Anda di halaman 1dari 13

Cinta Dalam Diam

Malam begitu sunyi dan rintik hujan jatuh ke bumi


dengan membentuk suara yang menenangkan. Hari ini
ada sebuah hal yang membuatku sakit hati. Iya! kejadian
tadi siang yang membekas diingatanku ketika seorang
Rio menyatakan perasaan sukanya kepada Rina
sahabatku sendiri. Mengingat hal itu membuat hatiku
sangat sakit dan melelehkan butiran- butiran air mata
yang menjatuhi pipiku. Mengingat dan mengingat lagi
tentang semuanya semakin membuat luka dihatiku.

Perasaan suka yang kupendam sejak 3 tahun lalu dan


tidak pernah ku ungkapkan. dengan kata perasaan
berharap yang bgitu tinggi, perasaan tulus menyayangi
semuanya hancur tiba-tiba.

Mungkin salahku karena tidak pernah mengungkapkan


segala rasa yang kupunya, Ada rasa malu dihatiku untuk
menyatakannya dan hanya berani mengungkapkan
segalanya

dengan isyarat yang bahkan tidak pernah tertangkap oleh


indra. Sekarang ketika rasa itu bertepuk sebelah tangan
entah sehancur apa perasaan yang kumiliki. Ada sesak
yang menumpuk dihatiku.

Hujan semakin deras seakan mengerti perasaan sakit


yang kumiliki. "oh Tuhaaannn" aku berteriak memecah
kesunyian malam ini dan setelah sekian lama akhirnya
mataku terpejam dengan butiran-butiran air yang masih
membasahi pipiku.

Sang surya telah menampakkan dirinya dengan malu-


malu dan kembali menapaki sejuknya pagi. Rasa sedih
dan malas untuk menampakan wajahku disekolah. Aku
takut semuanya menjadi semakin sakit ketika melihat
mereka berdua. Ya! Rina dan Rio,
Dengan perasaan malas aku mandi dan bersiap-siap, lalu
turun untuk makan karena dari tadi mama berteriak
memanggilku makan dari lantai satu rumahku.

"pagi sayang" sapa mama kepadaku, "iya ma" jawabku


tanpa sedikitpun melihat kearah mama, aku takut mama
masih melihat sebuah kesedihan diwajahku. "ada apa
sayang kok tunduk begitu mukanya, kusut lagi" Tanya
mama kepadaku.

Yah begitulah seorang mama pasti selalu tahu apa yang


dirasakan putrinya seperti apapun kita berusaha
menutupinya. Apalagi aku adalah tipe gadis yang tetap
tersenyum apapun keadaannya tapi sangat berbeda
dengan hal ini, ini benar-benar tidak bisa membuatku
tersenyum sedikitpun. "tidak apa-apa mamaku sayang"
jawabku singkat dan mencoba membuat simpul
senyuman kecil untuk mamaku dan berharap tidak ada
lagi pertanyaan- pertanyaan setelah ini yang bisa
menguak habis suasana hatiku sekarang.

Setelah selesai makan akupun berangkat terbopoh


menuju ke sekolah.

Sampai disekolah aku langsung menyandarkan wajahku


ke atas meja dan memejamkan mataku. "Hai ita kok
lemes gitu" sapa rina sahabatku, aku tidak menjawabnya
dan seolah-olah tidak mendengar perkataan rina. Entah
mengapa rasa sakit hatiku membuatku tidak ingin
menatap wajah rina sahabatku.

"hallooooooo,, ita isyani kok lemes gituuuuuuuu" suara


ita dengan keras berteriak ditelingaku seakan menembus
jauh kedalam gendang telingaku. "iya rina, aku lagi tidak
enak badan nih" jawabku berbohong pada rina tentang
perasaan sedih yang ku pendam jauh dilubuk hatiku.
"ya ampun ita ko bisa sakit? kalau begitu jangan banyak
gerak, ingat makan dan jangan lupa minum obat dan
tenang saja aku selalu dekat kamu dan nemenin kamu
itaku sayang, hahahah" celoteh rina yang panjang tapi
menunjukkan betapa perhatiannya dia padaku. Oh Tuhan
entah mengapa aku ini. Rina sahabatku sejak kecil yang
seharusnya lebih berharga dari seorang rio yang kucintai
diam-diam selama 3 tahun ini. Apakah aku egois?
Apakah aku sejahat itu? entahlah semuanya membuatku
semakin sakit.

1 jam duduk dikelas ternyata ada info bahwa guru bahasa


Indonesia tidak masuk karena ada rapat dadakan yang
harus dihadiri jadi beliau tidak sempat memberi kami
tugas. Di jam pelajaran kosong ini digunakan anak- anak
untuk melakukan banyak hal. Ada yang belajar serius,
ada yang sekedar bercanda dan ada yang bermain- main
seperti anak kecil.
aku dan rina hanya bercerita tentang banyak hal yang
terjadi tapi rina tidak pernah menyinggung tentang rio
sampai rio benar-benar datang bersama andi. Andi
adalah sahabat rio sejak dulu dan tidak pernah terpisah
seperti aku dan rina, ada perasaan senang yang
kurasakan kala itu tapi ada pula perasaan sedih karena
aku menduga rio datang hanya ingin menemui rina
sahabatku.

"hai kalian berdua" sapa rio dan andi dengan senyum


indah. Aku hanya berfokus pada senyum Rio. Jujur
senyuman rio itulah yang pertama kali membuatku jatuh
hati padanya.. Senyuman yang tidak akan pernah
kumiliki dan hanya bisa ku pandangi, senyuman yang
mungkin kini telah menjadi milik sahabatku. Mengapa
aku bilang 'mungkin karena aku juga

belum tahu tentang kelanjutan hubungan mereka, aku


sangat takut menanyakannya karena aku tahu itu akan
sangat sakit untukku.
"hai juga" sapa rina kembali sedangkan aku hanya
tersenyum. "ita apa kau sakit?" Tanya rio sambil
memegang dahiku mengecek apakah ada yang salah
dariku. "Oh Rio aku sakit hati dengan mu yang
menyatakan perasaanmu pada rina dan tidak melihat
kearahku, akulah yang benar-benar mencintaimu
Rioooo" jawabku dalam hati, aku tidak bisa
mengeluarkan jawaban seperti itu karena aku takut. Aku
sangat takut menyatakan semuanya. Akhirnya aku hanya
bisa berkata "aku tidak apa-apa rio Cuma ngak enak
badan aja". "ya sudah kamu istirahat yang banyak yah ita
jangan banyak main. Hehehehe" kata rio sambil
mengelus kepalaku. Oh tidak, betapa perhatiannya rio
seandainya saja rio mengerti. "siap bos" jawabku singkat
sambil tersenyum. "makan yuk, mumpung guru lagi
tidak masuk hari ini" ajak andi pada kami berdua.
"memangnya guru lagi tidak masuk seharian Andi"
Tanya rina yang melebarkan senyumnya, "iyalah,
emangnya kamu tidak tahu kalau hari ini sebagian besar
guru pergi rapat di kecamatan seharian. Cuma ada guru
BK dan TU disekolah" andi menjelaskan kepada rina.
"ya ampun aku baru tahu loh, hehehehe kudet (kurang
apdet) aku" kata rina sambil tertawa. "eh sudah sudah..
ayok makan. Lapar nihh" kata rio yang terlihat
memegang perutnya dan memelas kelaparan.
"berangkattut" jawab rina dengan penuh

semangat, memang temanku yang satu ini kalo masalah


makan pasti sangat semangat sekali.

"emm aku tidak ikut sama kalian yah. Soalnya aku malas
kemana-mana nih" kataku kepada mereka. Aku
sebenarnya sangat ingin makan bersama mereka
terutama ada rio disitu. Tapi jika memikirkan tentang
hati ku, aku jadi enggan melakukan itu, aku takut akan
ada sakit dan sakit lagi jika melihat mereka bersama..

Setelah aku berkata bahwa aku tidak ingin ikut mereka,


mereka malah saling tatap dan melihat satu sama lain
sambil tersenyum. Aku bingung entah apa yang ada
dalam fikiran. mereka.

"ayokkkkk bawaa ita" mereka serempak menarik


tanganku sambil tertawa dan membawaku menuju kantin
sekolah. "uh dasar kalian resek" kataku sambil pura-pura
ngambek sama mereka. Mereka malah mengejekku dan
terus tertawa. oh bahagianya punya kalian. Seandainya
perasaan ini tidak pernah ada maka hanya bahagia yang
ada untuk kalian. Tidak akan ada lagi sakit dan rasa
kecewa yang kupendam sendirian seperti ini.

Sampainya di kantin kami memesan makanan masing-


masing, mengobrol seperti biasa dan saling mengejek
seperti yang kami lakukan biasanya. Aku tidak banyak
bicara seperti biasanya. Hari ini aku bukan lagi ita yang
ceria seperti biasanya. Ada perasaan heran pastinya dari
mereka tapi tidak satupun dari mereka yang bertanya
tentang suasana hatiku, mereka hanya terus berusaha
menghiburku...
"oh iya ta hari ini aku pengen nginap dirumahmu yah,
udah lama nih kita ngak tidur bareng, aku juga kangen
sama ayam crispy buatan mamaku,, hum yammi" kata
rina kepadaku, Yah memang rina sudah seperti
keluargaku sendiri, keluarga rina juga sangat dekat
dengan keluargaku. "huh dasar tukang makan tapi badan
tidak besar-besar sampek sekarang" ejek rio pada rina
sambil mencubit hidungnya. Aku berusaha tegar melihat
tingkah rio dan rina yang sangat tidak biasa menurutku..
"iya rin, memangnya pernah aku larang kamu nginap
dirumahku, nanti aku suruh mama buat bikini ayam
crispy lagi. Okee" jawabku sambil mengangkat ibu
jariku. "oke" kata rina membalasku dengan mengangkat
ibu jarinya.

Ketika sore tiba rina pun telah sampai dirumahku, aku


ajak rina makan dan naik kekamarku. Kami bercerita,
melihat foto kecil kami dan tidak lupa kami berselfi
seperti anak muda yang lain untuk mengabadikan
momen kebersamaan kami.

Sampai pada pukul 09.00 kami naik di atas ranjang dan


bercerita sebelum kami tidur. Rina memulai pembicaraan
kami "eh ta rio ganteng tidak menurut kamu"

Hatiku sangat sakit saat rina bertanya soal itu kepadaku.


Aku yakin pasti rina telah menerima rio sebagai
kekasihnya. "iya ganteng kok" jawabku singkat. Setelah
itu aku memberanikan diri untuk bertanya apa hubungan
mereka selanjutnya. "jadi apakah kalian sudah resmi
pacaran nih" tanyaku agak takut kepada rina. Aku tahu
mendengar jawaban iya dari rina pasti akan semakin
membuatku sakit dan hancur...

"hahahahahaha apa pacaran, kenapa kami harus


pacaran?" jawab rina yang membuatku sangat
kebingungan. Apa maksud dari kata-kata rina aku tidak
mengerti. "loh kemarin aku dengar kamu ditembak oleh
rio kan? Kemarin aku dengar rio bilang suka" tanyaku
ragu-ragu.. "hahahahahahahahhahaha" ketawa rina
makin keras dan membuatku semakin tidak paham apa
yang sebenarnya terjadi.

"aduh ita" sayang.. rio itu tidak nembak aku. memangsih


dia bilang suka tapi sukanya bukan sama aku ita
makanya kalo dengar jangan setengah-setengah lagian
aku juga tau kok kamu sayang banget sama rio meskipun
kamu tidak pernah bilang ke aku tetap aja aku tahu
karena kita kan sahabat dari kecil, aku tahu banget
tentang kamu" jelas rina kepadaku. Tapi aku tetap
penasaran kenapa rio bilang suka. "lalu kenapa bilang
sukanya didepanmu" tanyaku kembali. "ini nih yang aku
mau bilang kekamu. rio itu suka sama kamu terus suruh
aku buat cari tahu perasaan kamu ke dia, tapi tanpa harus
cari tahu kayaknya aku sudah tahu deh jawabannya.."
lirik rina kepadaku...
entah apa yang harus ku katakan seketika perasaan sedih
yang aku punya berubah. menjadi perasaan yang sangat
bahagia. Dugaan ku ternyala semua salah, aku menangis
bahagia dan memeluk rina sahabatku sambil berkata
"rina aku sayang kamu dan rio" untuk pertama kalinya
aku berani mengatakan perasaan suka ku pada rio
dengan seseorang yakni sahabatku rina. Rina hanya
tersenyum dan terus memelukku. Aku bahagia dengan
rina malam ini M Rizqi Adin terakhir serius.

Anda mungkin juga menyukai