Anda di halaman 1dari 5

First sight

Hilmy adalah anak yang masih duduk di bangku sma ia anak yang humble famous dan pintar
di kelasnya, suatu hari ada anak baru yang datang ke kelasnya “ halo semua nama aku milan,
aku pindahan dari bandung salam kenal semuanya ”
Hilmy terpesona dengan paras cantik dan manis yang dimiliki milan “ masyallah milan geulis
pisan” ucap hilmy sambil memandang milan terus menerus. Sestelah perkenalan akhirnya
jam istirahat pun tiba
20 menit setelahnya ada pelajaran fisika milan kurang paham dengan penjelasan guru
matematikanya, ia melihat banyak teman temanya yang bertanya ke hilmy akhinya ia pun
ikut bertanya ke hilmy “ hai hilmy aku mau tanya materi ini bagaimana ya aku kurang paham
sama yang td di jelasin” ucap milan sambil tersenyum, hilmy menjelaskan materi fisika tsb
sampai milan benar benar paham “ makasih banyak hilmy aku jd ngerti materinya”
Suatu malam hilmy mendapatkan nomor milan ia memberanikan diri untuk chatting dg
milan “ haloo mil ini aku hilmy saveback yaa” tak lama milan menjawab “ haii hilmy okengg”
mereka sering chattan setiap malam nya entah menanyakan tugas ataupun membicarakan
hal random. Tak lama kemudian hilmy memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya
ke milan “ mil jujur aku udh suka sama kamu sejak awal kamu pindah sekolah tapi aku baru
bisa blg skrg” ucap hilmy sebenarnya milan jg menyukai hilmy tapi ia malu untuk
mengatakannya “ hil aku jg suka sama km tapi aku sadar diri aj si banyak yang suka sama km
secara km pinter famous” “ tapi aku sukana sama kamu milann”
Akhirnya mereka berpacaran tetapi tidak ada satu orang pun yang tahu hubungannya, tidak
ada yang curiga karna di kelas mereka bertingkah layaknya teman biasa, tak lama
pengumuman kelulusan tinggal menghitung hari mereka bersiap siap untuk mencari kampus
yang bagus unntuk mencapai cita cita otomatis mereka terpisah karna memilih kampus yang
berbeda untuk mencapai cita cita mereka harus LDR tetapi mereka menghadapinya dengan
ikhlas dan saling support, hubungan mereka tidak menghambat cita citanya yang ingin
dicapai.

-END
HTS
“gmn rasanya wa” tanya zea menatapku
“ coba saja lu rasain sendiri, biar tahu” jawab ku ketus
Zea mengerutkan keningnya “ ga mauu pasti rasanya sakit” aku terdiam dan tersenyum
setelah mendegarkan ucapan zea
Hubungan tanpa status, aku heras kepada diriku sendiri, tidak hanya aku tapi zea pun
bingung dengan menyikapi diriku. Zea adalah sahabatku, dia tahu hampir semua cerita
cintaku, termasuk hal yang aku jalani sekarang.
Katanya aku ini “bodoh” memilih merespon dia yang tidak ada kepastian, padahal bisa saja
aku merespon jamal yang sudah pasti akan memberikanku kepastian akan sebuah
hubungan.
Kau tahu rasanya mencintai seseorang yang tidak bisa memberi kepastian untukmu? Di satu
sisi ada seorang pria yang menyukaimu, dan bersedia memberikan kepastian suatu
hubungan. Tapi kau tetap terus mencintai yang tidak jelas. “coba deh menjauh dari jean, dia
memang baik, dia juga bisa buat lu nyaman. Tapi kalian deket sudah cukup lama, ini terlalu
dekat kalo dibilang cuman teman” kata zea menatapku. Sejenak aku diam dan mendengar
ucapannya, dia benar dan aku tahu, aku ga seharusnya begini.
Aku ingin meminta penjelasan, kita ini apa? Teman? Bila memang begitu, mengapa sangat
dekat? Atau kekasih? Kapan pernyataan terucap bila kita adalah sepasang kekasih?
Kenyataan belum merestuinya karna memang belum ada kejelasan apapun. Bagimu
mungkin ini bukanlah beban. Tapi bagiku kepastian adalah hal terpenting.
“benar kata lu. Tapi untuk menjauh itu hal yang sulit, jean pernah bilang buat jalanin aja
dulu kaya gini” raut muka zea berubah bingung, mungkin ini rumit. Aku menyukai jean, kita
dekat cukup lama, tapi status entah apa. Setiap ditanya status kita apa dia selalu bilang
“jalanin saja dulu”
Hubungan Tanpa Status, itu adalah hal yang cukup menguras emosi. Aku bahagia karna dia
selalu ada, karna dia aku semangat untuk melakukan apapun. Tapi aku kesal, aku tidak bisa
mengakuinya sebagai kekasih karna belum ada kepastian. Bila ini hanya sekedar teman, lalu
mengapa dia selalu berkata “kita lebih” bila aku berkata kita hanya teman.
Aku tidak tahu harus menunggu berapa lama lagi tapi sudahlah ini adalah kebahagian
kecilku bisa mencintai jean. Biarkan aku mencintainya untuk berapa lama lagi, hingga rasa
lelah ini makin terasa maka aku akan menyerah. Bukan maksudku tidak memperjuangkan
cinta, tapi mengertilah status bagiku itu penting.
Laba laba di rambut
Riri, seorang perempuan remaja, hidup sendiri untuk pertama kalinya setelah lulus. Dia tidak
memiliki cukup uang untuk perawatan diri sehingga mempertahankan model rambut
bergaya sarang lebah raksasa. Dia melakukan segalanya untuk mempertahankan tatapan
rambut seperti yang disarankan oleh penata rambut, tetapi suatu hari dia bangun dengan
gatal yang sangat hebat di kulit kepala.
Riri mencoba beberapa penyembuhan tetapi menyadari bahwa gigitan laba laba lah yang
menyebabkan rasa gatal. Jadi dia memanggil pembasmi hama untuk membunuh semua laba
laba dan serangga di kamarnya. Tetapi rasa sakitnya tidak berkurang dan akhirnya dia
mengunjungi dokter. Obat yang diberikan oleh dokterpun gagal.
Frustasi, dia bergegas ke stylist-nya. Salon penuh dan penata rambut meminta riri untuk
menunggu. Karna tak tahan, dia mendorong seorang wanita keluar dari kursi dan meminta
styilst untuk menanganinya segera.
Ketika stylist mulai membuka tatanan rambut sarang lebah, laba laba hitam mulai
merangkak ke bawah wajahnya dan segera salon diisi dengan laba laba bergerak perlahan di
setiap sudut. Semua orang di salon mulai bergegas keluar sementara riri mati di kursinya.
Stylist itu negri melihat tatanan rambut sarang lebah jatuh ke lantai dan laba laba hitam
kecil keluar dari telur menetas di kulit kepala riri. Kulit kepala riri sebagian telah dimakan
oleh laba laba hitam.
JANGAN PERNAH MERASA GAGAL

Aku adalah Leona, seorang yang selalu merasa gagal dalam hal apapun. Aku selalu menatap
diriku di depan cermin dan selalu berkata “aku tidak bisa melakukannya”.
Hari itu adalah lomba art antar kota, aku sangat tertantang untuk mengikutinya,
menyiapkan segalanya selama satu bulan tetapi tepat di H-1 lomba tersebut lagi dan lagi
aku gagal mengikutinya karena mamaku marah dikarenakan aku lalai dalam pekerjaan
rumah dan sebagai gantinya mama tidak memperbolehkanku untuk mengikuti lomba art
tersebut. Hal itu membuat aku sangat sedih dan sangat terpukul, seperti naik ke atas
gedung yang paling tinggi lalu jatuh.
Aku berteriak sangat kencang dalam kamarku “Kenapa sih gue gagal lagi? kenapa? selalu
begini, selalu diatur…” dan hal itu membuat aku semakin sedih, aku merasakan ada
seseorang yang memperhatikan keadaan diriku. Aku memutar badanku ke belakang
ternyata benar bahwa Rangga, sahabatku lah yang ada di belakang lalu memperhatikanku
“Na, udah teriaknya? udah ngomongnya? kenapa lo pesimis banget? kenapa lo gak coba lagi
di next lomba? Dan ini cuman awal na…”. Lalu aku hanya menatap Rangga lalu menangis
dan aku berkata “Gak mungkin ini awal ga… ini udah kesekian kalinya gue gagal”. Rangga
hanya tersenyum menatapku dan memberikanku tissue untuk mengusap air mataku.
“sekarang lo hapus air mata lo, gue mau ajak lo ke suatu tempat, lo mesti ikut…”, “ga.. gue
males ah capek gue”. Rangga pun menggelengkan kepalanya lalu dia berusaha membawaku
untuk pergi ke suatu tempat, hanya Rangga yang bisa membuatku kembali lagi tersenyum.
Hingga di suatu tempat dimana orang berkebutuhan khusus berada untuk mengembangkan
bakat, membuatku menjadi terpana dan terkagum melihatnya, Rangga pun menatapku
hingga tersenyum “gimana na tempatnya? suka?”. Hal itu membuatku bertanya “berarti
masih banyak ya orang yang kekurangan punya bakat tapi mereka masih mau buat coba
lagi…”. Rangga pun tersenyum “iya na… gimana sekarang lo masih mau nyerah? terus
nangis? teriak-teriak sambil marah karena merasa gagal?”. Aku pun tertawa “enggak kok
ga.. Gue mau belajar buat coba dan coba lagi, makasih ya udah bikin gue jadi up lagi…”
Kembali ke rutinitas lagi aku tidak ingin hal seperti ini buat aku jadi menyerah karena aku
ingin mencoba lagi.

Anda mungkin juga menyukai