Anda di halaman 1dari 16

KERAJAAN DALAM KUASA

(THE KINGDOM IN POWER)

Dr. W. A. Criswell

06-26-55

1 Korintus 4:20

Sekarang, pasal yang mulia ini: Yang akan menjadi teks kita, anda bisa
melihatnya dalam Alkitab anda, di dalam surat 1 Korintus pasal empat ayat dua
puluh. Kita akan mulai membacanya dari ayat empat belas hingga ayat dua puluh:

Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk


menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.
Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam
Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang
dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang
kuberitakan kepadamu. Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah
teladanku!
Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang
adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan
memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus
Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka
menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan
menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan
orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
Dan teks yang mulia itu: “Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi
dari kuasa.”
Di dalam ayat enam belas, Rasul berkata: “Sebab itu aku menasihatkan
kamu: turutilah teladanku!” Kemudian di dalam ayat sebelumnya, dia membuat
seruan agar mereka mendengarkan dia sebab dia adalah bapa mereka di dalam
Injil. Dia telah mendahului mereka di dalam Tuhan Yesus.
Kemudian di dalam ayat tujuh belas, dia berkata: “Justru itulah sebabnya
aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang
setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam
Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.”
Kemudian di dalam ayat delapan belas dan sembilan belas, dia berkata: “Tetapi ada
beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku
tidak akan datang lagi kepadamu, sebagaimana beberapa orang pengajar yang
menyindir bahwa saya tidak akan berani datang—aku tidak akan menunjukkan
kehadiranku.” Maka, katanya, “Aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-
orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.” Di dalam perkataan,
pidato, retorika, mereka memiliki format yang hebat dan terlihat hebat.
Sebab Kerajaan Allah bukanlah dalam format dan penampilan. Bukan dalam
perkataan atau dalam bahasa. Bukan di dalam kefasihan atau pidato. Tetapi
Kerajaan Allah di dalam kuasa Roh Kudus.
Lalu, anda akan menemukan di dalam Paulus kontras yang konstan antara
agama yang memiliki suara dan format yang kosong dengan kerajaan yang
diregenerasikan oleh kuasa Allah. Sebagai contoh, di dalam surat 1 Tesalonika,
pasal pertama ayat yang pertama, Paulus berkata: “Sebab injil yang kami beritakan
bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan
kekuatan oleh Roh Kudus.” Dan sekali lagi dalam surat 2 Timotius pasal 3, rasul
yang sama menulis tentang orang yang “menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mengingkari kekuatannya”—itu adalah kontras yang sama. Dan di
dalam surat Roma, dia akan berkata lagi di dalam ayat tujuh belas: “Sebab
Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”
Hal itu sangat menakjubkan, ketika anda mengambil sebuah konkordansi,
dari kata Yunani, yaitu kata dunamis, yang merupakan asal kata bagi kita
memperoleh kata dinamit, dinamis, dynamo, yang diterjemahkan dengan “kuasa.”
Sangat luar biasa bagaimana Paulus menggunakan kata itu di banyak tempat dalam
merujuk kepada Kerajaan Allah. Sebagai contoh, di dalam Kitab Roma pasal
pertama ayat enam belas, dia berkata: “Sebab aku tidak malu akan injil Kristus;
karena injil adalah kekuatan Allah bagi keselamatan.”
Dan di dalam surat yang sedang saya khotbahkan, di dalam dua bagian yang
akan saya lihat, dengarkanlah kepada Rasul ketika dia menulis dalam 1 Korintus
1:18: “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka
yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah
kekuatan Allah.” Sekarang, lihat lagi dalam pasal yang sama, di dalam ayat dua
pulum empat, ayat sesudahnya: “Kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan.” Lalu di dalam ayat dua puluh empat: “Tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.”
Lalu di dalam cara yang sama, di dalam pasal berikutnya. Di dalam surat 1
Korintus pasal dua ayat empat dan ayat lima: Demikianlah pula, ketika aku datang
kepadamu memberitakan injil,
Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat
takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi
dengan keyakinan akan kekuatan Roh.
Dan kemudian, ayat selanjutnya: “Supaya iman kamu jangan bergantung pada
hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”
Dan kita lihat di dalam pasal ini, dan di sana ada teks kita pagi ini: “Sebab
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.”
Saya katakan, anda menemukan hal itu secara konstan dikontraskan di
dalam Firman, dan di dalam surat-surat Rasul Paulus. Mereka dikontraskan antara
sebuah agama yang bersuara kosong dari format, dari penampilan, dari rhetorika,
dari hikmat, dari filsafat, dari luar, dari intelektualisme, dan agama yang sejati,
yang berasal dari Allah, yang dimanifestasikan di dalam kuasa Tuhan: Sebuah
agama dari substansi, sebuah agama dari realitas, sebuah agama dari anugerah
yang mengubahkan, sebuah agama dari kuasa yang melahir barukan.
Lalu, itu adalah sebuah kontras yang lama. Hal itu sudah ada sejak
permulaan umat manusia. Perbedaan antara sebuah agama dari perkataan, dari
format, dari gerak tubuh, dari menekuk lutut, dari ritual, dari mantera, dari symbol,
dari pekerjaaan voodoo, dari perayaan yang semarak, dari bisilika, dari kuil, dari
pengorbanan—sebuah agama dari kondisi—sebuah agama dari kondisi dan
perkataan dalam kontras terhadap sebuah agama yang disingkapkan, kuasa Allah
yang dinamis.
Itu merupakan hal yang dikecam secara habis-habisan di dalam agama
Yahudi kuno oleh nabi-nabi lama. Orang Yahudi memiliki kesaksian yang tidak
dapat dielakkan dari kesalahan semua umat manusia tentang bayangan kepada
substansi, tentang bentuk format kepada hal yang nyata.
Mikha, sebagai contoh—Dengarlah apa yang disampaikan Mikha ketika dia
berkhotbah:
"Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk
menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku
menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur
setahun?
Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan
ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku
karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku
sendiri?"
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan
apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?"
Agama yang sejati tidak penah merupakan sebuah materi dari sebuah korban
bakaran atau sebuah persembahan atau sebuah jenis perayaan untuk menenangkan
murka Allah. Tetapi agama yang sejati selalu berhubungan dengan jiwa dan
hati: “Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai
kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”
Lalu, ketika anda berpaling ke dalam Kitab Yeremia, khotbah yang
disampaikan oleh nabi adalah hal yang sama. Di dalam pesannya dalam pasal tujuh
belas, dia mengutip firman Tuhan:
Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: "Tambah sajalah
korban bakaranmu kepada korban sembelihanmu dan nikmatilah
dagingnya!
Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari
tanah Mesir Aku tidak mengatakan atau memerintahkan kepada
mereka sesuatu tentang korban bakaran dan korban sembelihan;
Hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka:
Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu
akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang
Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!
Dan salah satu contoh lainnya: hal yang sama di dalam pembukaan khotbah
dari nabi Yesaya:
Dengarlah firman Tuhan… .
Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman Tuhan; "Aku
sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan
akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan
domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu
datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu
dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab
baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru
dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan
melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-
perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku
benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah
payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk
berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu
berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab
tanganmu penuh dengan darah.
Basuhlah, bersihkanlah dirimu…; Berhentilah berbuat
jahat belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah
orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara
janda-janda! Marilah, baiklah kita berperkara! --firman Tuhan--
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba.
Agama yang sejati adalah sebuah pendekatan langsung kepada Allah dimana
Tuhan Allah berbicara kepada jiwa, dan di mana pemohon berbicara langsung
kepada Allah. Dan itulah hal yang dimaksudkan Paulus di dalam Kitab Roma pasal
dua, ketika dia berkata:
Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan
yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara
lahiriah.
Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak
keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani,
bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari
manusia, melainkan dari Allah.
Dan pemisahan abadi antara agama dari bentuk dan ritual dan perayaan dan
suaradan dari doa-doa dan melalui mantera-mantera—bahwa kontras antara agama
dari suatra dan dari perkataan dan sebuah agama dari kuasa Allah, saya katakan
merupakan kontras universal di dalam seluruh sejarah umat manusia. Ketika
Paulus berjalan melalui jalanan Atena, ketika Paulus berjalan melalui jalan
Korintus, ketika Paulus berjalan melalui jalanan ibukota Asia yaitu Efesus, dia
melihat, di mana-mana, gambaran yang semarak dari agama dunia jelas terlihat.
Tidak ada pernah ada kuil yang dibangun kepada suatu Allah seperti tujuh
keajaiban dunia, Kuil Artemis, Diana dari Efesus. Tidak ada kuil di dunia yang
pernah dilihat di dunia yang tetap bertahan bahkan di reruntuhan, seperti Parthenon
atau Akropolis di Atena. Dan seluruh semarak dan kemuliaan kota Korintus
dipenuhi dengan kuil-kuil dari marmer.
Jenis penyembahan seperti apakah yang berada di dalam kuil-kuil itu: Arak-
arakan kebesaran, upacara agama yang paling mengesankan dari pemikiran
Yunani—dan itu adalah pemikiran terbesar yang pernah dikarakteristik oleh
sebuah ras—ritual yang paling megah yang pernah dikandung oleh pikiran. Dan
orang Yunani tahu, bagaimana membangun sebuah bangunan untuk Allah. Dia
melakukannya jauh lebih baik dari siapa pun juga di dunia ini. Dan orang Yunani
tahu bagaimana menulis himne yang hebat. Dan dia melakukannya jauh lebih baik
dari setiap orang di dunia. Dan orang Yunani tahu bagaimana membuat rhetorika
yang megah yang ditujukan kepada dewa-dewa. Dan orang Yunani tahu bagaimana
untuk membuat format yang indah dan arak-arakan kebesaran dengan seni dan
semua budaya yang masuk ke dalam penyembahan. Mereka memiliki semuanya.
Dan ketika Paulus berjalan di antara hal itu, dia melihat kuil-kuil yang
megah itu dan ritual yang luar biasa dan penyembahan yang indah itu. Semuanya
itu ada pada masa Paulus.
Dan itu telah menjadi kutukan dari perkembangan sejarah kekristenan di
dalam seluruh generasi sejak saat itu. Beberapa dari mereka mengambil
bentuk dari keberadaan yang intelektual—sebuah agama dunia. Kadang-kadang
mengambil bentuk ini—persetujuan intelektual: “Percaya kepada Tuhan Yesus dan
dibaptiskan dan anda akan selamat.”
Kadang-kadang hal itu berpaling ke dalam bentuk pola pikir yang
menyesatkan dan bentuk filsafat: “Anda pergi ke jemaat dan anda mendengarkan
seorang pelayan yang terpelajar yang mendiskusikan banyak masalah-masalah
intelektual pada masa ini. Dia sangat pintar. Dia telah membaca banyak buku dan
dia berbicara sebagai seorang yang terpelajar dan terdidik. Dan dia dipenuhi
dengan segala macam pemikiran dan intelektual dan intuisi metafisik dan
pengertian filsafat.”
Dan kemudian, kadang-kadang, agama ini mengambil bentuk kebesaran
yang telah dilihat dunia. Dalam masa modern, gereja-gereja dibangun dengan
sangat indah dan luas dan megah dan bentuk yang luar biasa dari gereja-gereja di
dunia. Setiap kali mereka membangun gereja, ada sebuah kecenderungan untk
membangun seperti itu. Setiap kali sebuah denominasi bertumbuh dan bergerak di
dekat sisi jalur kereta api, ia memiliki sebuah kecenderungan untuk memiliki
ibadah seperti itu. Dan kapan saja kita memberi diri kita kedewasaan dan kita
bertumbuh dan kita menjadi makmur, kita menyukai ritual-ritual yang indah itu
dan pelayanan yang seperti itu dan ibadah yang seperti itu serta musik yang seperti
itu.
Seluruh agama memiliki sebuah kecenderungan untuk berkembang di dalam
pengaturan seperti itu. Tetapi saya beritahukan anda kembali, seperti teriakan
Yesaya, seperti teriakan Mikha, seperti teriakan Yeremia, seperti teriakan Paulus—
agama tidak pernah ditemukan dalam basilica atau di dalam kuil atau di dalam
format atau di dalam kebesaran atau di dalam mantera-mantera atau di dalam
perayaan-perayaan. Tetapi, agama dari Allah Yang Mahatinggi ditemukan di
dalam kuasa perubahan yang dinamis.
Dan jika hal itu tidak ditemukan dalam hal itu, maka tempat bukanlah
masalah. Elia berlutut pada saat pengorbanan di puncak Gunung Karmel. Dan di
sisi yang lain terdapat nabi-nabi Baal, yang menjalankan mantera-mantera mereka
dalam ritual persembahan mereka terhadap dewa matahari.
Elia, sendirian, berlutut di atas tanah, di samping mezbah dan berdoa serta berkata:
“Ya, Allah, untuk satu kali ini saja, dengarlah hambaMu dan kirimkanlah api.”
Dan Tuhan mendengar. Dan Tuhan menjawab dengan mengirimkan api di ke atas
puncak Gunung Karmel.
Saya tidak tahu di manakah itu, tetapi di suatu tempat di Yerusalem, murid-
murid yang telah diburu atas hidup mereka, berkumpul bersama-sama dan berlutut
serta berdoa akan Allah memberikan mereka kuasa dan urapan untuk bersaksi
tentang kebesaran Anak Allah. Dan ketika mereka berdoa, tempat itu bergoyang, di
mana mereka sedang berkumpul bersama-sama. Dan mereka dipenuhi oleh Roh
Kudus. Tidak masalah di mana saja. Sebuah dapur sama baiknya dengan katedral.
Gereja ini sama baiknya dengan sebuah gudang. Atau sebuah gudang, sama
baiknya dengan gereja ini. Setiap tempat adalah tempat yang baik. Perbedaannya
terletak di dalam kuasa Allah. Setiap bentuk baik. Bentuk tidaklah membuat
perbedaan. Setiap bentuk tidaklah menjadi masalah.
Kembali ke masa yang lampau, mereka berbaris di sekitar Yerikho. Betapa
merupakan sebuah cara yang gila untuk mematuhi perintah Allah. Mereka berbaris
mengelilingi kota itu. Tetapi Tuhan berada di barisan itu dan tembok itu runtuh.
Setiap bentuk tidaklah menjadi masalah.
Paulus dan Silas berada di dalam penjara. Kaki mereka dibelenggu. Tangan
mereka dibelenggu. Dan mereka berada di dalam penjara bagian tengah. Tetapi
mereka berdoa dan menaikkan puji-pujian kepada Allah dan Tuhan menggoncang
penjara itu dan terjadi gempa bumi. Setiap bentuk tidaklah menjadi masalah.
Perbedaannya terletak di dalam kehadiran Allah.
Yakub oleh dirinya sendiri, dengan sebuah batu sebagai bantal pada tengah
malam, melihat sorga terbuka dan malaikat Allah turun naik melalui sebuah
tangga. Dan ketika dia bangun, dia berkata: “Sesungguhnya ini adalah Betel—
rumah Allah.” Setiap tempat adalah tempat yang baik, jika Allah ada di sana.
Setiap bentuk adalah bentuk yang baik, jika kehadiran Allah berada di dalamnya.
Kuasa Allah lah yang membuat perbedaan.
Dan di dalam Perjanjian Baru, mereka memandang ke sorga dan berdoa.
Dan Roh Tuhan turun. Di rumah Kornelius, ketika mereka mendengarkan khotbah
Simon Petrus, Roh Kudus turun atas mereka dan mereka menjadi percaya. Ketika
dua orang murid berjalan ke Emaus, yang satu berkata kepada yang lain:
“Bukanlah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan
dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Setiap tempat adalah tempat
yang baik: Di atas sana, ruang kelas yang berada di lantai tujuh, di sebelah sana, di
lantai bawah, tempat aktivitas, di gelanggang seluncur, di Coleman Hall, di
auditorium ini, di salah satu rumah anda semua. Di mana saja adalah tempat yang
baik. Itu adalah takhta Allah. Itu adalah gerbang kemuliaan. Itu adalah tangga
Yakub. Itu adalah kehadiran bersama dengan Roh Kudus—Allahlah yang
membuat perbedaan.
Dan agama yang sejati tidak pernah di dalam dunia. Tidak pernah di dalam
perayaan. Tidak pernah di dalam frasa. Tidak pernah di dalam pidato. Tidak pernah
di dalam bahasa. Hal itu ada di dalam demonstrasi dari Roh dan kuasa Allah.
Dan itulah yang kita serukan. Ya, Tuhan, bukan dari agama, bukan kami.
Yang lain mungkin hanya berisi bentuk-bentuk. Yang lain mungkin berbahagia
hanya dengan perayaan. Yang lain mungkin berbahagia di dalam kehormatan di
dalam agama itu, tetapi bukan kami. Kami mencari gerakan Roh Allah. Kami
mencari kuasa Roh Kudus. Kami mencari kehadiran yang meregenerasikan dari
Tuhan Allah.
Dimanakah Tuhan Allah Elia? Di manakah Tuhan Allah para nabi? Di
manakah Tuhan Allah rasul-rasul? Di manakah hari pencurahan Pentakosta? Di
manakah kemuliaan yang memenuhi kursi anugerah? Di manakah Shekinah
kehadiran Yehova Allah? Dimanakah itu: jiwa yang berkobar-kobar ketika Yesus
berjalan bersama dengan mereka di tengah jalan?
Itulah yang kami cari Tuhan, di dalam kelas ini—di dalam ibadah ini, di
dalam auditorium ini, di dalam jam ini. Semoga Roh Allah memenuhi ruangan ini,
bahwa sukar untuk dipercayai bahwa ada ruangan untuk kami—Allah telah lebih
dahulu menduduki kursi-kursi dan setiap loorong bangku dan setiap tempat.
Sekarang, Mr. Souther, mari kita menyanyikan lagu kita. Dan ketika kita
menyanyikannya, seseorang dari anda, serahkanlah hati anda kepada Tuhan.
Seseorang dari anda, letakkanlah hidup anda di dalam jemaat ini. Seseorang dari
anda, jawablah panggilan Allah: “Pendeta, inilah saya, dan di sini saya datang.
Hari ini, kami menerima Tuhan sebagai Juruselamat kami. Dan hari ini, kami
meletakkan hidup kami di dalam persekutuan jemaat ini.”
Ketika kita menyanyikan lagu permohonan ini, yang kita nyanyikan dengan
sungguh-sungguh, ketika kita menyanyikan seruan ini, berjalanlah melaui salah
satu lorong bangku itu dan majulah ke depan dan berdiri di samping pendeta:
“Pendeta, saya datang dan inilah saya. Ini seluruh keluarga saya. Kami semua
datang. Seluruh keluarga—kami semua datang.”
Atau, seseorang dari anda. Ketika kita membuat permohonan ini, buatlah
keputusan itu sekarang. Lakukanlah sekarang, saat kita berdiri dan saat kita
bernyanyi.

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.


Cara Menerima Kuasa dari Allah (untuk Umat Kristiani)
Allah berjanji memberikan kuasa kepada manusia. Ini adalah janji yang luar biasa! Bayangkan Allah
yang telah menciptakan alam semesta dengan firman-Nya menjanjikan kuasa bagi kita yang hanya
manusia biasa.

1 Korintus 4:20 "Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa".

Artikel ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan janji bahwa "kita akan menerima kuasa dari
Allah" dan cara menerima janji Allah yang singkat, tetapi sangat dalam maknanya.

Langkah
Gambar berjudul Address Your Doubts About God's Existence Step 1
1
Carilah ayat Kitab Suci yang menyatakan janji Yesus tentang kuasa yang akan Allah berikan kepada
kita. Janji ini tertulis dalam Lukas 24:49 "Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan
Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan
dari tempat tinggi" dan Kisah Para Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi".
Gambar berjudul Address Your Doubts About God's Existence Step 3
2
Ketahui bahwa ayat dalam Injil Lukas mengasosiasikan kuasa dengan "janji Bapa-Ku (Yesus)" dan
ayat dalam Kisah Para Rasul mengasosiasikan kuasa dengan "menerima Roh Kudus".
Gambar berjudul Find God Step 12
3
Ketahui bahwa dalam Kisah Para Rasul 1:4-5 Yesus mengatakan bahwa yang dimaksud dengan "janji
Bapa-Nya" adalah pembaptisan dalam Roh Kudus sehingga kita bisa memahami bahwa kuasa yang
Allah berikan berasal dari sumber yang sama, yaitu pembaptisan (atau menerima) Roh Kudus. Dalam
Kisah Para Rasul 2:4, para rasul menerima kuasa saat mereka menerima Roh Kudus sehingga mampu
berbahasa lidah. Dalam Kisah Para Rasul 2:38, Petrus menjelaskan cara menerima Roh Kudus agar
kita bisa menerima kuasa dari Allah.
Gambar berjudul Address Your Doubts About God's Existence Step 5
4
Carilah informasi lebih banyak tentang cara menerima Roh Kudus untuk menerima kuasa dari Allah
dengan membaca artikel wikiHow Cara Menerima Roh Kudus sesuai Alkitab. Setelah menerima
kuasa dari Allah, gunakan untuk memuliakan Allah dan memenangkan jiwa-jiwa demi kemuliaan
Allah.
Gambar berjudul Avoid Commiting the Unpardonable Sin Step 2
5
Sadari bahwa menerima Roh Kudus berarti memasuki sesuatu yang sangat besar di luar pemahaman
kita. Efesus 3:18-20 "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat
memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat
mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi
di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada
yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita".
Gambar berjudul Create a Personal Prayer of Thanks for Thanksgiving Step 5
6
Gunakan kuasa dari Allah untuk menyembuhkan orang sakit. Yohanes 14:12 "Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-
pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku
pergi kepada Bapa". Efesus 3:20 "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada
yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita".
Gambar berjudul Avoid Commiting the Unpardonable Sin Step 3
7
Gunakan kuasa dari Allah untuk mewartakan sabda Allah. Kisah Para Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi". 1 Korintus 2:4 "Baik
perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan,
tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh".
Gambar berjudul Be Stable in Life as a Christian Step 1
8
Gunakan kuasa dari Allah untuk bersukacita dalam Roh. Roma 15:13 "Semoga Allah, sumber
pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu,
supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan". 2 Timotius 1:7
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban".
Gambar berjudul Become a Good Preacher Step 2
9
Gunakan kuasa Allah untuk memberikan kesaksian tentang Yesus dan membuat orang lain ingin
mengenal Allah. Yohanes 2:23 "Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak
orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya".
Kiash Para Rasul 8:6 "Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-
tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu".
Tesalonika 1:5 "Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata
saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang
kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu".
Gambar berjudul Choose a Church Step 6
10
Gunakan kuasa dari Allah untuk memberikan kesaksian tentang keselamatan. Roma 1:16 "Sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani".
Korintus 1:18 "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan
binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah".
Gambar berjudul Choose a God (or Gods) Step 8
11
Ketahui bahwa kuasa dari Allah diberikan dengan kondisi tertentu.
Kuasa dari Allah bukan kekuatan atau otoritas yang boleh digunakan untuk menguasai orang lain
(bacalah Matius 20:25-28).
Kuasa dari Allah harus digunakan untuk memuji dan memuliakan nama Yesus, bukan untuk
meninggikan diri sendiri (bacalah Yohanes 7:18, 2 Korintus 10:17-18).
Menerima kuasa dari Allah tidak membuat seseorang menjadi lebih penting daripada orang lain.
Yesus bersabda, "Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Lukas 14:11).
Menerima kuasa dari Allah bukan alasan untuk berbuat dosa, melainkan sebagai sumber kekuatan
untuk hidup dalam kebenaran. "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (Filipi 4:8).

Tips
Walaupun kita sudah menerima kuasa dari Allah dengan menerima Roh Kudus, kita tetap harus
"meminta, mencari, dan mengetok" untuk mengalami sendiri kuasa Allah dalam kehidupan kita
(bacalah Matius 7:7-11).

Kita bisa menggunakan kuasa dari Allah untuk:


menyembuhkan orang sakit
Yohanes 14:12 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa".
Efesus 3:20 "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita".
mewartakan sabda Allah
Kisah Para Rasul 1:8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi".
1 Korintus 2:4 "Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata
hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh".
bersukacita dalam Roh
Roma 15:13 "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan
damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam
pengharapan".
2 Timotius 1:7 "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban".
memberikan kesaksian tentang Yesus dan membuat orang lain ingin mengenal Allah
Yohanes 2:23 "Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam
nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya".
Kisah Para Rasul 8:6 "Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-
tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu".
1 Tesalonika 1:5 "Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata
saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang
kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu".
memberikan kesaksian tentang keselamatan
Roma 1:16 "Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan
Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga
orang Yunani".
1 Korintus 1:18 "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang
akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah".
Peringatan
Kuasa dari Allah bukan kekuatan atau otoritas yang boleh digunakan untuk menguasai orang lain
(bacalah Matius 20:25-28).
Kuasa dari Allah harus digunakan untuk memuji dan memuliakan nama Yesus, bukan untuk
meninggikan diri sendiri (Yohanes 7:18, 2 Korintus 10:17-18).
Beberapa orang tidak mengakui adanya kuasa dari Allah. Dalam Kitab Suci, kita diingatkan agar
menjauhi orang-orang seperti ini (bacalah 2 Timotius 3:5), tetapi berdoalah terus bagi mereka sebab
mereka masih bisa berubah pikiran (bacalah 2 Timotius 2:25).
Menerima kuasa dari Allah tidak membuat seseorang menjadi lebih penting daripada orang lain.
Yesus bersabda, "Barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Lukas 14:11).
Menerima kuasa dari Allah bukan alasan untuk berbuat dosa, melainkan sebagai sumber kekuatan
untuk hidup dalam kebenaran. "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku" (Filipi 4:13). "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (Filipi 4:8).
Bagi orang-orang yang sudah menerima kuasa Allah, kebenaran terlihat jelas dalam hidup mereka.
Jadi, seseorang tidak bisa mengatakan bahwa ia sudah menerima kuasa dari Allah jika hasilnya
belum terlihat (bacalah Roma 1:16-19).

Anda mungkin juga menyukai