Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL PRATIK TATANAN NYATA

KELUARGA PADA Ny. S DENGAN CVA


DI DUSUN KAYEN DESA KAYANGAN
DI WILAYAH KERJA PUKESMAS CUKIR
Dosen Pembimbing :

Supriliyah, S.Kep,’.Ns., M.Kep

Disusun oleh kelompok 10:


1. Tita Heni Febrianti (151001041)
2. Usha Meilasari (151001042)
3. Verra Shintya Putri (151001043)
4. Vina Ismawati (151001044)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN
TATANAN NYATA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DI DUSUN KAYEN DESA KAYANGAN DI WILAYAH PUKESMAS CUKIR

Nama kelompok :Kelompok 10


Anggota Kelompok :
1. Tita Heni Febrianti (151001041)
2. Usha Meilasari (151001042)
3. Verra Shintya Putri (151001043)
4. Vina Ismawati (151001044)

Asuhan keperawatan keluarga pada Ny. S diagnosa medis “CVA” di rumah pasien di Dsn.
Kayen Ds. Kayangan Wilayah Kerja Puskesmas Cukir yang dilaksanakan padatanggal 25 Juli
2018 - 27 Juli 2018 telah disahkan sebagai Laporan tatanan nyata Semester VI Prodi S1
Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG

Jomban, 31 Juli 2018


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Supriliyah .,S.Kep,.Ns,.M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan, rahmat taufik
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Tatanan Nyata dengan judul
“Laporan Hasil Pratik Tatanan Nyata Keluarga Pada Ny. S Dengan Cva Di Dusun Kayen
Desa Kayangan Di Wilayah Pukesmas Cukir” dalam bentuk makalah. Dengan selesainya
masalah ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ketua STIKES PEMKAB JOMBANG, drg. Budi Nugroho, MPPM
2. Ketua program studi S1 Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG, Dr. Sestu
Retno D.A.,S.Kp,M.Kes
3. Dosen pembimbing Ratna Puji. P. S.Kep, Ns, M.s

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih ada kekurangan maupun
kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terimakasih.

Jombang, 31 Juli 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi ............................................................................................................. 3
2.2 Etiologi ............................................................................................................. 3
2.3 Faktor Resiko.................................................................................................... 4
2.4 Klasifikasi ......................................................................................................... 4
2.5 Manifestasi Klinis ............................................................................................. 5
2.6 Patofisiologi ...................................................................................................... 6
2.7 WOC ................................................................................................................. 7
2.8 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................... 8
2.9 Penatalaksanaan ................................................................................................ 9
2.10 Komplikasi .................................................................................................... 9
2.11 Pencegahan ..................................................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
3.1 Pengkajian ..................................................................................................... 10
3.2 Diagnosa ........................................................................................................ 20
3.3 Masalah keperawatan ..................................................................................... 21
3.4 Intervensi ....................................................................................................... 23
3.5 Implementasi dan Evaluasi ............................................................................ 24
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 26
4.2 Saran .............................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit
stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi
penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker (Goldstein dkk :
2006; Kollen dkk : 2006; Lyoyd-Jones dkk : 2009). Jumlah penderita stroke di Indonesia
kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Disamping menyebabkan kematian, stroke juga
dapat menyebabkan kecacatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan
200.000 diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi
terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan
kematian rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein dkk : 2006; Kollen
dkk : 2006; Lyoyd-Jones dkk : 2009).
Sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang
serius. Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke,
belum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk
pencegahan stroke ulang yang rendah merupakan permasalahan yang muncul pada
pelayanan stroke di Indonesia. Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan
kejadian stroke baru, tingginya angka kematian akibat stroke, dan tingginya kejadian
stroke ulang di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari CVA ?
2. Apa etiologi dari CVA ?
3. Apa saja faktor resiko dari CVA ?
4. Bagaimana klasifikasi dari CVA ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari CVA ?
6. Bagaimana patofisiologi dari CVA ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang CVA ?
8. Bagaimana penatalaksanaan CVA ?
9. Apa saja komplikasi dari CVA ?
10. Bagaimana pencegahan CVA ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari CVA
2. Untuk mengetahui etiologi dari CVA
3. Untuk mengetahui faktor resiko CVA
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari CVA
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis CVA
6. Untuk mengetahui Patofisiologi CVA
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjaang CVA
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan CVA
9. Untuk mengetahui komplikasi dari CVA
10. Untuk mengetahui pencegahan dari CVA

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi CVA


CVA atau Cerebro Vaskuler Accident biasa di kenal oleh masyarakat dengan istilah
Stroke. Istilah ini lebih populer di banding CVA. Kelainan ini terjadi pada organ otak.
Lebih tepatnya adalah Gangguan Pembuluh Darah Otak. Berupa penurunan kualitas
pembuluh darah otak. Stroke menyebabkan angka kematian yang tinggi.Kejadian
sebagian besar dialami oleh kaum lai-laki daripada wanita (selisih 19 % lebih tinggi)dan
usia umumnya di atas 55 tahun.
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darh ke bagian otak. Sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskular selama beberapa tahun. (Brunner & Suddarth, 2002). Stroke
dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan
berlangsung 24 jam sebagai akibat dari CVD. Hampir sekitar ¾ stroke diakibatkan oleh
obstruksi vaskular (trombus atau emboli), mengakibatkan inskemia dan infark. Sekitar ¼
kasus stroke adalah hemorragi, yang diakibatkan oleh penyakit vaskular hipertensif
(yang menyebabkan hemorragi intraserebral), ruptur anuerisma atau arteriovenosa
malformation (AVM). (Hudak & Gallo, 2001)
2.2 Etiologi
a. Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi
memgakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang
menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. peningkatan TIK yang
terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering di jumpai di
daerah putamen, thalamus, pons, dan serebelum.
b. Perdarahan Subarakhnoid
Dapat terjadi karena trauma atau hipertensi, penyebab tersering adalah kebocoran
anurisma pada area sirkulus Willisi dan Malvormasi arteri – vena kongenetal.
Gejala-gejala pada umumnya mendadak, peningkatan intracranial (TIK),
perubahan tingkat kesadaran, sakit kepala (mungkin hebat), vertigo, kacau mental,
stupor sampai koma, gangguan ocular, hemiparesis atau hemiplegic, mual muntah,

3
iritasi meningeal (kekakuan nukhal, kernig’s, Brudzinski’s positif, Fotofobia,
penglihatan ganda, peka rangsang, kegelisahan, peningkatan suhu tubuh)
c. Perdarahan Serebral
2.3 Faktor Resiko
Pecahnya pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya kualitas
pembuluh darah otak.Sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi pembuluh
darah mudah pecah.
Faktor resiko terjadinya stroke ada 2 :
1) Faktor resiko yang dapat diobati / dicegah :
a) Perokok.
b) Penyakit jantung ( Fibrilasi Jantung )
c) Tekanan darah tinggi.
d) Peningkatan jumlah sel darah merah ( Policitemia).
e) Transient Ischemic Attack ( TIAs)
2) Faktor resiko yang tak dapat di rubah :
a) Usia di atas 65.
b) Peningkatan tekanan karotis ( indikasi terjadinya artheriosklerosis yang
meningkatkan resiko serangan stroke).
c) DM.
d) Keturunan ( Keluarga ada stroke).
e) Pernah terserang stroke.
f) Race ( Kulit hitam lebih tinggi )
g) Sex ( laki-laki lebih 30 % daripada wanita ).
2.4 Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan menjadi dua :
a. Stroke Non Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang
ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau
hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia
(kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke
embolik dan stroke trombotik (Wanhari, 2008).
b. Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan
intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan

4
kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil
mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena, rata-rata
serangan, ukuran lesi dan adanya sirkulasi kolateral.
Pada stroke akut gejala klinis meliputi :
a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah (hemiparesis) yang timbul secara
mendadak
b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan
c. Penurunan kesadaran (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma)
d. Afasia (kesulitan dalam bicara)
e. Disatria (bicara cadel atau pelo)
f. Gangguan penglihatan, diplopia
g. Ataksia
h. Verigo, mual, muntah, dan nyeri kepala (Tarwoto, 2007)

Tabel 1. Perbedaan CVA Bleeding dan CVA Infark


GEJALA CVA BLEEDING CVA INFARK
Permulaan Sangat akut Subakut
Waktu serangan Aktif Bangun pagi
Peringatan sebelumnya ++ ++
Nyeri kepala ++ -
Muntah ++ -
Kejang-kejang ++ -
Kesadaran Menurun ++ +/-
Bradikardi +++ +
Perdarahan di retina ++ -
Papil edema ++ -
Kaku kuduk, kernig, ++ -
Brudzinski
Ptosis ++ -
Lokasi Subkortikal Kortikal/subkortikal

5
2.6 Patofisiologi
Gangguan pasokan darah aliran otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri
yang membentuk sirkulus Willisi seperti arteri karotis interna dan system
vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke
jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian
jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di
daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah mungkin terdapat
sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari
mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang
memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa keadaan penyakit pada pembuluh itu
sendiri, seperti pada atrosklerosis atau trombosis, robeknya dinding pembuluh, atau
peradangan, berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok
atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat bekuan atauy embolus infeksi
yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium, atau rupture vascular di dalm
jaringan otak atau ruang subarakhnoid.
Dalam kehidupan sehari-hari otak memerlukan suplai darah konstan yang
diperankan oleh kontraksi otott polos arteri dan arteriol sesuai dengan tekanan
luminalnya. Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau
cedra pada otak melalui 4 mekanisme, yaitu satyanegara, (2010):
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan atau
penyumbatan lumen sehingga aliran darah dan suplainya ke otak menjadi tidak
adekuat, serta selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan ischemia
otak, bila hal ini terus terjadimaka akan terjadi infark.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke jaringan
(hemoragik).
3. Pembesaran sebuah/sekelompok pembuluh darah yang menekan jarinagn otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumppulan cairan diruang intertitial jaringan
otak.
Pada CVA Infark iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak menyebabakan
hipoksia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi-reaksi berantai yang berakhir
dengan kematian sel-sel otak dan unsur-unsur pendukungnya (Misbach, 2007).

6
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau
emboli. Thrombus terjadi karna berkembangnya aterosklorosis pada dinding pembuluh
darah, sehingga arteri menjadi tersumbat aliran darah ke trombus menjadi berkurang,
akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkann oleh embolus yang
berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis, terjadi blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat terjadi gangguan neorologis
foksil, perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah olek
emboli. Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti dengan
tingkat iskemia terberat dan berlokasi disentral. Daerah ini akan mengalami nekrotik
dalam waktu yang singkat jika tidak ada perfusi.
WOC/Pathway

7
2.7 Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
1. Hitung darah lengkap.
2. Kimia klinik.
3. Masa protombin.
4. Urinalisis.
B. Diagnostik
1. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik misalnya perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti
aneurisma atau malformasi vaskuler
2. CT scan
Memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan
otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti
3. Lumbal pungsi
Tekanan yang menngkat dan di sertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukan adanya hemoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada intrakranial
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan
biasanya di dapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik
5. USG Doppler
Mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis)
6. EEG
Melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga
menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak
7. Sinar tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan dari
masa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada trombosis serebral,
kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan subaraknoid. (Batticaca,
2008)

8
2.8 Penatalaksanaan
1. Konservatif.
a. Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus.
b. Mencegah peningkatan TIK.
 Antihipertensi.
 Deuritika.
 Vasodilator perifer.
 Antikoagulan.
 Diazepam bila kejang.
 Anti tukak misal cimetidine.
 Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien
akan mudah terkena infeksi, hiperglikemi dan stress
ulcer/perdarahan lambung.
 Manitol : mengurangi edema otak.
2. Operatif.
Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan
evakuasi hematom karena hipertensi intrakranial yang menetap akan
membahayakan kehidupan klien.
Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari ) perlu :
a) Terapi wicara.
b) Terapi fisik.
c) Stoking anti embolisme.
2.9 Komplikasi
a. Aspirasi.
b. Paralitic illeus.
c. Atrial fibrilasi.
d. Diabetus insipidus.
e. Peningkatan TIK.
f. Hidrochepalus.
2.10 Pencegahan
a. Kontrol teratur tekanan darah.
b. Menghentikan merokok.
c. Menurunkan konsumsi kolesterol dan kontrol kolesterol rutin

9
d. Mempertahankan kadar gula normal.
e. Mencegah minum alkohol.
f. Latihan fisik teratur.
g. Cegah obesitas.
h. Mencegah penyakit jantung dapat mengurangi resiko stroke.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. F
b. Alamat dan Telepon : Dsn.Kayangan RT/RW 04/05 Ds Kayen Kec.
Diwek Kab. Jombang
c. Pekerjaan : Karyawan Swasta

Nama J/K Hub. Umur Pen- Status imunisasi Ket


Kel. KK Dg. didika B Polio DPT Hepatitis Campak
n C1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Ny. S P Ibu 54 tahun SD Hipertensi


& CVA

Tn. F L Kepala 26 tahun SLTA Sehat

Keluarga

Ny. W P Manantu 24 tahun SLTA


Sehat

11
Genogram

Ny.S Tn. D

Keterangan :

: Perempuan : Klien

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Hubungan : Cerai

2. Tipe Keluarga
Keluarga ini yaitu keluarga single parent
3. Suku Bangsa
Keluarga ini berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan degan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa jawa.
4. Agama
Seluruh anggota Ny.S beragama islam dan taat beribadah
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Sejak Ny.S sakit anggota
keluarga yang bekerja yaitu anaknya.

12
b. Penghasilan : 2.000.000,00
c. Harta benda yang dimiliki : Rumah, motor, TV, perabot Rumah
Tangga, dll
d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :-
6. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga jika ada waktu senggang nonton tv dan
mendengarkan radio , kadang-kadang kumpul dengan sanak saudara/ tetangga
dekatnya.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga Ny.S adalah tahap VI dimana keluarga melepas anak
usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai terakhir yang meninggalkan
rumah)
- Memasukan anggota baru atau menantu
- Membantu orang tua lansia yang sakit
- Membantu pertahankan komunikasi
- Memperluas hubungan orang tua dengan menantu
- Menata kembali peran dan fungsi keluarga
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap yang belum terpenuhi adalah jika Tn. J sedang bekerja meninggalkan ibunya
di rumah sehingga tidak bisa merawat diri sendiri.
3. Riwayat kesehatan keluarga single parents
Ny. S : Ny. S mengatakan mengalami hipertensi sudah lama. Selain itu jika Ny. S
pusing atau tekanan darah tinggi naik maka Ny. S minum obat dan istirahat. Selain
mempunyai tekanan darah tinggi Ny. S juga mempunyai riwayat batu ginjal,
kolesterol serta asam urat. Tn J dan Ny. W sendiri dalam keadaan sehat.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Ny.S mengatakan pada anggota keluarganya pernah memiliki ataupun menderita
penyakit ataupun turunan seperti HT dan CVA

13
III. DATA LINGKUNGAN
1. Karakterisrik rumah
 Status rumah yang dimiliki adalah milik sendiri
 Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
Dibagian depan rumah terdapat teras. dan bagian belakang rumah dan dibagian
samping terdapat kamar mandi
 Denah rumah

MUS
KAMAR HOLA
MANDI

KAMAR TIDUR 2

KAMAR TIDUR 1
RUANG TV /
KELUARGA

RUANG TAMU

TERAS

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Tetangga sekitar rumah cukup dekat, .
3. Mobilitas gegrafis keluarga
Ny. S dan keluarga tinggal di Dsn.Kayangan RT/RW 04/05 Ds Kayen Kec. Diwek
Kab. Jombang
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga dari Ny. S termasuk anggota keluarga yang terbuka dan mudah berinteraksi
dengan orang lain. Hubungan Ny. S dengan tetangga juga baik hanya saja saat sakit
Ny.S lebih banyak beristirahat di rumah

14
5. Sistem pendukung keluarga
Saat sekarang anak dari Ny.S dalam keadaan sehat begitupun juga dengan
menantunya yang tinggal bersama dengan Ny.S
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran
a. Ny. S
 Peran informal : Mencari nafkah ( sebelum sakit ) sebagai pengambil
keputusan (sebelum sakit)
 Peran formal : Menjadi kepala keluarga, ibu
b. Tn.J
 Peran informal : Mencari nafkah, sebagai pengambil keputusan
(saat Ny.S sakit)
 Peran formal : Sebagai anak
c. Ny. W
 Peran informal : Sebagai penyemangat dan penghibur
 Peran formal : Sebagai menantu Ny.S
2. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam
agama Islam yang dianutnya seperti : mengaji, shalat, dll. Serta norma keluarga yang
berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit periksa ke sarana
kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai sehari-hari
adalah bahasa jawa.
4. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keputusan, keluarga Ny.S selalu mengedepankan musyawarah yang
dilakukan dengan anak dan menantunya

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Fungsi mendapatkan status sosial

15
Keluarga mengatakan saling berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat sekitar
dengan baik
3. Fungsi pendidikan
Keluarga cukup mengerti penyakit yang diderita keluarganya.
4. Fungsi sosialisasi
Interaksi dalam keluarga baik dan keluarga mendidik anaknya dengan disiplin
5. Fungsi pemenuhan (perawat/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah keluarga
Keluarga mengetahui penyakit yang diderita oleh Ny.S sejak Ny.S jatuh di
kamar mandi kemudian dilakukan pemeriksaan di RSUD Jombang. Ny.S dan
Tn.J cukup mengerti tentang penyakitnya. Keluarga juga mengetahui cara
mencegah penyakitnya.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga Ny.S saat ada anggota keluarga yang sakit hal yang dilakukan adalah
membeli obat di toko terdekat dan istirahat,setelah beberapa hari sakit tidak
kunjung sembuh kemudian membawanya ke tempat pelayanan kesehatan.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Pada saat Ny. S sakit, Tn. J dan Ny. W yang merupakan anak dan juga
menantu dari Ny.S selalu merawat Ny. S dengan baik, mengingatkan dalam
waktu minum obat, mendampingi Ny.S pada saat di rumah maupun di rumah
sakit. Tn J juga memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan Ny. S selama di
rumah
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Rumah Ny. S bersih meskipun terkadang terdapat kotoran ayam di depan
rumah
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas /pelayanan kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan, dan juga
dokter yang masih mudah di jangkau dengan kendaraan. Keluarga Ny. S
membawa Ny.S ke tempat pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas dan jika
dari puskesmas tidak mengatasinya keluarga Ny. S membawa Ny. S ke Rumah
Sakit terdekat.
6. Fungsi religious
Keluarga menganut agama islam.
7. Fungsi rekreasi

16
8. Kegiatan yang dilakukan keluarga jika ada waktu senggang nonton tv, kadang-
kadang kumpul dengan sanak saudara
9. Fungsi reproduksi
Ny. S mempunyai anak 3
10. Fungsi afeksi
Anggota keluarga sangat peduli apabila ada anggota keluarga yang sakit
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stress jangka pendek dan panjang
 Stress jangka pendek : Ny. S mengeluh mengalami penurunan berat badan
 Stress jangka panjang : Ny. S mengatakan mengharapkan kesembuhan untuk
penyakitnya
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Keluarga sudah mulai bisa beradaptasi dengan sakit yang di derita oleh Ny S, anak
dan menantu dari Ny. S juga sangat baik dalam merawat Ny. S terutama dalam
kepatuhan minum obat yang rutin dan kebutuhan sehari - hari
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota selalu musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
4. Strategi adaptasi fungsional
Pada saat awal mula sakit Ny. S mulai diketahui, keluarga kemudian langsung
membawa Ny. S ke rumah sakit, dan juga sekarang Ny. S tidak melakukan kegiatan
yang berat karena mengalami kelemahan otot
VII. PEMERIKSAAN KESEHATAN TIAP INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA
1. Pola fungsional gordon
 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Ny. S tinggal di daerah pedesaan, pada area depan rumah Ny. S cahaya yang
masuk cukup, tetapi pada ruang tengah kurang mendapatkan cahaya dan juga
pada bagian samping terdapat kamar mandi
 Pola nutrisi dan metabolik
Pada saat awal Ny. S sakit, mengatakan tidak nafsu makan, Ny S juga mengeluh
mengalami penurunan berat badan. Untuk makanan biasanya Ny.S makan dengan
tahu yang dikukus dan juga sambal tanpa garam.
 Pola cairan dan metabolik
Ny. S minum air putih hangat dan terkadang minum sari kedelai

17
 Pola aktifitas latihan
Sebelum sakit Ny.S sangat aktif bekerja, tetapi setelah sakit Ny.S banyak
menghabiskan waktu di rumah untuk istirahat, pada pagi hari Ny.S biasanya
jalan-jalan pagi di sekitar rumahnya dengan menggunakan kruk.
 Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit Ny. S bisa tidur hanya dengan menggunakan 2 bantal, kemudian
pada saat awal Ny.S sakit Ny.S mengeluh tidak dapat tidur dengan nyenyak dan
harus menggunakan 4 bantal agar dapat tidur
 Pola hubungan dan peran
Ny. S mengatakan tidak percaya bahwa dirinya akan mengalami sakit seperti ini,
yang berakibat Ny.S tidak bisa bekerja seperti biasanya, yang biasanya Ny. S
bekerja menjaga warung, dan sekarang hanya dapat di rumah saja beristirahat.
 Pola sensori kognitif
Daya panca indera (penciuman, perabaan, rasa, penglihatan, dan pendengaran)
tidak ada gangguan.
 Pola persepsi dan konsep diri
Setelah mengetahui penyakitnya Ny.S dan keluarga awalnya tidak menyangka
tetapi sekarang Ny.S dan keluarga bisa menerima atas penyakit yang di derita
Ny.S dan sekarang keluarga dan Ny.S bersemangat untuk pengobatan yang
dijalani Ny.S
 Pola penanggulangan stress
Semangat untuk sembuh membuat tingkat stress pada Ny. S berkurang
 Pola tata nilai dan kepercayaan
Meskipun sakit, Ny. S tetap menjalankan ibadah sholat dan mengaji

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

Nama Anggota Keluarga


No Jenis Pemeriksaan Ny.s Tn. J Ny. W
1. Kesadaran Composmentis Tidak terkaji Tidak terkaji
Keadaan Umum Sedang, badannya kurus

18
2. TTV : Tidak terkaji Tidak terkaji
a. TD 190/100 mmHg
b. Suhu 35,4˚C
c. Nadi 96 kali/menit
d. Pernafasan 16 kali/menit

3. BB BB :- Tidak terkaji Tidak terkaji

4. Kepala Simetris, rambut hitam, bersih - -

5. Mata Sklera tidak ikterus,


konjungtivamerah muda, tidak
ada peradangan, visus normal. _ -

7. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar _ -


tiroid
8. Telinga Bersih, bentuk simetris, fingsi - -
pendengaran baik
9. Hidung Bentuk simetris, fungsi - -
penciuman baik
10. Mulut Mukosa bibir lembab - -
11. Dada Pergerakan dada terlihat - -
simetris, suara jantung S1 dan
S2 tunggal,tidak terdapat
palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-), nafas
cuping hidung (-)
13. Abdomen Inspeksi : datar, tidak ada bekas
luka
Auskultasi : bising usus
12x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani _ -

14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2 _
detik, kuku bersih dan tidak -
panjang

19
15 Ekstremitas keadaan kuku bersih, tidak ada _
oedema, -
Kekuatan otot :
5 4

5 4

akral dingin, tidak ada piting


edema.

IX. HARAPAN KELUARGA


Keluarga mengharapkan Ny. Ssegera sembuh dan dapat menjalani aktivitas kembali
dengan normal.

3.2 ANALISA DATA


NS. DIAGNOSIS :
Gangguan Mobilitas fisik
(SDKI)

Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
DEFINITION: mandiri

 Kerusakan integritas struktur kulit


 Perubahan metabolisme
 Ketidakbugaran fisik
 Penurunan kendali otot
 Peurunan massa otot
 Keterlambatan perkembangan
 Kekakuan sendi
PENYEBAB  Keterlambatan perkembangan
 Kontraktur
 Malnutrisi
 Gangguan muskuloskeletal
 Gangguan neuromuskular
 Indext massa tubuh diatas presentil ke-75 sesuai usia
 Efek agen farmakologis
 Program pembatasan gerak

20
 Nyeri
 Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
 Kejcemasan
 Gangguan kognitif
 Keenganan melakukan pergerakan
 Gangguan persepsi sensori
 Stroke
 Cidera medulla spinalis
 Trauma
RELATED
 Fraktur
FACTORS:
 Osteoatritis
 Osteomalasia
 Keganasan
Subjective data entry Objective data entry

- Ny. S mengeluh mual Kesadaran : Composmentis


- Otot bahu kiri kaku dan GCS : 4-5-6
nyeri saat di angkat ke Nadi : 96x/menit
atas.
Tekanan Darah : 190/100 mmHg
RR : 25 x/ menit
Suhu : 36,30C
ASSESSMENT

Penurunan berat badan :


 Sebelum sakit : 67 kg
 Setelah sakit : 52 kg

Ns. Diagnosis (Specify):


DIAGNOSIS

Client Keterbatasan Mobilitas Fisik


Diagnostic Related to:
Statement: Stroke

3.3 MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan mobilitas fisik dengan keterbatasan gerak pada keluarga Tn. F khususnya
Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan melatih motoric pada anggota keluarga
dengan CVA.

21
Prioritas Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Gangguan mobilitas fisik dengan keterbatasan gerak pada keluarga Tn. F khususnya Ny.
S berhubungan dengan ketidakmampuan melatih motoric pada anggota keluarga dengan
CVA.
Kriteria Bobot Skor Total Pembenaran/
alasan
Sifat masalah 1 2x1/3 = 0.6 Ny. S mengalami
 Kurang/tdk sehat Actual : 3 stroke bagian
 Ancaman Risiko : 2 ekstermitas kiri dan
 Krisis Potensial : 1 penurunan nafsu
makan.
Kemungkinan masalah untuk 2 2x1/2 = 1 Butuh waktu cukup
dipecahkan lama untuk dapat
 mudah Mudah : 2 memaksimalkan
 sebagian Sebagian : 1 fungsi otot kembali
 tidak dapat Tidak dapat : 0 normal.
Kurang pengetahuan
keluarga tentang
pemberian makan.
Potensi masalah untuk 1 3x2/3 = 2 Keluarga mengatahui
dicegah ketika hipertensi Ny.
 tinggi Tinggi : 3 S kambuh keluarga
 cukup Cukup : 2 memberikan obat
 rendah Rendah : 1 amplodipin dan
menyuruh Ny. S
istirahat.
Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi : 2 1x2/3 = Begitu keluarga
 segera diatasi Tidak segera diatasi : 0,67 mengetahui Ny. S
 tidak segera diatasi 1 stroke keluarga
 masalah tidak dirasakan Masalah tidak langsung membawa
dirasakan: 0 Ny. S ke pusat
pelanan kesehatan
(RSUD).

22
TOTAL SKORING 4,27

Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga :

1. Gangguan mobilitas fisik dengan keterbatasan gerak pada keluarga Tn. F khususnya Ny.
S berhubungan dengan ketidakmampuan melatih motoric pada anggota keluarga dengan
CVA.
3.4 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KRITERIA HASIL


No SASARAN TUJUAN INTERVESI
KEPERAWATAN Respon Action

1 1. Gangguan Pasien dan 1. Ny. S dapat Keluarga - Memberika - Memberikan


mobilitas fisik keluarga melakukan dapat n biskuit biskuit dan
dengan latihan menyerap dan teh teh hangat
rentang
keterbatasan dan hangat
gerak - Mengajari
gerak pada memahami
(ROM) - Membantu keluarga
keluarga Tn. F apa yang
secara gerak membantu
khususnya Ny. S disampaika
mandiri motorik gerak
berhubungan ataupun
n.
tangan motorik
dengan dibantu
dengan tangan
ketidakmampuan dengan
menggunak dengan
melatih motoric keluarga.
an bola menggunaka
pada anggota
empuk n bola
keluarga dengan 2. Keluarga
empuk
CVA. dapat - Memberika
memenuhi n HE - Memberikan
kebutuhan
tentang HE pada
nutrisi
makanan keluarga
dengan
dan
bertambahn - Melatih
aktivitas
ya nafsu klien duduk
makan pada pada
dari tidur
Ny. S keluarga
- Mengajari
- Melatih

23
duduk dari keluarga
tidur melakukan
gerakan
ringan ROM

2.12IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


1. Gangguan mobilitas 26 – 07- Telah dilakukan : Struktur :
fisik dengan 2018/ 09.30 - Memberikan Tindakan
keterbatasan gerak WIB biskuit dan teh pengkajian dan
pada keluarga Tn. F hangat intervensi berjalan
khususnya Ny. S dengan lancar.
- Mengajari
berhubungan dengan
keluarga dan
ketidakmampuan Proses :
melakukan gerak
melatih motoric pada Tindakan
motorik tangan
anggota keluarga pengkajian dan
klien dengan
dengan CVA. intervensi berjalan
menggunakan bola
dengan lancar.
empuk

- Melakukan TTV Hasil :


- Keluarga dan
- Memberikan HE
klien mau
tentang makanan
menerapkan
dan aktivitas pada
pada pasien :
keluarga dank lien.
minum teh dan
- Melatih klien makan 2x pagi
duduk dari tidur hari sedikit
demi sedikit.
- Mengajari
keluarga dan - Klien
klien melakukan melakukan
gerakan ringan latihan gerak

24
ROM tangan dengan
bola empuk.

- TTV :
TD :160/110
N : 80 x/ menit
RR :20 x/menit
S : 36 0C

- Keluarga
mampu
menerapkan HE
yang telah di
berikan.
- Ny. S mampu
menerapkan
gerakan ROM
ringan sendiri,
jalan-jalan pagi
dengan kruk.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Secara garis besar,
stroke dibagi menjadi 2 yaitu Stroke karena pendarahan (Haemorragic) dan Stroke
bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik). Penyebab utama dari stroke
adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan
intraserebral dan ruptur aneurisme sakular.

Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya


menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia produktif.
Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum memuaskan
walaupun telah banyak yang di capai hasil akhir pengobatan kalau tidak meninggal
hampir selali meninggalkan kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini seperti
pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan pengenalan dan
pemahaman stroke pada semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat.

4.2 Saran
Diharapkan keluarga mampu mengenal masalah yang terjadi di dalam keluarga
dan diharapkan keluarga mampu melakukan tindakan promotif dan preventif.
Diharapkan kelurga dapat berperan aktif dalam pelaksanaan Asuhan keperawatan
meliputi 5 fungsi keluarga, yaitu: mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, memelihara dan memodifikasi
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, (Edisi 8), (Volume 3), Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Muttaqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta: Salemba Medika
Price S.A. and Wilson L.M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi 6, Buku II, Jakarta: EGC
Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, (Edisi 3), Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, (Edisi 8), Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Purwanti, Okti S dan Maliya, A. 2008.Rehabilitasi Pasca Stroke, Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan.Vol. 1, No. 1, Maret 2008: 43
WHO. 2014. Insidensi stroke tahun 2013. Diakses: 21 Juli 2018.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs37/en/index.html
Esther, Chang. 2010. Patofisiologi Aplikasi pada Praktek Keperawatan.Jakarta : EGC

27

Anda mungkin juga menyukai