Anda di halaman 1dari 10

PERANAN TELEVISI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

Disusun Oleh:
Nama :Septina Isnaning
NIM :17/409656/PN/15044
Program Studi :Sosial dan Ekonomi Pertanian (Agrobisnis)

DEPARTEMEN SOSIAL DAN EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inyah- Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Peranan Televisi dalam
Pembangunan Pertanian”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-
Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Penyusunan makalah ini mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar dalam proses pembuatannya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian Televisi
2.2 Pengertian Pembanguna Pertanian
2.3 Peranan Televisi dalam Pembangunan Pertanian
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada era globalisasi saat ini media elektronik mulai berkembang terus- menerus untuk
ter- update menjadi salah satu teknologi yang dapat memberikan manfaat bagi para
penggunanya. Salah satunya yaitu televisi, yang merupakan media elektronik yang kini dimiliki
hampir oleh setiap keluarga. Televisi merupakan media elektronik yang berbentuk persegi
maupun persegi panjang yang memiliki layar dan mampu memberikan tayangan- tayangan dari
tempat yang jauh ataupun berbeda.

Televisi mampu memberikan berbagai informasi bagi siapapun untuk mengetahui


perkembangan suatu sektor pada lingkup nasional maupun internasional. Salah satu sektor
yang dapat berkembang melalui media televisi yaitu pertanian. Pertanian merupakan sektor
terpenting bagi kehidupan manusia karena hampir setiap hari manusia membutuhkan energi
bagi tubuhnya utnuk menunjang aktivitas melalui makanan. Oleh karena itu, televisi dapat
dijadikan perantara untuk berperan dalam pembangunan pertanian agar persediaan produk
pertanian dapat melimpah sehingga tidak perlu dilakukannya impor dari luar negeri. Dengan
adanya televisi penyuluh dapat terbantu untuk menyalurkan informasinya mengenai dunia
pertanian.

1.2 Rumusan masalah


- Apa yang dimaksud dengan televisi ?
- Apa yang dimaksud dengan pemangunan pertanian ?
- Apa peranan televisi dalam pertanian ?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui peranan televisi dalam pembangunan
pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Televisi
Televisi merupakan penemuan masal yang dikembangkan dari tahun ke tahun, hingga
istilah televisi dikemukakan oleh Constatin Perskyl dari Rusia pada tahun 1900 dan teknologi
tersebut masih dikembangkan hingga saat ini. Media televisi merupakan teknologi yang umum
dijumpai hampir disetiap rumah penduduk di Indonesia. Televisi merupakan media yang
efektif dalam menyebarkan informasi maupun memasarkan produk. Banyak stasiun yang
berlomba- lomba dalam menyebarkan suatu informasi maupun produk agar lebih dikenal oleh
masyarakat ( Wibowo, 2012).

2.2 Pengertian Pembangunan Pertanian


Pembangunan pertanian merupakan salah satu tulang punggung pembangunan nasional
dan implementasinya harus sinergis dengan pembangunan sektor lainnya. Pelaku
pembangunan pertanian meliputi departemen teknis terkait, pemerintah daerah, petani, pihak
swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya. Koordinasi di antara
pelaku pembangunan pertanian merupakan kerangka mendasar yang harus diwujudkan guna
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Tujuan pembangunan pertanian antara lain
membangun sumber daya manusia aparatur profesional, petani mandiri, dan kelembagaan
pertanian yang kokoh, meningkatkan pemanfaatan sumber daya pertanian secara
berkelanjutan, memantapkan ketahanan dan keamanan pangan, meningkatkan daya saing dan
nilai tambah produk pertanian, menumbuhkembangkan usaha pertanian yang dapat memacu
aktivitas ekonomi pedesaan, dan membangun sistem ketatalaksanaan pembangunan pertanian
yang berpihak kepada petani. Sementara itu, sasaran pembangunan pertanian antara lain
terwujudnya sistem pertanian industrial yang memiliki daya saing, mantapnya ketahanan
pangan secara mandiri, terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat pertanian, dan
terhapusnya kemiskinan di sektor pertanian serta meningkatnya pendapatan petani (Iqbal,
2007).

2.3 Peranan Televisi dalam Pembangunan Pertanian

Media massa terutama televisi berperan penting sebagai alat perubahan sosial dan
perkembangan masyarakat. Peranan media massa yang paling cocok dalam pembangunan
adalah sebagai agen perubahan (agent of change), terutama dalam membantu mempercepat
proses peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern (Anwas, 2010). Dengan adanya
media televisi para penyuluh dapat dengan mudah menyampaikan materi mengenai pertanian
dari segi teknik budidaya, ekonomi, teknologi, social dan politik. Penyuluh pertanian harus
mampu memanfaatkan televisi dengan sebaik mungkin untuk menyampaikan materi yang
mudah diterima oleh para petani sehingga petani sebagai sasaran dapat menerimanya yang
kemudian diimplementasikan. Dengan demikian, adanya televisi mampu membangun
pertanian lebih maju.

Para petani yang kini sebagian besar memiliki televisi diharapkan mampu
memanfaatkan televisi untuk menyimak tayangan- tayangan yang memuat seputar dunia
pertanian agar mampu mengenali perubahan maupun perkembangan dalam meningkatkan
produksi pertanian. Dengan adanya televisi petani dapat menerima segala informasi baik dari
skala nasional maupun internasional mengenai perkembangan sektor pertanian. Diharapkan
para petani mampu mengaplikasikan berbagai inovasi bagi lahan pertaniannya agar
menghasilkan produk yang tidak hanya bersaing pada skala nasional tetapi internasional.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peran televisi dalam pembangunan pertanian yaitu sebagai perantara tersampainya
informasi mengenai dunia pertanian kepada para petani dan media untuk penyuluh pertanian
menyebarluaskan berbagai macam informasi seperti teknik budidaya, kemajuan teknologi
dalam pengembangan pertanian, ekonomi pertanian dan inovasi untuk mengahasilkan produk
pertanian yang berkualitas.

Daftar Pustaka
Anwas, O. M. 2010. Televisi Pembangunan Pedesaan . Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

(16) 5 :617-625.

Iqbal, M. 2007. Analisis peran pemangku kepentingan dan implementasinya dalam


pembangunan pertanian. Jurnal Litbang Pertanian 26 (3) : 89-99.

Wibowo, S. F. 2012. Pengaruh iklan televise dan harga terhadap keputusan pembelian sabun
lux (survei pada pengunjung Mega Bekasi Hypermall). Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia (JRMSI) 2 (1) : 1-15.
Komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal tidaklah saling bertentangan namun keduanya saling
melengkapi ketika kita berinteraksi dan memberikan respon atau tanggapan terhadap orang
lain. Baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal memiliki karakteristik masing-masing dan
membuatnya unik. Keunikan itulah yang menyebabkan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal
memiliki beberapa perbedaan.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal, yaitu :

1. Struktur dan derajat kepentingan. Perbedaan budaya telah mengembangkan bahasa dan kata-
kata melalui berbagai Negara ke keadaan seperti sekarang. Hal ini membuat komunikasi menjadi
lebih mudah. Itulah alasannya mengapa komunikasi verbal begitu penting.

 Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terstruktur memiliki aturan-aturan tata bahasa dan
memberikan pesan secara jelas.
 Komunikasi nonverbal tidak terstruktur dan tidak memiliki pola-pola yang khusus. Komunikasi
nonverbal dapat ditafsirkan oleh sesuai dengan keinginan setiap orang. Walaupun begitu, komunikasi
nonverbal sangatlah penting karena berperan dalam mendukung komunikasi verbal.

2. Diskresi dan keberlangsungan.

 Komunikasi verbal memiliki titik awal dan titik akhir.


 Komunikasi nonverbal tidak berawal dan tidak berakhir karena berlangsung secara terus menerus
tanpa adanya interupsi. Misalnya, dalam proses komunikasi interpersonal, komunikasi nonverbal
akan terus terjadi pada tataran individu. Bahkan ketika kita berhenti berkomunikasi, mereka tetap
menunjukkan petunjuk-petunjuk nonverbal.

3. Peluang terjadinya kesalahpahaman.

 Komunikasi verbal memiliki makna yang pasti sehingga dapat meminimalisir kesalahan penafsiran.
 Komunikasi nonverbal memiliki ribuan ekspresi wajah yang dapat dibuat hanya dengan 20 otot wajah.
Bersamaan dengan itu, dalam komunikasi nonverbal terdapat beberapa jenis komunikasi nonverbal
yang dapat menciptakan peluang terjadinya kesalahan penafsiran.

4. Proses neuro-fisiologis.

 Komunikasi verbal ditafsirkan oleh otak kiri yang dapat membantu dalam melakukan analisis. Hal ini
terjadi hampir setiap kali namun otak tidak mengikuti setiap waktu.
 Komunikasi nonverbal ditafsirkan oleh otak kanan. Oleh karena itu, penafsiran yang terjadi
melibatkan berbagai kegiatan ruang, gambar, dan gestalt dalam otak dan menciptakan berbagai
macam respon.

5. Durasi waktu yang dibutuhkan.

 Komunikasi verbal berlangsung secara cepat dan efisien.


 Komunikasi nonverbal memakan waktu yang lebih lama bila dibandingkan komunikasi verbal.

6. Kesalahpahaman berdasarkan waktu dan situasi.

 Komunikasi verbal memiliki umpan balik segera dan sangat minimal terjadi kesalahpahaman.
 Komunikasi nonverbal tidak selalu terjadi umpan balik dan sangat mungkin terjadi kesalahpahaman.

7. Presensi dan jarak.


 Komunikasi verbal dapat digunakan dalam berbagai bentuk seperti surat, chat, telepon, dan lain-lain.
Jarak tidak menjadi masalah dalam komunikasi verbal.
 Komunikasi nonverbal tidak dapat terjadi dalam jarak yang terlalu lebar. Selain itu, partisipan
komunikasi haruslah bertatap muka satu sama lain agar dapat menerima pesan-pesan nonverbal.

8. Bukti atau dokumentasi.

 Komunikasi verbal dapat disampaikan secara keras dan orang lain dapat menyaksikannya. Karena
itu, komunikasi verbal dapat didokumentasikan dan menjadi barang bukti.
 Komunikasi nonverbal tidak dapat didokumentasikan dan dijadikan barang bukti. Kecuali ada pihak
ketiga yang menjadi saksi terjadinya komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh para partisipan
komunikasi.

9. Penggunaan

 Komunikasi verbal yang digunakan oleh manusia hanya sekitar 7 (tujuh) persen saja dari keseluruhan
komunikasi yang dilakukan.
 Komunikasi nonverbal sangat penting dibandingkan komunikasi verbal. Hal ini dibuktikan dengan
hasil studi yang dilakukan oleh Albert Mehrabian yang menunjukkan bahwa sebanyak 93 persen
dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi nonverbal.

10. Tujuan

 Komunikasi verbal utamanya ditujukan untuk menginformasikan pengetahuan karena kata-kata


sangatlah berpengaruh. Selain itu, komunikasi verbal dapat digunakan sebagai alat
dalam komunikasi persuasi, debat publik, diskusi kelompok, dan lain-lain. Komunikasi verbal juga
dapat digunakan untuk membentuk hubungan karena kata-kata dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan.
 Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk mengekspresikan kedekatan dan emosi.

Statistic rancob

https://slideplayer.info/slide/2625375/
Tugas Makalah Mata Kuliah Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
PEMANFAATAN MEDIA TELEVISI TERHADAP DINAMIKA
PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA

Disusun oleh :

Luthfia Azzahra 17/409648/PN/15036


Septina Isnaning 17/409656/PN/15044
Sindi Munika 17/409657/PN/15045
Mahadika Nissa 17/411343/PN/15074

Dosen Pengampu : 1. Ir. Roso Witjaksono, MS

2. Subejo, SP, M.Sc, Ph.D

DEPARTEMEN SOSIAL DAN EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai