T
idak semua ternak dalam satu bangsa berkontribusi dalam
peningkatan mutu genetika dalam bangsa itu; pada banyak kasus,
bangsa-bangsa terstruktur sehingga hanya sejumlah kecil ternak
diberikan kesempatan itu.
Tujuan bab ini adalah menerangkan struktur bangsa dan
mendiskusikan cara-cara struktur tersebut dapat dimodifikasi sehingga
meningkatkan nilai genetika secara keseluruhan dari suatu bangsa.
Piramida Tradisional
Multipiler
Commercial
Gambar 17.1. Struktur bangsa yang khas terdiri atas tiga lapisan dalam bentuk
piramida.
Pada piramida tradisional, ada satu arah aliran gen dalam piramida
tersebut, turun dari atas ke bawah. Ini berarti bahwa satu-satunya sumber
kemajuan genetika kumulatif dalam populasi komersial adalah peningkatan
yang terjadi pada bagian atas piramida, dalam populasi inti tersebut. Jika
lapisan inti tidak membuat peningkatan genetika sama sekali, tidak ada pula
peningkatan pada seluruh individu bangsa tersebut. Akan tetapi, walaupun
lapisan inti membuat kemajuan, peningkatan ini tidak dapat dilihat
langsung pada level piramida yang lebih rendah; perlu waktu untuk
kemajuan genetika dalam satu lapisan untuk dipindahkan ke lapisan
berikutnya. Perbedaan yang dihasilkan dalam rataan penampilan di antara
dua lapisan yang berdekatan disebut improvement lag, yang biasanya
diekspresikan dalam jumlah tahun peningkatan genetika yang
direpresentasikan oleh perbedaan penampilan antara lapisan yang
berdekatan.
Ada dua faktor yang mempengaruhi ukuran dari improvement lag.
Mereka adalah struktur umur dalam lapisan di bawahnya; dan sumber dan
nilai pejantan dan induk yang digunakan dalam lapisan di bawahnya.
Sebagai contoh, lag tersebut dapat dikurangi dengan memelihara
pejantan dan induk di dalam lapisan di bawahnya selama periode waktu
yang lebih pendek sebelum menggantikannya dengan stok yang lebih muda.
Itu dapat juga dikurangi dengan memindahkan betina dan jantan turun
(a) (b)
Nucleus Nucleus
♂
♀ ♂
Tier
Multipiler Multipiler
♂
♂ ♀
Commercial Commercial
0 4 8 0 1,5 3
Gambar 17.2. Pengurangan pada improvement lag yang disebabkan oleh perubahan
sumber jantan dan induk yang digunakan dalam lapisan yang lebih
rendah pada piramida babi. Panah tebal menunjukkan arah
peningkatan genetika dalam lapisan inti, dan panah tipis menuntukkan
arah aliran gen antar lapisan. Pada contoh ini, lag tersebut adalah yang
diharapkan jika ternak tak terseleksi diturunkan ke bawah. Jika ternak
terseleksi diturunkan ke bawah, lag semakin kecil.
Pada skema pembibitan yang didiskusikan di atas, hanya ada
Jika ada improvement lag substansial antar lapisan, biasanya ada variasi
yang cukup dalam lapisan yang lebih bawah untuk beberapa ternak yang
dilahirkan di lapisan tersebut untuk mempunyai penampilan yang lebih
tinggi daripada beberapa dalam lapisan yang lebih tinggi. Dengan
pengertian bahwa penampilan yang lebih tinggi merupakan bukti suatu nilai
pemuliaan superior, suatu tindakan yang baik memindahkan ternak
superior dari lapisan lebih rendah ke lapisan lebih tinggi, dan bahkan (jika
mereka cukup superior) ke lapisan inti. Hal ini memungkinkan terbukanya
inti. Karena secara tradisional lapisan inti berisi kelompok ternak bersilsilah
yang teresgistrasi dengan asosiasi bangsa, proposal di atas menimbulkan
adanya kemungkinan memasukkan ternak (tak bersilsilah) komersial ke
kelompok bersilsilah, yang sudah barang tentu tidak sesuai dengan filosofi
pemuliaan kelompok (pemacek) tradisional. Dan tetapi ada keuntungan
pasti yang akan diperoleh dengan membuka inti tersebut: respons seleksi
tiap tahun meningkat, dan tingkat silang-dalam di dalam inti dikurangi
secara signifikan.
Sebagai contoh, dalam skema inti terbuka sapi potong atau domba
yang dirancang dengan baik, respons seleksi bisa ditingkatkan 10% sampai
15%, dan tingkat silang dalam tersisa setengahnya, dibandingkan dengan
skema inti tertutup untuk ukuran yang sama.
Satu bentuk skema pembibitan inti terbuka yang populer melibatkan
sekelompok pemulia yang setuju bekerja sama dalam pembentukan dan
melakukan suatu skema inti terbuka, kemudian menyediakan stok bibit
(umumnya jantan) dari inti tersebut, untuk digunakan dalam kelompok
miliknya. Ada beberapa skema seperti itu pada prakteknya sekarang ini
pada domba dan kurang intens pada sapi. Mereka sering disebut skema
pembibitan kelompok atau skema pembibitan kemitraan.
Satu kesulitan praktis terbesar dengan skema pembibitan kelompok
adalah bahwa kerjasama yang erat dan berlanjut sangat diperlukan antara
pemulia yang bermitra. Pembentukan skema pembibitan kelompok yang
berhasil oleh karena itu lebih banyak merupakan masalah sosiologi genetika.
Akan tetapi, sejumlah skema telah berjalan dengan baik selama kurun waktu
yang cukup lama untuk menunjukkan bahwa mereka sangat
menguntungkan bagi pemulia yang bermitra maupun bagi industri secara