Anda di halaman 1dari 21

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

Disusun oleh:
1. Rizki Restiyani (P1337420216002)
2. Tria Vita Ningrum (P1337420216003)
3. Reyna Agnes Awalia (P1337420216004)
4. Sulamatul Anisa (P1337420216005)
5. Hestafia Pertiwi Ade A. S. (P1337420216006)
6. Ririn Saputri (P1337420216007)
7. Kartika Dwi Ananda (P1337420216008)
8. Tiara Rosa Dhamayanti (P1337420216009)
9. Sumaizi Indriyani (P1337420216011)
10. Anggun Meta Wulandari (P1337420216012)
11. Nadya Lisa Arum Ryanto (P1337420216013)
12. Minkhatun Saniyah (P1337420216014)
13. Yasinta Pratiwi Nugraheni (P1337420216015)
14. Handina Nurul Prastika (P1337420216016)
15. Atika Nurmilanti (P1337420216017)
16. Merlin Indriyani (P1337420216018)
17. Risma Rahmawati (P1337420216019)
18. Ajeng Laras Auliannisa (P1337420216020)
19. Adi Nurrohman Majid (P1337420216021)
20. Sebastian Alfarizi (P1337420216022)
21. Erna Dwi Riyanti (P1337420216023)
Tingkat III A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Model Praktik Keperawatan Profesional”. Kami berterima kasih pada Ibu Welas
Haryati, S.Pd,S.Kp,MMR selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Model Praktik Keperawatan
Profesional. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kalimat yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Purwokerto, 26 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................. .......... i


DAFTAR ISI ................................................................................ .......... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur MPKP

1. Kepala ruangan........................................................................5
2. Perawat primer (PP).................................................................8
3. Perawat assuite (PA)................................................................9
4. CCM (Clinical Care Manager)................................................10

B. Tingkat spesifik MPKP


1. MPKP 3..................................................................................11
2. MPKP 2..................................................................................11
3. MPKP 1..................................................................................11
4. MPKP Pemula........................................................................11

C. Macam metode penguasaan dalam keperawatan


1. Metode Tim.............................................................................11
2. Fungsional...............................................................................12
3. Primer......................................................................................14
4. Kasus.......................................................................................15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................17
B. Saran..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan
salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen
keperawatan) merupakan salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam
mengimplementasikan praktek keperawatan profesional.Menurut Gillies (1986),
manajeme didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara professional. Seorang manajer keperawatan perlu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dalain memberikan perawatan kesehatan kepada klien.
Perawat manajer (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk
melaksanakan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori manajemen
keperawatan. Mereka mengatur lingkungan organisasi untuk menciptakan suasana
optimal bagi persyaratan pengawasan keperawatan oleh perawat-perawat klinis.
Perawat-perawat klinis mengatur seleksi sumber daya manusia dan materi dan
memberikan masukan tambahan kedalam proses manajemen. Tugas manajer
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada kelompok pasien. Proses
manajemen keperawatan sejajar dengan proses keperawatan yaitu dirancang untuk
memudahkan pekerjaan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis
Perancis benama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengkordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. DEPKES RI yang diambil dari fungsi manajemen menurut George
Terry yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling

1
(POAC).Di Ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing). dan pengendalian (controlling).
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut
perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan
keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan
derajat ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat Primer (PP) yang
lulusan S1 keperawatan, Perawat Asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta
SPK. Tenaga lain adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim
yang dibimbing dan diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang
merupakan magister spesialis keperawatan.
Tindakan yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP, karena
bentuk tindakan lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian klien
yang perlu landasan konsep dan teori tinggi. PP melakukan pertemuan dengan
anggota tim kesehatan lain terutama dokter. PP juga mengarahkan dan
membimbing perawat lain serta bertanggung jawab atas semua asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh tim pada sekelompok klien.
Tugas membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan
peralatan yang digunakan, mengantar klien konsul atau membawa pispot ke klien
dilakukan oleh pembantu keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan
berdasarkan standar rencana keperawatan yang ada. Ketua tim (PP) melakukan
validasi terhadap diagnosis keperawatan klien berdasarkan pengkajian yang
dilakukan.Secara kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada otonomi

2
dan kesempatan mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan
dan PA dapat bekerja lebih terencana.
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model
praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan perawat
professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat
memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Menurut Hoffart dan Woods (1996 dalam Sudarsono, 2000)
menyimpulkan bahwa model PKP terdiri dari nilai-nilai profesional yang
merupakan inti dari model PKP, hubungan antar profesional, metode pemberian
asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan
pengambilan keputusan dan sistem kempensasi dan penghargaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dari Kepala Ruangan?
2. Bagaimana struktur dari Perawat Primer (PP)?
3. Bagaimana struktur dari Perawat Assuite (PA)?
4. Bagaimana struktur dari Clinical Care Manager (CCM)?
5. Apa saja tingkatan spesifik dari MPKP Pemula, MPKP 1, MPKP II,
MPKP III?
6. Apa saja macam-macam metode penugasandalam keperawatan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur Kepala Ruangan
2. Untuk mengetahui struktur Perawat Primer (PP)

3
3. Untuk mengetahui strukturPerawat Assuite (PA)
4. Untuk mengetahui truktur Clinical Care Manager (CCM)
5. Untuk mengetahui tingkat spesifik MPKP Pemula,MPKP 1,MPKP
II,MPKP III.
6. Untuk mengetahui metode penugasan dalam keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sruktur MPKP
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu
organisasi.Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan
yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan.Struktur
organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan
Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan
yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai
perawat primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok
pasien.
1. Kepala ruangan
Tanggung jawab kepala ruangan dalam melaksanakan tugasnya kepala
ruangan bertanggung jawab kepada kepala instalasi terhadap hal-hal
sebagai berikut:
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
b. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan
c. Keobyektifan dan kebenaran penilayan kinerja tenaga keperawatan.
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e. Kebenaran dan ketepatan protap/ sop pelayanan keperawatan
f. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
g. Kebenaran dan ketepatan pelaksana program bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidika keperawatan
Wewenang kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya
kepalaruangan mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Memintah informasi dan pengarah kepada atasan

5
b. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan.
c. Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendaya gunaan tenaga
keperawatan.
d. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang kepala ruangan.
e. Menghadiri rapat bekala dengan kepala instalasi/kasi/kepala
rumah sakit untukkelancaran pelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
Tugas kepala ruangan
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan
diruangan rawat yang berada diwilaya tanggung jawabnya
1. Melaksanaan fungsi perencanaan (PI) meliputi :
a. Menyusun kerja rencana kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuaan pelayanan
keperawatan diruang rawat yang bersangkutan
c. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan,
d. Menyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk diruangan rawat,kordinasi dengan kepala
instansi.
e. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan diselanggarakan sesuai kebutuhan
f. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
g. Mengatur dan menkordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat,melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas diruangan rawatnya.
h. Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawat.
i. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
pengawasn meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah sakit,
tata tertip ruang inap,fasilitas yang ada dan cra penggunaannya
dan kegiatan rutin sehari-hari.

6
j. Membimbing tenaga perawat untuk melakukan
pelayanan/asuhan keperawatan yang sesuai ketentuan.
k. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang berfungsi diruangan
rawatnya.
l. Melaksanakan orientasi tenaga perawat yang baru atau tenaga
lain yang akan bekerja diruang
m. Memberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan kordinasikepala
instansi/kasi keperawatan/kepala bidang keperawatan.
n. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesua
kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
o. Mengatur dan mengkordinasi pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
p. Mendampingi fisite dokter dan mencatat instuksi dokter
khususnya bila ada perubahan pengobatan pasien
q. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatan diruangan
rawat menurut tingkat kegawatan,infeksi,/non infeksi untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
r. Memberi mutifasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat.
s. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap.
t. Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan diruangan rawatnya dan selanjutnyamengambilkan
ke MR
u. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan sertakegiatan lain diruah rawat.
v. Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang rawatnya sebagai lahan peraktek
w. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau
keluarganya sesuai kebutuhan dasar dalam batas
wewenangnya

7
x. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada saat
pergantian dinas.
y. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
2) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan
untuk memperoleh pengalaman beajar sesuai tujuan
program bimbingan yang ditentukan.
3) Melakukan penilayaan kinerja tenaga keperawatan yang
berada dibawa tanggung jawabnya.
4) Menguasai pengendalian dan menilai
pendayagunaantenaga perawat,peralatan perawat, serta
obat-obat secara efektif dan efesien.
5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau dengan tim
pengendali mutu asuhan keperawatan.

2. Perawat primer (PP)


a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprensif
b. Membuat tujuan dan rencanakeperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila
diperlukan
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain
e. Mengevaluasikan keberhasilan asuhan keperawatan
f. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial,kontak dengan
lembaga sosial dimasyarakat.
g. Membuat jadwal perjanjian klinik.
h. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu

8
3. Perawat assuite (PA)
Tanggung jawab perawat pelaksana. Dalam menjalankan
tugasnya perawat pelaksana dirawat bertanggung jawab kepada
kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Kebenaran dan ketetapan dalammemberikan asuhan
keperawatan sesuai standar
b. Kebenaran dan ketetapan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan/kegiatan lain yang
dilakukan.
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana diruang
rawat mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan
2. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/keluarga pasien
sesuai kemampuan dan batasan kewenangan.
Tugas pokok perawat pelaksana :
a. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
c. Memelihara perelatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
d. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan.
e. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
f. Melakukan tindakan perawat kepada pasien sesuai kebutuhan
dan batas kemampuannya antara lain:
1) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai progranm
pengobatan
2) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya sesuai penyakitnya.
3) Melatih /membantu pasien untuk latihan gerak
4) Melakukan tindakangarurat kepada pasien antara lain:
panas tinggi,kolaps,perdarahan,keracunan,henti napas dan

9
henti jantung, sesuai dengan protap yang
berlaku.selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter ruang rawat/dokter jaga.
5) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
6) Menobservasi kondisi pasien,selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasakan hasil observasi tersebut
sesuai batasan kemampuannya.
7) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan
8) Melaksanakan tugas pagi,soreh,malam danlibur secara
bergiliran sesuai jadwal dinas
9) Mangikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala
ruangan rawat.
10) Melaksanakan sistem pencatatan dan melaporkan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan.
11) Melaksanakan serat terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tulisan pada saat penggantian dinas.

4. CCM ( Clinical Care Maneger)


a. Membimbing Pp Dan Pa Tentang Implementasi Mpkp (Ronde)
b. Memberi Masukan Saat Diskusi Kasus Pada Pp Dan Pa
c. Bekerja Sama Dengan Kepala Ruangan
d. Mengevaluasi Pendidikan Kesehatan Yang Dilakukan Pp
e. Mengevaluasi Implementasi MpkP

B. Tingkat Spesifikasi MPKP


Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model
praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya
dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit

10
Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain. Menurut
Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan
kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:
1. Model praktek Keperawatan Profesional III
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional
dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan
evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian
keperawatan, khususnya penelitian klinis.
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan
spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di
ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan
penelitian keperawatan.
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode
pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode
yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan
primer dan metode tim yang disebut tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan
yang akan menuju profesional I.

C. Macam Metode Penugasan Dalam Keperawatan


1. Metode TIM
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat.Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin
kelompok, selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin

11
tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan
atau asuhan keperawatanklien.
Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
 Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :
a. Ketua tim
b. Pelakaana perawatan
c. Pembantu perawatan
Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang
lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.
 Kelebihan metode tim:
a. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
b. Pasien dilayani secara komfrehesif
c. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
d. Tercipta kerja sama yang baik .
e. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
f. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif.
 Kekurangan metode tim
Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
a. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelanncaran tugas terhambat.
b. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
c. Akontabilitas dalam tim kabur.

2. Metode fungsional

12
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan
kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan
pada bagian tersebut secara umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan
pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima
instruksi dokter
b. Perawat staf, tugasnya :
1) Melakukan askep langsung pada pasien
2) Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu
tenaga keperawatan
c. Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang,
pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan
penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat, tugasnya :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk
mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Admionistrasi ruangan, tugasnya :
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi,
mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien
masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat
permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas
instruksi kepala ruangan.
 Kerugian metode fungsional:
a. Pasien mendapat banyak perawat
b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d. Pelayanan terputus-putus
e. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
 Kelebihan dari metode fungsional :

13
a. Sederhana
b. Efisien.
c. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.
e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta
didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
 Contoh metode fungsional
Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan
klien.Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih
untuk semua klien yang ada di unit tersebut.Kepala ruangan
bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima
laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang
klien.

3. Metode Perawatan Primer


Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama
pasiendirawat.
 Tugas perawat primer adalah :
a. Menerima pasien
b. Mengkaji kebutuhan
c. Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi
d. Mengkoordinasi pelayanan
e. Menerima dan menyesuaikan rencana
f. Menyiapkan penyuluhan pulang
 Konsep Dasar :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi

14
c. Adaketerlibatan pasien dan keluarganya
 Ketenagaan:
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
b. Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
d. Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional
sebagai asisten.
 Kepala bangsal :
a. Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer
b. Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
c. Menyusun jadwal dinas
d. Memberi penugasan pada perawat asisten.
 Kelebihan dari metode perawat primer:
a. Mendorong kemandirian perawat.
b. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
c. Berkomunikasi langsung dengan Dokter
d. Perawatan adalah perawatan komfrehensif
e. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
f. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
g. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
 Kelemahan dari metode perawat primer:
a. Perlu kualitas dan
b. Kuantitas tenaga perawat,
c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional
d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

4. Metode penugasan pasien/metode kasus


Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan untuk
satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau
jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala

15
ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima
semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini
staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan
langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan
ICU.
 Kekurangan metode kasus:
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penaggung jawab klien bertugas.
 Kelebihan metode kasus:
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu
system(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut.Model Praktik Keperawatan Profesional memiliki salah
satu tujuan yaitu menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan, Model Praktik Keperawatan Profesional juga memiliki 4 pilar yang
terdiri dari : (1) Pendekatan Manajemen Keperawatan, (2) Sistem Penghargaan,
(3) Hubungan Profesional, (4) Manajemen Asuhan Keperawatan. Model Praktik
Keperawatan Profesional memiliki 4 komponen utama yaitu : (1) Keterangan
keperawatan, (2) Metode Pemberian asuhan keperawatan, (3) Proses Keperawatan
dan (4) Dokumentasi keperawatan serta Model Praktik Keperawatan Profesional
Juga memiliki diagnosa keperawatan yang mencakup mulai dari resiko prilaku
kekerasan hingga gangguan konsep diri (harga diri rendah).

B. Saran
a. Diharapkan kepada dosen pembimbing dapat memberi kritik dan
sarannya agar terciptanya makalah ini yang lebih baik
b. Diharapkan bagi penulis, agar lebih bisa mengaplikasikannya kepada
masyarakat dengan baik dan sesuai.
c. Diharapakan kepada pembaca agar lebih menambahkan wawasan tentang
fase perkembangan demokrasi di Indonesia ini sehingga tema ini lebih
dapat berkembang dan bermanfaat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Swansburg, R.C. and Swansburg R.J. 1999.Introductory Management and


Leadership for Nurses.Sudbery. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah


Sakit:Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat:Implementasi.Jakarta:EGC.

Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta : EGC.

Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di


rumah sakit. Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta : tidak
dipublikasikan

18

Anda mungkin juga menyukai