Makalah Azas-Azas Hukum Administrasi Neg
Makalah Azas-Azas Hukum Administrasi Neg
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secara luas memiliki arti
Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD 1945, yang merupakan sistem
penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam arti
sempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional – UUD 1945, operasional RPMJ
Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi, ada dua jenis hukum administrasi,
yaitu pertama,hukum administrasi umum (allgemeem deel) , Yakni berkenaan dengan teori
teori dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi,tidak terikat
pada bidang-bidang tertentu , kedua hukum administrasi khusus (bijzonder deel) , yakni
hukum-hukum yang terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum
lingkungan, hukum tata ruang , hukum kesehatan dan sebagainya. Sekilas Tentang Negara
1
Hukum. Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara hukum juga lahir dan berkembang
dalam situasi kesejarahan. Oleh karena itu , meskipun konsep Negara hukum dianggap
sebagai konsep universal. Secara embrionik, gagasan Negara hukum telah dikemukakan oleh
plato.
Ada tiga unsur dari pemerintah yang berkonstitusi yaitu pertama, pemerintah
dilaksanakan untuk kepentingan umum; kedua pemerintah dilaksanakan menurut hukum
yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum,bukan yang dibuat secara sewenang-
wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi; ketiga, pemerintah berkonstitusi
berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,bukan berupa paksaan – tekanan
yang dilaksanakan pemerintah despotik.Dalam kaitannya dengan konstitusi bahwa konstitusi
meupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara dan menentukan apa yang dimaksudkan
dengan badan pemerintahan dan apa akhir dari setiap masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kami rumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Pengertian Hukum Adminisrtasi Negara
2. Bagaimanakah letak Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum Indonesia ?
3. Bagaimanakah hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu-ilmu yang
lainnya?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Sistem Hukum Indonesia dan ingin lebih mengetahui serta mengkaji tentang azas ilmu
Hukum indonesia itu sendiri khususnya dalam sub materi azas hukum administrasi
negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum administrasi negara merupakan hukum yang mengatur segala tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat maupun tindakan-tindakan yang dilakukan
pejabat atau institusi satu ke institusi lainnya untuk menjalankan kepemerintahan, hukum
administrasi disebut juga hukum bergerak yang artinya segala sesuatu kegiatan yang dilakukan
oleh pejabat pemerintahan secara sempit maupun secara luas tunduk terhadap hukum
administrasi, dan dalam hal ini bebrapa pengertian menurut ephistimologi dan pengerti yang
diberikan oleh para ahli mengenai hukum administrasi negara secara sempit maupun secara luas.
a) Pengertian administrasi :
a. Administrasi dalam pengertian sempit yaitu tata usaha ( office work). Contoh surat-menyurat.
b. Administrasi dalam pengertian luas dapat ditinjau dari tiga sudut yaitu:
3
b) Pengertian Administrasi Negara
Jadi menurut Van Vollenhoven dalam pendapatnya Hukum Administrasi Negara adalah
hukum tentang pendistribusiankekuasaan (fungsi-fungsi negara) kepada lembaga-
lembaga negara, dan hukum yang mengatur cara bekerjanya lembaga-lembaga tersebut
dalam menggunakan fungsi- fungsi yang telah diberikan (dalam HTN).
4
4) Logemann mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-
norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan
para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.”
5) Oppen Hein mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila
badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum
Tata Negara.”
1. Organisasi/institusi;
5
Istilah-istilah yang berkaitan dengan HAN, antara lain: Hukum Administrasi
Negara,Hukum Tata usaha Negara, Hukum Tata pemerintahan, Hukum Pemerintahan, Hukum
Administrasi, Adminstratieve recht, dan bestuurrecht.
Akan tetapi Mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara hingga saat ini masih
belum ada kesepakatan atau kesatuan pendapat diantara para sarjana. Oleh karena itu untuk
mendapatkan pemahaman yang cukup memadai maka dikemukakan batasan-batasan pengertian
Hukum Administrasi Negara.
Dari berbagai batasan pengertian Hukum Administrasi Negara tersebut, maka dapat
disimpulakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum tentang pengadministrasian
Negara yaitu mengenai pemerintahan dan segala peraturan-peraturan di dalamnya serta
bagaiman menjalankan fungsi dan tugas pemerintahan tersebut dalam bidang kehidupan
masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
6
3. Dasar hukum Administrasi Negara
DASAR HUKUM :
a. Pancasila
b. UUD 1945
c. TAP MPR
d. PERPU
e. PP
f. KEPPRES
g. PERMEN DAN KEPMEN
h. PERDA DAN KEPKADA
i. YURISPRODENSI
j. HUKUM TIDAK TERTULIS
k. HUKUM INTERNASIONAL
l. KEPTUN
m. DOKTRIN
Isi dan ruang lingkup HAN secara tegas baru pada tahun 1926 diuraikan secara
konkrit oleh van vollenhoven. Setelah mengadakan peninjauan yang luas tentang
peninjauan yang luas tentang pembidangan hukum terutama dinegara-negara prancis,
jerman, dan amerika Van Vollenhoven telah menggambarkan suatu skema mengenai
tempat HAN didalam kerangka hukum seluruhnya.
7
1. Staatsrecht (mwterieel/hukum Tata Negara) meliputi :
bestuur (pemerintahan)
rechtspark (peradilan)
politie (kepolisian)
regeling (perundang-undangan)
3. Starfrecht(materieel/hukum pidana)
8
5. Letak Hukum Administrasi Negara Dalam Sistimatika Ilmu Hukum
Ilmu Hukum Administrasi Negara adalah suatu sistem ilmiah dan merupakan
salah satu cabang ilmu Hukum yang lambat laun yang merupakan suatu displin hukum
tersendiri. Dengan memperlakukan hukum Administrasi negara sebagai suatu disiplin
ilmiah, maka kita menerima dua hal, yaitu:
a. Administrasi negara, sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial, kehidupannya
berlangsung dalam suatu lingkungan sosial tertentu, sehingga perwujudan
aktivitasnya senantiasa berhubungan erat dengan berbagai cabang ilmu
sosial,khususnya dengan ilmu sejarah, antropologi budaya, ilmu ekonomi,
administrasiniaga, ilmu jiwa, sosiologi dan ilmu politik.
b. Perspektif administrasi negara akan lebih gampang diungkapkan Dengan
mempergunakan analisis sejarah dan antropologi budaya. Penggunaan analisis
antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.
c. Ilmu ekonomi menyumbangkan analisis biaya dan manfaat, sedang
administrasi niaga menyumbangkan konsep PPBS dan makna Gerakan
Manajemen Ilmiah kepada administrasi negara. Sementara ilmu jiwa
membantu untuk memahami individu dalam situasi administrasi.
d. Sosiologi telah memberikan pambahasan yang mendalam mengenai birokrasi
dan kooptasi, yang merupakan hal-hal yang amat menonjol dalam studi
administrasi.
9
B. Letak Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam Tata Hukum Indonesia
1. Kedudukan Hukum Administrasi Negara
Seperti diketahui dalam ilmu hukum terdapat dua pembagian hukum, yaitu
Hukum Privat (Sipil) dan Hukum Publik. Penggolongan ke dalam hukum privat dan
publik itu tidak lepas dari isi dan sifat hubungan yang diatur dan bersumber dari
kepentingan-kepentingan yang hendak dilindungi. Adakalanya kepentingan itu bersifat
perorangan tetapi ada pula yang bersifat umum. Hubungan hukum tersebut memerlukan
pembatasan yang jelas dan tegas yang melingkupi hak-hak dan kewajiban dari dan
terhadap siapa orang tersebut berhubungan.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara penguasa dengan
warganya yang didalamnya termasuk Pidana, Hukum Tata Negara dan Hukum Tata
Pemerintahan (HAN). Pada mulanya, Hukum Administrasi Negara menjadi bagian dari
Hukum Tata Negara, tetapi karena perkembangan masyarakat dan studi hukum dimana
ada tuntutan akan munculnya kaidah-kaidah hukum baru dalam studi Hukum
Administrasi Negara maka lama kelamaan HAN menjadi lapangan studi sendiri, terpisah
bahkan mencakup masalah-masalah yang jauh lebih luas dari HTN. Kecenderungan
seperti ini tampak pula pada bagian-bagian tertentu dari HAN itu sendiri, seperti
kecenderungan Hukum Pajak yang cenderung untuk menjadi ilmu yang mandiri, terlepas
dari HAN.
10
Dengan demikian, HAN merupakan bagian dari hukum publik karena berisi
peraturan yang berkaitan dengan masalah-masalah umum. Kepentingan umum yang
dimaksud adalah kepentingan nasional, masyarakat dan negara. Kepentingan umum harus
lebih didahulukan daripada kepentingan individu, golongan dan kepentingan daerah
dengan pengertian bahwa kepentingan perseorangan harus dilindungi secara seimbang,
sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan negara dan pemerintahan seperti tertera
dengan jelas dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:
Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau bagian dari
hukum yang khusus. Dalam studi Ilmu Administrasi, mata kuliah Hukum Administrasi
Negara merupakan bahasan khusus tentang salah satu aspek dari administrasi, yakni
bahasan mengenai aspek hukum dari administrasi Negara. Sedangkan dikalangan PBB
dan kesarjanaan internasional, Hukum Administrasi Negara diklasifikasi baik dalam
golongan ilmu-ilmu hukum maupun dalam ilmu-ilmu administrasi.
Hukum administrasi materiil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana.
Hukum administrasi dapat dikatakan sebagai “hukum antara” (Poly-Juridisch Zakboekje
h. B3/4). Sebagai contoh Izin Bangunan. Dalam memberikan izin penguasa
memperhatikan segi-segi keamanan dari bangunan yang direncanakan. Dalam hal
demikian, pemerintah menentukan syarat-syarat keamanan. Disamping itu bagi yang
11
tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang izin bangunan dapat ditegakkan sanksi
pidana. W.F. Prins mengemukakan bahwa “hampir setiap peraturan berdasarkan hukum
administrasi diakhiri in cauda venenum dengan sejumlah ketentuan pidana (in cauda
venenum secara harfiah berarti ada racun di ekor/buntut).
Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam Hukum Privat dan Hukum Publik.
Hukum Privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara
orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan
perseorangan. Sedangkan Hukum Publik (Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara
dengan perseorangan (warga negara), yang termasuk dalam hukum publik ini salah
satunya adalah Hukum Administrasi Negara..
Hukum Adsministrasi Negara merupakan salah satu alat bagi implementasi tujuan
negara kesejahtraan welfare state, Maka pemahaman Hukum Administrasi Neagara
menjadi satu hal yang sangat vital untuk dikembangkan dalam kehidupan bernegara.
Dalam konsep welfare state, administrasi negara diwajibkan untuk berperan secara aktif
di seluruh segi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan
terkait dari fungsi dari Hukum Administrasi Negara sendiri, sebagai dasar dan alternative
dalam mewujudkan Negara yang sejahtera. Ada beberapa pakar Ilmu Hukum yang
mengungkapkan pendapatnya terkait dengan fungsi darai Hukum Administrasi Negara,
yakni sebagai berikut:
Dalam pengertian umum, menurut Budiono fungsi hukum adalah untuk
tercapainya ketertiban umum dan keadilan. Ketertiban umum adalah suatu keadaan yang
12
menyangkut penyelenggaraan kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama. Keadaan
tertib yang umum menyiratkan suatu keteraturan yang diterima secara umum sebagai
suatu kepantasan minimal yang diperlukan, supaya kehidupan bersama tidak berubah
menjadi anarki. Menurut Sjachran Basah ada lima fungsi hukum dalam kaitannya dengan
kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
Secara spesifik, fungsi HAN dikemukakan oleh Philipus M. Hadjon, yakni fungsi
normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Ketiga fungsi ini saling berkaitan satu
sama lain. Fungsi normatif yang menyangkut penormaan kekuasaan memerintah jelas
berkaitan erat dengan fungsi instrumental yang menetapkan instrumen yang digunakan
oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan pada akhirnya norma
pemerintahan dan instrumen pemerintahan yang digunakan harus menjamin perlindungan
hukum bagi rakyat.
13
ketentuan undang-undang yang berkaitan dengan HAN hanya memuat norma-norma
pokok atau umum, sementara periciannya diserahkan pada peraturan pelaksanaan.
Penyerahan ini dikenal dengan istilah terugtred atau sikap mundur dari pembuat undang-
undang. Hal ini terjadi karena tiga sebab, yaitu :
Karena keseluruhan hukum TUN itu demikian luasnya, sehingga tidak mungkin
bagi pembuat UU untuk mengatur seluruhnya dalam UU formal;
Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan de-ngan tiap perubahan-
perubahan keadaan yang terjadi sehubungan dengan kemajuan dan perkembangan
teknologi yang tidak mungkin selalu diikuti oleh pembuat UU dengan mengaturnya
dalam suatu UU formal;
Di samping itu tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu selalu berkaitan
dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang sangat mendetail, sehingga tidak
sewajarnya harus diminta pembuat UU yang harus mengaturnya. Akan lebih cepat
dilakukan dengan pengeluaran peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan TUN yang
lebih rendah tingkatannya, seperti Keppres, Peraturan Menteri, dan sebagainya.
Seperti disebutkan di atas bahwa setiap tindakan pemerintah dalam negara hukum
harus didasarkan pada asas legalitas. Hal ini berarti ketika pemerintah akan melakukan
tindakan, terlebih dahulu mencari apakah legalitas tindakan tersebut ditemukan dalam
undang-undang. Jika tidak terdapat dalam UU, pemerintah mencari dalam berbagai
peraturan perundang-undangan terkait. Ketika pemerintah tidak menemukan dasar
legalitas dari tindakan yang akan diambil, sementara pemerintah harus segera mengambil
tindakan, maka pemerintah menggunakan kewenangan bebas yaitu dengan menggunakan
freies Ermessen. Meskipun penggunaan freies Ermessen dibenarkan, akan tetapi harus
dalam batas-batas tertentu. Menurut Sjachran Basah pelaksanaan freies Ermessen harus
dapat dipertanggung jawabkan, secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan secara
hukum berdasarkan batas-atas dan batas-bawah. Batas-atas yaitu peraturan yang tingkat
derajatnya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang tingkat
derajatnya lebih tinggi. Sedangkan batas-bawah ialah peraturan yang dibuat atau sikap-
14
tindak administrasi negara (baik aktif maupun pasif), tidak boleh melanggar hak dan
kewajiban asasi warga. Di samping itu, pelaksanaan freies Ermessen juga harus
memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Berdasarkan keterangan
singkat ini dapat dikatakan bahwa fungsi normatif HAN adalah mengatur dan
menentukan penyelenggaraan pemerintahan agar sesuai dengan gagasan negara hukum
yang melatarbelakanginya, yakni negara hukum Pancasila.
15
dengan ketentuan yang berlaku atau berdasarkan asas legalitas, dan ketika menggunakan
freies Ermessen, pemerintah memperhatikan asas-asas umum yang berlaku sehingga
dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. Ketika pemerintah menciptakan
dan menggunakan instrumen yuridis, maka dengan mengikuti ketentuan formal dan
material penggunaan instrumen tersebut tidak akan menyebabkan kerugian terhadap
masyarakat. Dengan demikian, jaminan perlindungan terhadap warga negarapun akan
terjamin dengan baik.
Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi kaidah
hukum. Sumber hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa dalam pergaulan
masyarakat dan peristiwa-peristiwa itu dapat mempengaruhi bahkan menentukan sikap
manusia.
Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk tertentu. Agar
berlaku umum, suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga pemerintah dapat
mempertahankannya.
16
2. Hukum Tata Pemerintahan (bestuurssrecht/ the law of government)
4. Hukum Acara Peradilan (justitierecht/ the law of the administration of justice), yang
terdiri dari:
a. Peradilan Ketatanegaraan
b. Peradilan Perdata
c. Peradilan Pidana
d. Peradilan Administrasi
17
1) Asas Yuridiksitas (Rechtmatingheid), yaitu:
Setiap tindakan pejabat Administrasi Negara tidak boleh melanggar hukum (harus
sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan). Dan asas ini termasuk dalam hukum tidak
tertulis.
Setiap tindakan pejabat Administrasi Negara harus ada dasar hukumnya (ada
peraturan dasar yang melandasinya). Apalagi Indonesia adalah Negara Hukum, maka
azas legalitas adalah hal yang paling utama dalam setiap tindakan pemerintah.
b. Asas Keseimbangan
18
c. Asas Kesamaan
h. Asas Kebijaksanaan
19
orang yang bersangkutan untuk mengurus IMB. Jika orang tersebut, setelah diperintahkan
dengan baik, tidak mengurus izin, maka pemerintah bisa menerapkan bestuursdwang
,yaitu pembongkaran.
Pada mulanya antara HTN dan HAN merupakan satu cabang ilmu yang bernama
Staats en Administratief recht, kemudian pada tahun 1946 diadakan pemisahan, dan
kedua cabang ilmu tersebut berdiri sendiri.
Hubungan antara HTN dengan HAN diantara para sarjana ternyata terdapat
perbedaan pandangan yaitu ada sarjana yang menganggap bahwa antara HTN dengan
HAN mempunyai perbedaan prinsip, namun ada sarjana lain yang menganggap tidak ada
perbedaan prinsip.
Kelompok sarjana yang membedakan secara prinsip diantaranya:
Oppenmeim, Van Vollenhoven, Logemen dan Van Praag.
20
perlengkapan negara dan membagi-bagikan tugas pekerjaan pemmerintahan modern
antara beberapa alat perlengkapan negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah. Artinya
negara dalam keadaan diam.
Menurut Kranenbur hubungan antara HTN dengan HAN seperti hubungan BW (KUH
perdata) dengan WvK (Hukum dagang) yakni hubungan umum dan khusus. HTN
adalah peraturan-peraturan hukum yang mengandung struktur umum, misalnya UUD,
21
UU organik mengenai desentralisasi, sedangkan HAN merupakan peraturan-peraturan
khusus, UU kepegawaian, pajak, perburuhan dsb.
22
Pada pihak lain terdapat Hukum Administrasi negara sebagai suatu kelompok
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah bila badan-
badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberi kepadanya oleh hukum tata
negara itu. Hukum Administrasi negara itu menurut Oppenheim memperhatikan negara
dalam keadaan bergerak (staat in beweging). Tidak ada pemisahan tegas antara hukum
tata Negara dan hukum administrasi. Terhadap hukum tata Negara, hukum administrasi
merupakan perpanjangan dari hukum tata Negara. Hukum administrasi melengkapi
hukum tata Negara, disamping sebagai hukum instrumental (instrumenteel recht) juga
menetapkan perlindungan hukum terhadap keputusan –keputusan penguasa.
23
mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa apabila suatu peristiwa hukum diatur baik
oleh Hukum Administrasi Negara maupun oleh hukum Perdata, maka peristiwa itu
diselesaikan berdasarkan Hukum Administrasi negara sebagai hukum khusus, tidak
diselesaikan berdasarkan hukum perdata sebagai hukum umum.
Jadi terjadinya hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata
apabila 1) saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata
menjadi kaidah hukum Administrasi Negara, 2) Badan Administrasi negara melakukan
perbuatan-perbuatan yang dikuasasi oleh hukum perdata, 3) Suatu kasus dikuasai oleh
hukum perdata dan hukum administrasi negara maka kasus itu diselesaikan berdasarkan
ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Negara.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya . hukum administarasi negara memiliki kemiripan dengan hukum
tata negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam hal
perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang
digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum
administrasi negara dimana negara dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata usaha
negara juga sering disebut HTN dalam arti sempit.
B. Saran
Sebagai Negara hukum sudah sepatutnya hukum itu harus dipatuhi dan ditaati agar
terciptalah Negara yang sejahtera, agar demikian masyarakat yang ada didalam dapat
terlendungi hukum dari hal-hal yang meresahkan dan tidak mengenakan, sebagai Negara
hukum Indonesia adalah salah satu Negara yang menjunjung hukum agar ketentraman
dinegara Indonesia senantiasa terjaga dan terpelihara agar terciptalah kesejahteraan dan
ketentraman dalam bermasyarakat, oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah juga turut
turun langsung meninjau apakah seluruh masyarakat sudah mendapatkan hak-nya dilindungi
oleh hukum tanpa pandang bulu apa dia masyarakat yang mampu ataukah tidak mampu.
Karena hukum itu adalah bagian dari masyarakat juga dan masyarakatlah yang berhak
dijamin atas hukum.
25