Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

PELATIHAN KEGAWATDARURATAN

P
U
S
K
E
S
M
A
S
AMONDO
KEC. PALANGGA SELATAN
KAB. KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN
PUSKESMAS AMONDO
KEL.AMONDO,KEC.PALANGGA SELATAN.KAB.KOSEL. KP 93383
Email.pusk.amondo@gmail.com

KERANGKA ACUAN

PELATIHAN KEGAWAT DARURATAN (TRIASE)

A. PENDAHULUAN

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih terbaik untuk
memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat” . Pusponegoro (2005)
menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time)
sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu
tergantung kepada :

 Kecepatan ditemukannya penderita


 Kecepatan meminta bantuan pertolongan
 Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan

Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian (
On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan
stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar.

Kedudukan tenaga kesehatan di dalam SPGDT memiliki posisi sangat strategis. Kondisi
penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari
perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong
pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD). Kurikulum Program Pendidikan Ners atau Bidan yang
sekarang diterapkan, juga dapat memudahkan mereka jika mengikuti pelatihan mengenai PPGD.

B. LATAR BELAKANG
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit
memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan
upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan
kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan
difasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera.
Sistem penanggulangan gawat darurat dilandasi dengan pengolahan waktu (time
management) yang merupakan implementasi dari “ time saving is a life and limb saving” ,
mengandung unsur kecepatan atau “ quick response” dan ketepatan berupa pertolongan pertama
ditempat kejadian oleh awam dan awam khusus yang terlatih.
Penelitian secara klinis dan epidemiologis membuktikan bahwa keberhasilan pertolongan
sangat tergantung pada proses pelayanan gawat darurat/bantuan hidup dasar pada fase pra rumah
sakit (sebelum rumah sakit) dan fase rumah sakit. Rantai tersebut merupakan kesatuan yang erat
dan utuh, jika salah satu mata rantai hilang atau lemah maka kemungkinan keberhasilan
pertolongan menjadi berkurang. Jadi semua mata rantai harus kuat dan saling terkait erat satu
sama lain.
Mengingat puskesmas sulili memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak maka otomatis
jumlah pasien gawat darurat juga pasti akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk,karena kebutuhan masyarakat akan kondisi kesehatan juga makin hari makin
meningkat maka dari itu tenaga kegawat daruratan terus ditambah dan di tingkatkan
pengetahuannya mengenai kegawat daruratan.

C. TUJUAN
a.Tujuan Umum
 Pelaksanaan pelatihan kegawatdaruratan bertujuan untuk melatih tenaga medis agar
mampu melakukan pelayanan secara cepat dan tepat untuk mencegah kematian dini
pada pasien.
b.Tujuan Khusus
 Petugas kegawatdaruratan mampu mengidentifikasi cepat korban yang memerlukan
stabilisasi segera
 Petugas kegawatdaruratan mampu mengidentifikasi korban yang hanya dapat
diselamatkan dengan pembedahan
 Petugas kegawatdaruratan mampu mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Peningkatan keterampilan 1. Cara pemasangan infuse
2. Cara pemasangan kateter
3. Cara pemasangan ambu bag
4. Cara pemasangan oksigen
5. Cara pemasangan nebulizer
6. Cara pemasangan suction
7. Cara pemberian MgSo4
8. Cara pemasangan nasogastrik tube
9. Cara pemasangan neck collar
Peningkatan pelayanan triase 1. Meningkatkan kemampuan deteksi pasien
beresiko
2. Meningkatkan kemampuan dalam persiapan
pasien rujukan
3. Kemampuan menganalisis resiko dan tindak
lanjutnya
4. Meningkatkan kemampuan dalam persiapan
pasien rujukan
Peningkatan pelayanan triase KIA 1. Meningkatkan kemampuan deteksi pasien
resiko tinggi
2. Meningkatkan kemampuan dalam persiapan
pasien rujukan
3. Kemampuan menganalisis resiko dan tindak
lanjutnya
4. Meningkatkan kemampuan dalam persiapan
pasien rujukan

E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Secara umum pelaksanaan kegiatan peningkatan pelayanan dilaksanakan sesuai


dengan jadwal yang telah disiapkan.

F. SASARAN
Pelaksanaan pelatihan kegawatdaruratan dilaksanakan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan seluruh staf Puskesmas Sulili dalam memberikan pelayanan
secara tepat dan cepat kepada pasien. Petugas yang dilatih dikhususkan pada petugas yang
memberikan pelayanan kegawatdaruratan langsung kepada pasien, seperti dokter, perawat
dan bidan.

G. TEMPAT PELAKSANAAN
Gedung puskesmas sulili kab.pinrang.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan pelatihan kegawatdaruratan dievaluasi secara langsung, segera setelah
pelatihan dilaksanakan. Setiap kekurangan yang didapatkan dicatat dalam buku pertemuan
sebagai bahan kajian untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan pelatihan yang lebih baik.
Adapun evaluasi kemampuan peserta, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap
peserta untuk mencoba mempraktekkan skill yang telah didapatkan.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pendokumentasian kegiatan dilaksanakan sebagai bahan bukti pelaksanaan kegiatan.
Setiap peserta yang menghadiri kegiatan pelatihan kegawatdaruratan diwajibkan untuk
mengisi absensi yang telah disiapkan. Absensi dan dokumentasi yang ada, selanjutnya
dilaporkan pada kepala tata usaha puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai