Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat hidayah
dan taufiknya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makah ini.

Di dalam makalah yang berjudul “GANGGUAN PERKEMBANGAN PUBERTAS” ini


terdapat beberapa penjelasan tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis
melalui pendekatan proses perawatan, yang dapat terjadi dalam tatanan klinis.

Kami menyadari bahwa proses penyusunan makalah ini tidaklah mudah sehingga
memungkinkan adanya banyak kekurangan dan kesalahan dalam teknik penulisan, tata bahasa
maupun isinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami
harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya

Semoga makalah ini dapat berguna. Akhir kata kami, sampaikan terima kasih.

Mataram, 13 Oktober 2011


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia
dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang
dewasa dan telah memiliki kemampuan bereproduksi. Keadaan ini diinisiasi oleh sistem
hormon dari otak yang menuju ke gonad (ovarium dan testes) dan meresponnya dengan
menghasilkan berbagai hormon yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi
atau transformasi dari otak, tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi dan organ-organ
reproduksi lainnya, seperti organ genitalia (penis dan vagina) dan organ seksual sekunder
lainnya (rambut pubis). Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis
manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remaja.
Perkembangan pubertas dianggap abnormal bila awal pubertas terlampau dini atau
terlambat.Pubertas prekoks ialah perkembangan cirri-ciri seks sekunder yang terjadi sebelum
usia 8 tahun pada seorang anak perempuan atau sebelum umur 9 tahun, pada seorang anak
laki-laki antara umur 3,4,6,9,10.
Dalam praktek sehari-hari selain pubertas prekoks dan pubertas terlambat sering dijumpai
masalah pubertas lainnya.Sehingga sangat diperlukan tentang pemahaman masalah pubertas
yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, dengan mengetahui
etiologi,klasifikasi,pendekatan diagnosis, dan penatalaksanaan masalah pubertas.

1.2 TUJUAN
1.1.1 Tujuan umum
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini agar mahasiswa mampu
mengetahui asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki Gangguan
Perkembangan Pubertas dan dapat mengaplikasikannya dalam bentuk praktik
keperawatan.
1.1.2 Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mampu:

a . Mengkaji pada pasien yang memiliki gangguan perkembangan pubertas


b . Melakukan perawatan pada pasien yng memiliki gangguan perkembangan
pubertas
c . Mengetahui macan-macam diagnose keperawatan pada pasien yang
memiliki gangguan Perkembangan Pubertas

1.1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan dalam pembuatan makalah ini penyusun mengumpulkan


bahan seminar menggunakan metode literature , kepustakaan . Browsing di
internet serta bimbingan dengan dosen yang bersangkutan.

1.1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari bab satu: pedahuluan yang berisi tentang latar
belakang, tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), metode penulisan dan
sistematika penulisan. Bab dua terdiri dariT injauan teori yang berisi tentang
pengertian, epidemiologi, etiologi, faktor resiko, patofisiologi, klasifikasi,
manisfestasi klinik, Diagnosis, Penatalaksanaan, Prognosis . Bab 3 terdiri dari
Kesimpulan dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Definisi
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada
umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada
anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh
bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak
(kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ
reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini
bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula
merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.

II. Epidemiologi (Insiden)

Dari berbagai sumber seluruhnya menyatakan bahwa insiden Pubertas Prekoks dominan
terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini dimungkinkan karena
Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan dan lebih sering akibat
paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak perempuan sering diakibatkan
etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki secara signifikan terbanyak
diakibatkan adanya penyakit pada otak.

III. Etiologi (Penyebab)


Hingga saat ini penyebab dari Pubertas Prekoks masih belum diketahui secara pasti.
Beberapa hal internal yang dapat menyebabkan terjadinya Pubertas Prekoks adalah gangguan
organ endokrin, genetika keluarga (autosomal dominan), abnormalitas genetalia (gangguan
organ kelamin), penyakit pada otak, dan tumor yang menghasilkan hormon reproduksi.
Namun disamping itu, terdapat faktor psikologis (emosi) dan stressor lingkungan ekternal
yang cukup memegang peranan.
Pada dasarnya konsep paparan hormon yang paling sering digunakan untuk menjelaskan
penyebab kejadian Pubertas Prekoks pada anak-anak. Sebuah penelitian pernah menyatakan
bahwa seorang anak perempuan yang gemuk atau memiliki body mass index (BMI) bernilai
obesitas seringkali menunjukkan ciri-ciri fisik terjadinya pubertas dini. Penelitian lain
mengungkapkan zat Bisphenol-A (BPA) yang merupakan bahan baku pembuatan barang-
barang dari plastik dan sering digunakan oleh bayi maupun anak kecil (dot atau botol plastik)
dapat menstimulus peningkatan kadar hormon estrogen yang pada akhirnya dapat memicu
terjadinya Pubertas Prekoks.

IV. Faktor Resiko


Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian pubertas prekoks meliputi :

 Jenis kelamin perempuan.


 Umumnya pada ras Afrika-Amerika.
 Seseorang yang mengalami Obesitas (Kegemukan).
 Terpapar hormone seksual (kosmetik ataupun makanan).
 Sedang mengidap suatu penyakit genetik ataupun gangguan metabolik. Pubertas prekoks
banyak ditemui pada pasien dengan sindrom McCune-Albright atau Hiperplasia Adrenal
Kongenital, yaitu suatu kondisi perkembangan abnormal dari produksi hormon androgen
pada laki-laki. Pada kasus yang jarang, Pubertas Prekoks memiliki hubungan dengan
kejadian hipotiroidism.

V. Patofisiologi (Alur Kejadian Kasus)


Secara sederhana, gambaran perjalanan kasus Pubertas Prekoks diawali produksi berlebihan
GnRH yang menyebabkan kelenjar pituitary meningkatkan produksi luteinizing hormone
(LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Peningkatan jumlah LH menstimulasi produksi
hormon seks steroid oleh sel Leydig pada testis atau sel granul pada ovarium. Peningkatan
kadar androgen atau esterogen menyebabkan fisik berubah dan mengalami perkembangan
dini meliputi pembesaran penis dan tumbuhnya rambut pubis pada anak laki-laki dan
pembesaran payudara pada anak perempuan, serta mendorong pertumbuhan badan.
Peningkatan kadar FSH mengakibatkan pengaktifan kelenjar gonad dan akhirnya membantu
pematangan folikel pada ovarium dan spermatogenesis pada testis.
VI. Klasifikasi (Penggolongan)
Perkembangan dini rambut pubis (bulu kemaluan), payudara atau alat-alat kelamin bisa
terjadi dari proses pematangan yang alamiah atau dari beberapa kondisi patologis. Pubertas
Prekoks bisa dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu :
a. Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam berbagai aspek fisik, kondisi ini disebut
idiopathic central precocious puberty atau GnRH-dependent (Pubertas Prekoks Sentral).
Hal ini bisa terjadi parsial ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara dini bila
terjadi gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, atau adanya
hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikit gonadotropin-releasing hormone
(GnRH).
b. Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi oleh hormon steroid yang berasal dari
keadaan abnormal lainnya (tumor gonad atau adrenal, hiperplasi adrenal kongenital dan
lainnya). Keadaan ini tidak dipengaruhi gonadotropin-releasing hormone (GnRH-
independent) disebut peripheral precocious puberty atau precocious pseudopuberty
(Pubertas Prekoks Perifer).

VII. Gejala Klinis

Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang memberikan petunjuk pasti apabila
dialami pada usia kurang dari 9 tahun, antara lain :

 Payudara membesar.
 Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.
 Bertambah tinggi dengan cepat.
 Mulainya menstruasi.
 Tumbuh jerawat.
 Munculnya bau badan.
Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul saat
umur kurang dari 10 tahun meliputi :

 Pembesaran testis dan penis.


 Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.
 Peningkatan tinggi dengan cepat.
 Suara memberat
 Tumbuh jerawat
 Munculnya bau badan

Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai Pubertas
Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan diantara umur 6
bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang kemudian akan
berhenti atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.

VIII. Diagnosis

Saat kita menemukan seorang pasien dengan kecurigaan mengalami Pubertas Prekoks, maka
kita harus melengkapi anamnesa dan riwayat pasien beserta keluarganya, melakukan
pemeriksaan fisik yang berkaitan dan memastikan diagnosis dengan melakukan tes
laboratorium terutama fraksi hormonal maupun radiologis yang dispesifikasi pada foto
tulang.
Untuk pemeriksaan penunjang laboratorium, maka dilakukan tes kadar hormon LH dan FSH
basal, uji GnRH terstimulasi, esterogen dan progesterone serum, β-HCG, 17-OH progesteron,
estradiol dan beberapa pemeriksaan hormonal lainnya atas indikasi. Diperlukan pula
pemeriksaan radiologis diagnostik, maka yang difokuskan adalah pencitraan umur tulang dan
survey tulang (McCune-Albright), sedangkan untuk etiologi dilakukan CT-Scan/MRI kepala
dan USG pelvis/adrenal.
IX. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pubertas Prekoks ditentukan tipenya sebagai berikut :

 Tata Laksana Pubertas Prekoks Sentral ; Kebanyakan anak dengan Pubertas Prekoks
sentral tidak disertai penyakit lainnya. Terapinya dinamakan GnRH analogue yang
biasanya terdiri dari suntikan bulanan berupa leuprolide yang menghentikan aksis HPG
dan menghambat perkembangan. Terapi tersebut dilanjutkan hingga pasien mencapai
umur pubertas normal yang sesuai. Apabila mereka lupa atau menghentikan pengobatan,
maka proses pubertas akan dimulai lagi.
 Tata Laksana Pubertas Prekoks Perifer ; Tujuannya adalah melakukan penanganan pada
penyakit yang mendasari timbulnya Pubertas Prekoks ; misalnya karena konsumsi obat,
maka obat tersebut dihentikan ; contohnya pada tumor, maka segera lakukan pembedahan
reseksi tumor agar menghentikan agresifitas pubertas.

X. Prognosis (Nilai Kesembuhan)


Studi melaporkan tingginya efektifitas dan keberhasilan pengobatan Pubertas Prekoks
apabila diberikan sedini mungkin dan haruslah mencapai tujuan terapi, yaitu tercapai umur
pubertas normal yang sesuai.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai