Anda di halaman 1dari 1

PROLOG

“ehmb , Sendu aku ingin bicara tapi pertama jangan marah, kedua jangan tersinggung, ketiga
jangan cemburu, ke empat jangan terharu apalagi nagis oke. Karena yang ingin kukatakan
mungkin sedikit sakit tapi percayalah aku tak pernah bohong tentang ini” Sakiya berkata
dengan selembut mungkin. Dengan sekali nafas dia berkata sambil tutup mata dan menunduk.
“ kupikir Adnan berpacaran dengan Bunga , aku menguping saat Azka bicara dengan Adnan,
aku tak bercanda aku berani bersumpah aku mendengarnya sendiri, jangan marah oke apalagi
nangis disini” dengan perlahan Sakiya menyipitkan mata kawatir melihat ekspresi temannya
yangmenahan tangis.
Hujan deras menguyur gubuk tua itu, suara petir membekap mulut mungilnya. Air mata
mendesak keluar, kemarahan menghapus segalanya. Tatapan kosong tertuju pada bulir hujan
yang turun tatkala Sendu mendengar pengakuan dari sahabatnya.
“ aku tak apa , kenapa kau gugup sih kiya , aku dan dia sudah tak ada hubungan lagi kenapa
aku harus marah. Aku tak berhak marah, aku juga tak berhak cemburu, apalagi menagis. Aku
bukan pacarnya lagi , ahh maksudku hubungan kami dari awal memang abstract kan ?” kata
sendu dengan ekspresi memaksakan senyum palsunya yang kini jelas terlihat.
“benarkah tak marah ? aku juga pernah melihat chatingan Bunga dan Adnan yang panggil
sayang-sayang loh. Aku juga pernah memergoki mereka lagi berdua di pojok laboratorium.”
Imbuhan Sakiya seperti bumbu kacang pedas diatas luka.
Jeduarrr ...
Suara petir menggema turun bersama air mata yang sedari tadi ditahan sendu.
Apa ini balasanku ? apa ini karmaku ? bukankah aku tak berhak marah ?
Kenapa dengan air mata ini ? apa ini ? kenapa sakit sekali ? aku tak berhak cemburu ?
TUHAN , tak cukupkah 2 tahun penantianku ?aku tau dia tak baik untukku
Tapi .. aku akan tetap menunggunya. Tolong jangan hapus kenanganku.

Anda mungkin juga menyukai