Salah satu karakteristik Persekutuan adalah Umur yang terbatas ( Limited of life). Sesuai dengan
karakteristik tersebut maka sewaktu-waktu umur persekutuan dapat berakhir.Dan jika ini terjadi
maka persekutuan bubar.Bubarnya persekutuan tidak selalu diikuti oleh bubarnya
perusahaan.Bubarnya persekutuan jika diikuti dengan bubarnya perusahaan disebut
Likuidasi.Sedangkan jika bubarnya persekutuan tidak diikuti dengan bubarnya perusahaan disebut
Disolusi.
1. Bubar karena sesuai dengan perjanjian persekutuan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
:
Apabila bubarnya persekutuan diikuti dengan bubarnya perusahaan maka seluruh aktiva
persekutuan akan diuangkan dan digunakan untuk melunasi utang persekutuan. Dan jika masih ada
sisa kas maka harus dibagi dengan para sekutu.Bubarnya persekutuan dengan tidak diikuti bubarnya
perusahaan adalah bubarnya persekutuan yang diikuti dengan berdirinya persekutuan baru atau
persekutuan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT).bubarnya persekutuan yang diikuti dengan
berdirinya persekutuan baru akan terjadi apabila sekutu mengundurkan diri atau masuknya sekutu
baru. Dengan masuknya sekutu baru maka persekutuan lama bubar dan menjadi persekutuan yang
baru.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISA
Definisi Likuidasi
Likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan (pembubaran usaha) secara keseluruhan
dengan menjual sebagian atau seluruh aktiva perusahaan, membayar semua utang pajak, kewajiban
pada pihak ketiga dan sisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan rasio laba / rugi.
Berhentinya persekutuan sebagai bisnis mencakup penghentian aktivitas bisnis persekutuan yang
disebut entitas likuidasi persekutuan.Likuidasi persekutuan mencakup konversi aktiva bukan kas
menjadi kas, pengakuan untung dan rugi selama masa likuidasi, pembayaran kewajiban, dan
distribusi kas kepada sekutu pada saat berakhirnya usaha.Laporan keuangan utama untuk likuidasi
persekutuan ialah laporan likuidasi persekutuan yang meringkas seluruh transaksi dan peristiwa
finansial selama masa likuidasi.Laporan ini juga digunakan sebagai dokumen resmi untuk likuidasi
yang dilakukan melalui pengadilan.
Likuidasi sederhana mengacu pada konversi seluruh aktiva menjadi kas sebelum distribusi dilakukan
kepada sekutu.Ketika persekutuan dilikuidasi dengan pendistribusian bertahap kepada sekutu, kas
didistribusikan kepada sekutu setelah kewajiban dibayar, tetapi sebelum untung ataupun rugi
likuidasi diakui.Untuk mencegah pembayaran yang berlebihan kepada sekutu, jumlah kas yang
didistribusikan dihitung dengan dua asumsi yaitu seluruh sekutu secara pribadi tidak likui dan
seluruh aktiva bukan kas rugi.Dengan asumsi ini ada dua pendekatan utama untuk menghitung
jumlah pembayaran aman kepada sekutu pada tiap tahap distribusi. Pendekatan pertama ialah
menyiapkan skedul pembayaran aman untuk setiap tahap distribusi dan pendekatan kedua adalah
menyiapkan rencana distribusi kas yang digunakan selama proses likuidasi.
PROSES LIKUIDASI
· Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa likuidasi
Penjelasan umum mengenai proses likuidasi mengasumsikan bahwa persekutuan mampu membayar
hutang-hutangnya, dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi kewajiban.
Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas:
- Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba
Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup ke perkiraan modal sebelum distribusi
dilakukan.Kekayaan persekutuan tidak boleh didistribusikan kepada sekutu yang memiliki saldo
modal negative.Maka dari itu saldo pinjaman sekutu harus ditutup dengan saldo modal untuk
menentukan jumlah yang dibagikan kepada sekutu. Ketika jumlah yang akan dibagikan kepada
sekutu tertentu telah ditentukan, saldo pinjaman sekutu itu harus dikurangi sebelum perkiraan
modalnya dikurangi.
Berdasarkan pada saat dan cara pembayaranya pembagian kas, likuidasi dibagi menjadi dua :
Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi secara langsung)
Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan (likuidasi bertahap)
A. Likuidasi Berlangsung Setelah Proses Realisasi Aktiva Non Kas Selesai (Likuidasi Secara Langsung)
Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva non kas telah
selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari adanya realisasi
tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan kepada modal masing-
masing sekutu.
Contoh :
Persekutuan “Maju Sekali” yang anggotanya P,Q, dan R pada tanggal 1 April 2015 sepakat untuk
melakukan likuidasi perusahaanya karena ketiga anggotanya tidak ada kecocokan lagi untuk
melanjutkan usahanya. Semua aktiva non kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi uang kas.
Pembagian laba ruginya dengan perbandingan 4:4:2
Neraca
Modal R Rp 20.000
DIMINTA :
Susunlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat likuidasi CV Maju Jaya serta laporan likuidasi
yang diperlukan.
PEMBAHASAN :
Laporan Likuidasi
P Q R
(40%)
(40%) (20%)
Saldo 25.000 35.00 40.000 80.000 60.000 10.000 45.000 45.000 20.000
sebelum 0
likuidasi
· Jurnal Realisasi :
Kas 120.000
Modal P 14.000
Modal Q 14.000
Modal R 7.000
Persediaan 40.000
Modal P 31.000
Modal Q 31.000
Modal R 13.000
Kas 145.000
Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal kepada para
anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota sekutu mengalami
defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam permasalahan defisit modal anggota:
Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian dalam
merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau beberapa anggota mengalami
defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka anggota yang mengalami defisit modalnya tersebut
harus menutupi defisitnya dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva lainnya kedalam
persekutuan, sehingga saldo defisitnya habis.
Contoh :
Neraca
Modal R Rp 65.000
Laporan Likuidasi
P Q R
(40%)
(40%) (20%)
Saldo 50.000 100.00 50.000 100.00 100.00 50.000 18.000 67.000 65.000
sebelum 0 0 0
likuidasi
2.000 2.000
· Jurnal Realisasi :
Kas Rp 200.000
Modal P Rp 20.000
Modal Q Rp 20.000
Modal R Rp 10.000
Persediaan Rp 50.000
Kas Rp 2.000
Modal Rp 2.000
· Jurnal Likuidasi :
Modal R Rp 55.000
Kas Rp 252.000
Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal setelah tahap realisasi,
maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan modal untuk menghapus defisit modal
tersebut dengan uang tunai atau aktiva tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit
modal tersebut tidak mampu menyetor modal maka yang menanggung defisit tersebut adalah
anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan pembagian laba rugi.
Contoh :
Sama seperti contoh diatas namun sekutu P tidak mampu membayar baik dengan uang tunai
ataupun aktiva tertentu sehingga yang menanggung defisit tersebut adalah sekutu Q dan R.
Neraca
P Q R
(30%)
(30%) (40%)
Saldo 20.000 30.00 100.000 150.000 60.000 20.000 40.000 80.000 100.00
sebelum 0 0
likuidasi
· Jurnal Realisasi :
Kas Rp 140.000
Modal P Rp 42.000
Modal Q Rp 42.000
Modal R Rp 56.000
Persediaan Rp 100.000
Modal Q Rp 857
Modal S Rp 1.143
Modal P Rp 2.000
· Jurnal Likuidasi
Modal Q Rp 37.143
Modal R Rp 42.857
Kas Rp 160.000
B. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan (likuidasi bertahap)
Realisasi aktiva non kas seringkali memerlukan waktu yang cukup lama (karena realisasi yang
dilakukan harus menunggu pembeli atau masih mempertahankan harga aktiva non kas yang
diperjual belikan). Dalam keadaan seperti ini sebaiknya pembagian kas tidak perlu menunggu
selesainya realisasi semua aktiva non kas yang dimiliki perusahaan. Apabila pada tahap pertama
baru sebagian aktiva non kas yang dapat direalisasikan (dijual), maka pertama kali harus dibayar
semua kewajiban kepada kreditur, baru sisa kas kemudian dibayarkan kepada anggota sekutu
sebagai pembayaran kembali bagian hak penyertaannya. Hasil realisasi non kas pada tahap-tahap
berikutnya langsung dibayarkan kepada para anggota. Apabila pembayaran kepada kreditur tidak
dapat dibayarkan sekaligus setelah realisasi tahap pertama, maka pada tahap realisasi berikutnya
yang diutamakan juga tanggungan kepada kreditur sampai tanggungan kepada kreditur terlunasi
semua, baru sisanya kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian rugi laba.
Ada dua cara untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran kembali hak penyertaan anggota
agar dapat dijamin penerimaan masing-masing anggota sesuai dengan yang dimilikinya yaitu :
Yang dimaksud dengan pembagian kas tanpa program kas adalah perhitungan pembagian kas yang
ada sesudah pelunasan kewajiban pihak luar, dimana yang menerima kas adalah anggota yang
bersaldo modal kredit dengan prosedur sebagai berikut :
1. Realisasi sebagian aktiva non kas
3. Membebankan kerugian maksimal dengan mengasumsikan sisa aktiva non kas yang belum
terjual dianggap kerugian
Contoh :
Neraca
Likuidasi firma dilakukan secara berangsur yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :
a. 1 April 2015
· Aktiva tetap yang harga pokoknya Rp 200.000.000,00 berhasil dijual seharga Rp250.000.000,00
b. 1 Juli 2015
c. 1 Oktober 2015
· Sisa persediaan yang belum tertagih dihapuskan
Bahasan :
Realisasi tahap 1
Kas 267.000.000
Modal P 15.000.000
Modal Q 10.000.000
Modal R 12.500.000
Modal S 12.500.000
Modal P 4.100.000
Modal Q 44.400.000
Modal R 51.750.000
Modal S 96.750.000
Kas 197.000.000
Realisasi Tahap II :
Jurnal realisasi :
Kas 230.000.000
Persediaan 180.000.000
Modal P 15.000.000
Modal Q 10.000.000
Modal R 12.500.000
Modal S 12.500.000
Aktiva non kas yang belum terjual dianggan sebagai kerugian :
Pembagian tahap 1
Tahap I
15.000.000 10.000.000 12.500.000 12.500.000
Tahap II
15.000.000 10.000.000 12.500.000 12.500.000
Modal P 69.000.000
Modal Q 46.000.000
Modal R 57.500.000
Modal S 57.500.000
Kas 230.000.000
Realisasi tahap III
Kas 400.000.000
Modal P 36.900.000
Modal Q 24.600.000
Modal R 30.750.000
Modal S 30.750.000
Piutang 3.000.000
Persediaan 20.000.000
Tahap I
15.000.000 10.000.000 12.500.000 12.500.000
Tahap II
15.000.000 10.000.000 12.500.000 12.500.000
Tahap III
(36.900.000) (24.600.000) (30.750.000) (30.750.000)
Modal P 120.000.000
Modal Q 80.000.000
Modal R 100.000.000
Modal S 100.000.000
Kas 400.000.000
Definisi Disolusi
Masuknya sekutu baru atau pengunduran diri sekutu lama atau meninggalnya sekutu lama akan
mengakibatkan disolusi (pembubaran) persekutuan. Tetapi disolusi tidak selalu terjadi dengan
berhentinya operasi persekutuan atau berhentinya usaha dan akuntansi persekutuan.Disolusi
persekutuan menurut Undang-undang adalah "perubahan pada hubungan sekutu ketika ada sekutu
yang tidak lagi terlibat dalam menjalankan usaha yang berbeda dengan penyelesaian (winding up)
usaha tersebut (Bagian 29 Undang-undang).
Disolusi persekutuan adalah berubah nya para hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya
persekutuan sebagai entitas hukum.
Pada disolusi, entitas persekutuan bisa berjalan terus jika ada perjanjian baru.
Ketika persekutuan secara hukum resmi didisolusi, baik dengan masuknya sekutu baru atau dengan
pengunduran diri atau meninggalnya sekutu lama, suatu perjanjian persekutuan baru perlu dibuat
untuk kelanjutan usaha persekutuan.
2. Menyetor modal
Pembelian umumnya sudah diatur dalam perjanjian dan dengan persetujuan seluruh sekutu seperti :
Harga merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Transaksi akan dicatat persekutuan
sebesar NILAI BUKU modal yang diperjual belikan. Transaksi tidak mempengaruhi jumlah maupun
komposisi Aktiva dan Utang. Jumlah Modal tidak berubah, yang berubah komposisinya
CONTOH :
Modal A 30.000
Modal B 120.000
Modal C 120.000
Modal D 30.000
Awal tahun 1991, E diterima sebagai sekutu baru dengan membeli 50% hak B, baik hak atas modal
maupun pembagian Laba/Rugi sebesar 75.000
Contoh :
Modal A 30.000
Modal B 45.000
Modal C 45.000
Modal D 30.000
Awal tahun 2015 E diterima menjadi sekutu baru dengan membeli 100% hak B, baik hak atas modal
ataupun laba rugi nya sebesar 50.000
Contoh :
Modal P 40.000
Modal Q 60.000
Modal R 60.000
Modal S 40.000
Awal tahun 2015 E diterima menjadi sekutu baru dengan membeli 100% hak Q dan R baik hak atas
modal maupun laba rugi sebesar 150.000