada punggung
S: skala 5
T: terus menerus
O:
- Klien lemah belum dapat relaksasi
secara maksimal
A:
- Masalah belum teratasi
P: lanjutan intervensi
- Kaji nyeri
- Teknik relaksasi
- Pemberian analgesik dengan anjuran
dokter
- Kontrol lingkungan
A:
- masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- monitor TTV
- monitor luka pada punggung pasien
- pantau bersihkan dan tingkatkan
proses kesembuhan pada luka
O:
- luka terlihat kemerahan dan berbau
- daerah sekitar luka kotor
A:
- masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- pantau pada daerah luka
- kontrol kebersihan bagian luka
- monitor masukan makanan atau cairan
- kolaborasi pemberian analgesik
dengan anjuran dokter
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulkus dekubitus merupakan suatu cedera yang diakibatkan oleh kerusakan
kulit dan jaringan di bawah kulit. Tingkat keparahan ulkus dekubitus dapat bervariasi,
mulai dari lebam kemerahan pada kulit, hingga luka terbuka pada kulit yang dapat
memperlihatkan otot bahkan tulang.
B. Saran
1. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
2. Bagi pembaca yang telah membaca makalah ini agar kiranya
lebih memperhatikan kesehatannya
3. Hidup Sehat sangat diperlukan untuk menghindari penyakit ini
4. Apabila anda ataupun orang lain dicurigai menderita penyakit ini
maka segeralah ke dokter ataupun melaporkan kasus ini pada
dinas kesehatan terdekat
DAFTAR PUSTAKA
Bouwhuizen, M. 2010. Ilmu Keperawatan (verpleegkunde zv). EGC: Jakarta.
Dongeos, Marilyn E. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta
Herdman, Heather. 2012-2014.Nanda International Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Judith M.Wilkinson & Nancy R.Ahern.2012 . Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
EGC: Jakarta.
Patricia A.potter & Anne Griffin Perry.2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4
Volume 2. EGC: Jakarta.
Rooper, Nancy. 2015. Prinsip-Prinsip Keperawatan Edisi 1. Asan Essentia Medica dan
Penerbit Andi: Yogyakarta.