Anda di halaman 1dari 1

Oknum Perawat Ini Operasi Pasien Hingga ialah yang berpendidikan minimal D3 Ketika itu, korban menderita pusing-pusing.

Sarafnya Putus keperawatan, juga mempunyai surat izin kerja, Oleh oknum perawat itu disarankan agar
dan izin praktik perawat, apabila yang dibedah karena di bagian punggung korban ada
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bersangkutan membuka praktik keperawatan di benjolan yang diduga sebagai penyebab dari
Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, luar tempat kerjanya. penyakit yang dideritanya.
menyelidiki kasus malapraktik yang diduga "Apabila persyaratan-persyaratan itu dipenuhi, "Saat itu kami bilang pada ’si dokter’ tersebut,
dilakukan oleh Bustami terhadap pasiennya maka sebenarnya tidak ada persoalan bagi akan dirujuk ke rumah sakit di Pamekasan,"
Sudeh (42) hingga menyebabkan yang perawat tersebut untuk membuka praktik," kata kata saudara korban, Jumrah.
bersangkutan lumpuh. Cahyono menjelaskan. Akan tetapi, kata dia, Bustami justru minta
Ketua PPNI Pamekasan Cahyono, Kamis, Terkait dengan kasus malapraktik yang agar tidak dioperasi di rumah sakit, sebab
mengatakan, pihaknya perlu melakukan dilakukan Bustami, Ketua PPNI Cahyono dirinya juga bisa melakukan tindakan medis
penyelidikan dengan minta klarifikasi secara menyatakan belum bisa memberikan dan dia sendiri merupakan dokter spesialis
langsung kepada yang bersangkutan, karena kesimpulan apapun. Hanya saja ia memastikan, bedah.
hal itu berkaitan dengan kode etik profesi jika secara etika Bustami memang melanggar Atas saran Bustami itu, pasien kemudian
perawat. ketentuan kode etik, maka PPNI hanya bisa dioperasi oleh oknum perawat itu di klinik
"Delik etik profesi perawat ini adalah urusan merekomendasikan kepada instansi berwenang setempat. Akan tetapi, setelah operasi ternyata
PPNI sebagai organisasi yang menaungi agar izin praktik perawatnya di luar institusi kondisi pasien tidak sembuh, bahkan
profesi keperawatan," kata Cahyono seperti kerja dicabut. pandangan mata kian buram, pendengaran
dikutip dari Antara, Jumat (13/9/2013). Kasus dugaan malapraktik di Pamekasan terganggu, dan kemudian lumpuh.
Penyelidikan yang akan dilakukan PPNI, menimpa Suadeh alias Sudeh (42), warga Desa "Kami lalu memeriksakan diri ke rumah sakit
katanya, hanya berkaitan dengan kode etik Tebul Timur, Kecamatan Pegantenan, Dr Soetomo di Surabaya, ternyata sarafnya
perawat untuk memastikan apakah yang Pamekasan, oleh oknum perawat Bustami yang putus akibat operasi yang dilakukan oleh
bersangkutan benar-benar melanggar kode etik selama ini mengaku sebagai dokter spesialis Bustami itu," kata Jumrah.
atau tidak. bedah. Bustami merupakan pegawai Rumah Sakit
Sedangkan dugaan kasus malapraktik yang Dugaan malapraktik itu terungkap, setelah Umum Daerah (RSUD) Pamekasan sebagai
dilakukan pelaku hingga menyebabkan korban keluarga korban melaporkan kepada polisi atas perawat di unit gawat darurat.
lumpuh, menurut Cahyono, merupakan urusan kasus yang menimpa pasien yang ditangani
kepolisian. oknum perawat namun mengaku dokter http://health.liputan6.com/read/691951/oknum-
Ia menjelaskan, sesuai dengan Peraturan spesialis bedah itu. Sebelumnya, pasien perawat-ini-operasi-pasien-hingga-sarafnya-
Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 berobat ke klinik milik oknum perawat putus
tentang Penyelenggaraan Praktik Keperawatan, bernama Bustami itu.
sebenarnya seorang perawat diperbolehkan Kasus itu, terjadi pada 2012. Saat itu korban
menjalankan praktik keperawatan, maupun bernama Sudeh (42) datang ke "Klinik
praktik mandiri keperawatan. Harapan" yang menjadi tempat praktik oknum
Sesuai dengan ketentuan itu, perawat yang itu di rumahnya di Desa/Kecamatan Pakong,
diperbolehkan menjalankan praktik mandiri Pamekasan.

Anda mungkin juga menyukai