Anda di halaman 1dari 1

Alis pria itu sedikit meregang, lalu salah sudut matanya sedikit terangkat.

Ada
suasana lebih dingin yang menguar dari dirinya. Dia telah terdiam cukup lama
tenggelam dalam pikirannya. Seperti kebiasaannya. Dia menaruh rokok di sela-sela
giginya. Namun, ketika Agatha menatapnya dengan tenang, dia mengeluarkan rokok dan
mengusap rambutku. Dari usapan tangannya yang sedikit kasar, aku bisa merasakan ada
yang salah. Tapi apa yang salah dari ucapanku?

"Aku bilang aku akan pergi. Tapi melihatmu tidak keberatan sama sekali entah
mengapa membuatku kesal... Kau tahu kan Agatha aku tidak bisa jauh-jauh darimu
tetapi kenapa kau masih bersikap tenang seperti ini. Itu membuatku terluka.... "

Aku tertawa, melihat reaksi kekanakannya entah mengapa itu menggelikan. Aku jadi
teringat dengan anak kecil yang bersembunyi di bawah selimut, merajuk karena
keinginannya tidak tercapai.

Aku menangkup wajahnya dan berbicara dengan serius.

"Eros...Sejujurnya aku juga tidak ingin kamu pergi tapi aku juga tidak bisa
menahanmu untuk pergi. Setiap detik, setiap menit kau selalu ada dipikiranku, hanya
membayangkanmu pergi saja itu sudah terasa sakit jadi aku mohon jangan pergi
terlalu lama... Aku disini akan menunggumu. "

Eros tersenyum dan berkata. "Ya. Kalau begitu berjanjilah satu hal kepadaku. "

"Apa itu? "

"Hari ini aku ingin kau melakukan apapun yang aku inginkan. "

Agatha bisa melihat sedikit keengganan dari senyum itu.

Agatha menatapnya dengan waspada

Anda mungkin juga menyukai